SI1312477144

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI

ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA

TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

Disusun Oleh:

NIM : 1312477144

NAMA : REMON AFANDI JUNIOR SIMBOLON

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI

ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA

TANGERANG

 

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1312477144
Nama  : Remon Afandi Junior Simbolon
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Informasi
Konsentrasi  : Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)         (Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom)
NIP : 000594         NIP : 078010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI

ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA

TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1312477144
Nama  : Remon Afandi Junior Simbolon
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Informasi
Konsentrasi  : Business Intelligence

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

 

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Mulyati,S.E.,MM.,M.Pd)     (Berkat Jaya Batee,S.kom.,MM)
NID : 11003     NID : 16003

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI

ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA

TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1312477144
Nama  : Remon Afandi Junior Simbolon
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Informasi
Konsentrasi  : Business Intelligence

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
(XXX)   (XXX)   (XXX)
NID : XXXX   NID : XXXX   NID : XXXX

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

 

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI

ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA

TANGERANG

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1312477144
Nama  : Remon Afandi Junior Simbolon
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Informasi
Konsentrasi  : Business Intelligence

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

 

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2017
Remon Afandi Junior Simbolon
NIM. 1312477144

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 


ABSTRAKSI

PT TirtaNusa Indotama merupakan salah satu perusahaan kimia pengolahan air limbah yang berada di wilayah Kota Tangerang, perusahaan ini terbentuk pada tahun 2008 yang beralamatkan di Jalan Harmonika, Cipondoh Permai Kota Tangerang yang didirikan oleh Bapak Kristiyo Widodo. Dalam perkembangan bisnisnya perusahaan ini telah sukses melayani para kostumer dalam bidang pengolahan air limbah, dengan semakin berkembangnya perusahaan tersebut maka aset yang dimilikinya pun akan semakin bertambah. Di dalam pengolahan seluruh asetnya perusahaan ini masih menggunakan aplikasi Microsoft Excel sehingga dengan bertambahnya aset perusahaan tersebut proses pembuatan laporan tidak berjalan maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti memberikan usulan suatu sistem komputerisasi yang lebih efisien dengan cara menganalisis permasalahan yang telah ada dengan menggunakan beberapa metode, di antaranya metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi pustaka, setelah berhasil melakukan pengumpulan data maka analisis akan berlanjut pada metode analisis SWOT dimana analisis ini berfokus pada pencarian kekurangan dan kelebihan sistem yang turut serta mencari apa solusinya. Setelah mendapatkan hasilnya maka peneliti akan menjabarkan sistem tersebut dalam bentuk diagram UML kemudian prosesnya akan dilanjutkan dengan membuat suatu rancangan sistem yang baru dan sebelum di implementasikannya sistem tersebut maka peneliti melakukan serangkaian pengujian sistem menggunakan metode black box testing agar bagian yang masih bermasalah dapat segera diperbaiki. Dengan pengimplementasian sistem inventaris aset ini maka pengolahan laporan akan berjalan secara maksimal dimana staff general affair dan accounting akan bekerja sama secara mudah dalam mengelola aset yang telah ada dan aset yang akan datang.

Kata Kunci: Inventarisasi, Aset Tetap, Sistem Informasi, Laporan.

ABSTRACT

PT TirtaNusa Indotama is one of the chemical companies process waste water in the urban area Tangerang, the company was formed at 2008th that address Harmonika, Cipondoh Tangerang picturesque town that was founded by Mr. Kristiyo Widodo. In the development of its business, the company has been successfully serves its costumer in the field of waste water. The development of the company the assets will increase in processing. All of its assets the company is still using Microsoft Excel application so as to create the company assets reporting process in not running optimally. To overcome the problem researches propose a computerized system more efficient by analyzing the problem that already exist using several methods, including data collections such as interviews, observation and literature study upon successful and literature after successfully collecting data analysis will continue in SWOT analysis method which focuses in the analysis of advantages and disadvantages of search system that participated working for what solution. After getting the results, researchers will descript the system in the form of UML diagrams, then the process will proceed to create a new system design. Before the system is implemented, the researchers conducted a series of test using the black box system using testing so the part is still problematic can be immediately corrected with the implementation of this asset inventory system, the processing of the report will be run optimally in which the general affairs and accounting will work together easily manage existing assets and assets the will come.

