SI1314475516

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN

KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1314475516
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN

KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1314475516
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja M.T.I.,MM)
       
(Nur Azizah, M.Akt M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN

KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT


Dibuat Oleh :

NIM
: 1314475516
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Infomasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016/2017


Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Aris Martono, S.Kom.,M.M.S.I)
NID : 03009
   
NID : 08197


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN

KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT


Dibuat Oleh :

NIM
: 1314475516
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2016/2017


Disetujui Penguji :


Tangerang, Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN

KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA KEMENKO BIDANG

PEREKONOMIAN JAKARTA PUSAT


Disusun Oleh :

NIM
: 1314475516
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Infomasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1314475516

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak saja tetapi juga pada metode komputasi yang ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Dalam usaha pencapaian tujuan Kemenko Bidang Perekonomian perlu didukung oleh kinerja yang baik dalam instansi tersebut. Sistem penilaian kinerja organisasi yang berjalan saat ini pada Kemenko Bidang Perekonomian dalam pembuatan laporan masih menggunakan Microsoft Excel. Sistem yang berjalan masih terdapat beberapa kekurangan yaitu penilaian dalam menentukan baseline (angka dasar) masih kurang akurat, tidak adanya tolak ukur untuk pencapaian kinerja organisasi, belum adanya penentuan kriteria yang digunakan untuk penilaian organisasi sehingga data penilaian yang didapat hanya sebatas jumlah persentase dari kinerja oragnisasi. Dari permasalahan ini penulis mempertimbangkan untuk membuat sebuah sistem pendukung keputusan dalam penilaian kinerja organisasi. Metode yang digunakan yaitu Simple Additive Weighting (SAW) dengan memberikan bobot penilaian kriteria dan sub kriteria. Metode analisa yang digunakan yaitu metode analisa value chain. Perancangan sistem berorientasi objek mengguuakan Unified Modeling Language (UML) yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman PHP dengan notepad++ dan pembuatan database pada MYSQL.

Kata Kunci : Sistem pengambilan keputusan, value chain, penilaian kinerja organisasi, Simple Additive Weighting (SAW), PHP, Mysql.


ABSTRACT

Rapid development not only on technology hardware and software but also on the method of computation which is evolving. One of the methods of computing that developed the current system is a method of decision making (Decisions Support System). In an attempt to Kemenko the field of goal achievement of the economy needs to be supported by good performance in these establishments. System performance assessment organizations that are running currently on the Kemenko field of the economy in the making still reports using Microsoft Excel. The system that is running still there are a few drawbacks, namely the assessment in determining the baseline (number base) still less accurate, the absence of a benchmark for the attainment of organizational performance, not to the existence of the determination of the criteria used for the assessment of the Organization so that the assessment data obtained only limited number of percentage of performance oragnisasi. Of this problem the author consider creating a decision support system in the assessment of organizational performance. Methods used i.e. Simple Additive Weighting (SAW) by giving the weight of the assessment criteria and sub criteria. Methods of analysis used value chain analysis method. Object-oriented system design mengguuakan Unified Modeling Language (UML) implemented in the programming language PHP with notepad ++ and the creation of a database on MYSQL.

Keywords: Decisions Support System, value chain, performance assessment organizations, Simple Additive Weighting (SAW), PHP, Mysql.



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya laporan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul penulisan laporan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Pada Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta Pusat”.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pihak akademik kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan ilmu yang di dapat selama kuliah, sebagaimana yang ditentukan oleh Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja.

Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi dan beberapa sumber literatur yang berhubungan dengan laporan Skripsi ini. Penulisan laporan Skripsi ini tidak dapat berjalan lancar tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja sekaligus pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja Raharja.
  5. Bapak Aris Martono, S.Kom., M.M.S.I selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
  7. Kepada kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan penyelesaian laporan Skripsi ini.
  8. Bapak Kahfi Heriyanto S.Sos., M.P. selaku stakeholder dan seluruh pegawai di Kemenko Bidang Perekonomian yang telah bekerjasama dengan baik saat penelitian Skripsi ini.
  9. Sahabat-sahabat yang sudah membantu dan memberi dukungan selama Skripsi dan dalam pembuatan laporan.
  10. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan Skripsi ini.

Penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat diharapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Semoga Laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik.

Tangerang, Juli 2017
Siti Khuzaemah
NIM. 1314475516

Daftar isi



DAFTAR TABEL
  1. Tabel 3.1 Analisa Masukan
  2. Tabel 3.2 Analisa Proses
  3. Tabel 3.3 Analisa Keluaran
  4. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap I
  5. Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II
  6. Tabel 3.6 Elisitasi Tahap III
  7. Tabel 3.7 Final Draft Elisitasi
  8. Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Anatara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
  9. Tabel 4.2 Tabel Perjanjian
  10. Tabel 4.3 Tabel Indikator
  11. Tabel 4.4 Tabel Kriteria
  12. Tabel 4.5 Tabel SubKriteria
  13. Tabel 4.6 Tabel Organisasi
  14. Tabel 4.7 Tabel Pegawai
  15. Tabel 4.8 Tabel Detail_kriteria
  16. Tabel 4.9 Tabel Detil_subkriteria
  17. Tabel 4.10 Tabel Rekomendasi
  18. Tabel 4.11 Tabel Hasil_kinerja
  19. Tabel 4.12 Tabel Jenis_kriteria
  20. Tabel 4.13 Tabel Pengguna
  21. Tabel 4.14 Ketentuan Kriteria
  22. Tabel 4.15 Sub Kriteria yang Dibutuhkan
  23. Tabel 4.16 Organisasi yang Menjadi Kandidat
  24. Tabel 4.17 Persentase Bobot Kriteria
  25. Tabel 4.18 Bobot Sub Kriteria
  26. Tabel 4.19 Penggolongan Kriteria
  27. Tabel 4.20 Data Alternatif Per Sub Kriteria Perencanaan Kinerja
  28. Tabel 4.21 Data Alternatif Per Sub Kriteria Pengukuran Kinerja
  29. Tabel 4.22 Data Alternatif Per Sub Kriteria Pelaporan Kinerja
  30. Tabel 4.23 Data Alternatif Per Sub Kriteria Evaluasi Internal
  31. Tabel 4.24 Data Alternatif Per Sub Kriteria Capaian Kinerja
  32. Tabel 4.25 Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Perencanaan Kinerja
  33. Tabel 4.26 Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Pengukuran Kinerja
  34. Tabel 4.27 Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Pelaporan Kinerja
  35. Tabel 4.28 Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Evaluasi Internal
  36. Tabel 4.29 Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Capaian Kinerja
  37. Tabel 4.30 Data Alternatif Kriteria
  38. Tabel 4.31 Nilai Matriks Normalisasi Per Kriteria
  39. Tabel 4.32 Metode Blackbox Testing
  40. Tabel 4.33 Jadwal Kegiatan Penelitian
  41. Tabel 4.34 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 1.1 Desain Penelitian
  2. Gambar 2.1 Komponen-Komponen Value Chain
  3. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian
  4. Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Berjalan
  5. Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Berjalan
  6. Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Berjalan
  7. Gambar 3.5 Analisa Value Chain Penilaian Kinerja Organisasi
  8. Gambar 3.6 Sitemap Usulan Sistem Penilaian Kinerja Organisasi
  9. Gambar 3.7 Sitemap Final Sistem Penilaian Kinerja Organisasi
  10. Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan
  11. Gambar 4.2 Activity Diagram Login
  12. Gambar 4.3 Activity Diagram Perjanjian Kinerja
  13. Gambar 4.4 Activity Diagram Indikator Capaian Kinerja
  14. Gambar 4.5 Activity Diagram Data Kriteria
  15. Gambar 4.6 Activity Diagram Data Sub Kriteria
  16. Gambar 4.7 Activity Diagram Data Organisasi
  17. Gambar 4.8 Activity Diagram Data Pegawai
  18. Gambar 4.9 Activity Diagram Penilaian Organisasi
  19. Gambar 4.10 Activity Diagram Ranking Organisasi
  20. Gambar 4.11 Activity Diagram Rekomendasi Organisasi
  21. Gambar 4.12 Activity Diagram Laporan Ranking Penilaian Organisasi
  22. Gambar 4.13 Activity Diagram Laporan Nilai Per Organisasi
  23. Gambar 4.14 Activity Diagram Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik
  24. Gambar 4.15 Sequence Diagram Deputi
  25. Gambar 4.16 Sequence Diagram Sekretariat
  26. Gambar 4.17 Sequence Diagram Biro Perencanaan
  27. Gambar 4.18 Sequence Diagram Inspektorat
  28. Gambar 4.19 Class Diagram Sistem Yang Diusulkan
  29. Gambar 4.20 Prototipe Layar Login
  30. Gambar 4.21 Prototipe Layar Menu Home Untuk Deputi
  31. Gambar 4.22 Prototipe Layar Menu Home Untuk Sekretariat
  32. Gambar 4.23 Prototipe Layar Menu Home Untuk Biro Perencanaan
  33. Gambar 4.24 Prototipe Layar Menu Home Untuk Inspektorat
  34. Gambar 4.25 Prototipe Layar Menu Perjanjian Kinerja
  35. Gambar 4.26 Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja
  36. Gambar 4.27 Prototipe Layar Menu User Settings
  37. Gambar 4.28 Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja untuk Biro Perencanaan
  38. Gambar 4.29 Prototipe Layar Menu Input Data Master
  39. Gambar 4.30 Prototipe Layar Menu Proses Penilaian Organisasi
  40. Gambar 4.31 Prototipe Layar Menu Proses Ranking Organisasi
  41. Gambar 4.32 Prototipe Layar Menu Proses Rekomendasi Organisasi
  42. Gambar 4.33 Prototipe Layar Menu Cetak Laporan Ranking Penilaian Organisasi
  43. Gambar 4.34 Prototipe Layar Menu Cetak Laporan Nilai Evaluasi Organisasi
  44. Gambar 4.35 Prototipe Layar Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik
  45. Gambar 4.36 Tampilan Halaman Login
  46. Gambar 4.37 Tampilan Menu Home Untuk Deputi
  47. Gambar 4.38 Tampilan Menu Home Untuk Sekretariat
  48. Gambar 4.39 Tampilan Menu Home Untuk Biro Perencanaan
  49. Gambar 4.40 Tampilan Menu Home Untuk Inspektorat
  50. Gambar 4.41 Tampilan Menu Perjanjian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat
  51. Gambar 4.42 Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat
  52. Gambar 4.43 Tampilan Menu User Settings Untuk Deputi
  53. Gambar 4.44 Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan
  54. Gambar 4.45 Tampilan Menu Input Data Master Untuk Inspektorat
  55. Gambar 4.46 Tampilan Menu Penilaian Organisasi Untuk Inspektorat
  56. Gambar 4.47 Tampilan Menu Ranking Organisasi Untuk Inspektorat
  57. Gambar 4.48 Tampilan Menu Rekomendasi Organisasi Untuk Inspektorat
  58. Gambar 4.49 Tampilan Menu Laporan Ranking Penilaian Organisasi
  59. Gambar 4.50 Tampilan Menu Laporan Nilai Per Organisasi
  60. Gambar 4.51 Tampilan Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik


DAFTAR SIMBOL


Gambar 1: Simbol Use Case Diagram
Gambar 2: Simbol Activity Diagram
Gambar 3: Simbol Sequence Diagram
Gambar 4: Simbol Class Diagram

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak saja tetapi juga pada metode komputasi yang ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decision Support System). Salah satu metode yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) atau yang dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot karena, metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik yaitu kriteria yang sudah ditentukan. Dengan metode perenkingan diharapkan lebih tepat dan akurat karena sudah didasarkan pada kriteria dan bobot yang sudah ditetapkan sehingga dapat menentukan organisasi mana yang mendapat penilaian terbaik.

Dalam usaha pencapaian tujuan Kemenko Bidang Perekonomian perlu didukung oleh kinerja yang baik dalam instansi tersebut. Penilaian Kinerja Organisasi adalah serangkaian kegiatan pengukuran secara sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi organisasi. Laporan yang dihasilkan dari penilaian kinerja organisasi masih berupa excel, dan dalam mencatat dan mendokumentasi data akuntabilitas kinerja hanya secara elektronik dalam website resmi Kemenko Bidang Perekonomian. Sistem yang berjalan masih terdapat beberapa kekurangan yaitu penilaian dalam menentukan baseline (angka dasar) masih kurang akurat, tidak adanya tolak ukur untuk pencapaian kinerja organisasi, belum adanya penentuan kriteria yang digunakan untuk penilaian kinerja organisasi sehingga data penilaian yang didapat hanya sebatas jumlah persentase dari kinerja organisasi.

Berdasarkan uraian diatas maka hal inilah yang melandasi peneliti untuk melakukan penelitian dan mendokumentasikannya dalam sebuah laporan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Pada Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta Pusat”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan sejumlah masalah sebagai berikut :

  1. Sejauhmana sistem yang berjalan saat ini dalam melakukan penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian?
  2. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW)?
  3. Kriteria penilaian apa saja yang digunakan untuk menentukan penilaian kinerja organisasi dalam lingkungan Kemenko Bidang Perekonomian?


Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan masalah menjadi lebih terarah dan berjalan dengan baik maka peneliti memberikan batasan pada sistem ini yaitu :

  1. Penelitian ini hanya akan membahas sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian.
  2. Merancang sistem pendukung keputusan (SPK) dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).
  3. Sistem yang dibuat meliputi kelola data perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja, input data master, penilaian organisasi, ranking organisasi, rekomendasi organisasi dan cetak laporan penilaian.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Penulis mengelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :

  1. Tujuan Operasional

  2. Tujuan Operasional dari penelitian ini yaitu :

    a. Sarana untuk mendapatkan informasi dari sistem yang sedang berjalan saat ini pada Kemenko Bidang Perekonomian.

    b. Menganalisa kendala dan permasalahan yang sedang terjadi dalam sistem penilaian kinerja organisasi.

  3. Tujuan Fungsional

  4. Tujuan Fungsional dari penelitian ini yaitu :

    a. Untuk merancang dan mengimplementasikan sistem informasi penilaian kinerja organisasi.

    b. Dapat mempermudah dalam melakukan perhitungan penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian.

    c. Mempermudah pihak inspektorat ketika akan melaksanakan penilaian kinerja organisasi.

  5. Tujuan Individual

  6. Tujuan Individual dari penelitian ini yaitu :

    a. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam menganalisa sistem informasi yang terkomputerisasi.

    b. Membandingkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan yang ada di lapangan kerja.

    c. Untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana komputer di STMIK Raharja.

Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Manfaat Bagi Penulis

  2. Manfaat bagi penulis dari penelitian ini yaitu :

    a. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu instansi.

    b. Dapat mengembangkan pola berfikir ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

    c. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam menganalisa dan memperluas wawasan terhadap prospek dunia kerja dan perkembangan penerapan disiplin ilmu.

  3. Manfaat Bagi Institusi

  4. Manfaat bagi institusi dari penelitian ini yaitu :

    a. Sebagai sarana penghubung kerjasama antara perusahaan dengan Perguruan Tinggi Raharja khususnya bagi mahasiswa.

    b. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan pada sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian.

    c. Mempermudah dalam pengelolaan sistem informasi penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian dengan data yang akurat dan cepat.

