SI1322476016

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN SISTEM ELECTRONIC COMPLAINT

E-KTP PADA KANTOR KECAMATAN PANONGAN


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1322476016
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM ELECTRONIC COMPLAINT

E-KTP PADA KANTOR KECAMATAN PANONGAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1322476016
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.T.I., M.M)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN SISTEM ELECTRONIC COMPLAINT

E-KTP PADA KANTOR KECAMATAN PANONGAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322476016
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sandro Alfeno, M.Kom)
   
(Muhaimin Hasanudin, ST., M.Kom)
NID : 08203
   
NID : 08206


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

RANCANG BANGUN SISTEM ELECTRONIC COMPLAINT

E-KTP PADA KANTOR KECAMATAN PANONGAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322476016
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM ELECTRONIC COMPLAINT

E-KTP PADA KANTOR KECAMATAN PANONGAN

'

Disusun Oleh :

NIM
: 1322476016
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 24 Juli 2017

 
 
 
 
NIM : 1322476016

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Dengan perkembangan teknologi yang semakin dinamis dan inovatif, maka kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi akan berkembang semakin pesat. Rumitnya berbagai masalah yang harus dihadapi oleh manusia dan harus segera diselesaikan dalam waktu cepat dan singkat. Penyampaian keluhan/komplain perihal E-KTP di Kantor Kecamatan Panongan masih belum terkomputerisasi yaitu dengan datang langsung ke Kantor Kecamatan Panongan dan menyampaikan keluhan pada operator, ditambah pelayanan pada Kantor Kecamatan Panongan kini berbasis satu pintu. Hal ini tentu membuat pelayanan akan penyampaian keluhan menjadi tidak efektif dan efisien. Kantor Kecamatan Panongan membutuhkan sistem yang lebih dalam hal penyampaian keluhan dan bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Maka dari itu, peneliti membuat penelitian mengenai Rancang Bangun Sistem Electronic Complaint E-KTP. Dirancang dengan UML (Unified Modelling Language) dan menggunakan analisa SWOT, yaitu metode yang berfungsi untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kantor Kecamatan Panongan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal yang ada, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi. Sistem tersebut dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySql. Sistem tersebut membuat warga dapat berkomunikasi langsung dengan petugas terkait untuk dapat menyampaikan keluhan yang dimilikinya. Peneliti berharap sistem tersebut dapat membantu mempermudah warga untuk menyampaikan keluhannya.

Kata Kunci: keluhan, electronic complaint, e-ktp


ABSTRACT

With the increasingly dynamic of development and innovative technology, the human need to communicate with each other will grow more rapidly. The complexity of the various problems that must be faced by humans and must be resolved quickly and shorter. complaints regarding E-KTP at District Office Panongan is still not computerized, they have to come directly to the District Office Panongan and submit a complaint to the operator, plus the service at the District Office Panongan now based one door. This certainly makes the service will not be effective and efficient delivery of complaints. District Office Panongan needs a deeper system of complaint submission and can be accessed anywhere and anytime. Therefore, the researcher made a research on the Design of Electronic Complaint E-KTP System. Designed with UML (Unified Modeling Language) and using SWOT analysis, a method that serves to analyze the strengths and weaknesses that are owned by the District Office Panongan conducted through review of existing internal conditions, as well as the analysis of opportunities and threats faced. The system is built using PHP with a MySQL database. The system allows residents to communicate directly with the relevant officers to be able to submit complaints they have. Researcher hope the system can help make it easier for residents to complain.

Keywords : complaint, electronic complaint, e-ktp


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga Laporan Skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya. Adapun judul yang diambil adalah “Rancang Bangun Sistem Electronic Complain E-KTP Pada Kantor Kecamatan Panongan ”.

Tujuan dari pembuatan Laporan Skripsi ini antara lain memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika (TI) pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem agar dapat diterapkan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan semua pihak maka penulis tidak dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Dan pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu seperti berikut :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., M.M selaku Ketua STMIK Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak Muhaimin Hasanudin,ST.,M.Kom selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Drs.Abdul Khair selaku Stakeholder yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang memperluas wawasan penulis.
  9. Yang tercinta Bapak, Ibu dan kakak penulis, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  10. Sahabat-sahabat penulis di grup software engineering, dan seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari dalam penyelesaian laporan ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan juga orang lain yang membaca dapat memperoleh ilmu dari laporan ini.


Tangerang, 24 Juli 2017
Muhamad Ridwan
NIM. 1322476016

Daftar isi

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Literatur Review

Tabel 3.1 Analisa Sistem Yang Berjalan Menggunakan Analisa SWOT

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Tabel 4.1 struktur tabel user

Tabel 4.2 struktur tabel login

Tabel 4.3 struktur tabel chat

Tabel 4.4 struktur tabel inbox

Tabel 4.5 Blackbox testing

Tabel 4.6 SchedulePenelitian

Tabel 4.7 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang Tahun 2016-2017

Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Class Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.5 Prototype Halaman Utama

Gambar 4.6 Prototype Menu Registrasi

Gambar 4.7 Prototype Menu Login

Gambar 4.8 Prototype Menu Profil

Gambar 4.9 Prototype Menu Daftar Operator

Gambar 4.10 Prototype Input Operator

Gambar 4.11 Prototype Menu Daftar User

Gambar 4.12 Prototype Daftar Chat

Gambar 4.13 Prototype Daftar Inbox

DAFTAR SIMBOL

Gambar Simbol Use Case Diagram


Gambar Simbol Activity Diagram


Gambar Simbol Sequence Diagram


Gambar Simbol Class Diagram


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan perkembangan teknologi yang semakin dinamis dan inovatif, maka kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi akan berkembang semakin pesat. Perkembangan ini disebabkan karena bertambah rumitnya berbagai masalah yang harus dihadapi oleh manusia dan harus segera diselesaikan dalam waktu cepat dan singkat. Selain itu faktor lainnya adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi lebih dinamis, bergerak dengan cepat dan lebih menghargai waktu.

Seksi Tata Pemerintahan pada Kantor Camat Panongan Kabupaten Tangerang, dalam kesehariannya banyak melakukan mobilitas yang sangat padat. Di antaranya adalah pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) yang berfungsi sebagai syarat seorang warga negara Indonesia.

Selain itu E-KTP berguna untuk membuat asuransi, membuka rekening, membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) dan lain lain . Maka dari itu data dalam E-KTP haruslah benar guna mencegah masalah di kemudian hari.

Penanganan keluhan perihal e-ktp di Kantor Kecamatan Panongan masih belum terkomputerisasi yaitu dengan datang langsung ke Kantor Kecamatan Panongan. Ditambah jumlah loket yang terbatas membuat pelapor harus ikut mengantre. Maka dari itu diperlukan sebuah sistem yang mampu membantu warga dalam menangani masalah perihal e-ktp secara cepat dan mudah. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mengambil judul “Rancang Bangun Sistem Electronic Complaint E-KTP Pada Kantor Kecamatan Panongan” sebagai penetian skripsi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem penyampaian komplain e-ktp yang sedang berjalan di Kantor Kecamatan Panongan?
  2. Apakah pelayanan penyampaian komplain e-ktp pada Kantor Kecamatan Panongan saat ini sudah memuaskan?
  3. Bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat membantu warga menyampaikan keluhannya perihal e-ktp?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui sistem komplain e-ktp yang sedang berjalan di Kantor Kecamatan Panongan
  2. Membuat sebuah sistem yang dapat membantu proses penanganan komplain e-ktp agar lebih cepat

Manfaat Penelitian

  1. Membuat proses penanganan komplain e-ktp menjadi lebih cepat dan akurat
  2. Menjadi alat bantu untuk mempermudah menyampaikan keluhan bagi bagi warga

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada bagaimana cara penyampaian dan penanganan keluhan perihal e-ktp.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observasition Research)
  2. Penulis melakukan pengamatan pada Seksi Pelayanan, untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

  3. Metode Wawancara (Interview)
  4. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan sistem pelaporan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Kantor Camat Panongan Kabupaten Tangerang dan wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait.

  5. Metode Pustaka (Study Literature)
  6. Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku atau literatur yang berhubungan dengan laporan ini.

Metode Analisa Dan Perancangan

Analisa sistem dilakukan menggunakan Metode Analisa SWOT, yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek. Dalam merancang sistem yang akan dibuat, metode perancangan yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML), dimana diagram UML yang digunakan adalah Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram, untuk mengambarkan suatu rancangan sistem yang ingin dibangun. Sedangkan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP serta database yang digunakan adalah MySQL.

Metode Prototype

Prototype adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.

Metode Testing

Dalam penelitian ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan laporan Skripsi ini maka penulis mengelompokan materi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, metode analisa dan perancangan, metode prototype, metode testing dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku dan jurnal yang berupa pengertian atau definisi, metode penyusunan data dan mengenai bahasa pemograman yang digunakan. Serta literature review dan definisi lainnya yang berkaitan dengan sistem yang dibahas.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi mengenai gambaran dan sejarah singkat Kantor Kecamatan Panongan, struktur organisasi Kantor Kecamatan Panongan, analisa sistem yang berjalan, dan elisitasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan sistem yang diusulkan berupa diagram UML, spesifikasi basis data, rancangan prototipe, dan testing sistem

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat agar menjadi referensi di penilitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Sebuah sistem diperlukan agar semua komponen tersebut dapat bergerak secara terpadu demi mencapai sebuah tujuan,

Menurut Tata Sutabri (2012:1)[1] pada buku Analisis Sistem Informasi, mendefiniskan sistem adalah Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Suprihadi, Rini K. Hudiono dan Lina S. Wijaya dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 Mei 2013 dengan judul Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller (2013:310)[2], “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20)[1], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik tersebut adalah:

  1. Komponen Sistem (component system)
  2. sistem harus terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa subsistem – subsistem atau bagian – bagian sistem.

  3. Batasan Sistem (boundarysystem)
  4. Batasan sistem adalah daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan, batasan sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) sistem itu sendiri.

  5. Lingkungan Luar Sistem (enviroment system)
  6. Lingkungan luar sistem yaitu apapun di luar batas sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan.Lingkungan luar sistem yang menguntungkan merupakan energi dari sistem tersebut yang harus tetep dijaga dan dipelihara, dan ingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan.

  7. Penghubung(interface)
  8. Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yangberdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.

  9. Masukan(input)
  10. Suatu energi yang dimasukkan kedalam sistem.Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenence input) dan masukkan sinyal (signal input).

  11. Keluaran (output)
  12. Keluaran merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.

  13. Sasaran(objective)
  14. Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective)atau tujuan (goal), apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya.