Inventory, Fixed Assets, Information Systems, Report

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya karena penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini dibuat dan disajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul dalam penyusunan laporan Skripsi ini adalah “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA TANGERANG”.

Tujuan penulisan laporan Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti sidang Skripsi pada Jurusan Sistem Informasi dengan konsentrasi Business Intelligence di STMIK Raharja. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  4. Ibu Mulyati, S.E.,MM.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam mengarahkan dan menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  5. Bapak Berkat Jaya Bate'e, S.Kom.,MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam mengarahkan dan menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  6. Ibu Maya Eva Anggelia selaku Stakeholder yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  7. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen, serta staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril, materil serta doanya untuk keberhasilan penulis.
  9. Para sahabat seperjuangan Mega Agustina, Bian Pramana, Angga Permana, Aji Kuspri, Hendrik Cipto dan Devita Kurniasari.
  10. Kepada teman-teman UKM Maranatha dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan laporan Skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, besar harapan penulis agar laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan di kemudian hari.

Tangerang, 19 Januari 2017
Remon Afandi Junior Simbolon
NIM. 1312477144

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Faktor Strategi Internal PT TirtaNusa Indotama

Tabel 3.2 Faktor Strategi Eksternal PT TirtaNusa Indotama

Tabel 3.3 Analisis Strategi ST

Tabel 3.4 Analisis Strategi SO

Tabel 3.5 Analisis Strategi WO

Tabel 3.6 Analisis Strategi WT

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi Tahap I

Tabel 4.1 Basis Data User

Tabel 4.2 Basis Data Aset

Tabel 4.3 Basis Data Penyusutan

Tabel 4.4 Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan yang Diusulkan

Tabel 4.5 Black Box Testing

Tabel 4.6 Time Schedule

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT TirtaNusa Indotama

Gambar 3.2 "Use Case Diagram Inventaris Aset yang berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Inventaris Aset yang berjalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram Invenaris Aset yang berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram usulan Staff General Affair

Gambar 4.3 Activity Diagram usulan Accounting

Gambar 4.4 Activity Diagram usulan Manager

Gambar 4.5 Activity Diagram usulan Direktur

Gambar 4.6 Sequence Diagram usulan Staff General Affair

Gambar 4.7 Sequence Diagram usulan Accounting

Gambar 4.8 Sequence Diagram usulan Manager

Gambar 4.9 Sequence Diagram usulan Direktur

Gambar 4.10 Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.11 Tampilan Prototype Login

Gambar 4.12 Tampilan Prototype Halaman Utama

Gambar 4.13 Tampilan Prototype Menu Aset

Gambar 4.14 Tampilan Prototype Menu Input Aset

Gambar 4.15 Tampilan Prototype Menu Penyusutan

Gambar 4.16 Tampilan Prototype Menu Input Penyusutan

Gambar 4.17 Tampilan Prototype Menu Laporan Aset

Gambar 4.18 Tampilan Prototype Menu Laporan Aset Print

Gambar 4.19 Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan

Gambar 4.20 Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan Print

Gambar 4.21 'Tampilan Prototype Menu Grafik

Gambar 4.22 Tampilan Prototype Menu User

Gambar 4.23 Tampilan Rancangan Web Login

Gambar 4.24 Tampilan Rancangan Web Halaman Utama

Gambar 4.25 Tampilan Rancangan Web Menu Menu Aset

Gambar 4.26 Tampilan Rancangan Web Menu Input Aset

Gambar 4.27 Tampilan Rancangan Web Menu Penyusutan

Gambar 4.28 Tampilan Rancangan Web Menu Input Penyusutan

Gambar 4.29 Tampilan Rancangan Web Laporan Aset

Gambar 4.30 Tampilan Rancangan Web Laporan Aset Print

Gambar 4.31 Tampilan Rancangan Web Laporan Penyusutan

Gambar 4.32 Tampilan Rancangan Web Laporan Penyusutan Print

Gambar 4.33 Tampilan Rancangan Web Menu Grafik

Gambar 4.34 Tampilan Rancangan Web Menu User

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin hari semakin menampakkan kecanggihannya. Perkembangan IPTEK tersebut dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna di berbagai instansi, perusahaan ataupun lembaga, baik swasta maupun pemerintah.