  5. Manfaat Bagi STMIK Raharja

  6. Manfaat bagi STMIK Raharja dari penelitian ini yaitu :

    a. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya dengan tema yang sama.

    b. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan metode yang dipakai dalam penelitian ini untuk mengumpulkan dan menggambarkan keadaan secara langsung dilapangan. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini seperti gambar 1.1. dibawah ini:

Gambar 1.1. Desain Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Metode Observasi (Observasi)

    Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Adalah metode yang dilakukan dengan mengamati secara langsung permasalahan yang diangkat untuk memperoleh data dan pencatatan secara sistematis.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara langsung atau tanya jawab secara lisan dengan narasumber yang terlibat langsung dalam materi pembahasan ini.

  3. Metode Studi Pustaka (Library)

    Studi pustaka adalah penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Metode pengumpulan data melalui data-data dari buku yang telah diberikan oleh pegawai yang bersangkutan untuk dipelajari penulis, maupun dari buku-buku yang ada kaitannya yang berhubungan dengan topik penelitian.

Penyelesaian Masalah

  1. Metode Analisa Value Chain

    Dalam metode analisa sistem menggunakan metode analisa Value Chain. Metode analisa Value Chain digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang harus dicapai dengan sebuah konsep yang matang, perlunya analisa value chain sebagai aktivitas pendukung yang membantu instansi secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan.

  2. Metode SPK Simple Additive Weighting (SAW)

    Salah satu metode yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) atau yang dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot karena, metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik yaitu kriteria yang sudah ditentukan.

  3. Metode Analisa Kebutuhan (Elisitasi)

    Tahap analisis merupakan tahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru. Penelitian ini menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II dengan cara MDI (Mandatory, Desirable, Inessential), elisitasi tahap III dengan TOE (Technical, Operational, Economic) dan Final Draft Elisitasi. Untuk menjelaskan kondisi sistem saat ini menggunakan pendekatan object oriented yaitu dengan Unified Modeling Language (UML) dengan software Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition, dimana diagram yang digunakan dalam penelitian ini adalah Use Case diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.

Metode Perancangan Sistem

Tahap desain yaitu tahap dalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu Unified Modeling Language melalui software Visual Paradigm For UML 8.0 Enterprise Edition, sebagaimana diuraikan diatas melalui tahap: Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram.

Pada proses desain, syarat kebutuhan informasi dan perancangan perangkat lunak dapat diperkirakan sebelum pembuatan coding. Proses ini berfokus pada:

  1. Notepad++ sebagai script editor PHP.
  2. XAMPP version 3.2.1.3.1.0 sebagai paket instalasi PHP, MySQL.
  3. Web browser yang digunakan untuk membuka aplikasi berbasis web yaitu Google Chrome.

Metode Implementasi Sistem

Tahap implementasi adalah tahap dimana desain sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan.

Metode pengujian ini menggunakan metode Black Box testing karena metode Black Box testing dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah melakukan implementasi terhadap sistem baru, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah pemeliharaan sistem yang dilakukan oleh manajemen atau pihak stakeholder.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab kesatu ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian di bagi menjadi 3 kategori yaitu teori umum, teori khusus dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ketiga ini berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, penyelesaian masalah sistem, dan analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, Elisitasi tahap I, II, III, dan Draf Final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DI USULKAN
Bab keempat ini berisikan tentang perancangan dan implementasi aplikasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoprasian dan implementasi sistem mencakup coding, blackbox testing dan pemeliharaan sistem.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:29)[1], mengatakan bahwa sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup yang sempit.

Menurut Rafika, dkk (2015:216)[2], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen, bagian-bagian dan prosedur-prosedur yang saling berhungan serta membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan”.

Karakteristik Sistem

Menurut Edhi Sutanta dalam Rusdiana dan Irfan (2014:35)[1], sistem memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Komponen (Components)

  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem.

  3. Batas (Boundary)

  4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain.

  5. Lingkungan (Environment)

  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan.

  7. Penghubung/antarmuka (Interface)

  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antarkomponen dalam sistem.

  9. Masukan (Input)

  10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan (Processing)

  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran (Output)

  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran (Objectives) dan tujuan (Goal)

  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  17. Kendali (Control)

  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan balik (Feed Back)

  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, di antaranya adalah: (Rusdiana dan Irfan, 2014:42)[1]

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik

  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system.

  5. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu

  6. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka

  8. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoretis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relative tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Konsep Dasar Data Dan Informasi

Definisi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[1], mengatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi lainnya, yang didapatkan melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Menurut Yanto (2016:12)[3], "Data merupakan informasi yang disimpan dalam suatu struktur tertentu yang terintegrasi".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa "Data adalah bahan mentah bagi informasi yang menggambarkan suatu kejadian dalam suatu struktur tertentu yang terintegrasi".

Klasifikasi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[1], data dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Berdasarkan Sifat Data
    Berdasarkan sifat data, dikenal: 1) data kuantitatif (quantitative data), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan; 2) data kualitatif (qualitative data), yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau kategori.

  2. Berdasarkan Sumber Data
    Berdasarkan sumber data, dikenal: 1) data internal (internal data), yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data); 2) data eksternal (external data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.
    Data eksternal dapat dikelompokkan manjadi: 1) data eksternal primer (primary external data), yaitu data yang dapat berbentuk lisan atau tertulis yang didapatkan langsung dari pemilik data sendiri atau orang yang melakukan observasi atau pengumpul data tersebut, biasa juga disebut directly external data; 2) data eksternal sekunder (secondary external data), yaitu data yang diperoleh dari orang yang bukan melakukan observasi langsung, biasa juga disebut indirectly external data.

Definisi Informasi

Menurut Pratama (2014:422)[4], "Informasi adalah data yang telah diolah menjadi informasi dengan memanfaatkan teknologi (baik teknologi komputer manusia), sehingga mampu memberikan nilai dan arti didalamnya".

Menurut Hidayat, dkk (2016:186)[5], "Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa "Informasi adalah suatu data atau objek yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang memiliki arti bagi penerimanya, yang bermanfaat dan dapat membantu dalam pengampilan keputusan".

Siklus Informasi

Istilah kualitas informasi (quality of infornation) terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik. Dari sekian karakteristik yang telah dibahas, kualitas informasi seringkali diukur berdasarkan: (Kadir, 2014:56)[6]

  1. Relevansi

  2. Ketepatan Waktu

  3. Akurasi

Nilai Informasi

Menurut Kadir (2014:56)[6], nilai informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Pada kenyataannya nilai informasi tidak mudah untuk dinyatakan dengan ukuran yang bersifat kuantitatif. Namun, nilai informasi dapat dijelaskan menurut skala relatif.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Krismiaji dalam Ilamsyah, dkk (2016:201)[7], mengatakan bahwa sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk menggumpulkan, memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Indrajani (2014:3)[8], "Sistem Informasi adalah kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data, yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi".

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu prosedur dan kombinasi antara orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah serta menyimpan data agar dapat mencapai tujuan yang spesifik.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi mengandung komponen-komponen sebagai berikut: (Kadir, 2014:71)[6]

  1. Perangkat keras (hardware), yang mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

  2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data.

  3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

  4. Orang, yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran siatem informasi.

  5. Basis Data (database), yaitu kumpulan table, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

  6. Jaringan Komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Djahir (2014:68)[9], “Analisa Sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Analisa Sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan yang terjadi pada sistem serta untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

Fungsi Analisa Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[10], fungsi analisa sistem sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai (user).

  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[10], mengatakan bahwa perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana keahlian perancangan untuk komputer yang akan menggunakan sistem”.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Haerudin, dkk (2013:117)[10], tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

TEORI KHUSUS

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Waspodo (2015:65)[11], Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal dalam dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di mengerti, serta di lengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.

Menurut Hompu, dkk (2016:107)[12], mengatakan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan didunia industri untuk mendefinisikan kebutuhan, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang berorientasi objek untuk membuat analisis dan desain, dan menggambarkan arsitektur”.

Jenis Diagram Unified Modeling Language (UML)

  1. Use Case Diagram

  2. Menurut Indrajani (2015:45)[13], use case diagram merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship diantaranya. Use case diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use case diagram dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem.

  3. Activity Diagram

  4. Menurut Indrajani (2015:46)[13], activity diagram digunakan untuk menganalisis behavior dengan use case yang lebih kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi di antara mereka satu sama lain. Activity diagram sebenarnya memiliki kesamaan dengan statechart diagram dalam hal menggambarkan aliran data pada model bisnis, tetapi activity diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan aktivitas bisnis yang lebih kompleks, di mana digambarkan hubungan antar satu use case dengan use case lainnya.

    Menurut Bhute (2013:29)[14], dalam International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA) mengatakan bahwa, “Activity diagram is basically a flow chart to represent the flow from one activity to another activity”.

    (Activity diagram adalah bagan alir untuk mewakili arus dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya).

  5. Sequence Diagram

  6. Menurut Indrajani (2015:50)[13], “sequence diagram merupakan suatu diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek-objek berpartisipasi dalam bagian interaksi (particular interaction) dan pesan yang ditukar dalam urutan waktu”.

  7. Class Diagram

  8. Menurut Indrajani (2015:49)[13], class diagram digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar antara class-class, hubungan antar-class, dan di mana sub-sistem class tersebut. Pada class diagram terdapat nama class, attributes, operations, serta association (hubungan antar-class).

Konsep Database Dan MySQL

Definisi Database

Menurut Kadir dalam Fauzi (2015:26)[15], “Basis data (database) adalah suatu data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi”.

Menurut Pattianakotta, dkk (2015:9)[16], “Database adalah gabungan dari elemen-elemen data yang berhubungan dan terorganisir”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Database adalah suatu data yang saling terkait dari elemen-elemen data yang berhubungan dan terorganisir”.

Definisi MySQL

Menurut Sutanto (2014:73)[17], “MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relational. Artinya, data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa table yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat”.

Menurut Sudaryono, dkk (2013:98)[18], mengatakan, MySQL (My Structure Query Language) adalah salah satu database management system (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti oracle, MySQL, Postagre, dan lainnya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “MySQL adalah salah satu data yang dikelola dalam database management system (DBMS) yang diletakkan pada beberapa table yang terpisah”.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Sutanto (2014:72)[17], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), apache, MySQL, PHP, dan Perl. XAMPP adalah tool yang menyediakan paket perangkat lunak dalam satu buah paket”.

Menurut Sidik (2014:72)[19], “XAMPP (X(Windows/Linux) Apache MySQL PHP dan Perl) merupakan paket server web PHP dan database MySQL yang paling populer di kalangan pengembang web dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “XAMPP adalah paket server yang paling mudah untuk digunakan sebagai paket untuk pengembangan aplikasi web”.

Bagian-Bagian Tool XAMPP

  1. Apache

  2. Menurut Kurniawan dalam Amin (2017:115)[20], Apache adalah web server yang dapat dijalankan dibanyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft windows dan Novell Netware serta Platform lainnya) yang berguna untuk menfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web ini menggunakan HTTP.

  3. PHP

  4. Menurut Sidik (2014:4)[19], PHP merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script-script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML, dikenal juga sebagai bahasa pemrograman server side.

    Menurut Abdulloh (2016:3)[21], “PHP singkatan dari hypertext preprocessor yang merupakan server-side programming, yaitu bahasa pemrograman yang diproses disisi server”.

  5. PhpMyAdmin

  6. Menurut Kurniawan dalam Wasiyanti (2016:51)[22], phpMyAdmin adalah sebuah software yang berbentuk seperti halaman situs yang terdapat pada web server.

Konsep Dasar CodeIgniter

Menurut Basuki (2017:4)[23], “CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang kecil, sederhana, mudah digunakan dan cukup handal untuk membangun aplikasi berbasis web”.

Menurut Afnur, dkk (2016:76)[24], “Framework CodeIgniter merupakan sebuah bahasa pemrograman web yang dikembangkan dari bahasa pemrograman PHP yang berbasis OOP (Object Oriented Program) yang memiliki class dan fuction”.

Konsep Dasar Notepad++

Menurut Supono dan Putratama (2016:13)[25], “Notepad++ merupakan aplikasi teks editor yang gratis secara powerful yang dapat digunakan oleh seorang pengembang aplikasi (programmer) untuk menuliskan sebuah kode-kode program”.

Notepad++ mendukung banyak bahasa pemrograman, diantaranya: Assembly, C, C++, C#, CSS, HTML, Java, Javascript, Pascal, Perl, PHP, Phyton, Ruby, Shell, SQL, VB, XML dan lain sebagainya. Notepad++ ini memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan Notepad bawaan Windows yang pertama, seperti GUI yang baik dan menarik. Notepad++ juga dapat ditambahkan berbagai plugin yang bisa semakin mempermudah pekerjaan programmer.

Konsep Dasar Web

Definisi Web

Menurut Murad, dkk (2013:49)[26], “Web adalah sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Kadir dalam Kusuma dan Widodo (2016:11)[27] mengatakan bahwa website adalah suatu media publikasi elektronik yang terdiri dari halaman-halaman web (web page) yang terhubung satu dengan yang lain menggunakan link yang dilekatkan pada suatu teks atau image.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Web adalah suatu media informasi elektronik yang terdiri dari halaman-halaman dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang terhubung dengan server”.

Web Browser Dan Web Server

Menurut Wahyudi dalam Kusuma dan Widodo (2016:11)[27], Web Browser adalah program perangkat lunak pada sisi client yang bertugas mengambil serta manampilkan informasi dalam web dari server”.

Sedangkan web server merupakan server yang bertugas mengatur mekanisme layanan web.

Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Bonczek dalam Nofriansyah (2014:1)[28], Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lain), sistem pengetahuan (respositori pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:1)[28], karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu:

  1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.

  2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.

  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

  4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

  5. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai keputusan sistem.

  6. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:3)[28], secara garis besar sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen utama yaitu:

  1. Sub Sistem Data (Database)

  2. Merupakan komponen sistem pendukung keputusan yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem.

  3. Subsistem Model (ModelBase)

  4. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang model adalah model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus juga dijaga fleksibilitasnya.

  5. Subsistem Dialog (User System Interface)

  6. Subsistem dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog.

Konsep Dasar Simple Additive Weighting (SAW)

Definisi Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Supriyanti (2014:70)[29], Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Formula untuk melakukan normalisasi terebut adalah sebagai berikut:

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; 1=1,2,….,m dan j=1,2,….,n.

Keterangan:

a. Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.

b. Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.

c. Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.

d. Benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik.

e. Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut:

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Keterangan:

a. Vi = Rangking untuk setiap alternatif.

b. Wj = Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria).

c. rij= Nilai rating kinerja ternormalisasi.

Keunggulan Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Nofriansyah (2014:12)[28], Keunggulan dari metode simple additive weighting dibandingkan dengan metode sistem keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang dibutuhkan. Dalam metode SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada kemudian dilakukannya proses perangkingan yang jumlah nilai bobot dari semua kriteria dijumlahkan setelah menentukan nilai bobot dari kriteria. Intinya bahwa pada metode SAW ini menentukan nilai bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif optimal.