Elemen - Elemen Sistem

Menurut Yakub dalam buku Pengantar Sistem Informasi (2012:3)[3] tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi susunan dasarnya sama.

Elemen – elemen yang terdapat dalam sistem ditandai dengan adanya :

  1. Tujuan
  2. Tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.

  3. Masukan
  4. Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud maupun yang tidak berwujud. Masukan berwujud adalah bahan mentah, sedangkan yang tidak berwujud adalah informasi.

    Proses Proses merupakan elemen yang bertugas melakukan perubahan atau transformasi dari masukan / data menjadi keluaran / informasi yang berguna dan lebih bernilai.

  5. Keluaran
  6. Keluaran (output) merupakan hasil dari input yang sudah dilakukan pemerosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.

  7. Batasan
  8. Batasan (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah diluar sistem. Selain itu juga sebagai batasan – batasan dari tujuan yang akan dicapai oleh sistem. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.

  9. Umpan Balik
  10. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan masukan maupun proses. Umpan balik juga bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

  11. Lingkungan
  12. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20)[1] suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstrack sysyem) lawan sistem fisik (phisical system), sistem alamiah (natural system) lawan sistem buatan manusia (human made system), sistem tertentu (deterministic system) lawan sistem taktentu (probobalistic system), sistem tertutup (closed system) lawan sistem terbuka (open system).

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem teologi, yaitu sebuah pemikiran tentang hubungan anatara manusia dengan tuhan. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan lain sebagainya.

  3. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karna proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya,sistem tata surya, sistem rotasi bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem transportasi.

  5. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
  6. Sistem tertentu yaitu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat daninteraksi diantara bagian – bagiannya dapat diprediksi dengan pasti. Misalnya,sisitem komputer. Sistem taktentu yaitu sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

  7. Sistem tertutup dan Sistem Terbuka.
  8. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan diluar sistem. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan lingkungan luar. Sistem terbuka menerima input dari subsistem lain dan menghasilkan output untuk subsistem lain.

Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27)[1], “Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau sub sistem informasi berbasis komputer”. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

  1. Mengenali adanya kebutuhan
  2. Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagai mana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada.

  3. Pembangunan sistem
  4. Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  5. Pemasangan sistem
  6. Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem kemudian akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting pula dalam daur hidup sistem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan.

  7. Pengoperasian sistem
  8. Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

  9. Sistem menjadi usang
  10. Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan – perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk mengoperasikannya. Sistem infomasi kemudian akan melanjutkan daur hidupnya. Sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan sistem beradaptasi terhadap perubahan – perubahan yang dinamis.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Dalam Jurnal Momentum Sophan Sopian Vol.16 (2014:35)[4] Perancangan sistem didefinisikan oleh Robert J.Verzello atau Jhon Ruler III dalam bukunya “Data Processing : System and Concept”, yaitu : “Tahap setelah analisis dan siklus pengembangan sistem adalah pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yaitu : suatu sistem dibentuk”.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:75)[5], “Informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya”.

Menurut Maimunah dkk dalam Jurnal CCIT dengan judul “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan Paud Pada Himpaudi Kota Tangerang” (2012:284)[6] Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Karakteristik Informasi

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:91-92)[5] mendefinisikan karakteristik informasi yang baik adalah sebagai berikut:

  1. Information must be pertinent
  2. Yang berarti informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang yang membutuhkan informasi).

  3. Information must be accurate
  4. Informasi harus bebeas dari kesalahan dan tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi bergantung pada keadaan.

  5. Information must be timely
  6. Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang telah using tidak akan mempunyai nilai karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

  7. Relevance
  8. Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya

Tipe Informasi

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:91)[5] mengatakan sistem informasi menyediakan tiga macam tipe informasi, yaitu:

  1. Informasi Pengumpulan Data, yaitu informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna bagi manager bawah untuk mengevaluasi kinerja personelnya.
  2. Informasi Pengarah Perhatian, yaitu membantu manajemen dalam memusatkan perhatian pada masalah yang menyimpang.
  3. Informasi Pemecahan Masalah, yaitu informasi untuk membantu para manager atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Untung Raharja, Sudaryono dan Guritno Suryo dalam buku Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi (2011:302)[7], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi”.

Menurut Daniel Siahaan dalam buku Analisis Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak (2012:66)[8], “Elisitasi kebutuhan merupakan sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar dalam Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15 (2015:17) [9]mengemukakan “Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers.” (Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting dari rekayasa kebutuhan. Proses mencari, mengungkap, mencapai, dan merinci persyaratan untuk jenis sistem yang berbeda seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan elisitasi adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk komunikasikan kebutuhan dengan pengembang sistem.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Untung Rahardja, Sudaryono dan Guritno Suryo dalam buku Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi (2011:302)[7], elisitasi di dapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I, Elisitasi tahap I berisi dengan seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui sebuah proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancanga yang disanggupi oleh peneliti untuk dilakukan eksekusi. Dan berikut penjelasan mengenai metode MDI, yaitu:
    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting), Maksudnya adalah requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable (Tidak Terlalu Penting), Maksudnya adalah requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukkan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential (Diluar Sistem), Maksudnya adalah requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III, Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Teknikal, adalah tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operasional, adalah tata cara penggunaan requirement dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Ekonomi, adalah berapa biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.
    4. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa pilihan, yaitu:

      1. High (H) adalah pilihan untuk yang sulit dikerjakan karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biaya yang mahal, maka requirement tersebut harus dieleminasi.
      2. Middle (M) adalah pilihan untuk yang mampu dikerjakan.
      3. Low (L) adalah pilihan untuk yang mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi, Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Daniel Siahaan dalam buku Analisis Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak (2012:75)[8], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka, menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
  6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Djahir (2014:78)[10], “Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping.” (selanjutnya purwarupa akan disebut prototipe atau prototyping).

Menurut A.S Rosa (2013:29)[11], “Model prototipe dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah sebuah model yang memberikan informasi tentang bagaimana cara sistem tersebut berfungsi agar pelanggan atau pemakai paham tanpa perlu mengetahui hal teknisnya dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.

Unfied Modelling Language

  1. Definisi Unified Modeling Language (UML)
  2. Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:22)[12] ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Menurut Ary Budi Warsito, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 2 dengan judul Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja (2015:29)[13], “Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk permodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut”.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk merancang, mendokumentasikan sebuh sistem perangkat lunak.

  3. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
  4. Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15)[12], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use casediagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan:
      1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
      2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
    13. Perangkat lunak siap dirilis.
  5. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
  6. Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:25)[12] Bangunan dasar metodologi UML menggunakan 3 (tiga) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

    1. Sesuatu (things)
    2. Ada 4 (empat) things dalamUML, yaitu:

      1. Structural things
      2. Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

      3. Behavioral things
      4. Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

      5. Grouping things
      6. Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

      7. Annotational things
      8. Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML)dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

    3. Relasi (Relationship)
    4. Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

      1. Ketergantungan
      2. Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

      3. Asosiasi
      4. Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

      5. Generalisasi
      6. Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

      7. Realisasi
      8. Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

    5. Diagram
    6. Ada 5 (lima) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :

      1. Use Case Diagram
      2. Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms (2016:20)[14], “Use case modeling is the way of showing how the system stakeholders will interact with the system”.

        Menurut Untung Rahardja, Meta Amalya Dewi dan Winarti Prastiwi dalam CCIT Vol. 7 No. 3 Mei 2014 dengan judul Implementasi Widuri Sebagai Media Penyimpanan Laporan Dari Referensi Digital Karya Ilmiah (2014:491)[15] “Use case pada dasarnya merupakan gambaran dari proses sistem secara keseluruhan yang melibatkan actor dalam hal penggunaan”.

      3. Class Diagram
      4. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek

      5. Sequence Diagram
      6. Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

      7. State Chart Diagram
      8. Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas.

        diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

      9. Activity Diagram
      10. Diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

      Menurut Widodo dalam Esa Wijayanti (2014:28)[12], diagram-diagram UML terdiri dari :

      1. Diagram Kelas (Class Diagram)
      2. Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.Diagram ini umum dijumpai pada permodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

      3. Diagram paket (Package Diagram)
      4. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

      5. Diagram use case
      6. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasikan dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

      7. Diagram interaksi dan sequence (urutan)
      8. Bersifat dinamis.Diagram urutan adalah interaksi yang menekan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

      9. Diagram komunikasi (communication diagram)
      10. Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML Versi 1,4. Yang menekan organisasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

      11. Diagram statechart (statechart diagram)
      12. Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state),transisi, kejadian serta aktivitas.

      13. Diagram aktivitas (activity diagram)
      14. Bersifat dinamis.Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.Diagram ini terutama penting dalam permodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.

      15. Diagram komponen (component diagram)
      16. Bersifat statis.Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantunagn sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

      17. Diagram deployment (deployment diagram)
      18. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time) .Memuat simpul-simpul berserta komponen-komponen yang di dalamnya.

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

Definisi Web

Menurut Murad, dkk, dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49)[16], Web adalah sebuah system dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnyayang tersimpan dalam sebuah server webinternet yang disajikan dalam bentuk hyper text. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Web merupakan suatu perangkat lunak yang menggunakan hypelink yang berfungsi untuk menerima serta menyajikan informasi di internet.

Teori Khusus

Konsep Dasar KTP Electronic

Definisi KTP Electronic

Secara sederhana, e-KTP berasal dari kata electronic-KTP, atau Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau sering disingkat KTP-el. Lebih rincinya, menurut situs resmi KTP-el, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional.

Program KTP-el dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional/nasional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk:

  1. Menghindari pajak
  2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota
  3. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya
  4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)
  5. Memalsukan dan menggandakan ktp

Fungsi e-KTP

  1. Sebagai identitas jati diri
  2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya
  3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP
  4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan

Syarat Dan Prosedur Pengurusan e-KTP

Syarat :

  1. Berusia 17 tahun
  2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa/kelurahan
  3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/belum ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani oleh kepala desa/kelurahan
  4. Foto kopi Kartu Keluarga (KK)

Prosedur:

  1. Pemohon datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan
  2. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrean
  3. Pemohon menuju keloket yang telah ditentukan
  4. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan basis data
  5. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung
  6. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tandatangan
  7. Selanjutnya dilakukan perekaman sidik jari dan pemindaian retina mata
  8. Petugas membubuhkan tandatangan dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto,tanda tangan dan sidik jari
  9. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil proses pencetakan 2 minggu setelah pembuatan

Konsep Dasar Komplain

Definisi Komplain

Menurut Audy (2014)[17], komplain atau keluhan itu sebenarnya merupakan bagian dari bentuk “Komunikasi“. Sebuah informasi tentang ketidaksesuaian yang dirasakan pihak kedua yang menerima sebuah jasa atau produk. Oleh karena itu, Komplain atau keluhan itu sebenarnya dibutuhkan, karena komplain akan menghasilkan sebuah informasi. Baik informasi positif atau informasi negatif. Bahkan komplain itu merupakan sebuah komunikasi aktif yang bisa menjurus ke dalam sebuah “interaksi“.