Suatu perusahaan yang bergerak di bidang apapun sudah pasti tidak ada yang luput dari perkembangan IPTEK salah satunya PT TirtaNusa Indotama, perusahaan yang bergerak di bidang water treatment chemicals boiler and cooling water yang beralamat di Jalan Harmonika No. 5 Cipondoh Permai Kota Tangerang. Selain itu, PT TirtaNusa Indotama juga menyediakan air limbah dan sewage water treatment untuk gedung bangunan dan pabrik-pabrik, sehingga air yang tercemar dapat dengan aman terbuang di saluran umum atau dapat digunakan kembali. PT TirtaNusa Indotama juga menyediakan air filter dan medianya seperti pasir silika, karbon aktif, antrasit, ferrolite cation dan anion efek resin.

Seiring dengan berkembangnya PT TirtaNusa Indotama dari tahun ke tahun, maka jumlah aset yang dimiliki pun akan semakin bertambah. Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha dikemudian hari akan tetapi aset juga merupakan suatu barang dimana barang tersebut tidak akan habis dipakai (non consumable) yang dimiliki perusahaan dengan umur lebih dari dua belas bulan. Aset juga dapat mendukung kegiatan operasional setiap harinya, tidak adanya infomasi yang tepat untuk mengelola aset dapat menghambat kegiatan operasional.

Untuk perusahaan yang mempunyai aset tidak banyak tentunya tidak akan sulit dalam hal pengelolaan, misalnya dengan menggunakan bantuan software Ms. Excel tetapi hal itu akan sangat merepotkan jika diterapkan pada PT TirtaNusa Indotama yang memiliki aset ratusan, aplikasi Ms. Excel saja tidak akan cukup untuk menghandle masalah tersebut. Oleh karena itu, dibutukan sistem yang telah terkomputerisasi yang dapat menangani persoalan-persoalan tesebut karena sejauh ini manajemen PT TirtaNusa Indotama yang menangani seluruh aset tersebut masih menggunakan software Ms. Excel dalam bentuk daftar inventaris barang dan kondisi ini dirasa kurang efisien dan kurang akurat dalam hal pengadaan, perbaikan dan laporan, sehingga prosesnya akan relatif lebih lama dalam mengelola seluruh aset yang ada.

Dengan melihat kelemahan dan kekurangan tersebut, peneliti membuat sebuah karya ilmiah dengan melakukan analisis dan kajian terhadap kelayakan sistem yang peneliti tuangkan dalam sebuah laporan ilmiah skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET TETAP PADA PT TIRTANUSA INDOTAMA TANGERANG”

Rumusan Masalah

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka berdasarkan latar belakang tersebut peneliti dapat menyimpulkan beberapa perumusan masalah, antara lain:

  1. Apakah yang menjadi permasalahan dalam proses laporan inventaris aset pada PT TirtaNusa Indotama?

  2. Bagaimanakah proses inventaris aset pada PT TirtaNusa Indotama agar menghasilkan laporan yang berguna bagi pihak manajemen dalam membantu mengambil sebuah keputusan?

  3. Bagaimana merancang suatu sistem inventaris aset yang sesuai dengan masalah yang ada pada PT TirtaNusa Indotama?

Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang ada agar nanti tidak terjadinya penyimpangan, maka peneliti hanya memfokuskan pada inventarisasi aset tetap. Mulai dari proses pendataan, pengadaan sampai ke pelaporan aset dan tidak melakukan proses akuntansi mendalam seperti perhitungan neraca dan pembukuan akutansi dan hanya sebagai informasi manajemen untuk mengambil suatu keputusan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus jelas dan tegas karena penelitian sebagai indikasi ke arah mana atau informasi apa yang akan dicapai melalui penelitian itu dan berkaitan dengan apa yang peneliti dapatkan dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mempelajari dan mengetahui permasalahan sistem inventaris aset yang ada pada PT TirtaNusa Indotama.