Konsep Dasar Analisa Value Chain

Menurut Porter dan Milar dalam Kadir (2014:421)[6], Rantai nilai mengandung lima aktivitas utama dan empat aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah proses-proses bisnis yang terkait secara langsung dengan pembuatan produk atau penyampaian layanan ke pelanggan, sedangkan aktivitas pendukung adalah proses-proses bisnis yang ditujukan untuk mendukung operasi keseharian dan tidak secara langsung berpengaruh pada produk/jasa yang ditangani organisasi.

Menurut Nastiti, dkk (2014:157)[30], Analisis Value Chain, berfungsi sebagai cara untuk mengelompokkan aktivitas bisnis sesuai dengan kelompok aktivitas. Proses bisnis perusahaan berdasarkan kerangka value chain dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu proses bisnis utama (inbound sales logistic, outbound sales logistic, operation, marketing dan service) dan proses bisnis pendukung (procurement, technology development, organization and human resource management, firm infrastruktur).

Lima aktivitas utama berupa logistic masuk, operasi, logistic keluar, pemasaran dan penjualan, serta layanan. Penjelasannya seperti berikut:

  1. Logistik masuk

  2. Logistik masuk menyatakan kegiatan untuk menerima bahan-bahan yang digunakan untuk kepentingan pembuatan produk dan kemudian menyimpan digudang.

  3. Operasi

  4. Operasi menyatakan kegiatan untuk membuat produk atau layanan.

  5. Logistik keluar

  6. Logistik keluar menyatakan kegiatan yang berhubungan dengan menyampaikan produk/layanan ke pelanggan.

  7. Pemasaran dan penjualan

  8. Pemasaran dan penjualan mencakup kegiatan untuk memasarkan produk/jasa ke pelanggan dan kegiatan penjualan.

  9. Layanan

  10. Layanan menyatakan kegiatan yang dilakukan untuk melayani pelanggan setelah penjualan.

Aktivitas pendukung berupa infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pengadaan barang. Penjelasan masing-masing adalah seperti berikut:

  1. Infratruktur perusahaan

  2. Infrastruktur perusahaan menyatakan infrastruktur yang berguna bagi perudahaan, misalnya perwujudan internet, untuk kepentingan kolaborasi para pekerja di organisasi.

  3. Manajemen sumber daya manusia

  4. Manajemen sumber daya manusia menyatakan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja pekerja atau mendayagunakan pekerja secara optimal.

  5. Pengembangan teknologi

  6. Pengembangan teknologi berhubungan riset dan pengembangan ataupun kerja sama dengan mitra, misalnya untuk melakukan pengembangan produk melalui extranet.

  7. Pengadaan barang

  8. Pengadaan barang berhubungan dengan aktivitas untuk mendapatkan barang dari pemasok.

Gambar 2.1. Komponen-komponen value chain

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut Sukamto dan Shalahuddin dalam Amin (2017:115)[20] mengatakan bahwa Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Menurut Rizky dalam Suryani (2014:97)[31] mengatakan bahwa Black Box Testing adalah tipe testing yang memerlukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi dikenal proses testing dibagian luar.

Kelebihan Dan Kelemahan Black Box Testing

Menurut Rizky dalam Komarudin (2017:14)[32], keunggulan dari pengujian Black Box Testing adalah bisa memilih subset tes secara efektif dan efisien, dapat menemukan cacat, memaksimalkan testing investmen. Sedangkan kelemahan dari pengujian Black Box Testing adalah tester tidak pernah yakin apakah perangkat lunak benar-benar lolos uji.

Pengujian Black Box Testing berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

  1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

  2. Kesalahan interface.

  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

  4. Kesalahan kinerja.

  5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Ariawan dan Wahyuni (2015:63)[33], elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi tahap II

  4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disaggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Kinerja

Definisi Kinerja

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:10)[34], Kinerja (performance) adalah tingkat pencapaian hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi dalam suatu periode waktu tertentu, sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi, dan dilakukan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Duha (2016:218)[35], “Kinerja adalah cara atau kemampuan individu dalam bekerja untuk dapat memberikan hasil yang memuaskan di tempatnya bekerja dalam satu paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi di tempatnya bekerja dalam satu paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu.

Pengukuran Kinerja Dan Indikator Kinerja

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:14)[34], “Pengukuran kinerja adalah alat manajemen yang digunakan untuk menilai kemampuan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, sekaligus sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas”.

Menurut Soemohadiwidjojo (2015:15)[34], “Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan”.

Dalam menentukkan indikator kinerja yang akan dijadikan Key Performance Indicator (KPI), berikut ini beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

  1. Spesifik dan jelas sehingga mudah dipahami dan mengurangi kesalahan penafsiran.

  2. Dapat diukur secara objektif, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

  3. Relevan dengan sasaran yang ingin dicapai.

  4. Dapat dicapai, penting, dan berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dampak, serta efektivitas proses.

  5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan akibat penyesuaian pelaksanaan dan hasil yang dicapai.

  6. Data atau informasi yang menunjukkan pencapaian indikator kinerja dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis secara wajar.

Konsep Dasar Penilaian Kinerja

Definisi Penilaian Kinerja

Menurut Budihardjo (2015:13)[36], penilaian kinerja adalah upaya guna mengadakan pengukuran atas kinerja dari setiap karyawan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat produktivitas dan efektivitas kerja dari karyawan tersebut dalam menghasilkan karya tertentu, sesuai dengan Job Description (deskripsi tugas) yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Penilaian Kinerja adalah upaya guna menilai prestasi kinerja dari setiap karyawan dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam menghasilkan karya tertentu”.

Manfaat Penilaian Kinerja

Secara umum, penilaian terhadap karyawan, pegawai, ataupun staf suatu organisasi memiliki berbagai manfaat, baik bagi organisasi maupun bagi karyawan itu sendiri (Budihardjo, 2015:15)[36]:

Manfaat bagi karyawan:

  1. Terpicunya semangat berkompetisi.

  2. Peningkatan produktivitas organisasi.

  3. Peningkatan etos kerja.

Manfaat bagi organisasi perusahaan:

Secara garis besar, manfaat serta penggunaan dari penilaian karyawan adalah sebagai berikut:

  1. Proses Rekrutmen.

  2. Jenjang Karier.

  3. Kesesuaian Bidang Pekerjaan.

Konsep Dasar Organisasi

Menurut Kast dan James E Rosenzweig dalam Sudaryono (2014:34)[37] mengatakan bahwa kita membutuhkan suatu definisi umum dan sebuah model konseptual mengenai organisasi yang cocok untuk semua jenis kecil dan besar, informal dan formal, sederhana dan kompleks, dan organisasi yang melaksanakan berbagai aktivitas dan fungsi. Dalam hubungan ini didefinisikan sebagai berikut:

  1. Suatu subsistem dan lingkungannya yang lebih luas.

  2. Semua pengaturan yang berorientasi pada sasaran orang dan tujuan yang meliputi.

  3. Suatu subsistem teknik, orang yang memakai, pengetahuan, peralatan, dan fasilitas.

  4. Suatu subsistem struktur, orang yang kerja sama dalam aktivitas terpadu.

  5. Suatu subsistem psikososial, orang dalam hubungan sosial.

  6. Subsistem manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan semua usaha.

Berdasarkan definisi organisasi yang dikemukakan di atas, memberikan informasi bahwa organisasi itu terdiri atas dua bagian besar, yaitu:

  1. Organisasi sebagai wadah atau tempat, subsistem. Pemahaman ini bukan seperti kita melihat rumah, kamar, kebun, kantor, dan lain sebagainya, hanya ada dalam alam pikiran manusia.

  2. Organisasi sebagai proses yang menggabarkan aktivitas yang akan, sedang, atau telah dilaksanakan oleh manusia yang bergabung dalam sebuah organisasi sosial.

Literature Review

Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dan internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas. Adapun literature review sebagai landasan dalam mendukung penelitian tentang “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Pada Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta Pusat” sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Astradanta, dkk (2016)[38] Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner Dengan Menggunakan Metode AHP Dan SAW Studi Kasus : Kecamatan Buleleng”. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner dengan Metode AHP dan SAW adalah sebuah sistem yang dikembangkan untuk membantu konsumen atau calon pelanggan rumah makan dalam menentukan rumah makan yang sesuai dengan kriterianya. Sistem ini dikembangkan dalam dua buah aplikasi yakni aplikasi android dan aplikasi website. Aplikasi android dari sistem ini diperuntukan bagi pengguna atau pelanggan, sedangkan aplikasi website diperuntukan bagi pengelola rumah makan dan administrator sistem. Sistem Penunjang Keputusan ini dirancang dan dikembangkan sesuai tahap pada Metode SDLC dengan model waterfall. Sistem Penunjang Keputusan ini diimplementasi kedalam dua aplikasi yakni aplikasi website dan aplikasi android. Aplikasi website dikembangkan dengan menggunakan PHP Storm dengan Bahasa pemrograman PHP, HTML dan Javascrpit. Aplikasi Android dikembangkan dengan menggunakan android studi dengan bahasa pemrograman java dan xml. Hasil pengujian dari Sistem penunjang keputusan pemilihan tempat kuliner dengan menggunakan metode AHP dan SAW menunjukan, Aplikasi tersebut layak digunakan. Hasil tersebut peneliti dapat melalui serangkain uji yakni uji blackbox, uji ahli media, uji usability dan uji akurasi. Tingkat akurasi dari sistem ini sebesar 82% dengan tingkat kesalahan sebanyak 18%. Tingkat akurasi tersebut didapat dengan menggunakan metode manhattan distance.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Supriyanti (2014)[29] Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW”. Dalam setiap lembaga khususnya universitas, ada banyak beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa. Ada beasiswa yang bersumber dari pemerintah serta dari pihak swasta. Beasiswa ini dapat diperoleh apabila calon penerima dinilai memenuhi syarat yang telah ditentukan, sebagai contoh: IPK, pendapatan orang tua, jumlah saudara dan jumlah tanggungan orang tua, keaktifan mengikuti organisasi mahasiswa, prestasi dan lain-lain. Saat ini diperlukan aplikasi untuk mengembangkan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi beasiswa agar tepat sasaran dengan banyak kriteria yang dijadikan pertimbangan. Aplikasi yang dibangun untuk menyeleksi penerima beasiswa ini menggunakan program aplikasi lazarus. Metode yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan dengan banyak kriteria adalah Simple Additive Weighting (SAW), salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah Fuzzy MADM. Metode ini dipilih karena dapat menentukan bobot untuk setiap atribut, diikuti peringkat alternatif yang akan memilih penerima beasiswa berdasarkan bobot yang telah dibuat untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat yang akan menerima beasiswa.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, dkk (2013)[39] STMIK STIKOM Surabaya. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Dan Diklat Surabaya”. Kinerja karyawan sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu diperlukan sistem penilaian yang dapat diandalkan, kinerja akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja dan organisasi, prestasi karyawan sesuai dengan tujuan agar karyawan menilai seberapa jauh kinerjanya telah menghasilkan suatu prestasi yang diharapkan sesuai tujuan organisasi. Penilaian kinerja dari PNS dilakukan secara berkala dari pelaksanaan pekerjaan pegawai. Penilaian kinerja yang disebut DP3 atau daftar meningkatkan pelaksanaan penilaian pekerjaan yang digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pelatihan PNS mempertimbangkan penghapusan, antara lain di dalam peringkat, pelatihan dan pelatihan, perpindahan dan kenaikan gaji (penghargaan). DP3 dilakukan setiap tahun (pada Desember). Penyimpanan (1) kali DP3 yaitu selama lima tahun. Untuk satu waktu promosi karyawan memerlukan DP3 selama 4 tahun. Sampai saat ini nilai DP3 yang dibuat oleh pejabat Marketing dari badan kepegawaian dan pelatihan Surabaya terbatas hanya catatan lapangan. Tidak adanya bimbingan dari seorang supervisor terhadap pegawai negeri yang kurang baik kinerjanya. Tidak adanya informasi yang menjelaskan tata letak yang kurang nilainya PNS. Sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dilakukan dan atasan juga tidak tahu di bagian mana yang harus dilatih.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Pernadi, dkk (2015)[40] Universitas Gunadarma Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Implementasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penilaian Kinerja pada Bagian Customer Service Representative (CSR) di PT Bank Permata Tbk”. Salah satu faktor yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja produktivitas suatu perusahaan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia diperlukan dengan kompetensi tinggi guna peningkatan kinerja karyawan di sebuah perusahaan. Salah satu indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah dengan prestasi yang telah dicapai setiap karyawan. Bank permata sebagai salah satu bank dengan reputasi sebagai bank dengan kualitas layanan terbaik yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif. Bank Permata memiliki beberapa bagian diantaranya adalah Customer Service, bagian Support dan bagian Quality Assurance. Bank Permata dalam menjalankan roda bisnisnya menerapkan proses penilaian kinerja karyawan salah satunya bagian Customer Service Representative (CSR). Proses penilaian kinerja karyawan merupakan proses rumit yang membutuhkan parameter-parameter yang digunakan diambil dari sistem lain. Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan slah satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang proses penilaian kinerja karyawan. Proses penilaian kinerja pada bagian CSR akan diimplementasikan dalam sebuah aplikasi menggunakan java dengan framework Hibernate dan MySQL. Pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat menghasilkan nilai kinerja karyawan yang dapat dijadikan dasar alternative pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan karyawan terbaik pada bagian CSR dengan menggunakan metode AHP.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Husein (2016)[41] STMIK AMIKOM Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tingkat SMP Kabupaten X”. Pengambilan keputusan pada kondisi semi-terstruktur merupakan hal yang sangat penting. Dinas Pendidikan seharusnya mengambil sebuah keputusan berdasarkan perhitungan dan pemikiran jangka panjang agar keputusan yang diambil menjadi tepat. Untuk menjaga kualitas kinerja kepala sekolah, setiap tahunnya Dinas Pendidikan melakukan penilaian kinerja untuk mengukur pencapaian kerja setiap kepala sekolah. Penilaian tersebut memerlukan waktu yang cukup lama karena melalui beberapa tahap perhitungan dan musyawarah. Penelitian ini menggunakan metode topsis, yaitu salah satu metode pengambilan keputusan dimana alternative yang terpilih merupakan alternatif terbaik yang mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Dengan sistem yang akan dibangun diharapkan dapat memberikan alternatif pada Dinas Pendidikan untuk melakukan penilaian dengan cepat dan mempengaruhi kinerja kepala sekolah untuk berkompetisi secara baik dengan menunjukkan kualitas.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Adnan Shaout dan Jaldip Trivedi (2013)[42] The University of Michigan USA. Penelitian ini berjudul “Performance Appraisal System – Using a Multistage Fuzzy Architecture”. Evaluasi kinerja karyawan adalah yang terpenting dan mungkin tugas yang paling rumit untuk setiap penyelia atau manajer yang bekerja di organisasi. Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan organisasi dengan melibatkan dan menyelaraskan setiap karyawan. Penilaian kinerja menyediakan dasar untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesenjangan dalam kinerja karyawan. Penilaian kinerja juga dapat menyediakan dasar untuk tindakan personel lain seperti bonus, pelatihan & pengembangan karir, promosi & penempatan, pengakuan & imbalan dan tindakan disiplin, sukses terutama tergantung pada sistem dan langkah-langkah (kriteria), budaya kerja, sikap dan keterlibatan peserta dalam proses penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja dapat mencakup berbagai tahap seperti perencanaan, monitoring, pengembangan, nilai dan penghargaan. Dalam seluruh proses mungkin 'nilai' adalah langkah yang paling penting dan krusial yang melibatkan manusia dan persepsi yang inheren mengarah ke ketidakjelasan dalam mengambil keputusan atau keputusan fuzzy. Model stage-wise fuzzy reasoning untuk rating penilaian.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Kutlu, dkk (2014)[43] Ankara University Turkey. Penelitian ini berjudul “The Science Teacher’s Opinions About Using Performance Assessment In Elementary Science Education”. Pelaksana kurikulum disekolah guru, sangat penting bahwa pendapat guru diperlukan pada pendekatan baru dan metode seperti penilaian kinerja yang digunakan di bidang pendidikan sains. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pendapat guru sains terhadap penggunaan penilaian kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan 148 guru sains. Menurut hasil, frekuensi penggunaan penilaian kinerja selama pelatihan adalah tidak cukup, karena besarnya persentase guru yang menggunakan penilaian kinerja sekali atau dua kali dalam tahun pendidikan adalah lebih tinggi daripada persentase guru yang hanya menggunakan sekali atau tidak. Alasan utama untuk para pengajar menggunakan penilaian kinerja adalah “Mentransfer belajar mata pelajaran sains didalam kelas untuk aplikasi dalam kehidupan nyata, dan mendorong siswa untuk melakukan riset dan mengumpulkan data”. Mereka menghadapi kesulitan sementara dengan menggunakan penilaian kinerja dapat membantu orang tua.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibrohim dan Sumiati (2016)[44] University of Serang Raya Indonesia. Penelitian ini berjudul “Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW)”. Beasiswa adalah untuk membantu meringankan beban biaya seseorang yang mampu atau kurang dicapai selama pendidikan. Dalam menentukan Penerima beasiswa oleh Universitas umum maupun pribadi pasti memiliki kriteria untuk menentukan yang akan dipilih menerima beasiswa. Dalam proses pengembangan sistem penunjang keputusan untuk menentukan Penerima beasiswa menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW), dimana metode ini dapat memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif, dalam kasus ini alternatif berarti bahwa hak untuk menerima beasiswa berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan menemukan nilai-nilai bobot untuk setiap atribut, maka proses peringkat dilakukan oleh intensitas prioritas untuk menghasilkan Skor nilai terbaik. Penelitian ini akan menganalisis penerima beasiswa dalam penentuan beasiswa. Sistem komputasi untuk membantu kerja tim penyeleksi beasiswa dalam melakukan pemilihan beasiswa, dapat mempercepat proses seleksi beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan penerima beasiswa, dan dapat memfasilitasi tim penyeleksi dalam menentukan Penerima.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Lalit Dole and Jayant Rajurkar (2014)[45] G.H. Raisoni College of Engineering India. Penelitian ini berjudul “A Decision Support System for Predicting Student Performance”. Mengevaluasi keberhasilan akademis siswa menjadi semakin menantang, penggunaannya ditujukan untuk identifikasi dan ekstraksi pengetahuan baru dan berpotensi berharga dari data. Memprediksi hasil pendidikan adalah alternatif yang praktis lingkungan heterogen. Prediksi kinerja dapat dibangun dengan menerapkan teknik data mining untuk data pendaftaran. Dengan pendekatan Naive Bayes algorithm (NB) untuk memprediksi keberhasilan kumulatif Grade Point Average berdasarkan data pemohon yang dikumpulkan dari survei yang dilakukan selama semester musim panas di Universitas Tuzla, Fakultas Ekonomi, tahun akademik 2010-2011, antara mahasiswa tahun pertama dan data diambil selama pendaftaran. Naive Bayes algorithm digunakan untuk menemukan cara yang paling cocok untuk menentukan keberhasilan siswa.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2016)[46] Gadjah Mada University Indonesia. Penelitian ini berjudul “The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score”. Konsep Group Decision Support System (GDSS) untuk mengevaluasi kinerja dari Information and Communications Technology (ICT) di lembaga-lembaga pemerintah daerah untuk mengatasi inkonsistensi setiap kemungkinan yang mungkin terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan mempertimbangkan aspek peraturan hukum yang berlaku, pengambil keputusan terlibat untuk memberikan penilaian dan evaluasi pelaksanaan proyek ICT di lembaga-lembaga pemerintah daerah terdiri dari mengeksekusi pihak lembaga pemerintah, unit-unit kerja pengelolaan ICT, unit pemilik proses bisnis, dan masyarakat, diwakili oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Kontribusi mereka dalam pengambil keputusan itu dalam bentuk preferensi untuk mengevaluasi proyek yang berhubungan dengan ICT alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Penelitian ini disajikan dalam kerangka GDSS mengintegrasikan metode dari Analytic Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dan Copeland Score. Metode AHP digunakan untuk menghasilkan nilai untuk kriteria yang digunakan sebagai masukan dalam proses perhitungan metode TOPSIS. Hasil perhitungan TOPSIS dihasilkan peringkat proyek yang ditunjukkan oleh setiap pembuat keputusan, dan untuk menggabungkan preferensi yang berbeda dari pembuat keputusan ini, metode Copeland Score digunakan sebagai salah satu metode pemungutan suara untuk menentukan kedudukan proyek terbaik semua peringkat yang ditunjukkan oleh para pengambil keputusan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada metode yang digunakan, objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian penilaian kinerja organisasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi menggunakan metode analisa Value Chain dan metode Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Perancangan sistem ini berorientasi objek dengan model Unified Modeling Language (UML), dan teknik pengujuan menggunakan Black Box Testing.


BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN


Gambaran Umum Kemenko Bidang Perekonomian

Sejarah Singkat Kemenko Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Bidang Perekonomian) pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966 dengan nama Kementerian Utama Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (EKUIN) yang pada saat itu dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang juga menjabat Raja Kesultanan Yogyakarta ke-9 dengan gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatullah Ingkang Kaping Songo. Kementerian ini tergabung dalam Kabinet Ampera I yang menggantikan Kabinet Dwikora (Kabinet Soekarno). Nama "Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian" sendiri baru dimulai pada tahun 2000. Tugas Kabinet yang dipimpin presidium ini adalah melaksanakan program stabilisasi dan rehabilitasi yang berkonsentrasi pada pengendalian inflasi, pencukupan penghidupan pangan, rehabilitasi prasarana dan pembangunan nasional.

Kementerian ini mempunyai tugas membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian. Pemerintahan dan pembangunan yang selalu bergerak dinamis telah menuntut kementerian ini untuk terus berkembang sehingga beberapa kali berganti nama dan pimpinan.

  1. Visi dan Misi Kemenko Bidang Perekonomian

  2. Visi Kemenko Bidang Perekonomian

    “Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan”

    Visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini mendukung Visi Presiden yakni “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebutdisusun berdasarkan kristalisasidari pernyataan komponen organisasi itu sendiri yang disepakati sebagainilai-nilai dasar kepribadian organisasi yang profesional, integritas, kerjasama, inovasi dan responsibility yang disingkat dengan “PIKIR”. Keyakinan nilai-nilai dasar organisasi akan memberikan keyakinan kepada pegawai bahwa keinginan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan dapat diwujudkan. Visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut mempunyai makna tentang koordinasi dan sinkronisasi yaitu merupakan proses mengupayakan terjadinya kesamaan persepsi, pemikiran dan tindakan dalam mewujudkan pencapaian tujuan. Sedangkan pengendalian merupakan bagian proses koordinasi dan sinkronisasi yang penekanannya pada setiap pusat-pusat pertanggungjawaban diupayakan dapat mewujudkan tujuan organisasi sesuai rencana dan dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun makna kata efektif dan berkelanjutan mempunyai arti sebagai berikut. Efektif memberikan arti bahwa kinerja hasil koordinasi dan sinkronisasi memberikan manfaat dan dampak yang signifikan bagi upaya pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi.Sedangkan kata berkelanjutan mempunyai makna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi sehingga pembangunan ekonomi yang dicapai dapat berkesinambungan.

    Misi Kemenko Bidang Perekonomian

    "Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian”

    Misi tersebut merupakan langkah peran fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mengupayakan/ memastikan Misi Presiden antara lain “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera serta Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing”, yang pelaksanaannya diwujudkan melalui kinerja lintas sektor di bidang ekonomi. Untuk meningkatkan kinerja lintas sektor di bidang ekonomi dengan optimal tersebut dibutuhkan suatu usaha untuk menyatukan tindakan kebulatan pemikiran, kesatuan tindakan, dan keselarasandari berbagai intansi terkait, agar pelaksanaan kinerja sektor dapat bersinergi dengan baik danterlaksana sesuai rencana. Sejalan dengan strategi dan aktivitas yang dilakukan dalam upaya pencapaian rencana dimaksud, pengendalian pelaksanaan kebijakan/program secara intensif diupayakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pencapaian kinerja dapat diantisipasi secara dini sehingga progres kinerja dalam melaksanakan kebijakan/program di bidang ekonomi berjalan dengan optimal.

  3. Tujuan Kemenko Bidang Perekonomian

  4. Tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

    a. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    b. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik.

  5. Sasaran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian

  6. Sasaran strategis yang ingin dicapai Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

    a. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perekonomian.

    b. Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian.

    c. Terwujudnya tata kelola pemerintah yang baik.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dimana organisasi tersebut dikelola. Struktur organisasi berarti penetapan batas tugas dan tanggung jawab atas bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, serta fungsi dari masing-masing pegawai. Struktur mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian

Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kementerian koordinator bidang perekonomian. Susunan organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terdiri atas:

  1. Sekretariat Kementerian Koordinator menyelenggarakan fungsi:

  2. a. Koordinasi kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

    b. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

    c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

    d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

    e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;

    f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa;

    g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Sekretariat Kementerian Koordinator terdiri atas:

    1. Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi:

    2. a. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      b. Pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      d. Pelaksanaan pengelolaan data dan sistem informasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      e. Pelaksanaan fasilitasi penguatan kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

    3. Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

    4. a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

      b. Pelaksanaan advokasi hukum;

      c. Fasilitasi persidangan dan rapat-rapat koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      d. Pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

      e. Fasilitasi penyiapan naskah menteri.

    5. Biro Umum menyelenggarakan fungsi:

    6. a. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

      b. Pelaksanaan urusan keuangan;

      c. Pengelolaan barang milik negara;

      d. Pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa;

      e. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan ketatausahaan serta kearsipan.

  3. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

  4. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang ekonomi makro dan keuangan;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang ekonomi makro dan keuangan;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pembangunan penguatan keuangan berbasis nasional;

    d. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan penguatan keuangan berbasis nasional;

    e. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penguatan investasi sumber domestik;

    f. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pembangunan kapasitas fiskal negara;

    g. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan investasi pembangunan kapasitas fiskal negara;

    h. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang ekonomi makro dan keuangan; dan

    i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan terdiri atas: Asisten Deputi Fiskal, Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Asisten Deputi Badan Usaha Milik Negara.

  5. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian menyelenggarakan fungsi:

  6. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pangan dan pertanian;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pangan dan pertanian;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang ketersediaan dan stabilitas harga pangan;

    d. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan dan stabilitas harga pangan;

    e. Koordinasi dan sinkronisasi, perumusan dan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan komoditi orientasi ekspor;

    f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang ketersediaan sarana prasarana pangan dan pertanian;

    g. Koordinasi, sinkronisasi, dan perumusan kebijakan di bidang penanggulangan kemiskinan petani;

    h. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang pangan dan pertanian;

    i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian terdiri atas: Asisten Deputi Pangan, Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan, Asisten Deputi Perkebunan dan Hortikultura, Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Pertanian, Asisten Deputi Agribisnis.

  7. Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:

  8. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang percepatan produktivitas energi;

    d. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang percepatan produktivitas energi;

    e. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang peningkatan tata kelola industri ekstraktif;

    f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya alam dan pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup;

    g. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya alam dan pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup;

    h. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam, dan lingkungan hidup;

    i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup terdiri atas: Asisten Deputi Produktivitas Energi, Asisten Deputi Infrastruktur Energi, Asisten Deputi Industri Ekstraktif, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Asisten Deputi Pelestarian Lingkungan Hidup.

  9. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Mengengah menyelenggarakan fungsi:

  10. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait isu di bidang ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing koperasi dan usaha kecil dan menengah;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing koperasi dan usaha kecil dan menengah;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengelolaan kandungan bahan baku impor untuk industri manufaktur dan industri strategis;

    d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penciptaan wirausaha baru berbasis teknologi;

    e. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengembangan industri kreatif;

    f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penciptaan tenaga kerja dengan keahlian tertentu dan pemberdayaan buruh;

    g. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang industri pengolahan dan sarana pendukung Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu;

    h. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;

    i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Mengengah terdiri atas: Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan, Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Asisten Deputi Ketenagakerjaan.

  11. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri menyelenggarakan fungsi:

  12. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perniagaan dan industri;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perniagaan dan industri;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang peningkatan daya saing perniagaan dan industri di pasar internasional;

    d. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan daya saing perniagaan dan industri di pasar internasional;

    e. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang peningkatan konektivitas nasional;

    f. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan konektivitas nasional;

    g. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengembangan pasar tradisional;

    h. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pelayanan terpadu satu pintu;

    i. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang perniagaan dan industri;

    j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri terdiri atas: Asisten Deputi Pengembangan Investasi, Asisten Deputi Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional, Asisten Deputi Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Tertib Usaha, Asisten Deputi Pengembangan Industri.

  13. Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menyelenggarakan fungsi:

  14. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan infrastruktur sumber daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi multimoda;

    d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi;

    e. Pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi;

    f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan tanah dan pembiayaan infrastruktur;

    g. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

    h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri atas: Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas, Asisten Deputi Sistem Transportasi Multimoda, Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur.

  15. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional menyelenggarakan fungsi:

  16. a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;

    b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;

    c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi bilateral;

    d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi multilateral;

    e. Koordinasi, sinkronisasi, perumusan, pemberdayaan, dan pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi regional;

    f. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang kerja sama ekonomi internasional;

    g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

    Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional terdiri atas: Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan.

  17. Inspektorat menyelenggarakan fungsi:

  18. a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;

    b. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Koordinator;

    d. Penyusunan laporan hasil pengawasan;

    e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

    Inspektorat terdiri atas: Subbagian Tata Usaha Inspektorat, Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur yang sedang berjalan saat ini dalam proses penilaian kinerja organisasi sebagai berikut:

  1. Penetapan Perjanjian Kinerja Unit Kerja

  2. Asdep menyusun perjanjian kinerja unit kerja. Deputi melakukan pengecekan terhadap perjanjian kinerja unit kerja. Jika tidak setuju dikembalikan pada Asdep untuk diperbaiki, jika setuju ditandatangani oleh Deputi. Asdep sebagai pihak pertama menandatangani perjanjian kinerja unit kerja dan selanjutnya Deputi selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua menandatangani perjanjian kinerja unit kerja.