Sedangkan menurut Insan Dinami Indonesia (2013) menjelaskan bahwa keluhan/komplain pelayanan adalah merupakan ekspresi perasaan ketidakpuasan atas standar pelayanan, tindakan atau tiadanya tindakan aparat pelayanan yang berpengaruh kepada para pelanggan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak, yaitu:

  1.    Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan;
  2.    Tingkat ketidakpuasan pelanggan;
  3.    Manfaat yang diperoleh;
  4.    Pengetahuan dan pengalaman;
  5.    Sikap pelanggan terhadap keluhan;
  6.     Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi
  7.   Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.

Langkah – Langkah Penanganan Komplain

  1. Pembentukan pendekatan umum untuk penanganan keluhan
  2. Penyediaan form standar untuk melayani keluhan
  3. Analisa yang tepat atas keluhan yang ada
  4. Penentuan prosedur eskalasi
  5. Penyelesaian keluhan
  6. Membangun evaluasi kepuasan pelanggan

Bentuk Penyampaian Komplain

Menurut Hanif (2013)[18], apabila pelanggan merasa tidak puas dan ingin menyampaikan keluhannya, maka biasanya pelanggan menggunakan beberapa bentuk diantaranya:

  1. Surat
  2. Surat biasanya digunakan dalam penyampaian keluhan, pelanggan menyampaikan keluhannya dalam surat ketika mereka merasa sangat tidak puas dengan produk atau pelayanan dari perusahaan. Bentuk ini memiliki keuntungan untuk perusahaan, karena perusahaan memiliki waktu yang lebih untuk memahami masalah yang dihadapi, mencari solusi masalah tersebut kemudian baru setelah itu memberikan surat balasan kepada pelanggan.

  3. Berbicara Langsung Kepada Karyawan
  4. Bentuk yang paling umum digunakan terutama dalam bisnis retail adalah menyampaikan keluhan langsung kepada karyawan, yang biasanya adalah front line staff atau karyawan dibagian pelayanan pelanggan (costumer service). Keluhan biasanya dalam kata-kata yang tidak formal bahkan kadang-kadang cenderung keras dan kasar. Namun bentuk ini juga memberikan manfaat bagi perusahaan dalam hal penyediaan informasi yang akurat tentang bagaimana pengalaman pelanggan dengan produk dan pelayanan perusahaan, serta peluang bagi karyawan untuk menyelesaikan masalah ini bagi pelanggan dan untuk pengembangan perusahaan di masa depan.

  5. Telepon
  6. Bentuk ini juga umum digunakan, biasanya dipakai bila pelanggan enggan untuk menuliskan keluhannya, tidak terlalu ingin menggunakan bahasa yang formal dan sedang mengalami ketidakpuasan yang cukup tinggi atas suatu hal. Frekuensi penerimaan keluhan sangat tergantung pada seberapa sering perusahaan menggunakan telepon dalam bentuk call centre atau basic office line. Namun call centre lebih mampu menampung banyak keluhan pelanggan daripada basic office line. Konsekuensi dari bentuk ini adalah waktu yang dimiliki karyawan relative singkat dalam menyelesaikan masalah yang dikeluhkan pelanggan dibandingkan surat atau email.

  7. Email
  8. Bentuk ini hampir sama dengan surat, biasanya pelanggan cenderung untuk menggambarkan masalah yang lebih kecil dengan harapan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Email yang diterima perusahaan akan sangat tergantung kepada seberapa sering perusahaan menggunakan email atau apakah perusahaan menyediakan email yang difungsikan untuk menampung keluhan dari pelanggan.

Definisi Blackbox Testing

Menurut Rizky dalam bukunya Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (2011:264)[19], Black-Box testing (pengujian kotak hitam) adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Menurut Shivani Acharya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering Vol. 2 No. 1 dengan judul Bridge Between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique (2013:176)[20] “Black Box Testing is a software testing technique in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure, implementation details and knowledge of internal paths of the software. This type of testing is based entirely on the software requirements and specifications”.

Menurut Harson Kapoh dkk dalam Material Requirement Model of Coconut Flour Production and Performance Testing based Multi User in North Sulawesi. International Journal of Computer Applications. Vol 152, No.7 (2016:23)[21]Tests on a model using black box method is a method of testing the model or program without considering the structure of the program. Black box method used in this study was to determine whether the program can receive data input, process the data and generate the appropriate information and the program was not error “. (Blackbox testing adalah metode pengujian program tanpa mempertimbangkan struktur program. Hal ini untuk menentukkan apakah program dapat menerima data input, proses data dan menghasilkan informasi yang tepat tanpa adanya error).

Menurut Asrin Hosseini dan Amir Sheikh-Ahmadi, Phd dalam Predicting Fault in the Process of Producing Important Android Aplications using Data Mining Techniques. International Journal of Computer Applications. Vol.131, No.13 (2015:44)[22] mengemukakan “The black box test is a test that does not pay attention to the inner mechanism of a system or tool; it is only focused on the produced outputs based on the selected inputs and running conditions “ (Blackbox Testing adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal

Beberapa tekhnik testing yang tergolong dalam tipe Black Box Testing menurut Rizky(2011:265) antara lain:

  1. Equivalence Partitioning Pada tekhnik ini, tiap inputan data dikelompokkan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
  2. Boundary Value Analysis Pada tekhnik Boundary Value Analysis, dilakukkan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan tekhnik ini telah selesai dilakukan.
  3. Cause Effect Graph Dalam tekhnik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan.
  4. Random Data Selection Seperti namanya, tekhnik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihaslikan.

Feature Test Pada tekhnik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri nilai

Definisi Web

Menurut Murad, dkk, dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49)[16], Web adalah sebuah system dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnyayang tersimpan dalam sebuah server webinternet yang disajikan dalam bentuk hyper text. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Web merupakan suatu perangkat lunak yang menggunakan hypelink yang berfungsi untuk menerima serta menyajikan informasi di internet.

Definisi SWOT

Menurut Ifediora Christian Osita, Idoko Onyebuchi R. dan Nzekwe Justina dalam International Journal of Innovative and Applied Research Vol. 2 Issues 9 dengan judul Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat (2014:23)[23], “The SWOT analysis is one of several strategic planning tools that are used by businesses and other organizations to ensure that there is a clear objective defined for the project or venture, and that all factors related to the effort, both positive and negative, are identified and addressed. In order to accomplish this task, the process involves four areas of consideration: strengths, weaknesses, opportunities, and threats. It should be noted that, when identifying and classifying relevant factors, the focus is not just on internal matters, but also external components that could impact the success of the project”. Yang artinya Analisis SWOT adalah salah satu beberapa alat perencanaan strategis yang digunakan oleh perusahaan dan organisasi lain untuk memastikan bahwa ada sebuah tujuan yang jelas didefinisikan untuk proyek atau usaha, dan bahwa semua faktor-faktor yang berhubungan dengan usaha, baik positif maupun negatif, diidentifikasi dan ditangani. Untuk menyelesaikan tugas ini, proses melibatkan empat bidang pertimbangan: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Perlu dicatat bahwa, ketika mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor relevan, fokus bukanlah hal-hal yang hanya pada internal, tetapi juga komponen eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek.

Konsep Dasar Literatur Review

Definisi Literatur Review

Menurut Suryo Guritno (2011:86)[7], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Menurut Mulyandi dkk (2013:17-153)[24], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Literatur Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, antara lain:

Tabel 2.1 Literatur Review
No
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Pembahasan & Hasil Penelitian
1.

“Sistem Notifikasi Keluhan Pelanggan Berbasis SMS Gateway Pada Perseroan Terbatas (PT) Telkom Unit Pelayanan Ngadirojo” (Anggi Bimar Kusuma, Bambang Eka Purnama : 2015)[25]

Metode analisa dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD)

menangani masalah keluhan pelanggan khususnya tentang pengaduan keluhan pelanggan diperlukan sistem yang dapat menerima pesan keluhan pelanggan, menyimpan pesan-pesan tersebut, dan memudahkan pada saat pencarian data jika sewaktu-waktu pesan masih diperlukan untuk data arsip. Hasilnya Proses untuk pengiriman keluhan kini hanya memerlukan waktu 5 menit

2.

“Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penanganan Keluhan Pelanggan Pada PT.Paron Indonesia” (Lusi Fajarita, Ahmad Basofi : 2015)[26]

Metode Waterfall

bertujuan membuat sebuah sistem informasi yang dapat menangani beberapa proses yang meliputi: proses pencatatan data keluhan pelanggan, pencatatan penggantian barang klaim, pengiriman barang klaim ke supplier, penggantian barang baru dari supplier dan laporan bulanan.

3.

“Perancangan Sistem Informasi Layanan Pelanggan PLN Berbasis Website Pada PLN Rayon AMPERA“ (M.Zainal Abidin, Rachmansyah :2015)[27]

Metode Analisa dengan menggunakan Diagram UML

membuat sistem informasi layanan pelanggan PLN berbasis website yang membantu PLN dalam penyampaian informasi dan pelayanan kepada pelanggan. Informasi dan pelayanan pada PLN masih kurang memuaskan pelanggan yang mengakibatkan pelanggan sering protes karena tidak mendapatkan informasi terkini dengan jelas. Setiap tahapan pengembangannya dapat dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang dinginkan.

4.

“Pelayanan Sistem IDUHELP Dengan Menggunakan Sistem ILEARNING Survey Pada Perguruan Tinggi”( Hani Dewi Ariessanti, Erick Febriyanto, Nida Hanifah : 2014)[28]

Studi Pustaka (Literatur)

Tujuannya sebagai Sarana Impelementasi kepuasan mahasiswa terhadap suatu kegiatan pelayanan yang diberikan guna memberikan kepuasan terhadap pelayanan sistem, sehingga dari pelayanan iDuHelp! Memberikan sistem yang berbentuk survey yaitu ilearning survey. Sistem yang dapat diisi oleh mahasiswa yang berbentuk link, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan terhadap pelayanan iDuHelp!. Dengan demikian sistem iLearning survey berkontribusi memaksimalkan peningkatan kualitas dan memberikan pelayanan keseluruhan dengan baik serta meningkatkan kinerja operator dalam memberikan pelayanan kepada customer

5.