  2. Melakukan identifikasi terhadap kendala yang ada pada sistem tersebut agar menghasilkan informasi laporan yang efisien.

  3. Merancang dan membangun suatu sistem informasi inventaris aset yang terkomputerisasi agar memudahkan dalam pembuatan laporan.

Manfaat Penilitian

Adapun manfaat nyata yang didapatkan dan diharapkan dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagi Perusahaan

  2. a. Mengidentifikasi kendala atau masalah yang ada pada sistem inventaris aset agar dapat dijadikan dasar untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

    b. Terciptanya sebuah sistem informasi inventaris aset yang dapat membantu dalam pengelolaan aset tetap perusahaan.

    c. Sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan untuk pengadaan, perbaikan sampai ke pelaporan aset.

  3. Bagi Peneliti

  4. a. Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam membuat suatu rancangan aplikasi secara nyata.

    b. Menambah pengetahuan peneliti yang tidak didapatkan dalam perkuliahan.

Metodologi Penelitian

Dengan mempelajari kasus yang ada, serta memahami hubungan sebab akibat yang kemungkinan akan terjadi, penelitian ini menggunakan tiga metode penelitian, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis dan metode perancangan.

Metodologi Pengumpulan Data

  1. Observasi

  2. Dengan menggunakan metode ini, peneliti melakukan observasi dengan melakukan tinjauan langsung ke PT TirtaNusa Indotama guna mendapat gambaran awal mengenai proses pengelolaan aset serta keterangan lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

  3. Wawancara (Interview)

  4. Untuk mendapatkan informasi mengenai proses pengelolaan aset maka diperlukan informasi dari pihak yang memiliki kendali penuh atas sistem tersebut serta berguna juga untuk melengkapi hasil pengamatan yang diperoleh melalui metode observasi.

  5. Studi Pustaka (Library Research)

  6. Studi pustaka adalah aktivitas pemilihan suatu masalah yang akan digunakan sebagai tema penelitian dan diteruskan dengan pencarian referensi sebagai landasan teori dan penunjang terhadap proses pemecahan masalah yang dihadapi. Upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun segala informasi diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis/disertasi dan sumber-sumber lain. Selain itu, peneliti juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitian yang saat ini peneliti lakukan untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan.

Metodologi Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian. Dalam merancang sistem, peneliti menggunakan metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats). Analisa SWOT digunakan peneliti untuk menganalisa dan memilih berbagai hal baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut, serta menggunakan UML yang meliputi adanya Use Case Diagram dan Activity Diagram sedangkan untuk rancangan sistem baru yang peneliti ajukan, yaitu dengan menggunakan tahapan-tahapan Elistasi, diantaranya dengan menggunakan Elistasi Tahap I, Elistasi Tahap 2, Elistasi Tahap 3 dan Draft Final Elistasi.

Metode Perancangan

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode perancangan terstruktur melalui tahapan pembuatan Unified Modelling Language (UML) yaitu Use Case Diagram, Squance Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram. Selain itu peneliti menggunakan bahasa pemrograman PHP, Adobe Dreamweaver CS6 untuk mendesain, serta database server yang digunakan MySQL dan konektivitas menggunakan Xampp.

Metode Testing

Metode testing atau pengujian yang digunakan dalam penelitian ini ialah black box testing, dimana metode uji coba ini memfokuskan pada keperluan perangkan lunak. Uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi masukan atau input yang akan melatih seluruh kondisi fungsional sebuah program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membaca serta untuk mengikuti aturan penulisan yang ada, maka penelti mengelompokkan laporan SKRIPSI ini menjadi beberapa sub bagian yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi tentang landasan teori sebagai konsep dasar dalam pembentukan sistem dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini peneliti melakukan analisis sistem yang berjalan pada PT TirtaNusa Indotama yang selanjutnya diharapkan dapat diperoleh suatu jalan keluar untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Bab ini juga berisi tentang gambaran dan sejarah perusahaan, struktur organisasi beserta wewenang dan tanggung jawabnya serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini berisi rancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, dan class diagram, serta hasil rancangan sistem yang diusulkan oleh peneliti berupa solusi dari masalah yang dihadapi dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, serta database yang digunakan adalah MySQL sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Adobe Dreamweaver CS6 dan konektivitas menggunakan Xampp.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan perancangan sistem yang telah didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan

Secara umum perancangan merupakan tahapan lanjutan setelah analisis sistem setelah melakukan identifikasi masalah, memahami cara kerja, melakukan analisa dan membuat laporan, maka pembentukan dari sistem yang akan dibuat merupakan langkah selanjutnya.

Dalam jurnal CCIT yang ditulis oleh Henderi dkk, Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalah-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan. (Henderi dkk, 2011:322)[1] sedangkan menurut Siti Aisyah dalam jurnal CCIT Vol. 4 No. 2 (2011:203)[2] “Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, yang terdapat 3 (tiga) tahapan perancangan yaitu perancangan interface, perancangan isi dan perancangan program”.

Melalui kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah kegiatan menemukan alternatif sistem baru yang lebih baik untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem lama.

Tahap Perancangan

Menurut Ais Zakiyudin dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:44)[3] “Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan, yaitu”:

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.

  2. Mengidentifikasi berbagai alternative konfigurasi sistem.

  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

  4. Memilih konfigurasi terbaik.

  5. Menyiapkan usulan penerapan.

  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.

Tahap Implementasi Sistem

Menurut Murad, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:52)[4] “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

Di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntasi yang ditulis oleh Diana Anastasia, sistem implementasi merupakan sekumpulan prosedur yang dilakukan untuk mengembangkan aplikasi, menguji sistem/melatih pemakai, menginstal dan mulai menggunakan sistem informasi yang baru atau yang dimodifikasi (Diana Anastasia, 2011:48)[5] sedangkan menurut Theophilus, dkk dalam European Scientific Journal Vol. 10 No. 24 (2014:319)[6] “This phase involved installing all components of the system that include hardware, software and training users of the system. The conversion plan used in the system was known as Parallel Conversion, given the advantage of low risks and being able to compare performance between the new system and the old one”.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Kata “Sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, di dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan pada banyak bidang pula. Asal kata sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani sustema. Hal ini senada dengan pendapat McLeod (2004) dalam buku Ais Zakiyudin yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:5)[3] “Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”, sedangkan menurut Danang Sunyoto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014:33)[7] “Suatu sistem bukanlah merupakan suatu perangkat unsur-unsur yang dapat diidentifikasikan sebagai kebersamaan yang menyatu disebabkan tujuan atau sasaran yang sama”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dalam kesatuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Karakteristik Sistem

Di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen yang ditulis oleh Ais Zakiyudin (2012:6)[3] suatu sistem memiliki karakter atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan sebagai suatu sistem. Karakteristik juga menggambarkan sistem secara logis. Adapun karakteristik-karakteristik sistem tersebut adalah, sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components System)

  2. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu susbsistem atau bagian-bagian dari sistem. Dimana setiap sistem memiliki sifat-sifat dari sistem dan menjalankan fungsi tertentu dari sistem. Subsistem yang menjalankan fungsi tertentu tersebut dapat mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  3. Batasan Sistem (Boundary System)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang dibatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dibatasi dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Environment System)

  6. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat berupa sesuatu yang menguntungkan dan merugikan.

  7. Penghubung Sistem (Interface System)

  8. Penghubung atau jalinan sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Kegunaan dari penghubung sistem adalah memungkinkan sumber-sumber daya dapat mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari subsistem menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem (Input System)

  10. Masukan merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

    a. Masukan perawatan: Merupakan energi yang dimasukkan agar sistem tersebut beroperasi. Contoh: program komputer

    b. Masukan signal: Merupakan energi yang dimasukkan agar didapatkan keluaran (output). Contoh: Informasi

  11. Pengolah Sistem (Process System)

  12. Suatu sistem harus memiliki suatu perangkat yang bertugas mengolah. Bagian pengolah ini yang akan mengubah masukan menjadi pengeluaran dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contohnya adalah sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan barang-barang lainnya menjadi barang jadi.