  3. Pengumpulan Data Kinerja

  4. Pengumpulan data kinerja unit Asdep. Asdep menyusun data kinerja unit Asdep. KPIs Manager melakukan kompilasi data kinerja unit Asdep sebagai bahan untuk penetapan data kinerja unit Deputi. Penetapan data kinerja Deputi. Jika setuju data kinerja ditandatangani untuk selanjutnya disampaikan kepada sekretariat melalui biro perencanaan, jika tidak setuju dikembalikan pada KPIs Manager untuk diperbaiki. KPIs Manager menyerahkan data kinerja unit Deputi kepada sekretariat melalui biro perencanaan. Biro Perencanaan sebagai koordinator kompilasi data kinerja unit Deputi. Sekretariat menerbitkan laporan capaian kinerja.

  5. Evaluasi Kinerja

  6. Inspektorat melaksanakan evaluasi kinerja. Rencana pelaksanaan evaluasi kinerja dituangkan dalam program kerja pengawasan tahunan inspektorat. Sekretariat memberikan laporan capaian kinerja dari masing-masing unit kerja. Setelah laporan capaian kinerja diterima selanjutnya inspektorat melakukan penilaian atas kinerja dari masing-masing unit kerja. Selanjutnya inspektorat menindaklanjuti laporan hasil evaluasi kinerja.

  7. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja

  8. Laporan hasil evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan inspektorat yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem AKIP dan evaluasi atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan. Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengukur tingkat capaian selama bekerja dalam kurun waktu satu tahun. Inspektorat memberikan laporan hasil evaluasi kepada masing-masing unit kerja.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Use Case Diagram Sistem Berjalan

Suatu use case diagram yang berisi use case, actor, serta relationship diantaranya. Use case diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use case diagram dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem.

Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem Berjalan

Berdasarkan Gambar 3.2 terdapat skenario use case sebagai berikut:

  1. Nama Use Case : Menyusun Perjanjian Kinerja Unit Kerja

  2. Actor : Asdep

    Skenario : Asdep menyusun perjanjian kinerja unit kerja

  3. Nama Use Case : Cek Perjanjian Kinerja Unit Kerja

  4. Actor : Deputi

    Skenario : Deputi melakukan pengecekan terhadap perjanjian kinerja unit kerja. Jika tidak setuju dikembalikan pada Asdep untuk diperbaiki, jika setuju ditandatangani oleh Deputi

  5. Nama Use Case : Menandatangani Perjanjian Kinerja Unit Kerja

  6. Actor : Asdep dan Deputi

    Skenario : Asdep sebagai pihak pertama menandatangani perjanjian kinerja unit kerja dan selanjutnya Deputi selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua menandatangani perjanjian kinerja unit kerja

  7. Nama Use Case : Penyusunan Data Kinerja Unit Asdep

  8. Actor : Asdep

    Skenario : Asdep menyusun data kinerja unit Asdep

  9. Nama Use Case : Kompilasi Data Kinerja Unit Asdep

  10. Actor : KPIs Manager

    Skenario : KPIs Manager melakukan kompilasi data kinerja unit asdep sebagai bahan untuk penetapan data kinerja unit deputi

  11. Nama Use Case : Penetapan Data Kinerja Unit Deputi

  12. Actor : Deputi

    Skenario : Penetapan data kinerja deputi. Jika setuju data kinerja ditandatangani untuk selanjutnya disampaikan kepada sekretariat melalui biro perencanaan, jika tidak setuju dikembalikan pada KPIs Manager untuk diperbaiki

  13. Nama Use Case : Penyerahan Data Kinerja Unit Deputi

  14. Actor : KPIs Manager

    Skenario : KPIs Manager menyerahkan data kinerja unit deputi kepada sekretariat melalui biro perencanaan

  15. Nama Use Case : Kompilasi Data Kinerja Unit Deputi

  16. Actor : Biro Perencanaan

    Skenario : Biro Perencanaan sebagai koordinator kompilasi data kinerja unit deputi

  17. Nama Use Case : Menerbitkan Laporan Capaian Kinerja

  18. Actor : Sekretariat

    Skenario : Sekretariat menerbitkan laporan capaian kinerja

  19. Nama Use Case : Melakukan Evaluasi Kinerja

  20. Actor : Inspektorat

    Skenario : Inspektorat melakukan evaluasi kinerja

  21. Nama Use Case : Memberikan Laporan Capaian Kinerja

  22. Actor : Sekretariat

    Skenario : Sekretariat memberikan laporan capaian kinerja kepada inspektorat untuk dilakukan penilaian kinerja

  23. Nama Use Case : Melakukan Penilaian Evaluasi Kinerja

  24. Actor : Inspektorat

    Skenario : Inspektorat melakukan penilaian evaluasi kinerja

  25. Nama Use Case : Menindaklanjuti Laporan Hasil Evaluasi Kinerja

  26. Actor : Inspektorat

    Skenario : Selanjutnya inspektorat menindaklanjuti laporan hasil evaluasi kinerja

  27. Nama Use Case : Memberikan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja

  28. Actor : Inspektorat

    Skenario : Selanjutnya inspektorat memberikan laporan hasil evaluasi kepada masing-masing unit kerja

Activity Diagram Sistem Berjalan

Activity diagram digunakan untuk menganalisis behavior dengan use case yang lebih kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi di antara satu sama lain. Berdasarkan use case diagram diatas dapat di gambarkan pada activity diagram dari aktivitas para actor-actor yang ada pada sistem yang berjalan di Kemenko Bidang Perekonomian sebagai berikut:

Gambar 3.3. Activity Diagram Sistem Berjalan

Berdasarkan Gambar 3.3 terdapat:
  1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

  2. 19 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  3. 2 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: setuju/tidak setuju.

  4. 6 Vertical Swimlane, yaitu Eselon II, Eselon I, KPIs Manager, Sekretariat, Biro Perencanaan, Inspektorat.

  5. 1 Activity Final Node, yaitu objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem Berjalan

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang berdasarkan urutan waktu, sequence diagram juga dapat menggambarkan urutan atau tahapan yang harus dilakukan untuk dapat menghasilkan sesuatu seperti pada use case diagram.

Gambar 3.4. Sequence Diagram Sistem Berjalan

Berdasarkan Gambar 3.4 terdapat:

  1. 1 System yang mencakup seluruh kegiatan kinerja organisasi.

  2. 6 Actor yang melakukan kegiatan diantaranya: Asdep, Deputi, KPIs Manager, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat.

  3. 5 Lifeline yang dilakukan diantaranya: Perjanjian Kinerja, Data Kinerja, Laporan Capaian Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Laporan Hasil Evaluasi.

  4. 19 Messages yang dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: Menyusun perjanjian kinerja unit kerja, cek perjanjian kinerja unit kerja, tidak acc perjanjian kinerja, menandatangani perjanjian kinerja unit kerja (pihak pertama), memberikan perjanjian kinerja unit kerja, menandatangani perjanjian kinerja unit kerja (pihak kedua), menyusun data kinerja unit Asdep, kompilasi data kinerja unit Asdep, penetapan data kinerja unit Deputi, cek data kinerja unit Deputi, setuju berikan pada sekretariat, penyerahan data kinerja unit Deputi, kompilasi data kinerja unit Deputi, menerbitkan laporan capaian kinerja, melakukan evaluasi kinerja, memberikan laporan capaian kinerja, melakukan penilaian evaluasi kinerja, menindaklanjuti laporan hasil evaluasi, memberikan laporan hasil evaluasi.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisa Value Chain

Dalam menyelesaikan masalah penelitian ini menggunakan metode analisa Value Chain. Analisa Value Chain berfungsi sebagai cara untuk mengelompokkan aktivitas bisnis sesuai dengan kelompok aktivitas. Analisa Value Chain menjelaskan mengenai seluruh aktivitas yang termasuk dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung terhadap penilaian kinerja organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Analisa Value Chain Penilaian Kinerja Organisasi

[Sumber: Kadir, 2014:421]

Kerangka rantai nilai (value chain) membagi aktivitas dalam perusahaan menjadi dua kategori umum yaitu:

A. Aktivitas Utama

Yang menjadi aktivitas utama dalam analisa value chain penilaian kinerja organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut:

  1. Inbound Logistics merupakan aktivitas-aktivitas yang menyangkut proses input sebagai data masukan yang meliputi proses penetapan perjanjian kinerja unit kerja.

  2. Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Tujuan penyusunan perjanjian kinerja sebagai berikut:

    a. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur.

    b. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

    c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organiasasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.

    d. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervise atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah.

    e. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

  3. Operations merupakan aktivitas-aktivitas yang menyangkut proses pengolahan data yang meliputi proses pengumpulan Data Kinerja, dan memberikan laporan capaian kinerja.

  4. Pengumpulan data kinerja adalah proses pengumpulan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kinerja suatu unit organisasi berikut dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  5. Outbound Logistics merupakan aktivitas-aktivitas yang menyangkut proses output sebagai hasil pengolahan data yang meliputi proses Evaluasi kinerja untuk masing-masing unit organisasi.

  6. Evaluasi kinerja atas implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) adalah aktivitas analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan peningkatan akuntabilitas dan kinerja instansi/unit kerja pemerintah. Tujuan evaluasi atas implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah) adalah untuk:

    a. Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah).

    b. Menilai tingkat implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

    c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

    d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.

  7. Public Relation merupakan kegiatan yang tak kalah penting, sebab dalam public relation inilah penilaian evaluasi kinerja yang selanjutnya menjadi pertimbangan untuk kinerja selanjutnya.

  8. Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus menyimpulkan hasil penilaian atas fakta obyektif instansi pemerintah dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-masing komponen yang ada dalam laporan hasil evaluasi.

  9. Service (pelayanan) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil evaluasi kinerja.

  10. Laporan hasil evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan inspektorat yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dan evaluasi atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan.

B. Aktivitas Pendukung

Aktivitas-aktivitas yang menjadi pendukung, yang dihasilkan dari analisa value chain terhadap penilaian kinerja organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

  1. Asdep bertugas sebagai penetapan perjanjian kinerja unit kerja, penyusunan data kinerja unit asdep.

  2. Deputi bertugas sebagai penetapan perjanjian kinerja unit kerja, penetapan data kinerja unit deputi.

  3. KPIs Manager (Key Performance Indicators Manager) adalah pejabat pada Deputi/Inspektorat yang ditunjuk dan bertugas sebagai koordinator dalam melakukan pengumpulan data, monitoring, dan pelaporan capaian kinerja di unit kerjanya masing-masing.

  4. Sekretariat bertugas sebagai pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

  5. Biro Perencanaan bertugas sebagai pelaksanaan monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

  6. Inspektorat bertugas sebagai pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Analisa Masukan

Analisa masukan dalam penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian sebagai-berikut:

Tabel 3.1. Analisa Masukan

Analisa Proses

Analisa proses dalam penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian sebagai-berikut:

Tabel 3.2. Analisa Proses

Analisa Keluaran

Analisa keluaran dalam penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian sebagai-berikut:

Tabel 3.3. Analisa Keluaran

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Pentium IV

  2. Monitor : LCD Acer

  3. Mouse : Acer

  4. Keyboard : Acer

  5. RAM : 2 GB

  6. Harddisk : 80 GB

  7. Printer : Hp Deskjet f2276

Spesifikasi Software

  1. Windows 7

  2. Microsoft Excel 2010

Hak Akses (Brainware)

Hak Akses untuk melaksanakan penilaian kinerja organisasi dilakukan oleh KPIs Manager dan Inspektorat.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan Bapak Kahfi Heriyanto S.Sos., M.P. selaku Kepala Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja di Kemenko Bidang Perekonomian. Permasalahan yang dihadapi dalam penilaian kinerja organisasi diantaranya:

  1. Suporting data tidak terdokumentasi dengan baik ditingkat pelaksana kegiatan. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah data kinerja yang akan dijadikan bahan untuk dilakukannya evaluasi kinerja organisasi.

  2. Manual Indikator Kinerja Utama tidak secara continue dijadikan dasar pengukuran kinerja. Dalam pengukuran kinerja terkadang Manual IKU (Indikator Kinerja Utama) yang sudah ditetapkan diawal tahun tidak secara continue dijadikan dasar dalam pengukuran kinerja.

  3. Dalam menentukan baseline (angka dasar) masih kurang akurat. Penentuan angka dasar dalam penilaian masih kurang akurat karena belum tersedianya sistem yang dapat melakukan penilaian kinerja organisasi.

  4. Tidak adanya tolak ukur untuk pencapaian kinerja organisasi. Penilaian kinerja organisasi tolak ukur dalam pencapaian kinerja organisasi belum tersedia sehingga pencapaian yang dicapai dalam kinerja organisasi masih kurang akurat.

  5. Belum adanya penentuan kriteria yang digunakan untuk penilaian kinerja organisasi sehingga data penilaian yang didapat hanya sebatas jumlah persentase dari kinerja organisasi.

  6. Laporan yang dihasilkan dari penilaian kinerja organisasi masih berupa excel, dan dalam mencatat dan mendokumentasi data akuntabilitas kinerja hanya secara elektronik dalam website resmi Kemenko Bidang Perekonomian.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap penilaian kinerja organisasi mengenai sistem yang diusulkan. Hasil dari wawancara dan analisa dapat disusun gambar 3.6. sitemap usulan sistem penilaian kinerja organisasi seperti-berikut:

Gambar 3.6. Sitemap Usulan Sistem Penilaian Kinerja Organisasi

Dengan demikian hal ini dapat dibuat elisitasi tahap 1 seperti tabel 3.4. di bawah ini:

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi:

Keterangan:

  • M = Mandatory (yang diinginkan)

  • D = Desirable (diperlukan)

  • I = Inessential (yang tidak mutlak diinginkan)

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirement yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.

Keterangan:

  • T = Technical

  • O = Operational

  • E = Economic

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  • H = High

  • M = Middle

  • L = Low

Tabel 3.6. Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan. Hasil dari wawancara dan analisa dapat disusun gambar 3.7. sitemap sistem penilaian kinerja organisasi yang final seperti-berikut:

Gambar 3.7. Sitemap Final Sistem Penilaian Kinerja Organisasi

Dengan demikian hal ini dapat dibuat final draft elisitasi seperti tabel 3.7. di bawah ini:

Tabel 3.7. Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Untuk menganalisa dan merancang sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 8.0. Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Deputi

  2. Deputi dapat melaksanakan tugas antara lain:

    a. Deputi dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu utama.

    c. Menampilkan menu upload perjanjian kinerja.

    d. Menampilkan menu indikator capaian kinerja.

    e. Menampilkan menu cetak laporan. Dimana terdapat sub menu laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi dan cetak hasil keputusan organisasi terbaik.

    f. Menampilkan menu user settings.

    g. Dapat melakukan logout.

  3. Sekretariat

  4. Sekretariat dapat melaksanakan tugas antara lain:

    a. Sekretariat dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu utama.

    c. Menampilkan menu upload perjanjian kinerja.

    d. Menampilkan menu indikator capaian kinerja.

    e. Menampilkan menu cetak laporan. Dimana terdapat sub menu laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi dan cetak hasil keputusan organisasi terbaik.

    f. Dapat melakukan logout.