Pengembangan “Sistem Penanganan Keluhan Berbasis Web (Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” (Gerizky Saputra : 2016)[29]

Metode Waterfall

Aspirasi dan keluhan dari mahasiswa pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saat ini disampaikan secara langsung kepada staf Fakultas atau melalui kegiatan Public Hearing yang dilaksanakan secara berkala. Bentuk pendataan aspirasi dan keluhan tersebut disampaikan dalam forum sehingga waktunya tidak mencukupi untuk menampung keseluruhan aspirasi dan keluhan. Tujuan perancangan ini adalah untuk menghasilkan aplikasi pengaduan yang dapat memudahkan mahasiswa menyampaikan pengaduan serta membantu fakultas atau prodi untuk mengawasi program studi dalam menanggapi pengaduan tersebut.

6

“PEMBUATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KELUHAN PELANGGAN BERBASIS WEB DAN SMS” (Mudjahidin 2011)[30]

Digambarkan dengan UML

Dalam penelitiannya ini menjelaskan bahwa pelanggan atau customer masih sangat sulit menyampaikan keluhan mereka sehingga menyebabkan delay waktu dalam proses. Oleh Karena itu disini penulis mengusulkann rancangan untuk menangani permasalahan tersebut dengan membuat “Sistem Informasi Manajemen Keluhan Berbasis Web dan SMS” agar dapat memproses keluhan pelanggan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan tabel 2.1 terlihat adanya perbedaan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti nomor 2, 4, 5, dan 6 . Peneliti nomor 4 menggunakan metode studi pustaka yaitu dengan cara membaca buku atau penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut . Peneliti nomor 2 dan 5 menggunakan metode Waterfall atau SDLC (Software Development Life Cycle) Yaitu metode yang biasanya digunakan untuk pengembangan sebuah sistem aplikasi yang sudah ada. Dan peneliti nomor 6 metode analisanya digambarkan dengan diagram UML yaitu Usecase Diagram dan Activity Diagram. Sedangkan penelitian saya menggunakan analisis SWOT, Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Organisasi

Sejarah Singkat Kantor Kecamatan Panongan

Kantor Kecamatan Panongan merupakan salah satu Kantor Kecamatan diwilayah Kabupaten Tangerang yang memiliki luas wilayah + 3500,94 Ha/35,94 Km2 dan berpenduduk 116.084 orang terdiri dengan kepadatan + 3.230 Jiwa/Ha. Wilayah Kecamatan Panongan mempunyai Pemerintahan Desa sebanyak 7 Desa 1 Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut :

  1. Desa Mekarbakti
  2. Desa Ciakar
  3. Desa Peusar
  4. Desa Ranca Kelapa
  5. Desa Ranca Iyuh
  6. Desa Serdang Kulon
  7. Desa Mekarjaya

Kantor Camat Panongan memiliki 45 orang pegawai terdiri dari 1 orang Camat, 1 orang Sekretaris Camat, 5 orang Kepala Seksi, 2 orang Kepala Sub Bagian, 15 orang staff pelaksana, 7 orang Sekretaris Desa.

Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Sebelumnya menjadi sebuah Kecamatan, Panongan dulunya masih menjadi bagian dari Kecamatan Cikupa. Panongan itu sendiri baru ditetapkan menjadi sebuah Kecamatan ketika disyahkanya peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1999 Tentang Pembentukan 14 (empat belas) Kecamatan diwilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang, Tangerang, Paneglang, Bogor, Subang, Karawang, Ciamis, dan Majalengka dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Yang menyatakan bahwa panongan menjadi sebuah Kecamatan melliputi Wilayah :

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikupa.
  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Legok.
  3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Jambe.
  4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Curug dan Kecamatan Legok.

Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Panongan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang Tahun 2016-2017

Struktur organisasi pada gambar 3.1 merupakan hal yang sangat penting yang dimiliki suatu organisasi karena memiliki fungsi-fungsi manajemen sehingga suatu organisasi dapat dijalankan dengan baik dan lancar.

Organisasi merupakan kesatuan aktivitas dimana para pimpinan mempunyai wewenang untuk mengkoordinasi kegiatan dengan maksud untuk mancapai tujuan suatu organisasi. Dengan organisasi yang efektif, maka setiap bagian organisasi mengetahui wewenang dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi pemerintahan akan dapat dikoordinasikan dengan baik. Struktur organisasi tercermin dalam satu bagian organisasi yang menunjukan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan dan prosedur yang ada termasuk komunikasi arus kerja.

Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 61 tahun 2010 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Kecamatan dilingkungan pemeritahan Kabupaten Tangerang, tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

  1. Camat
  2. Camat sebagai pelaksana Pemerintah Daerah ditingkat Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang di limpahkan Bupati dan tugas pemerintahan lainnya. Kecamatan dipimpin oleh Camat yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Camat mempunyai fungsi :

    1. Pelaksanaan perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja bidang Pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan sosial.
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan, penganalisisan data dibidang Pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan social.
    3. Penyelenggaraan kegiatan perumusan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan sosial.
    4. Pelaksanaan inventarisasi aset daerah atau kekayaan daerah lainnya yang ada diwilayah kecamatan serta pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
    5. Pelaksanaan pertimbangan pengangkatan kepala kelurahan.
    6. Pelaksanaan peningkatan usaha-usaha pengembangan ekonomi Desa dan Kelurahan.
    7. Pelaksanaan ketatausahaan umum dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
    8. Pelaksanaan pemberian rekomendasi/perijinan kewenangan dibidang Pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan sosial sesuai dengan kewenangannya.
    9. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.
    10. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait dengan kegiatan pemerintahan kecamatan.
    11. Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengendalian serta pelaporan kegiatan pemerintahan kecamatan.
    12. Pelaksanan urusan pemerintahan lainnya yang dilimpahkan kecamatan.
  3. Sekretariat
  4. Sekretariat Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan meliputi urusan ketatausahaan, rumah tangga, umum dan Kepegwaian, Perencanaan dan keuangan, kegiatan seksi Pemerintah, ketenteraman dan Ketertiban Umum, Pembangunan, Pengembangan Ekonomi dan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan sosial. Sekretariat Kecamatan dipimpin oleh seorang Sekretaris Kecamatan yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sekretariat Kecamatan mempunyai fungsi :

    1. Pelaksanaan perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja berkaitan dengan bidang umum dan kepegawaian serta perencanaan dan keuangan.
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data bidang perencanaan dan keuangan, umum dan kepegawaian.
    3. Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, tata naskah dinas, kearsipan, perlengkapan dan aset, rumah tangga, dan pemeliharaan kantor, sarana dan prasarana kecamatan.
    4. Pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan inventarisasi barang, pemeliharaan kantor dan sarana prasarana, perlengkapan dan aset.
    5. Pelaksanaan pengelolaan administrasi dan penatausahaan keuangan.
    6. Pelaksanaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana lingkup kecamatan.
    7. Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat kecamatan.
    8. Pelaksanaan kegiatan tata usaha yang meliputi agenda, ekspedisi, penggandaan, kearsipan, naskah dinas.
    9. Pelaksanaan pemeliharaan kantor, pengadaan dan penyimpanan perlengkapan dan pengelolaan rapat.
    10. Pelaksanaan pengelolan administrasi kepegawaian.
    11. Pembinaan ketatausahaan umum dan kepegawaian, administrasi keuangan dan perencanaan, serta bidang pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
    12. Pelaksanaan koordinasi, dengan instansi/lembaga lainnya terkait kegiatan sekretariat kecamatan dan bidang Pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
    13. Pelaksanan pengawasan monitoring dan evaluasi, pengendalian serta pelaporan kegiatan sekretariat kecamatan dan bidang Pemerintahan, ketenteraman dan Ketertiban Umum, pembangunan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
    14. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
  5. Sub Bagian Umum dan Kepegawaiaan
  6. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, pengawasan dan pengendalian urusan surat menyurat dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, penyusunan rencana kebutuhan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian. Sub Bagian Umum dan Kepagawaian mempunyai fungsi :

    1. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan kegiatan umum dan kepegawaian dilingkungan kecamatan.
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data kegiatan umum dan kepegawaian.
    3. Pelaksanaan pengelolaan kegiatan ketatausahaan meliputi, surat menyurat, pengetikan, penggandaan, pengiriman dan pengarsipan.
    4. Pelaksanaan pengurusan administrasi perjalanan dinas.
    5. Pelaksanaan inventarisasi, pengadaan, pendistibusian, dan pemeliharaan barang-barang prasarana dan sarana inventaris kantor, rumah tangga kecamatan.
    6. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi data pegawai, perpindahan, kepangkatan, dan pemberhentian pegawai dilingkungan kecamatan.
    7. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai dilingkungan Kecamatan.
    8. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait kegiatan umum dan kepegawaian.
    9. Pelaksanaan pengawasan dan monitoring dan evaluasi pengendalian serta pelaporan kegiatan umum dan kepegawaian.

    Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  7. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
  8. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian yang meliputi inventarisasi dan identifikasi data, perumusan dan penyusunan program serta evaluasi kegiatan rencana anggaran belanja kecamatan, pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta pengurusan keuangan Kecamatan. Sub bagian perencanaan dan keuangan mempunyai fungsi :

    1. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja dibidang perencanaan dan keuangan .
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data bidang perencanaan dan keuangan.
    3. Pelaksanaan penyusunan pedoman dan kebijakan serta dalam program kerja kecamatan meliputi penyusunan lakip, renstra, rencana kegiatan, keorganisasian dan ketatalaksanaan.
    4. Perencanaan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran, pencairan, pembukuan dan pelaporan pertanggung jawaban anggaran.
    5. Pelaksanaan usulan perbaikan dan perubahan anggaran kecamatan.
    6. Pelaksanaan penyusunan laporan neraca keuangan.
    7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait dengan kegiatan perencanaan dan keuangan.
    8. Pelaksanaan pengawasan monitoring dan evaluasi pengendalian serta pelaporan kegiatan perencanaan dan keuangan.
    9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
  9. Seksi Tata Pemerintahan
  10. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang Pemerintahan yang meliputi pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan, pemerintahan umum, Kependudukan, catatan sipil dan pemberdayaan masyarakat. Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai fungsi :