  13. Keluaran Sistem (Output System)

  14. Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan berupa sisa pembuangan. Keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya atau kepada sistem.

  15. Sasaran dan Tujuan (Objective and Goal System)

  16. Tujuan dan sasaran adalah merupakan sesuatu yang harus dimiliki sistem. Sasaran dari sistem menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yang masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Menurut Danang Sunyoto di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014:33)[7] ada beberapa jenis sistem yang dapat digunakan dalam informasi manajemen, yaitu:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

  2. Sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung, sedangkan sistem fisik adalah suatu perangkat unsur yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan.

  3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

  4. Sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat. Interaksi antar bagian-bagian diketahui dengan pasti. Jika seseorang memiliki uraian keadaan sistem pada saat tertentu beserta uraian operasinya, maka keadaan sistem selanjutnya dapat disebutkan secara tepat tanpa kesalahan seperti program komputer, sedangkan sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang mungkin tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem. Contoh: sistem persedian barang.

  5. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

  6. Sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran bahan, informasi atau energi dengan lingkungannya, contohnya sistem keorganisasian. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi berarti sistem dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya, sedangkan sistem tertutup didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mandiri. Sistem ini tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungannya, misalnya reaksi kimia di dalam sebuah tabung berisolasi dan tertutup. Sistem tertutup semacam ini akhirnya akan melemah atau bercerai berai.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Sumber informasi adalah data dan data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari bahasa latin yang berarti "Sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data bisa diartikan suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

Di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen yang ditulis oleh Ais Zakiyudin (2012:9)[3] “Data merupakan kumpulan huruf atau angka yang belum diolah sehingga tidak memiliki arti. Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai”, sedangkan menurut Suprihadi, dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 6 No. 3 (2013:310)[8] “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah suatu fakta dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut.

Definisi Informasi

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi tetapi istilah ini mengandung banyak arti tergantung konteksnya. Kata Informasi berasal dari bahasa prancis kuno yaitu informacion yang di ambil dari bahasa latin yaitu informationem yang berarti garis besar, konsep dan ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktifitas dalam pengetahuan yang di komunikasikan.

Menurut R.J. Beishon dikutip Onong (1989) dalam buku Danang Sunyoto yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014:39)[7] “Informasi adalah diinterpretasikan, barangkali, lebih luas daripada biasanya, yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-harinya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak”, sedangkan pendapat Murhada dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teknologi Informasi (2011:16)[9] “Informasi merupakan data yang terstruktur hasil olahan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Nilai Informasi

Menurut Ais Zakiyudin di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:12)[3] “Informasi akan memiliki nilai yang tinggi apabila ia memiliki manfaat bagi penggunanya, sebaliknya apabila informasi tidak memiliki manfaat, ia tidak mempunyai nilai. Suatu informasi akan sangat bernilai jika dikaitkan dengan bagaimana ia berkorban untuk mendapatkan informasi tersebut. Semakin mahal ia mendapatkannya, maka ia akan semakin bernilai tinggi. Sebaliknya, apabila ia mendapatkannya dengan sangat murah maka informasi tersebut menjadi tidak bernilai”.

Kualitas Informasi

Menurut Murhada di dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teknologi Informasi (2011:146)[9] kualitas informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi bergantung pada beberapa faktor, antara lain:

  1. Ketepatan Waktu

  2. Informasi harus tiba ditangan pengguna tepat waktu, tidak boleh terlambat, informasi yang terlambat akan berkurang nilainya. Disamping ketepatan waktu (timeliness) informasi juga ditentukan oleh usia (age), berapa lama informasi tersebut berlaku. Faktor usia biasa dikaitkan dengan rentang waktu (time frame), misalnya laporan keuangan hanya berlaku empat bulan

  3. Ketepatan Isi

  4. Informasi harus tepat isinya, atau harus akurat, tidak mengandung kesalahan. Ketepatan isi juga selain berkaitan dengan akurasi juga berkaitan dengan presisi. Akurat berarti tidak mengandung kesalahan, sedang presisi menyatakan derajat kerincian informasi, semakin rinci berarti semakin presisi

  5. Ketepatan Sasaran

  6. Informasi harus tiba ditangan orang yang memerlukan, apabila salah sasaran informasi tersebut tidak berguna atau bisa disalah-gunakan.