  5. Biro Perencanaan

  6. Biro Perencanaan dapat melaksanakan tugas antara lain:

    a. Biro Perencanaan dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu utama.

    c. Menampilkan indikator capaian kinerja. Dimana terdapat sub menu semester I dan semester II.

    d. Dapat melakukan logout.

  7. Inspektorat

  8. Inspektorat dapat melaksanakan tugas antara lain:

    a. Inspektorat dapat melakukan login.

    b. Menampilkan menu utama.

    c. Menampilkan menu input data master. Dimana terdapat sub menu data kriteria, data sub kriteria, data organisasi dan data pegawai.

    d. Menampilkan menu proses data. Dimana terdapat sub menu penilaian organisasi, ranking organisasi, dan rekomendasi organisasi.

    e. Menampilkan menu cetak laporan. Dimana terdapat sub menu laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi dan cetak hasil keputusan organisasi terbaik.

    f. Dapat melakukan logout.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan proses sistem yang diusulkan sesuai prosedur dengan use case diagram, sebagai-berikut:

Gambar 4.1. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.1 terdapat skenario use case sebagai berikut:

  1. Nama Use Case : Login

  2. Actor : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat

    Skenario : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat dapat melakukan login ke sistem

  3. Nama Use Case : Menu Utama

  4. Actor : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat

    Skenario : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat dapat membuka menu utama pada sistem

  5. Nama Use Case : Menu Perjanjian Kinerja

  6. Actor : Deputi, Sekretariat

    Skenario : Deputi, Sekretariat dapat upload perjanjian kinerja yang sudah disetujui ke sistem

  7. Nama Use Case : Menu Indikator Capaian Kinerja

  8. Actor : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan

    Skenario : Deputi, Sekretariat dapat upload indikator capaian kinerja per semester, selanjutnya biro perencanaan dapat menampilkan indikator capaian kinerja

  9. Nama Use Case : Menu Input Data Master

  10. Actor : Inspektorat

    Skenario : Inspektorat dapat tambah, ubah, hapus dan cari menu input data master pada sub menu data kriteria, sub menu data sub kriteria, sub menu data organisasi dan sub menu data pegawai.

  11. Nama Use Case : Menu Proses Data

  12. Actor : Inspektorat

    Skenario :

    1) Inspektorat dapat menampilkan data penilaian organisasi, simpan dan batal pada menu proses data, sub menu penilaian organisasi

    2) Inspektorat dapat menampilkan data ranking organisasi, simpan dan batal pada menu proses data, sub menu ranking organisasi

    3) Inspektorat dapat tambah, ubah, hapus dan cari rekomendasi organisasi pada menu proses data, sub menu rekomendasi organisasi

  13. Nama Use Case : Menu Cetak Laporan

  14. Actor : Deputi, Sekretariat, Inspektorat

    Skenario : Inspektorat, Deputi dan Sekretariat dapat mencetak laporan berdasarkan cetak laporan ranking penilaian organisasi, cetak laporan nilai per organisasi dan cetak hasil keputusan organisasi terbaik.

  15. Nama Use Case : Menu User Settings

  16. Actor : Deputi

    Skenario : Deputi dapat tambah, ubah, hapus dan cari pada menu user settings

  17. Nama Use Case : Logout

  18. Actor : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat

    Skenario : Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan dan Inspektorat dapat melakukan Logout

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berikut merupakan activity diagram yang menggambarkan alur aktivitas sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi yang dirancang, yaitu:

  1. Activity Diagram Login

  2. Dibawah ini merupakan activity diagram login dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.2. Activity Diagram Login

    Berdasarkan gambar 4.2 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Deputi, Sekretariat, Biro Perencanaan, Inspektorat dan Sistem.

    3. 3 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram Perjanjian Kinerja

  4. Dibawah ini merupakan activity diagram perjanjian kinerja dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.3. Activity Diagram Perjanjian Kinerja

    Berdasarkan gambar 4.3 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Deputi, Sekretariat dan Sistem.

    3. 6 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  5. Activity Diagram Indikator Capaian Kinerja

  6. Dibawah ini merupakan activity diagram indikator capaian kinerja dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.4. Activity Diagram Indikator Capaian Kinerja

    Berdasarkan gambar 4.4 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Deputi, Sekretariat dan Sistem.

    3. 13 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 2 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  7. Activity Diagram Data Kriteria

  8. Dibawah ini merupakan activity diagram data kriteria dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.5. Activity Diagram Data Kriteria

    Berdasarkan gambar 4.5 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 21 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 3 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  9. Activity Diagram Data Sub Kriteria

  10. Dibawah ini merupakan activity diagram data sub kriteria dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.6. Activity Diagram Data Sub Kriteria

    Berdasarkan gambar 4.6 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 21 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 3 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  11. Activity Diagram Data Organisasi

  12. Dibawah ini merupakan activity diagram data organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.7. Activity Diagram Data Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.7 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 21 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 3 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  13. Activity Diagram Data Pegawai

  14. Dibawah ini merupakan activity diagram data pegawai dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.8. Activity Diagram Data Pegawai

    Berdasarkan gambar 4.8 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 21 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 3 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  15. Activity Diagram Penilaian Organisasi

  16. Dibawah ini merupakan activity diagram penilaian organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.9. Activity Diagram Penilaian Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.9 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 17 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 2 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  17. Activity Diagram Ranking Organisasi

  18. Dibawah ini merupakan activity diagram ranking organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.10. Activity Diagram Ranking Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.10 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 8 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  19. Activity Diagram Rekomendasi Organisasi

  20. Dibawah ini merupakan activity diagram rekomendasi organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.11. Activity Diagram Rekomendasi Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.11 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat dan Sistem.

    3. 9 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  21. Activity Diagram Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  22. Dibawah ini merupakan activity diagram laporan ranking penilaian organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.12. Activity Diagram Laporan Ranking Penilaian Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.12 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat, Deputi dan Sistem.

    3. 6 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  23. Activity Diagram Laporan Nilai Per Organisasi

  24. Dibawah ini merupakan activity diagram laporan nilai per organisasi dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.13. Activity Diagram Laporan Nilai Per Organisasi

    Berdasarkan gambar 4.13 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat, Deputi dan Sistem.

    3. 6 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

  25. Activity Diagram Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

  26. Dibawah ini merupakan activity diagram cetak hasil keputusan organisasi terbaik dari sistem yang diusulkan:

    Gambar 4.14. Activity Diagram Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

    Berdasarkan gambar 4.14 diatas terdapat:

    1. 1 Initial Node, yaitu objek dibentuk atau diawali.

    2. 2 Vertical Swimmline, yaitu Inspektorat, Deputi dan Sistem.

    3. 6 Action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    4. 1 Decision Node, yaitu menunjukkan suatu kondisi yang akan menghasilkan dua kemungkinan: valid/tidak valid.

    5. 1 Final Node, yaitu sebagai objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan sequence diagram yang menggambarkan alur aktivitas sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi, yaitu:

  1. Sequence Diagram Deputi

  2. Gambar 4.15. Sequence Diagram Deputi

    Berdasarkan Gambar 4.15 diatas terdapat:

    1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu: Deputi.

    2. 9 Lifeline yaitu: login, menu utama, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja, laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi, cetak hasil keputusan, user settings, logout.

    3. 11 Message yaitu penghubung antara objek dengan objek maupun objek dengan actor.

  3. Sequence Diagram Sekretariat

  4. Gambar 4.16. Sequence Diagram Sekretariat

    Berdasarkan Gambar 4.16 diatas terdapat:

    1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu: Sekretariat.

    2. 8 Lifeline yaitu: login, menu utama, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja, laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi, cetak hasil keputusan, logout.

    3. 10 Message yaitu penghubung antara objek dengan objek maupun objek dengan actor.

  5. Sequence Diagram Biro Perencanaan

  6. Gambar 4.17. Sequence Diagram Biro Perencanaan

    Berdasarkan Gambar 4.17 diatas terdapat:

    1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu: Biro Perencanaan.

    2. 4 Lifeline yaitu: login, menu utama, indikator capaian kinerja, logout.

    3. 6 Message yaitu penghubung antara objek dengan objek maupun objek dengan actor.

  7. Sequence Diagram Inspektorat

  8. Gambar 4.18. Sequence Diagram Inspektorat

    Berdasarkan Gambar 4.18 diatas terdapat:

    1. 1 Actor yang melakukan kegiatan yaitu: Inspektorat.

    2. 13 Lifeline yaitu: login, menu utama, data kriteria, data sub kriteria, data organisasi, data pegawai, penilaian organisasi, ranking organisasi, rekomendasi organisasi, laporan ranking penilaian organisasi, laporan nilai per organisasi, catak hasil keputusan, logout.

    3. 15 Message yaitu penghubung antara objek dengan objek maupun objek dengan actor.

Class Diagram Yang Diusulkan

Berikut ini adalah class diagram yang diusulkan pada Kemenko Bidang Perekonomian sebagai-berikut:

Gambar 4.19. Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.19 diatas terdapat:

1. 12 Class yaitu, perjanjian, indikator, pegawai, hasil_kinerja, organisasi, detil_subkriteria, detail_kriteria, rekomendasi, kriteria, subkriteria, jenis_kriteria, pengguna.

2. 12 Association yaitu penghubung tabel yang berelasi.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini adalah perbedaan prosedur antara sistem berjalan dan sistem usulan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian sebagai-berikut:

Tabel 4.1. Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

  1. Nama Tabel : Perjanjian

  2. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Perjanjian + Kd_Organisasi + Tahun + Tanggal_Upload + File_Perjanjian + File_Size

    Primary Key : Kd_Perjanjian

    Kd_Organisasi

    1.017 Byte

    Tabel 4.2. Tabel perjanjian

  3. Nama Tabel : Indikator

  4. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Indikator + Kd_Organisasi + Tahun + Semester + Deskripsi + Tanggal_Upload + File_Indikator + File_Size

    Primary Key : Kd_Indikator

    Foreign Key : Kd_Organisasi

    Panjang Record : 1.071 Byte

    Tabel 4.3. Tabel indikator

  5. Nama Tabel : kriteria

  6. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Kriteria1 + Nm_Kriteria + Kd_JnsKriteria + Eigenvector

    Primary Key : Kd_Kriteria1

    Foreign Key : Kd_JnsKriteria

    Panjang Record : 63 Byte

    Tabel 4.4. Tabel kriteria

  7. Nama Tabel : Subkriteria

  8. Media : Harddisk

    Isi : Kd_SubKriteria + Kd_Kriteria1 + Nm_SubKriteria + SubEigenvector

    Primary Key : Kd_SubKriteria

    Foreign Key : Kd_Kriteria1

    Panjang Record : 66 Byte

    Tabel 4.5. Tabel subkriteria

  9. Nama Tabel : Organisasi

  10. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Organisasi + Nm_Organisasi + Ket_Organisasi

    Primary Key : Kd_Organisasi

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 156 Byte

    Tabel 4.6. Tabel organisasi

  11. Nama Tabel : Pegawai

  12. Media : Harddisk

    Isi : Id_Pegawai + NIP + Nm_Pegawai + Kd_Organisasi + Pangkat + Jabatan

    Primary Key : Id_Pegawai

    Foreign Key : Kd_Organisasi

    Panjang Record : 377 Byte

    Tabel 4.7. Tabel pegawai

  13. Nama Tabel : detail_kriteria

  14. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Kriteria1 + Kd_Organisasi + Tahun + Normalisasi + Nilai_Organisasi

    Primary Key : -

    Foreign Key : Kd_Kriteria1, Kd_Organisasi

    Panjang Record : 25 Byte

    Tabel 4.8. Tabel detail_kriteria

  15. Nama Tabel : detil_subkriteria

  16. Media : Harddisk

    Isi : Kd_SubKriteria + Kd_Kriteria1 + Kd_Organisasi + Tahun + Nilai_SubKriteria + Normalisasi_SubKriteria

    Primary Key : -

    Foreign Key : Kd_SubKriteria , Kd_Kriteria1, Kd_Organisasi

    Panjang Record : 26 Byte

    Tabel 4.9. Tabel detil_subkriteria

  17. Nama Tabel : Rekomendasi

  18. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Rekomendasi + Kd_Organisasi + Kd_Kriteria1 + Tahun + No_Rekomend + Rekomendasi

    Primary Key : Kd_Rekomendasi

    Foreign Key : Kd_Organisasi, Kd_Kriteria1

    Panjang Record : 531 Byte

    Tabel 4.10. Tabel rekomendasi

  19. Nama Tabel : hasil_kinerja

  20. Media : Harddisk

    Isi : Kd_Organisasi + Tahun + Nilai_Akhir + Hasil

    Primary Key : -

    Foreign Key : Kd_Organisasi

    Panjang Record : 45 Byte

    Tabel 4.11. Tabel hasil_kinerja

  21. Nama Tabel : jenis_kriteria

  22. Media : Harddisk

    Isi : Kd_JnsKriteria + Jns_Kriteria

    Primary Key : Kd_JnsKriteria

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 10 Byte

    Tabel 4.12. Tabel jenis_kriteria

  23. Nama Tabel : pengguna

  24. Media : Harddisk

    Isi : Id_User + Username + Nama + Password + Hak_Akses

    Primary Key : Id_User

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 165 Byte

    Tabel 4.13. Tabel pengguna

Perhitungan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Organisasi Terbaik

Pada tahap pengujian ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun dengan menggunakan Simple Additive Weighting (SAW) yang digunakan untuk pengolahan data pemilihan Organisasi Terbaik.

Langkah-langkah metode dalam metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah:

  1. Menentukan kriteria apa saja yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, berdasarkan Tabel 4.14 ketentuan kriteria:

  2. Tabel 4.14. Ketentuan Kriteria

    Tabel 4.15 berikut ini merupakan sub kriteria yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan berdasarkan persyaratan pemilihan organisasi terbaik di Kemenko Bidang Perekonomian:

    Tabel 4.15. Sub Kriteria yang dibutuhkan

  3. Menentukan kandidat simulasi organisasi, berdasarkan Tabel 4.16 Organisasi yang menjadi kandidat:

  4. Tabel 4.16. Organisasi yang menjadi kandidat

  5. Menentukan bobot kriteria dan bobot sub kriteria

  6. Tabel 4.17 berikut ini merupakan hasil perhitungan bobot kriteria yang telah ditetapkan di setiap kriteria yang telah ditetapkan diatas.

    Tabel 4.17. Persentase Bobot Kriteria

    Tabel 4.18 berikut ini merupakan hasil perhitungan bobot sub kriteria yang telah ditetapkan di setiap kriteria yang telah ditetapkan diatas.

    Tabel 4.18. Bobot Sub Kriteria

  7. Perhitungan Pemilihan Organisasi Terbaik

  8. Berdasarkan organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian, terdapat 8 (delapan) organisasi sebagai contoh untuk penerapan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam penentuan organisasi terbaik.