    1. Pengolahan data dan informasi kependudukan di Kecamatan.
    2. Pelaksanaan fasilitasi dalam hal pembentukan, pemecahan, penghapusan dan pengaturan Desa, perubahan status Desa menjadi Kelurahan, perubahan nama dan batas Wilayah desa.
    3. Pelaksanaan fasilitasi menerbitkan surat keputusan tentang pengesahan anggota BPD berdasarkan laporan dan berita acara pembentukan BPD.
    4. Pelaksanaan fasilitasi menerbitkan surat keputusan tentang pengesahan Kepala Desa terpilih berdasarkan laporan dan berita acara panitia Pilkades dan peraturan BPD.
    5. Pelaksanaan fasilitasi menetapkan dan mengesahkan Pejabat Kepala Desa sesuai peraturan perundang-undangan.
    6. Pelaksanaan fasilitasi pelantikan Kepala Desa dan Anggota BPD.
    7. Pelaksanaan fasilitasi, menerima laporan pelaksanaan tugas Kepala Desa.
    8. Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pemilihan kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
    9. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan peraturan desa.
    10. Pelaksanaan penyelenggaraan lomba/penilaian Desa/Kelurahan tingkat Kecamatan .
    11. Pelaksanaan fasilitasi menerbitkan surat persetujuan tentang penyidikan terhadap Kepala Desa dan Anggota BPD.
    12. Pelaksanaan penilaian atas laporan pertanggungjawaban Kepala desa.
    13. Pelaksanaan fasilitasi kerja sama antar desa dan penyelesaian perselisihan antar Desa/Kelurahan.
    14. Pelaksanaan penetapan pengadaan tanah, pasar desa, kantor kepala desa/Kelurahan untuk skala tingkat desa.
    15. Pelaksanaan dan menginventalisir tanah sengketa milik pemerintah Daerah dan menfasilitasi sengketa tanah-tanah pemerintah di tingkat desa.
    16. Pelaksanaan sosialisasi dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
    17. Pelaksanaan Pemeriksaan administrasi penerbitan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Tanda Penduduk Musiman.
    18. Pelaksanaan pendataan penduduk dan pendatang serta Laporan Data Kependudukan, Kelahiran, dan Kematian.
    19. Pelaksanaan dan pelaporan jumlah KTP dan KK yang diterbitkan.
    20. Pelaksanaan pembinaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil kepada kelurahan dan atau desa.
    21. Pelaksanaaan penyuluhan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
    22. Pelaksanaan pelayanan operasi yustisi dan sipora.
    23. Pelaksanaan pengesahan surat keterangan kelahiran, kematian dan perkawinan.
    24. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
  11. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
  12. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan dibidang ketentraman dan ketertiban umum, yang meliputi perlindungan masyarakat, kesatuan Bangsa dan Politik. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Kecamatan. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi :

    1. Pelaksanaan perencanaan dan pengelolahan bahan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban.
    2. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penganalisisan data kegiatan ketenteraman dan ketertiban umum.
    3. Pelaksanaan administrasi penertiban Surat Ijin Gangguan (HO) dengan intensitas gangguan rendah yang tidak menggunakan mesin.
    4. Pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban umum serta kemasyarakatan.
    5. Pelaksanaan koordinasi penanganan pemakaman gelandangan/ orang tidak dikenal.
    6. Pelaksanaan penegakan dan pelaksanaan peraturan daerah dan keputusan Kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah kerjanya.
    7. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama.
    8. Pelaksanaan penertiban dan pengamanan tanah yang telah dibebaskan.
    9. Pelaksanaan pengawasan Penggunaan Lahan Fasos, Fasum dan garis sepadan jalan.
    10. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kesatuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan masyarakat (Linmas).
    11. Pelaksanaan memberikan Surat Izin Gangguan (HO) dengan intensitas gangguan rendah yang tidak menggunakan mesin.
    12. Pembinaan ketentraman dan ketertiban lingkup Kecamatan.
    13. Fasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama skala Kecamatan.
    14. Pembinaan Linmas.
    15. Membantu pengendalian gangguan dan ketertiban.
    16. Pemberian ijin penata ruang/toko untuk ibadah sesuai perundang-undangan yang berlaku.
    17. Fasilitasi lahan parkir.
    18. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
  13. Seksi Pembangunan
  14. Seksi Pembangunan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian dibidang pembangunan yang meliputi Bina Marga dan Pengairan, Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Kecamatan. Seksi Pembangunan mampunya fungsi :

    1. Pelaksanaan inventarisasi data jalan dan jembatan meliputi peta jalan dan jembatan, jumlah jalan dan jembatan, kondisi jalan dan jembatan serta tipe jalan Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
    2. Pelaksanaan penetapan jalan Desa dan jembatan yang harus dipelihara.
    3. Pelaksanaan pemeliharaan jalan jembatan serta bangunan pelengkap lainnya jalan antar penghubung Desa dengan Kecamatan.
    4. Pelaksanaan dan melaporkan kondisi jalan dan jembatan dan irigasi dilingkungan kecamatan diluar kewenangannya kepada instansi yang berwenang.
    5. Pelaksanaan pengawasan terhadap kondisi Jalan dan jembatan dan penggunaan jalan dan jembatan di wilayah kecamatan.
    6. Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dan irigasi di wilayah kecamatan.
    7. Pelaksanaan penetapan inventarisasi data irigasi.
    8. Pelaksanaan pemeliharaan irigasi bangunan pelengkap lainnya.
    9. Pelaksanaan administrasi penerbitan surat ijin IMB rumah tinggal katagori permanen dan semi permanen serta pemutihan IMB rumah tinggal perorangan, rumah tinggal tambahan dilingkungan perumahan.
    10. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemberian rekomendasi IMB untuk bangunan industri dan perumahan swasta.
    11. Pelaksanaan pengawasan terhadap bangunan pemerintah dan pembangunan rumah tinggal.
    12. Pelaksanaan pendataan potensi rumah tinggal yang belum memiliki ijin dan penyuluhan IMB untuk rumah tinggal.
    13. Pelaksanaan penyebarluaskan hasil pengkajian tata ruang dan rencana tata ruang kepada seluruh masyarakat dan swasta.
    14. Pelaksanaan pengawasan, memantau dan mengawasi terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah perkebunan terlantar, tanah Negara bebas dan tanah timbul.
    15. Pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang dan dalam pengawasan pemanfaatan ruang.
    16. Pelaksanaan administrasi penerbitan IPR terhadap permohonan pendirian bangunan sarana ibadah dan bangunan yang berdampak luas terhadap lingkungan.
    17. Pendataan dan pelaporan PJU, rekomendasi penetapan lampu penerangan jalan umum dan taman kota.
    18. Pendataan dan pelaporan ijin reklame.
    19. Pelaksanaan koordinasi terkait penanganan pengangkutan sampah.
    20. Pendataan dan pelaporan rumah duka, crematorium.
    21. Pendataan dan pelaporan taman pemakaman umum (TPU), umum dan khusus.
    22. Fasilitasi pengendalian dan pemeliharaan kebersihan dan melakukan penyuluhan tentang kebersihan kepada masyarakat.
    23. Pelaksanaan koordinasi pembangunan swadaya masyarakat.
    24. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
  15. Seksi Pengembangan Ekonomi dan Pendapatan Daerah
  16. Seksi Pengembangan Ekonomi dan Pendapatan Daerah mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian dibidang Pengembangan Ekonomi dan Pendapatan Daerah yang meliputi industri dan perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Lingkungan hidup dan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Ekonomi dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Kecamatan. Seksi Pengembangan Ekonomi dan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi :

    1. Pelaksanaan pemberian rekomendasi atas surat ijin tempat usaha, rekomendasi surat ijin domisili usaha, rekomendasi surat keterangan tempat industri dan rekomendasi surat ijin tempat perdagangan, rekomendasi surat ijin domisili usaha perdagangan, rekomendasi surat keterangan tempat perdagangan.
    2. Pelaksanaan pendataan industri perdagangan dan koperasi di Wilayah Kecamatan.
    3. Pelaksanaan penerbitan SITU dan keterangan domisili untuk pangan industri rumah tangga (PIRT), toko obat, pengobatan tradisional (Battra).
    4. Pelaksanaan pengawasan tempat Industri dan perdagangan.
    5. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan usaha industri dan perdagangan.
    6. Pelaksanaan pengawasan terhadap tempat perdagangan.
    7. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan usaha perdagangan dan usaha koperasi.
    8. Pelaksanaan rekomendasi surat keterangan tempat koperasi.
    9. Pelaksanaan koordinasi pengawasan bidang perikanan dan kelautan.
    10. Pelaksanaan pengumpulan data dan informasi masalah perikanan dan kelautan.
    11. Pelaksanaan koordinasi terkait penanganan pengembangan usaha pertanian skala kecil.
    12. Pelaksanaan fasilitasi pembuatan administrasi dalam rangka mendatangani izin heuler (penggilingan padi).
    13. Pelaksanaan ketahanan pangan masyarakat, pelaksanaan gerakan perlindungan tanaman pangan dan holtikultura.
    14. Pelaksanaan pendataan usaha peternakan, koordinasi pencegahan penyakit hewan menular dan pendataan populasi ternak.
    15. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan perguliran ternak bantuan pemerintah dan koordinasi pencegahan penyakit hewan menular.
    16. Pelaksanaan penanganan penggalangan gerakan penanaman hijauan makanan ternak.
    17. Pelaksanaan pengkoordinasian, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan langkah-langkah penyelenggaraan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
    18. Pelaksanaan pengawasan penyaluran dan pengendalian kredit dalam rangka menunjang keberhasilan program produksi pertanian.
    19. Pelaksanaan pencegahan atas pengambilan sumber daya alam tanpa ijin dan dapat mengganggu serta membahayakan lingkungan.
    20. Pelaksanaan surat keterangan izin lingkungan tentang kegiatan usaha pertambangan galian dan proses penerbitan AMDAL.
    21. Pelaksanaan pendataan dan pelaporan lahan kritis.
    22. Pelayanan izin reklame, spanduk, poster, pamplet, untuk umbul-umbul yang berskala kecil (dibawah 1 Meter).
    23. Pelaksanaan pembuatan rekomentasi izin pemasangan bilboard, spanduk, poster, pamplet, umbul-umbul yang berskala besar (diatas 1 meter ).
    24. Pelaksanaan pendataan dan pemungutan pajak retribusi daerah sesuai dengan kewenangannya meliputi bidang (PBB, BPHTB, reklame, sarang burung walet).
    25. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
  17. Seksi Kesejahteraan Sosial
  18. Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian dibidang kesejahteraan sosial yang meliputi pendidikan, kesehatan, pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata serta keluarga berencana, tenaga kerja dan transmigrasi. Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Kecamatan. Seksi Kesejahteraan sosial mempunyai fungsi :