  7. Relevansi

  8. Informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna-nya, bila tidak maka informasi ini tidak berguna.

  9. Kemudahan Akses

  10. Informasi harus bisa diperoleh dengan mudah agar dapat diterima oleh pengguna tanpa hambatan dan lancar. Misalnya informasi harus tersedia di jaringan dengan fasilitas akses yang aman dari orang yang tidak berhak.

  11. Kelengkapan

  12. Informasi harus lengkap sesuai dengan kebutuhan, apabila tidak lengkap tentu nilai dan kualitasnya kurang.

Tipe Informasi

Berdasarkan pendapat Rusdiana dan Irfan di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014:91)[10] sistem informasi menyediakan tiga macam tipe informasi, yaitu:

  1. Informasi pengumpulan data, yaitu informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personelnya

  2. Informasi pengarahan perhatian, yaitu membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah yang menyimpang.

  3. Informasi pemecahan masalah, yaitu informasi untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalah yang dihadapi. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Di dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teknologi Informasi yang ditulis oleh Murhada (2011:17)[9] “Sistem informasi merupakan sekumpulan proses, mengeksekusi data mentah untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan”.

Definisi menurut Kenneth dan Jane (2007) dalam buku Sunyoto (2014:47)[7] “Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi”, sedangkan menurut Tiko Iyamu dan Tefo Sekgweleo dalam International Journal of Actor-Network Theory Vol. 5 No. 3 (2013:2)[11] “Information systems can be defined as a combination of technological resources and nontechnical artefacts that are adopted within the organisational requirements, aimed to deliver current and future states in support of specific needs of business”.

Dengan demikian, secara sederhana sistem informasi dapat diartikan sebagai kumpulan dari seluruh informasi yang terdapat dalam sistem yang mengkoordinasikan orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang kemudian menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Ais Zakiyudin di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:13)[3] dalam suatu sistem informasi, terdapat komponen-komponen seperti:

  1. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

  2. Perangkat lunak (Software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

  3. Basis data (Database), adalah sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

  4. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

  5. Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

  6. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi karangan Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011:47)[5] “Analisis sistem merupakan sekumpulan prosedur untuk membuat spesifikasi sistem informasi yang baru atau sistem informasi yang dimodifikasi”. Sementara itu, menurut pendapat Ais Zakiyudin di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:43)[3] “Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau memperbarui sistem yang sudah ada”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sistem adalah suatu proses untuk memahami sistem yang ada untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang ada sesuai kebutuhan.

Tahap Analisis Sistem

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Ais Zakiyudin di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2012:43)[3] yaitu:

  1. Mengumumkan Penelitian Sistem

  2. Mungkin manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang alasan perusahaan melaksanakan proyek.

  3. Mengorganisasikan Tim Proyek

  4. Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan, agar proyek dapat berhasil dengan baik maka pemakai perlu berperan aktif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.

  5. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

  6. Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, di antaranya melalui wawancara, pengamatan, pencarian catatan dan survei.

  7. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem

  8. Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

  9. Menyiapkan Usulan Rancangan

  10. Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan apakah program diteruskan atau dihentikan kedua kalinya.

  11. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan

  12. Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Aset

Definisi Aset Tetap

Semua entitas memiliki aset berwujud yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari. Menurut Hans Kartikahadi, dkk di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan (2012:316)[12] “Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”. Sementara itu, menurut pendapat Hery (2014:121)[13] “Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Aset tetap merupakan aset yang berwujud (tangible asset), berbeda dengan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimana tidak memiliki wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi maupun kontrak sosial”.