    Pertama dilakukan normalisasi menjadi matriks untuk menghitung nilai masing-masing sub kriteria, menghitung berdasarkan sub kriteria keuntungan atau kriteria biaya dengan persamaan sebagai berikut:

    Keterangan :

    Rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

    Xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria

    Max Xij = nilai terbesar alternatif dari setiap kriteria

    i

    Min Xij = nilai terkecil alternatif dari setiap kriteria

    i

    benefit = jika nilai terbesar yang terbaik

    cost = jika nilai terkecil yang terbaik

    Tabel 4.19. Penggolongan Kriteria

    Data dibawah ini merupakan dari hasil rekap nilai dari setiap sub kriteria yang kemudian dilakukan perhitungan nilai rata-rata untuk setiap organisasi maka didapatkan data kinerja organisasi pada tabel data alternatif per sub kriteria sebagai-berikut:

    Tabel 4.20. Data Alternatif Per Sub Kriteria Perencanaan Kinerja

    1) Perhitungan Sub Kriteria Rencana Strategis

    2) Perhitungan Sub Kriteria Perencanaan Kinerja Tahunan

    Tabel 4.21. Data Alternatif Per Sub Kriteria Pengukuran Kinerja

    3) Perhitungan Sub Kriteria Pemenuhan Pengukuran

    4) Perhitungan Sub Kriteria Kualitas Pengukuran

    5) Perhitungan Sub Kriteria Implementasi Pengukuran

    Tabel 4.22. Data Alternatif Per Sub Kriteria Pelaporan Kinerja

    6) Perhitungan Sub Kriteria Pemenuhan Pelaporan

    7) Perhitungan Sub Kriteria Kualitas Pelaporan

    8) Perhitungan Sub Kriteria Pemanfaatan Pelaporan

    Tabel 4.23. Data Alternatif Per Sub Kriteria Evaluasi Internal

    9) Perhitungan Sub Kriteria Pemenuhan Evaluasi

    10) Perhitungan Sub Kriteria Kualitas Evaluasi

    11) Perhitungan Sub Kriteria Pemanfaatan Hasil Evaluasi

    Tabel 4.24. Data Alternatif Per Sub Kriteria Capaian Kinerja

    12) Perhitungan Sub Kriteria Kinerja yang dilaporkan (output)

    13) Perhitungan Sub Kriteria Kinerja yang dilaporkan (outcome)

    14) Perhitungan Sub Kriteria Kinerja tahun berjalan (benchmark)

Hasil Nilai Alternatif

Setelah nilai R didapat, langkah selanjutnya adalah proses nilai preferensi untuk setiap organisasi dengan menggunakan persamaan 2.3 :

Keterangan:

Vi = Ranking untuk setiap alternatif

Wj = Nilai bobot ranking (dari setiap kriteria)

rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi

Jadi:

Tabel 4.25. Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Perencanaan Kinerja

Tabel 4.26. Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Pengukuran Kinerja

Tabel 4.27. Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Pelaporan Kinerja

Tabel 4.28. Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Evaluasi Internal

Tabel 4.29. Nilai Matriks Normalisasi Sub Kriteria Capaian Kinerja

Setelah data alternatif per sub kriteria didapat, Data dibawah ini merupakan dari hasil rekap nilai dari setiap kriteria yang kemudian dilakukan perhitungan nilai rata-rata untuk setiap organisasi maka didapatkan data kinerja organisasi pada tabel data alternatif kriteria sebagai-berikut:

Tabel 4.30. Data Alternatif Kriteria

1) Perhitungan Kriteria Perencanaan Kinerja

2) Perhitungan Kriteria Pengukuran Kinerja

3) Perhitungan Kriteria Pelaporan Kinerja

4) Perhitungan Kriteria Evaluasi Internal

5) Perhitungan Kriteria Capaian Kinerja

Kemudian matriks normalisasi yang sudah didapatkan per kriteria sebelumnya dihitung untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.

Tabel 4.31. Nilai Matriks Normalisasi Per Kriteria

Dapat disimpulkan bahwa nilai terbesar ada pada Deputi 1 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik dengan nilai 0.9559.

Rancangan Prototipe

  1. Prototipe Layar Login

  2. Halaman ini berfungsi sebagai sistem keamanan bagi pengguna untuk memastikan apakah pengguna (user) memiliki hak akses untuk masuk kedalam sistem atau tidak.

    Gambar 4.20. Prototipe Layar Login

  3. Prototipe Layar Menu Home Untuk Deputi

  4. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu cetak laporan, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja dan user settings.

    Gambar 4.21. Prototipe Layar Menu Home Untuk Deputi


  5. Prototipe Layar Menu Home Untuk Sekretariat

  6. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu cetak laporan, menu perjanjian kinerja dan indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.22. Prototipe Layar Menu Home Untuk Sekretariat


  7. Prototipe Layar Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  8. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.23. Prototipe Layar Menu Home Untuk Biro Perencanaan


  9. Prototipe Layar Menu Home Untuk Inspektorat

  10. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan beberapa menu pendukung sistem penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian seperti menu input data master, menu proses data dan menu cetak laporan.

    Gambar 4.24. Prototipe Layar Menu Home Untuk Inspektorat


  11. Prototipe Layar Menu Perjanjian Kinerja

  12. Menu ini berfungsi untuk upload perjanjian kinerja dari setiap organisasi pada setiap tahun.

    Gambar 4.25. Prototipe Layar Menu Perjanjian Kinerja


  13. Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja

  14. Menu indikator capaian kinerja ini berfungsi untuk upload indikator capaian kinerja dari setiap organisasi pada setiap semester.

    Gambar 4.26. Prototipe Layar Menu Indikator Capaian Kinerja


  15. Prototipe Layar Menu User Settings

  16. Menu ini berfungsi untuk mengetahui siapa saja yang berhak untuk mengakses sistem.

    Gambar 4.27. Prototipe Layar User Settings


  17. Prototipe Layar Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  18. Menu ini berfungsi untuk menampilkan indikator capaian kinerja dari setiap organisasi sebagai bahan untuk monitoring bagian biro perencanaan.

    Gambar 4.28. Prototipe Layar Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan


  19. Prototipe Layar Menu Input Data Master

  20. Menu ini berfungsi untuk menampilkan data kriteria pada penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.29. Prototipe Layar Menu Input Data Master


  21. Prototipe Layar Proses Penilaian Organisasi

  22. Pada menu proses data terdapat submenu penilaian organisasi untuk memasukkan data nilai organisasi per sub kriteria. Untuk memulai penilaian organisasi per sub kriteria harus memilih tahun dan sub kriteria untuk menampilkan seluruh nama organisasi dan mengisi nilai organisasi berdasarkan sub kriteria per organisasi yang dipilih pada bagian nilai kinerja organisasi. Kemudian untuk menyimpan data klik tombol simpan dan untuk membatalkan klik tombol batal.

    Gambar 4.30. Prototipe Layar Proses Penilaian Organisasi


  23. Prototipe Layar Proses Ranking Organisasi

  24. Pada menu proses data terdapat submenu ranking organisasi untuk menampilkan data organisasi dengan nilai matriks normalisasi. Untuk mencari dan menampilkan nama organisasi beserta nilai kinerja per organisasi, hasil normalisasi kinerja organisasi dan hasil ranking maka pilih tahun sesuai dengan tahun berjalan kemudian klik tombol tampil data. Untuk menyimpan data klik tombol simpan dan untuk membatalkan klik tombol batal.

    Gambar 4.31. Prototipe Layar Proses Ranking Organisasi


  25. Prototipe Layar Proses Rekomendasi Organisasi

  26. Menu ini berfungsi untuk menampilkan rekomendasi organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian. Dalam menu ini admin dapat melakukan input rekomendasi organisasi atas penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.32. Prototipe Layar Proses Rekomendasi Organisasi


  27. Prototipe Layar Cetak Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  28. Terdapat submenu laporan ranking penilaian organisasi pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan yang terdapat pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.33. Prototipe Layar Cetak Laporan Ranking Penilaian Organisasi


  29. Prototipe Layar Cetak Laporan Nilai Evaluasi Organisasi

  30. Terdapat submenu laporan nilai evaluasi organisasi yang akan menampilkan kinerja organisasi untuk 8 organisasi terbaik pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.34. Prototipe Layar Cetak Laporan Nilai Evaluasi Organisasi


  31. Prototipe Layar Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

  32. Terdapat submenu laporan cetak hasil keputusan organisasi terbaik pada menu cetak laporan. Begitu juga pada menu cetak laporan pada sisi Inspektorat, Deputi dan Sekretariat memiliki kesamaan untuk mencetak laporan ini dapat memilih tahun sesuai kebutuhan kemudian klik tombol cetak.

    Gambar 4.35. Prototipe Layar Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

  1. Tampilan Halaman Login

  2. Dalam halaman login, terdapat field username dan password. Hal ini berguna sebagai hak akses organisasi tertentu untuk mengakses sistem penilaian kinerja organisasi. Hal ini berguna untuk menghindari terjadi perubahan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Gambar 4.36. Tampilan Halaman Login

  3. Tampilan Menu Home Untuk Deputi

  4. Tampilan akan dibuka, apabila deputi berhasil melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome deputi dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk deputi terdapat menu cetak laporan, perjanjian kinerja, indikator capaian kinerja dan user settings.

    Gambar 4.37. Tampilan Menu Home Untuk Deputi


  5. Tampilan Menu Home Untuk Sekretariat

  6. Tampilan dapat dibuka, apabila sekretariat dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome sekretariat dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk sekretariat terdapat menu cetak laporan, perjanjian kinerja dan indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.38. Tampilan Menu Home Untuk Sekretariat


  7. Tampilan Menu Home Untuk Biro Perencanaan

  8. Tampilan dapat dibuka, apabila biro perencaaan dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome biro perencanaan dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk biro perencanaan terdapat menu indikator capaian kinerja.

    Gambar 4.39. Tampilan Menu Home Untuk Biro Perencanaan


  9. Tampilan Menu Home Untuk Inspektorat

  10. Tampilan dapat dibuka, apabila inspektorat dapat melakukan login. Menu home menampilkan pesan welcome inspektorat dan menampilkan logo Kemenko Bidang Perekonomian. Didalam menu home untuk inspektorat terdapat menu input data master, proses data dan cetak laporan.

    Gambar 4.40. Tampilan Menu Home Untuk Inspektorat


  11. Tampilan Menu Perjanjian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  12. Didalam menu perjanjian kinerja terdapat upload perjanjian kinerja dari setiap organisasi pada setiap tahun. Dalam form perjanjian kinerja terdapat input tahun, nama organisasi dan file upload.

    Gambar 4.41. Tampilan Menu Perjanjian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat


  13. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat

  14. Didalam menu indikator capaian kinerja terdapat upload indikator capaian kinerja dari setiap organisasi pada setiap semester. Dalam form indikator capaian kinerja terdapat input semester, tahun, nama organisasi, file upload dan deskripsi.

    Gambar 4.42. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Deputi dan Sekretariat


  15. Tampilan Menu User Settings Untuk Deputi

  16. Didalam menu user settings terdapat fasilitas untuk tambah pengguna, ubah pengguna, hapus pengguna dan cari pengguna.

    Gambar 4.43. Tampilan Menu User Settings Untuk Deputi


  17. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan

  18. Didalam menu indikator capaian kinerja untuk biro perencanaan terdapat sub menu yaitu, semester I dan semester II. Pada menu ini biro perencanaan dapat menampilkan indikator capaian kinerja dari masing-masing organisasi.

    Gambar 4.44. Tampilan Menu Indikator Capaian Kinerja Untuk Biro Perencanaan


  19. Tampilan Menu Input Data Master Untuk Inspektorat

  20. Dalam menu input data master terdapat sub menu data kriteria, data sub kriteria, data organisasi dan data pegawai. Dimana dalam form ini terdapat fasilitas tambah, ubah, hapus dan cari.

    Gambar 4.45. Tampilan Menu Input Data Master Untuk Inspektorat


  21. Tampilan Menu Penilaian Organisasi Untuk Inspektorat

  22. Dalam menu proses data terdapat menu penilaian organisasi. Dimana dalam form ini harus memilih tahun, pilih sub kriteria lalu klik tampil data. Sistem akan menampilkan list organisasi yang akan dinilai dan inspektorat dapat melakukan penilaian kinerja organisasi.

    Gambar 4.46. Tampilan Menu Penilaian Organisasi Untuk Inspektorat


  23. Tampilan Menu Ranking Organisasi Untuk Inspektorat

  24. Setelah dilakukan penilaian organisasi inspektorat dapat langsung melihat ranking dari masing-masing organisasi yang telah dinilai. Dalam form ini inspektorat harus pilih tahun lalu klik tampil data untuk menampilkan data ranking dari penilaian organisasi.

    Gambar 4.47. Tampilan Menu Ranking Organisasi Untuk Inspektorat


  25. Tampilan Menu Rekomendasi Organisasi Untuk Inspektorat

  26. Dalam menu rekomendasi organisasi, inspektorat dapat memberikan rekomendasi organisasi kepada masing-masing organisasi yang telah dinilai sebagai dasar untuk kinerja di tahun berikutnya. Dalam form ini inspektorat dapat tambah, ubah, hapus dan cari rekomendasi organisasi.

    Gambar 4.48. Tampilan Menu Rekomendasi Organisasi Untuk Inspektorat


  27. Tampilan Menu Laporan Ranking Penilaian Organisasi

  28. Pada laporan ranking penilaian organisasi menunjukkan ranking dari masing-masing organisasi sesuai dengan hasil penilaian.

    Gambar 4.49. Tampilan Menu Laporan Ranking Penilaian Organisasi


  29. Tampilan Laporan Nilai Per Organisasi

  30. Pada laporan nilai per organisasi menunjukkan nilai dari masing-masing organisasi sesuai dengan hasil penilaian. Dalam laporan ini terdapat pula rekomendasi.

    Gambar 4.50. Tampilan Laporan Nilai Per Organisasi


  31. Tampilan Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

  32. Pada cetak hasil keputusan organisasi terbaik menunjukkan hasil dari laporan organisasi yang mendapat nilai tertinggi.

    Gambar 4.51. Tampilan Menu Cetak Hasil Keputusan Organisasi Terbaik

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel (R), Celeron (R) CPU

  2. Monitor : LCD Acer

  3. Mouse : Acer

  4. Keyboard : Acer

  5. RAM : 2 GB

  6. Harddisk : 500 GB

  7. Printer : Hp Deskjet f2276

Aplikasi Yang Digunakan

  1. Windows 7

  2. Database server MySQL

  3. Microsoft Office 2010

  4. Notepad++

  5. CodeIgniter-2.2.4.

  6. XAMPP v3.2.1

  7. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition

  8. Aplikasi Browser (Google Chrome)

Hak Akses (Brainware)

  1. Deputi

  2. Sekretariat

  3. Biro Perencanaan

  4. Inspektorat

Testing

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap program. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian yaitu dengan menggunakan Blackbox Testing. Metode Blackbox Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Blackbox Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Adapun pengujian sistem menggunakan metode Blackbox Testing sebagai-berikut:

Tabel 4.32. Metode Blackbox Testing

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode blackbox testing yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada login yang menggunakan username dan password. Jika login tidak lengkap dalam memasukkan username dan password maka sistem akan menampilkan pesan “Please fill out this field”. Contoh lainnya adalah pengujian saat input data kriteria, ubah data kriteria, hapus data kriteria, input data organisasi dan cetak laporan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Implementasi

Jadwal Penelitian

Berikut adalah jadwal penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian yang memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai-berikut:

Tabel 4.33. Jadwal Kegiatan Penelitian

Estimasi Biaya

Agar terlaksananya penelitian ini dengan baik, lancar dan sesuai dengan target yang direncanakan sesuai dengan jadwal penelitian, maka diperlukan dana yang dapat menunjang seluruh kegiatannya diperkirakan sebagai-berikut:

Tabel 4.34. Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi sebagai-berikut:

Kesimpulan Menurut Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada Bab I dan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Sistem penilaian kinerja organisasi yang berjalan saat ini pada Kemenko Bidang Perekonomian dalam pembuatan laporan masih menggunakan Microsoft Excel. Sistem yang berjalan masih terdapat beberapa kekurangan yaitu penilaian dalam menentukan baseline (angka dasar) masih kurang akurat, tidak adanya tolak ukur untuk pencapaian kinerja organisasi, belum adanya penentuan kriteria yang digunakan untuk penilaian organisasi sehingga data penilaian yang didapat hanya sebatas jumlah persentase dari kinerja organisasi.