    1. Pelaksanaan pendataan jumlah keluarga miskin (Gakin) beserta anggota.
    2. Pelaksanaan pengumpulan dan penyampaian, data pasangan usia subur, data gakin, data perilaku hidup bersih dan sehat tingkat desa, data sarana sanitasi dasar, data pirt, data ASI Eksklusif, kejadian penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
    3. Pelaksanaan pendataan dan pendaftaran penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan (play group, kelompok bermain dan taman kanak-kanak).
    4. Pelaksanaan terhadap kegiatan fasilitasi pelayanan alat kontrasepsi dan fasilitasi pendataan pasangan usia subur, tahapan keluarga dan keluarga miskin.
    5. Pelaksanaan fasilitasi pertemuan posko KB desa dan IMP.
    6. Fasilitasi penyuluhan administrrasi keluarga berencana.
    7. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan organisasi sosial/kemasyarakatan dan LSM.
    8. Pemberdayaan keluarga pra sejahtera (pelayanan kontrasepsi, pemberian bantuan modal, pemberian keterampilan bagi keluarga pra sejahtera).
    9. Pelaksanaan fasilitasi pertemuan posko KB desa dan IMP.
    10. Koordinasi tingkat Kecamatan dengan instansi terkait.
    11. Fasilitasi penyuluhan administrrasi keluarga berencana.
    12. Pelaksanaan pemberian rekomendasi keluarga tidak mampu untuk kepentingan pendidikan, pelayanan kesehatan di rumah sakit.
    13. Pelaksanaan rekomendasi izin pendirian operasional yayasan sosial, organisasi sosial dan panti asuhan.
    14. Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat yang terkena bencana alam, kerusuhan sosial, orang terlantar, lanjut usia, korban napza dan mantan napi.
    15. Pelaksanaan penandatanganan untuk dan atas nama Bupati menandatangani surat keterangan pencari kerja (SKPK).
    16. Membantu pelaksanaan pengembangan sektor informal, usaha mandiri, penerapan teknologi tepat guna dan padat karya.
    17. Pelaksanaan pendataan pertumbuhan usia kerja.
    18. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program transmigrasi.
    19. Pelaksanaan pengawasan tempat pariwisata.
    20. Pelaksanaan rekomendasi surat izin tempat pariwisata, rekomendasi surat izin domisili usaha pariwisata, rekomendasi surat keterangan tempat pariwisata.
    21. Pelaksanaan fasilitasi pelantikan dan pengambilan sumpah Kepala Sekolah Negeri (SDN).
    22. Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan bencana alam.
    23. Pelaksanaan pengembangan sektor informal, usaha mandiri, penerapan teknologi tepat guna dan padat karya.
    24. Pelaksanaan penerbitan izin lingkungan pendirian rumah bersalin (RB) dan balai pengobatan (BP).
    25. Pelaksanaan koordinasi upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang melibatkan institusi non kesehatan dan masyarakat.
    26. Pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat untuk ber PHBS melalui pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan penyuluhan tentang kesehatan ibu, anak, gizi, KB, menyusui ekslusif dan kesehatan lingkungan.
    27. Pelaksanaan pemantauan keberadaan tenaga kesehatan tertentu di desa dan penyediaan rumah tinggal tenaga kesehatan tertentu (Bidan, Dokter, Perawat) di desa.
    28. Pelaksanaan bakti sosial pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh swasta dan organisasi masyarakat.
    29. Pelaksanaan pemanfaatan sarana sanitasi dan kualitas kesehatan lingkungan.
    30. Pelaksanaan kegiatan penyedia jasa pemberantasan hama (pest kontrol) di wilayah Kecamatan.
    31. Penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan dan kebijakan lokal pembangunan kesehatan wilayah Kecamatan dengan memperhatikan kebijakan yang telah ditetapkan daerah dan pusat.
    32. Pelaksanaan koordinasi penyiapan lahan pembangunan Puskesmas dan jaringannya.
    33. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Desa siaga, Survey mawas diri, Musyawarah Masyakat Desa dan pelaksanaan kegiatan rutin di poskesdes oleh kader.
    34. Pembinaan keterampilan anak/pemuda putus sekolah.
    35. Pelaksanaan memfasilitasi pelaksanaan PKBM.
    36. Pelaksanaan pengesahan RAPBS Sekolah Dasar; Pengesahan dan pelantikan pengurus komite Sekolah Dasar.
    37. Pelaksanaan pengawasan sistem sejarah/kepurbakalaan.
    38. Pelaksanaan pembinaan kelompok-kelompok kesenian daerah/ lembaga adat pembinaan daerah Kabupaten Tangerang.
    39. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
  19. Kelompok Jabatan Fungsional
  20. Kelompok jabatan fungsional ini dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada camat. Kelompok jabatan fungsional ini dipimpin oleh pemegang jabatan fungsional yang paling senior. Kelompok jabatan fungsional yang berada di Kecamatan meliputi :

    1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
    2. Kelompok Jabatan Fungsional Kecamatan secara professional sesuai dengan kebutuhan.
    3. Setiap Kelompok jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada dilingkungan Kecamatan.
    4. Kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
    5. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Visi dan Misi Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang

Visi

Visi Kecamatan Panongan yang merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berupa cita dan citra yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah, dengan mengacu pada batasan tersebut serta pertimbangan kondisi obyektif seluruh daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik, maka visi kecamatan Panongan ditetapakan sebagai berikut :

  1. Mewujudkan Masyarakat Panongan yang Cemerlang.
  2. Cerdas.
  3. Sehat.
  4. Agamis dan Cinta Lingkungan

Misi

Misi Kecamatan Panongan yang merupakan suatu yang harus di laksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Hal-hal yang harus dicapai organisasi Kecamatan Panongan di masa datang, mencerminkan tentang segala sesuatu untuk mencapai visi dari Kecamatan Panongan. Sesuai dengan kesepakatan seluruh jajaran organisasi Kecamatan Panongan, maka di tetapka misi sebagai berikut:

  1. Peningkatan pelayanan dan sarana pendidikan untuk mewujudkan masyarakat Panongan yang cerdas.
  2. Peningkatan fasilitasi pelayanan kesehatan dan rumah sehat/layak huni bagi masyarakat.
  3. Fasilitasi peningkatan nilai-nilai keagamaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.
  4. Fasilitasi peningkatan kebersihan dan program cinta lingkungan.
  5. Fasilitasi dan peningkatan ketertiban dan ketentraman di lingkungan pemerintahan dan masyarakat.
  6. Mewujudkan pegawai Kecamatan Panongan yang disiplin, bertanggung jawab dan amanah.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Adapun urutan prosedur dari sistem yang berjalan yaitu sebagai berikut :

  1. Warga datang langsung ke Kantor Kecamatan Panongan
  2. Warga mengajukan komplain e-ktp
  3. Staff Administrator menerima keluhan
  4. Warga bertemu staff operator untuk mendapat solusi atas keluhannya

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for Unified untuk menggambarkan Use Case diagram, Activity diagram dan Sequence diagram.

  1. Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan
  2. Gambar 3.2 : Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

    Berdasarkan Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan diatas terdapat:

    1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan pengajuan komplain.
    2. 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu: Staff Administrator, Staff Operator dan Warga
    3. 2 use case yang dilakukan diantaranya: menyampaikan keluhan dan keluhan ditanggapi

    Berdasarkan use case diagram sistem yang berjalan, berikut adalah penjelasannya:

    1. Use case : Menyampaikan keluhan
    2. Actor : warga dan staff administrator

      Skenario : warga mendatanngi staff administrator untuk menyampaikan keluhannya

    3. Use case : Keluhan ditanggapi
    4. Actor : warga dan staff operator

      Skenario : keluhan yang telah disampaikan oleh warga ditanggapi oleh staff administrator

  3. Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan
  4. Gambar 3.3 Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

    Berdasarkan Gambar 3.3 Activity diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan diatas terdapat:

    1. 1 initial node yang merupakan mengawali kegiatan.
    2. 3 Swimlame yaitu Operator, administrator dan Warga
    3. 5 action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi satu aksi, yaitu menyampaikan keluhan, keluhan diterima, keluhan ditanggapi dan tanggapan keluhan diterima
    4. 1 final node yang merupakan akhir kegiatan
  5. Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan
  6. Gambar 3.4 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan

    Berdasarkan Gambar 3.4 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Berjalan diatas terdapat :

    1. 3 actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Staff Operator, Staff Administrator dan Warga.
    2. 2 lifeline object entity. yaitu : Menyampaikan keluhan dan Keluhan ditanggapi
    3. 4 message, yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang dapat dilakukan oleh actor tersebut.

Analisis Sistem Yang Berjalan

Tabel 3.1 Analisa Sistem Yang Berjalan Menggunakan Analisa SWOT

FAKTOR INTERNAL

STRENGTH(S)
WEAKNESS(W)

Kantor Kecamatan Panongan memiliki fasilitas yang memadai seperti, komputer dan jaringan internet serta tenaga ahli dibidang IT

Kantor Kecamatan Panongan tidak memiliki sistem penanganan keluhan warga terhadap elektronik ktp yang terhubung dengan jaringan internet

FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY(O)
STRATEGY SO
STRATEGY WO

Teknologi informasi yang berkembang dengan pesat sehingga berbagai macam informasi sehingga berbagai macam informasi dapat diperoleh dan diproses dengan cepat

Dengan adanya fasilitas yang memadai maka dapat dirancang dan dibangun sebuah sistem yang mampu secara khusus menangai keluhan perihal elektronik ktp

Perlu adanya tenaga IT yang mampu membuat dan memelihara sistem yang dapat menangani keluhan warga, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

THREATS(T)
STRATEGY ST
STRATEGY WT
  • Jaringan internet mengalami gangguan
  • Ancaman dari cracker
  • Ancaman kerusakan hardware/software
  • Meningkatkan kualitas SDM yang ada khususnya dibidang IT
  • Melakukan maintenance rutin

Meningkatkan standar sistem agar terhindar dari ancaman yang ada


Kelemahan Sistem Yang Berjalan

  1. Pengajuan komplain/keluhan yang berjalan saat ini masih belum memuaskan warga, karena warga untuk menyampaikan keluhannya warga harus secara langsung mendatangi Kantor Kecamatan guna menyampaikan keluhannya sehingga memerlukan waktu dan tenaga lebih.

User Requirement

  1. Elisitasi Tahap I
  2. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

    Functional

    Analisa Kebutuhan

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    No

    Keterangan

    1

    Menampilkan menu utama

    2

    Menampilkan Login

    3

    Dapat menambah akun operator

    4

    Dapat menambah akun admin

    5

    Dapat menambah akun user

    6

    Dapat menghapus akun operator

    7

    Dapat menghapus akun user

    8

    Dapat menyampaikan keluhan secara real time

    9

    Menampilkan kesalahan login

    10

    Kembali ke input username dan password jika login tidak berhasil

    11

    Menampilkan logo instansi

    12

    Terdapat menu logout

    13

    Dapat menyampaikan keluhan melalui pesan

    14

    Dapat menjawab pesan keluhan yang masuk

    15

    Dapat menjawab keluhan secara real time

    Non Functional

    Analisa kebutuhan

    Saya ingin sistem dapat:

    1

    Dapat berjalan normal pada berbagai browser

    2

    Electronic complaint berjalan dengan baik

    3

    Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user)

    Penyusun,
    (Muhamad Ridwan)
    NIM : 1322476016
  3. Elisitasi tahap II
  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

    Functional

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    M
    D
    I

    No

    Keterangan




    1

    Menampilkan menu utama

    2

    Menampilkan Login

    3

    Dapat menambah akun operator

    4

    Dapat menambah akun admin

    5

    Dapat menambah akun user

    6

    Dapat menghapus akun operator

    7

    Dapat menghapus akun user

    8

    Dapat menyampaikan keluhan secara real time

    9

    Menampilkan kesalahan login

    10

    Kembali ke input username dan password jika login tidak berhasil

    11

    Menampilkan logo instansi

    12

    Terdapat menu logout

    13

    Dapat menyampaikan keluhan melalui pesan

    14

    Dapat menjawab pesan keluhan yang masuk

    15

    Dapat menjawab keluhan secara real time

    Non Functional

    Saya ingin sistem dapat:

    1

    Dapat berjalan normal pada berbagai browser

    2

    Electronic complaint berjalan dengan baik

    3

    Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user)

    Penyusun,
    (Muhamad Ridwan)
    NIM : 1322476016


  5. Elisitasi tahap III
  6. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

    Functional

    T
    O
    E

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    L
    M
    H
    L
    M
    H
    L
    M
    H

    No

    Keterangan










    1

    Menampilkan menu utama







    2

    Menampilkan Login







    3

    Dapat menambah akun operator







    4

    Dapat menambah akun admin







    5

    Dapat menambah akun user







    6

    Dapat menghapus akun operator







    7

    Dapat menghapus akun user







    8

    Dapat menyampaikan keluhan secara real time







    9

    Menampilkan kesalahan login







    10

    Kembali ke input username dan password jika login tidak berhasil







    11

    Menampilkan logo instansi







    12

    Terdapat menu logout







    13

    Dapat menyampaikan keluhan melalui pesan







    14

    Dapat menjawab pesan keluhan yang masuk







    15

    Dapat menjawab keluhan secara real time







    Non Functional

    Saya ingin sistem dapat:

    1

    Dapat berjalan normal pada berbagai browser







    2

    Electronic complaint berjalan dengan baik







    3

    Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user)







    Penyusun,
    (Muhamad Ridwan)
    NIM : 1322476016


  7. Final draft elisitasi
  8. Tabel 3.5 Elisitasi Tahap Final

    Elisitasi Final

    Functional

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    No

    Keterangan

    1

    Menampilkan menu utama

    2

    Menampilkan Login

    3

    Dapat menambah akun operator

    4

    Dapat menambah akun admin

    5

    Dapat menambah akun user

    6

    Dapat menghapus akun operator

    7

    Dapat menghapus akun user

    8

    Dapat menyampaikan keluhan secara real time

    9

    Menampilkan kesalahan login

    10

    Kembali ke input username dan password jika login tidak berhasil

    11

    Menampilkan logo instansi

    12

    Terdapat menu logout

    13

    Dapat menyampaikan keluhan melalui pesan

    14

    Dapat menjawab pesan keluhan yang masuk

    15

    Dapat menjawab keluhan secara real time

    Non Functional

    Analisa kebutuhan

    Saya ingin sistem dapat:

    1

    Dapat berjalan normal pada berbagai browser

    2

    Electronic complaint berjalan dengan baik

    3

    Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Sistem Usulan

Dalam membuat rancangan sistem usulan pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Community Edition 13.0 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram

Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan, terdapat :

  1. 1 System yang mencakup seluruh kegiatan pengajuan komplain
  2. 3 Actor yang melakukan kegiatan yaitu Administrator, Operator dan user
  3. 14 usecase yang bisa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: registrasi, log in, melihat profil, mengelola daftar operator, input data oprator, edit data operator, hapus data operator, mengelola daftar user, input data user, edit data user, hapus data user, melakukan chat, mengirim pesan komplain dan logout.

Berikut adalah skenario dari Use Case Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan :

  1. Use Case : registrasi
  2. Actor   : User

    Skenario  : User melakukan registrasi untuk masuk kedalam sistem

  3. Use Case : log in
  4. Actor   : User, Administrator dan Operator

    Skenario  : User, Administrator dan Operator melakukan log in terlebih dahulu untuk masuk ke dalam sistem

  5. Use Case : melihat profil
  6. Actor   : User, Administrator dan Operator

    Skenario  : User, Administrator dan Operator dapat melihat menu profil akun mereka setelah melakukan log in

  7. Use Case : mengelola daftar operator
  8. Actor   : Administrator

    Skenario  : Setelah melakukan log in administrator dapat mengelola daftar operator

  9. Use Case : input data operator
  10. Actor   : Administrator

    Skenario  : Administrator dapat menginput data operator baru

  11. Use Case : edit data operator
  12. Actor   : Administrator

    Skenario  : Administrator dapat mengedit data operator yang ada

  13. Use Case : hapus data operator
  14. Actor   : Administrator

    Skenario  : Administrator dapat menghapus data operator yang ada

  15. Use Case : mengelola daftar user
  16. Actor   : Operator

    Skenario  : Setelah melakukan log in operator dapat mengelola daftar user

  17. Use Case : input data user
  18. Actor   : Operator

    Skenario  : Operator dapat menginput data user baru

  19. Use Case : edit data user
  20. Actor   : Operator

    Skenario  : Operator dapat mengedit data user yang ada

  21. Use Case : hapus data user
  22. Actor   : Operator

    Skenario  : Operator dapat menghapus data user yang ada

  23. Use Case : melakukan chat
  24. Actor   : User dan Operator

    Skenario  : User yang telah log in dan masuk kedalam sistem dapat menyampaikan keluhannya dengan melakukan chat dengan operator

  25. Use Case : mengirim pesan komplain
  26. Actor   : User dan Operator

    Skenario  : User yang telah log in dan masuk kedalam sistem dapat menyampaikan keluhannya dengan dengan mengirimkan pesan kepada operator

  27. Use Case : log out
  28. Actor   : User, Administrator dan Operator

    Skenario  : User, Administrator dan Operator yang sudah masuk ke dalam sistem/login, dapat melakukan logout untuk keluar dari sistem.

Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan, terdapat:

  1. 3 initial node untuk memulai kegiatan
  2. 31 action yang menggambarkan eksekusi dari suatu aksi
  3. 1 final node untuk mengakhiri kegiatan

Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.3 Sequence Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan, terdapat:

  1. 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu User Administrator dan Operator
  2. 13 lifeline yang berinteraksi
  3. 4 Entity yang berfungsi menyimpan data
  4. 35 message yang menghubungkan actor dengan lifeline dan entity

Class Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Class Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.4 Class Diagram Pengajuan Komplain Yang Diusulkan, tedapat:

  1. 4 class yang berbagi attribut serta operasi yaitu tbl_user, tbl_login, tbl_inbox, tbl_chat
  2. 4 association yang menghubungkan antar class

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

1.     Nama Tabel    : tbl_user
  Fungsi  : menyimpan data user, administrator dan operator (pengguna)
  Media  : Harddisk
  Primary Key   : id_user

Tabel 4.1 struktur tabel user

2.     Nama Tabel    : tbl_login
  Fungsi  : untuk membatasi hak akses
  Media  : Harddisk
  Primary Key   : id_login

Tabel 4.2 struktur tabel login

3.     Nama Tabel    : tbl_chat
  Fungsi  : menyimpan data chat pengguna
  Media  : Harddisk
  Primary Key   : id_chat

Tabel 4.3 struktur tabel chat

4.     Nama Tabel    : tbl_inbox
  Fungsi  : menyimpan data pesan pengguna
  Media  : Harddisk
  Primary Key   : id_inbox

Tabel 4.4 struktur tabel inbox

Rancangan Prototype

Prototype Halaman Utama

Gambar 4.5 Prototype Halaman Utama

Pada gambar 4.5 ini adalah pertama saat pengguna mengunjungi sistem electronic complaint. Tidak banyak menu pada halaman ini, hanya ada home, registrasi, dan login. Untuk bisa mengakses kedalam sistem tersebut pengguna diwajibkan untuk melakukan login terlebih dahulu.

Prototype Menu Registrasi

Gambar 4.6 Prototype Menu Registrasi

Pada Gambar 4.6 ini adalah halaman saat user akan melakukan registrasi. Form yang harus diisi user pada saat registrasi adalah Nama, Alamat, Username dan Password yang digunakan untuk login/masuk ke dalam sistem.

Prototype Menu Login

Gambar 4.7 Prototype Menu Login

Pada gambar 4.7 ini adalah halaman untuk login. User yang telah berhasil registrasi akan dapat melakukan log in / masuk ke dalam sistem melalui halaman ini. User diharuskan untuk mengisi kolom Username dan Password dengan benar sesuai yang telah diisi pada form registrasi.

Prototype Menu Profil

Gambar 4.8 Prototype Menu Profil

Pada gambar 4.8 ini adalah halaman bagi Pengguna yang telah melakukan login/ berhasil login. Pada menu ini sistem akan menampilkan data dari pengguna, Seperti Nama, Alamat, dan Level pengguna. Pengguna juga dapat mengubah foto profil yang akan digunakan.

Prototype Menu Daftar Operator

Gambar 4.9 Prototype Menu Daftar Operator

Gambar 4.10 Prototype Input Operator

Pada Menu ini administrator dapat melihat data operator, mengedit data operator, dan menambahkan data operator baru yang dapat mengakses sistem. Form yang harus diisi oleh Administrator adalah Nama, Alamat, serta Usename dan Password yang akan digunakan oleh Operator untuk log in.

Prototype Menu Daftar User

Gambar 4.11 Prototype Menu Daftar User

Pada Menu ini Operator dapat melihat data user, mengedit data user, dan menambahkan data user baru yang dapat mengakses sistem. Form yang harus diisi oleh Operator adalah Nama, Alamat, serta Usename dan Password yang akan digunakan oleh user untuk log in.

Prototype Daftar Chat

Gambar 4.12 Prototype Daftar Chat

Pada menu ini pengguna dapat melihat history percakapan/chat yang telah dilakukannya. Pengguna juga bisa membuat chat baru maupun membalas chat yang masuk pada menu ini. Actor yang menggunakan menu ini biasanya adalah user yang akan menyampaikan keluhannya dan operator yang akan menjawab keluhan user.