  2. Merancang sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang digunakan untuk pengolahan data pemilihan organisasi terbaik. Langkah-langkah dalam metode Simple Additive Weighting (SAW) yaitu, Menentukan kriteria apa saja yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, Menentukan kandidat simulasi organisasi, Menentukan bobot kriteria dan bobot sub kriteria, Dalam perhitungan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dilakukan normalisasi menjadi matriks untuk menghitung nilai masing-masing sub kriteria.

  3. Kriteria penilaian kinerja organisasi yang dibutuhkan dalam melakukan penilaian yaitu, perencanaan kinerja (30%), pengukuran kinerja (25%), pelaporan kinerja (15%), evaluasi internal (10%), capaian kinerja (20%). Selain kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan penilaian kinerja organisasi terdapat pula sub kriteria yaitu, rencana strategis (10%), perencanaan kinerja tahunan (30%), pemenuhan pengukuran (5%), kualitas pengukuran (12,5%), implementasi pengukuran (7,5%), pemenuhan pelaporan (3%), kualitas pelaporan (7,5%), pemanfaatan pelaporan (4,5%), pemenuhan evaluasi (2%), kualitas evaluasi (5%), pemanfaatan hasil evaluasi (3%), kinerja yang dilaporkan (output) (5%), kinerja yang dilaporkan (outcome) (10%), kinerja tahun berjalan (benchmark) (5%).

Kesimpulan Menurut Tujuan Dan Manfaat Penelitian

  1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian

  2. a. Mempermudah pihak inspektorat ketika akan melaksanakan penilaian kinerja organisasi.

    b. Untuk merancang dan mengimplementasikan sistem informasi penilaian kinerja organisasi.

    c. Dapat mempermudah dalam melakukan perhitungan penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian.

  3. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

  4. a. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam menganalisa dan memperluas wawasan terhadap prospek dunia kerja dan perkembangan penerapan disiplin ilmu.

    b. Mempermudah dalam pengelolaan sistem informasi penilaian kinerja organisasi pada Kemenko Bidang Perekonomian dengan data yang akurat dan cepat.

    c. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya dengan tema yang sama.

Kesimpulan Menurut Metode Penelitian

Dalam sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi metode yang digunakan dalam melakukan perhitungan penilaian kinerja organisasi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan perhitungan penilaian kinerja organisasi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada Kemenko Bidang Perekonomian, maka terdapat beberapa saran yang dijadikan masukkan untuk meningkatkan penilaian kinerja organisasi sebagai-berikut:

  1. Perlu adanya sosialisasi untuk menerapkan sistem yang baru, agar dapat memaksimalkan kinerja staff terkait.

  2. Perlu adanya maintenance dan control sistem agar tidak terjadi kerusakan pada sistem.

  3. Pada masa yang akan datang sistem ini dapat dikembangkan yaitu dengan menambahkan ruang lingkup sistem menjadi lebih luas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 Rusdiana, A, Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  2. Rafika. Ageng Setiani, Meidy Surya Hadi Putra. 2015. Smart Home Automatic Menggunakan Media Bluetooth Berbasis Mikrokontroller Atmega 328. ISSN: 1978-8282. Journal CCIT Vol.8 No. 3-Mei 2015. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Yanto, Robi. 2016. Manajemen Basis Data Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Deepublish.
  4. Pratama, I, Putu, dan Agus, Eka. 2014. Komputer & Masyarakat. Bandung: INFORMATIKA.
  5. Hidayat, Wahyu, Riri Mahmuriyah, dan Sri Ndayani Ratna Safitri. 2016. Media Visual Berbentuk Katalog Produk Sebagai Media Promosi. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No. 2-Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
  7. Ilamsyah, Desy Wiriyanty, dan Eva Setiawati. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Atas Siklus Pendapatan Pada PT. GMF AERO ASIA. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No.2-Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  8. Indrajani. 2014. Database System. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  9. Djahir, Yulia. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  10. 10,0 10,1 10,2 Haerudin, Ruli Suoriati, dan Abdul Hakim. 2013. Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang. ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  11. Waspodo. Bayu, Ahmad Nurul Fajar, dan Noor Hadi Prayitno. 2015. Sistem Informasi Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Dan Peruntukan Penggunaan Tanah Pada Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Sumedang. Jurnal Sistem Informasi Vol.8 No.2-Oktober 2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
  12. Hompu, Ummi Hidayah La, Muh Yamin, dan La Ode Hasnuddin S. Sagala. 2016. Multimedia Pembelajaran Interaktif Makhraj Huruf Hijaiah, Wudu Dan Salat Menggunakan Adobe Flash CS6 Berbasis Android. ISSN: 2502-8928. Jurnal semanTIK Vol.2 No.2-Jul-Des 2016. Kendari: Universitas Halu Oleo. http://ojs.uho.ac.id/. Diakses pada 27 Maret 2017.
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Indrajani. 2015. Database Design. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  14. Bhute. Avinash. N, B B Meshram. 2013. System Analysis And Design For Multimedia Retrieval Systems. International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA). Mumbai: VJTI Matunga. Vol.5 No.6, Desember 2013. https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1401/1401.0131.pdf. Diakses pada 05 November 2016.
  15. Fauzi, Moch. Agita, Titis Aji Wicaksono. 2015. Sistem Inventory Control Pada Laboraturium Komputer SMK Muhammadiyah Kajen Berbasis Web Dengan Framework CodeIgniter. ISSN: 2477-3042. Jurnal Surya Informatika Vol.1 No.1-November 2015. Pekalongan: Politeknik Muhammadiyah Pekalongan. http://36.78.223.213/e-jurnal/. Diakses pada 25 Maret 2017.
  16. Pattianakotta, Ade, Alicia A.E., Sinsuw, Arie S.M., dan Lumenta ST. 2015. Sistem Informasi Arsip Dokumen Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Manado. ISSN: 2301-8402. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol.4 No.7-2015. http://ejournal.unsrat.ac.id/. Diakses pada 24 Maret 2017.
  17. 17,0 17,1 Sutanto, Ery Hermawan. 2014. PAS Sistem Informasi Penjualan Online Untuk Tugas Akhir. Semarang: Wahana Komputer. Yogyakarta: Andi Offset.
  18. Sudaryono, Diah Aryani, dan Ahmad Fatwa Awaludin. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Penyewaan Alat Scoffolding (Studi Kasus CV Pesona Alam Scoffolding). ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  19. 19,0 19,1 Sidik, Betha. 2014. Pemrograman Web dan PHP. Bandung: INFORMATIKA.
  20. 20,0 20,1 Amin, Ruhul. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Budhi Warman 1 Jakarta. ISSN: 2527-4864. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Vol.2 No.2-Februari 2017. Jakarta: STMIK Nusa Mandiri. http://ejournal.nusamandiri.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  21. Abdulloh, Rohi. 2016. Easy & Simple Web Programming. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  22. Wasiyanti, Sri dan Roholesi Talaohu. 2016. Sistem Informasi Penjualan Obat Berbasis Web Pada Apotek Kondang Waras Depok. Jurnal Paradigma Vol.15 No.2-September 2016. http://ejournal.bsi.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  23. Basuki, Awan Pribadi. 2017. Membangun aplikasi SMS Gateway Berbasis Web dengan CodeIgniter dan Bootstrap. Yogyakarta: Lokomedia.
  24. Afnur, Radia, Titi Sri Wahyuni, dan Ahmaddul Hadi. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Kerusakan Sepeda Motor Matic Menggunakan Metode Forward Chaining. ISSN: 2302-3295. Jurnal VOTEKNIKA Vol.4 No.2 Juli-Desember 2016. http://ejournal.unp.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  25. Supono dan Vidiandry Putratama. 2016. Pemrograman Web dengan Menggunakan PHP dan Framework Codeigniter. Yogyakarta: Deepublish.
  26. Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati, dan Agus Asyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada HIMPAUDI Kota Tangerang. ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.7 No.1-September 2013. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  27. 27,0 27,1 Kusuma, Abdi Pandu dan Tedhi Widodo. 2016. Rancang Bangun Sistem Pendataan Nilai Akademik Siswa Berbasis Web Menggunakan PHP dan MySQL Di SMA Islam Hasanuddin Kesamben. ISSN: 1978-5232. Jurnal Antivirus Vol.10 No.1-Mei 2016. Blitar: Universitas Islam Blitar. http://unisbablitar.ejournal.web.id/. Diakses pada 27 Maret 2017.
  28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish
  29. 29,0 29,1 Supriyanti, Wiwit. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW. ISSN: 2534-5771. Citec Journal Vol.1 No.1 November 2013-Januari 2014. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 26 Maret 2017.
  30. Nastiti, Faulinda Ely dan Sasongko Pramono Hadi. 2014. Analisis Kebutuhan Aplikasi Dengan Pemetaan Pada Business Model Canvas. ISSN: 2302-3805. Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE Vol.2 No.1-Februari 2014. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  31. Suryani, Nining dan Ridho Wijayanto. 2014. Pembelajaran Interaktif Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar (Studi Kasus MI Nurul Falah Ciater. Jurnal Paradigma Vol.16 No.1-Maret 2014. Bandung: AMIK BSI Bandung. http://ejournal.bsi.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  32. Komarudin, Rachman dan Ridha Rifiana Noor. 2017. Analisis Perancangan Media Pembelajaran Animasi Interaktif Mengenal Bahasa Jepang. ISSN: 1978-1946. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.13 No.1-Maret 2017. Jakarta: STMIK Nusa Mandiri Jakarta. http://ejournal.nusamandiri.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  33. Ariawan, Jesa dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. ISSN: 2088-1762. Jurnal Sisfotek Global Vol.5 No.1-Maret 2015. Tangerang: STMIK Bina Sarana Global. http://stmikglobal.ac.id/. Diakses pada 26 Maret 2017.
  34. 34,0 34,1 34,2 Soemohadiwidjojo. Arini. Tathagati. 2015. Panduan Praktis Menyusun KPI (Key Performance Indicator). Jakarta: Penerbar Swadaya.
  35. Duha. Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish.
  36. 36,0 36,1 Budihardjo. M. 2015. Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
  37. Sudaryono. 2014. Budaya dan Perilaku Organisasi. Jakarta Pusat: Lentera Ilmu Cendekia.
  38. Astradanta, Made, I Made Agus Wirawan, dan I Ketut Resika Arthana. 2016. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Tempat Kuliner Dengan Menggunakan Metode AHP Dan SAW Studi Kasus: Kecamatan Buleleng. ISSN: 2252-9063. Jurnal KARMAPATI Vol.5 No.2 tahun 2016. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. http://ejournal.undiksha.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.
  39. Agustina, Dwi Meutia, M.J. Dewiyanti Sunarto, dan Kurniawan Jatmika. 2013. Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Dan Diklat Surabaya. ISSN: 2338-137X. Jurnal Sistem Informasi Vol.2 No.2-2013. Surabaya: STMIK STIKOM Surabaya. http://jurnal.stikom.edu/. Diakses pada 3 April 2017.
  40. Pernadi, Dody, Andri Hanafi, Rodiah, dan Fitrianingsih. 2015. Implementasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penilaian Kinerja pada Bagian Customer Service Representative (CSR) di PT Bank Permata Tbk. ISSN: 1412-9434. Jurnal Ilmiah KOMPUTASI Vol.14/No.1-Juni 2015. Yogyakarta: Universitas Gunadarma. http://ejournal.jak-stik.ac.id/. Diakses pada 3 April 2017.
  41. Husein, Muhammad. 2016. Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tingkat SMP Kabupaten X. Cotigo Smart Journal Vol.2 No.2-Desember 2016. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. http://cogito.unklab.ac.id/. Diakses pada 3 April 2017.
  42. Shaout, Adnan, dan Jaldip Trivedi. 2013. Performance Appraisal System – Using a Multistage Fuzzy Architecture. ISSN: 2279-0764. International Journal of Computer and Information Technology Vol.2/No.3-May 2013. USA: The University of Michigan. http://citeseerx.ist.psu.edu/. Diakses pada 3 April 2017.
  43. Kutlu, Omer, Ozen Yildirim dan Safiye Bilican Demir. 2014. The Science Teacher’s Opinions About Using Performance Assessment In Elementary Science Education. ISSN: 2328-7640. International Journal of Elementary Education Vol.3 No.6-Desember 2014. Turkey: Ankara University. http://article.sciencepublishinggroup.com/ Diakses pada 05 November 2016.
  44. Ibrohim, Muhamad, dan Sumiati. 2016. Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW). ISSN: 0975-8887. International Journal of Computer Applications Vol.151/No.2-October 2016. Indonesia: University of Serang Raya. http://www.ijcaonline.org/. Diakses pada 3 April 2017.
  45. Dole, Lalit, dan Jayant Rajurkar. 2014. A Decision Support System for Predicting Student Performance. ISSN (Online): 2320-9801. lnternational Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering Vol.2/No.12-December 2014. India: G.H. Raisoni College of Engineering. https://www.rroij.com/. Diakses pada 3 April 2017.
  46. Setiawan, Herri, Retantyo Wardoyo, Jazi Eko Istiyanto, dan Purwo Santoso. 2016. The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score. International Journal of Advanced Computer Science and Applications (IJACSA) Vol.7/No.4-2016. Indonesia: Gadjah Mada University. http://thesai.org/. Diakses pada 3 April 2017.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing I Skripsi
A.2. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing II Skripsi
A.3. Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
A.4. Validasi Skripsi
A.5. Validasi Sidang Akademik
A.6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing
A.7. Formulir Permohonan Usulan Penelitian Tugas Akhir/Skripsi
A.8. Formulir Permohonan Penggantian Dosen Pembimbing Tugas Akhir/Skripsi
A.9. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir/Skripsi
A.10. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.11. Kwitansi Pembayaran Sidang
A.12. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil
A.13. Daftar Nilai
A.14. Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.15. Formulir Permohonan Pergantian Judul Skripsi
A.16. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.17. Sertifikat TOEFL
A.18. Sertifikat Prospek
A.19. Sertifikat IT Internasional
A.20. Sertifikat-Sertifikat IT Nasional
A.21. Surat Pengantar Skripsi
A.22. Curriculum Vitae (CV)

LAMPIRAN B

B.1. Surat Penugasan dari Kemenko Bidang Perekonomian
B.2. Form Observasi
B.3. Form Wawancara
B.4. Surat Keterangan Implementasi Program
B.5. Sertifikat dari Kemenko Bidang Perekonomian