Prototype Daftar Inbox

Gambar 4.13 Prototype Daftar Inbox

Pada menu ini pengguna dapat melihat history pesan yang telah dilakukannya. Pengguna juga bisa membuat pesan baru maupun membalas pesan yang masuk pada menu ini. Actor yang menggunakan menu ini biasanya adalah user yang akan menyampaikan keluhannya dan operator yang akan menjawab keluhan user.

Rancangan Tampilan Program

Tampilan Halaman Utama

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Utama

Pada halaman utama ini terdapat menu registrasi yang dapat digunakan oleh user untuk mendaftarkan diri. Serta menu login yang dapat digunakan oleh admin, operator, maupun user yang telah terdaftar untuk masuk ke dalam sistem electronic complaint.

Tampilan Menu Registrasi

Gambar 4.15 Tampilan Menu Registrasi

Pada menu ini user dapat mendaftarkan diri guna login ke dalam sistem electronic complaint.

Tampilan Menu Login

Gambar 4.16 Tampilan Menu Login

Pada Menu Login admin, operator, dan user dapat memasukkan username dan password yang telah terdaftar untuk masuk ke dalam sistem.

Tampilan Menu Profil

Gambar 4.17 Tampilan Menu Profil

Pada Menu Profil, Admin, Operator, maupun User dapat melihat dan mengedit data account miliknya.

Tampilan Menu Daftar Operator

Gambar 4.18 Tampilan Menu Daftar Operator

Menu Daftar Operator hanya dapat diakses oleh admin. Pada menu ini admin dapat melihat, mengedit, dan menambahkan operator sistem.

Tampilan Menu Daftar User

Gambar 4.19 Tampilan Menu Daftar User

Menu Daftar User hanya dapat diakses oleh admin dan operator. Menu ini berguna untuk melihat, mengedit, maupun menambah user baru.

Tampilan Menu Daftar Chat

Gambar 4.20 Tampilan Menu Daftar Chat

Pada Menu Daftar Chat ini berisi History chat yang pernah dilakukan oleh semua pengguna sistem.

Tampilan Menu Daftar Inbox

Gambar 4.21 Tampilan Menu Daftar Inbox

Pada Menu Daftar Inbox ini user dapat membuat pesan keluhan baru apabila tidak ada operator yang sedang online. Pada menu ini juga berisi history pesan keluhan yang telah disampaikan.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras (hardware) minimal yang diusulkan untuk pengguna yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Processor : Intel Pentium Dual Core
  2. Monitor  : 14 Inci
  3. Mouse   : Standard Mouse
  4. Keyboard : Standard Keyboard
  5. RAM   : 2 GB
  6. Harddisk  : 250 GB

Spesifikasi Software

Perangkat lunak (software) minimal yang diusulkan untuk pengguna yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Sistem Operasi
  2. i. Windows/Unix/Mac

    ii. Microsoft Excel

  3. Browser (Support HTML5)
  4. i. Google Chrome (versi 40 atau terbaru)

    ii. Firefox (versi 45 atau terbaru)

    iii. Internet Explorer / Edge (versi 11 atau terbaru)

    iv. Safari (versi 9 atau terbaru)

Testing Sistem Yang Diusulkan

Blackbox Testing

Metode Black Box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box testing untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Tabel 4.5 Blackbox testing

Schedule Penelitian

Penelitian dan perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dan kegiatan yang dilakukan adalah :

Tabel 4.6 SchedulePenelitian

Estimasi Biaya

Biaya penelitian penulis rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain :

Tabel 4.7 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu :

  1. Sistem penyampaian keluhan yang berjalan saat ini mengharuskan warga yang ingin menyampaikan keluhannya untuk datang langsung ke kantor kecamatan panongan.
  2. Penyampaian keluhan pada Kantor Kecamatan Panongan masih belum memuaskan dikarenakan warga yang datang langsung ke Kantor Kecamatan harus ikut mengantre dengan warga lain yang ingin membuat ktp, kk, dan lain lain. Dikarenakan Kantor Kecamatan Panongan menggunakan sistem pelayanan satu pintu, yang artinya satu loket untuk semua pelayanan.
  3. Membuat sebuah sistem electronic complaint e-ktp berbasis web, yang dirancang menggunakan UML (Unified Modelling Language) dan dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dengan database MySql .

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti untuk pengembangan sistem selanjutnya dimasa yang akan datang adalah :

  1. Sistem yang peneliti buat masih belum bisa mengenkripsi pesan. Enkripsi pesan sangat diperlukan untuk pengembangan yang selanjutnya guna meningkatkan keamanan.
  2. Sistem yang peneliti buat tidak memiliki laporan, Laporan diperlukan guna melihat kinerja dari operator.
  3. Peneliti berharap, penelitian selanjutnya dapat membuat sebuah sistem komplain yang mampu mendeteksi pertanyaan/komplain yang sama dan kemudian menjawabnya secara otomatis. Dengan begitu akan membantu meringankan pekerjaan operator.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
  2. Suprihadi, Rini Kartika Hudiono, Lina Sinatra Wijaya. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. CCIT Journal Vol.6 No.3 ¬ Mei 2013. Tangerang: STMIK Raharja. ISSN: 1978¬8282. ™
  3. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi.
  4. Sopian, Sophan. 2014. Pengimplementasian Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Dan Pengendalian Stok Barang Pada Toko Swastika Servis (SS) Bangunan Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Didukung Dengan Database MySQL. Jurnal Momentum.
  5. 5,0 5,1 5,2 Rusdiana, H.A. dan Moch. Irfan. 2014. Sistem Manajemen Informasi. Bandung: Pustaka Setia. ISBN: 978-9790764217.
  6. Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati. 2012. "Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjan Informasi dan Promosi". Journal CCIT Vol.5 No.3 - Mei 2012 ISSN: 1978 – 8282.
  7. 7,0 7,1 7,2 Guritno,Suryo., Sudaryono, Rahardja U. 2011. Theoryand Application of IT Research. CV Andi Offset. Yogyakarta.
  8. 8,0 8,1 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  9. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15, Juni 2015.
  10. Djahir, Y., dan Dewi Pratita. 2014. Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  11. A.S., Rosa dan Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Wijayanti, Esa. 2014.”Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai pada Kantor Kecamatan Batuceper Tangerang” .STMIK Raharja. Tangerang.
  13. Warsito, Ary Budi, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram. 2015. Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol 8 No 2 Januari 2015. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. ISSN: 1978-8282.
  14. Titus, Carina. 2016. A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms. International Journal of Computer Application Vol.145 No.9 July 2016. ISSN: 0975:8887. ™
  15. Rahardja, Untung, Meta Amalya Dewi,Winarti Prastiwi. 2014. Implementasi Widuri Sebagai Media Penyimpanan Laporan Dari Referensi Digital Karya Ilmiah. CCIT Journal STMIK Raharja Vol.7 No.3 Mei 2014 480-496. Tangerang: STMIK Raharja dalam Jurnal CCIT Vol. 7 No. 3 Mei.
  16. 16,0 16,1 Murad, Dina Fitria, et al. “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan Paud Pada Himpaudi Kota Tangerang”. CCIT Jurnal Vol.7 No.1 - September 2013. ISSN: 1978 – 8282.
  17. Audy.2014. Pengertian Komplain. Diambil dari: http://audygunadarma.blogspot.com/ (10 mei 2017)
  18. Mubarok, Hanif.2013. Pengaruh Keluhan Pelanggan Terhadap Tingkat Omzet Penjualan Carton Box.
  19. Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
  20. Acharya, Shivani dan Vidhi Pandya. 2013. Bridge between Black Box and White Box - Gray Box Testing Technique. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering Vol. 2 No. 1 2013. ISSN: 2277-1956.
  21. Kapoh. Harson, Lumunon. Edwin Stephanus, Melo. Olga. 2016. Material Requirement Model of Coconut Flour Production and Performance Testing based Multi User in North Sulawesi. International Journal of Computer Applications. Vol 152, No.7, October 2016
  22. Hosseini. Asrin, Ahmadi. Amir Sheikh. 2015. Predicting Fault in the Process of Producing Important Android Aplications using Data Mining Techniques. International Journal of Computer Applications. Vol.131, No.13, December 2015.
  23. Osita, Ifediora Christian, Idoko Onyebuchi R. dan Nzekwe Justina. 2014. Organization’s stability and productivity: the role of SWOT analysis an acronym for strength, weakness, opportunities and threat. International Journal of Innovative and Applied Research Vol. 2 Issues 9 (2014) ISSN: 2348-0319.
  24. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. “Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang”. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia.
  25. Kusuma, Anggi Bingar., Bambang Eka Purnama. 2015. Sistem Notifikasi Keluhan Pelanggan Berbasis SMS Gateway Pada Perseroan Terbatas (PT) Telkom Unit Pelayanan Ngadirojo. IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 3 – 2015.
  26. Fajarita, Lusi., Achmad Basofi. 2015. Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Penanganan Keluhan Pelanggan Pada Pt. Paron Indonesia.
  27. Abidin, M.Zainal., Rachmasyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Layanan Pelanggan PLN Berbasis Website Pada PLN Rayon Ampera.
  28. Ariessanti, Hani Dewi., Erick Febiyanto, Nida Hanifah. 2014. Pelayanan Sistem IduHelp (iLearning Education Help) dengan Menggunakan Sistem iLearning Survey Pada Perguruan Tinggi. Jurnal CCIT Vol.8 No.1.
  29. Saputra, Gerizky. 2016. Pengembangan Sistem Penanganan Keluhan berbasis Web (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
  30. Mudjahidin. 2011. Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Keluhan Pelanggan Berbasis Web dan Sms.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :[1]

A.1. Surat Pengantar Skripsi

A.2. Surat Observasi

A.3. Kartu Bimbingan

A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.5. Form Validasi Skripsi

A.6. Kwitansi Pembayaran Skripsi

A.7. Kwitansi Pembayaran Raharja Career

A.8. Kwitansi Pembayaran Sidang Komprehensif

A.9. Validasi Sidang Akademik

A.10. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

A.11. Daftar Nilai

A.12. Formulir Seminar Proposal Skripsi

A.13. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi

A.14. Formulir Permohonan Penggantian Judul

A.14. Sertifikat TOEFL

A.15. Sertifikat Prospek

A.16. Sertifikat IT Internasional

A.17. Sertifikat IT Nasional

A.18. Curriculum Vitae (CV)

LAMPIRAN B :[2]

B.1. Daftar Wawancara

B.2. Final Draft Elisitasi

B.3. Katalog Produk

B.4. Slide Presentasi

LAMPIRAN C :[3]

C.1. Screenshot Halaman Utama

C.2. Screenshot Halaman Live Chat

C.3. Screenshot Tampilan Inbox