Melalui definsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap merupakan harta kekayaan atau sumber daya entitas bisnis yang diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi pada masa yang lalu, aset tetap digunakan dalam menjalankan aktivitas operasional usaha perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Definisi Inventarisasi Aset

Menurut KBBI yang dimaksud dengan inventarisasi adalah pendaftaran barang-barang milik kantor, (sekolah, rumah tangga, dan sebagainya) yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Namun, menurut Gima Sugiama di dalam bukunya yang berjudul Manajemen Aset Pariwisata (2013:173)[14] “Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya, baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu", sedangkan menurut menurut Doli Siregar di dalam bukunya yang berjudul Manajemen Aset (2004:518)[15] “Inventarisasi aset merupakan kegiatan yang terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi, pengelompokkan dan pembukuan administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset”.

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulkan bahwa inventarisasi aset merupakan suatu kegiatan melaksanakan pengaturan, pencatatan aset-aset, menyusun daftar aset yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris aset secara teratur, dan mengurusnya menurut ketentuan yang ada.

Definisi Penyusutan Aset

Penyusutan bukanlah proses dimana perusahaan mengakumulasikan dana untuk mengganti aset tetapnya. Menurut Hery di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Aset, Liabilitas dan Ekuitas (2014:138)[13] “Penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aset selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset yang bersangkutan”, sedangkan menurut Hans Kartikahadi, dkk di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan (2012:344)[12] “Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya perolehan suatu aset tetap sedemikian sehingga jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap dapat dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya”.

Melalui kedua penulis tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusutan aset adalah suatu metode pengalokasian harga perolehan aset tetap setelah dikurangi nilai sisa yang dialokasikan untuk periode-periode yang menerima manfaat dari aset tetap tersebut. Total penyusutan merupakan saldo kredit yang disebut akumulasi penyusutan yang menunjukan bahwa penyusutan bukan merupakan suatu proses pencadangan, melainkan proses pengalokasian harga perolehan aset tetap.

Faktor-Faktor Beban Penyusutan

Di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Aset yang ditulis oleh Hery (2014:139), “Pembebanan penyusutan merupakan pengakuan terjadinya penurunan nilai atas potensi manfaat (jasa) suatu aset”. Untuk memperoleh besarnya beban penyusutan periodik secara tepat dari pemakaian suatu aset, ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

  1. Nilai Perolehan Aset (Asset Cost)

  2. Nilai perolehan suatu aset mencakup seluruh pengeluaran yang terkait dengan perolehannya dan persiapannya sampai aset dapat digunakan.

  3. Nilai Residu atau Nilai Sisa (Residual or Salvage Value)

  4. Nilai sisa merupakan estimasi nilai dimana aset dapat dijual kembali ketika aset tetap tersebut dihentikan dari pemakaiannya.

  5. Umur Ekonomis (Economi Life)

  6. Suatu periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aset tetapnya dan dapat juga berarti sebagai jumlah unit produksi (output) atau jumlah jam operasional (jasa) yang diharapkan diperoleh dari aset.

Metode Beban Penyusutan

Di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Aset yang ditulis oleh Hery (2014:142)[13] ada beberapa metode yang berbeda untuk menghitung besarnya beban penyusutan, yaitu:

  1. Berdasarkan waktu

  2. a. Metode garis lurus (straight line method)

    b. Metode pembebanan yang menurun (dipercepat)

  3. Berdasarkan penggunaan

  4. a. Metode jam jasa (service hours method)

    b. Metode unit produksi (productive output method)

Konsep Dasar Analisis SWOT

Definisi Analisis SWOT

Pada bukunya yang berjudul SWOT Balanced Scorecard karangan Freddy Rangkuti (2011:199)[16] “Penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness)”, sedangkan menurut David di dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategis, semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan atau kelemahan internal, digabungkan dengan peluang atau ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. (Fred David, 2008:56)[17]

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki suatu organisasi dan menjadikannya peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas organisasi/perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan Analisis SWOT

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang. (Fahmi, 2013:254)[18]

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

Definisi UML

Di dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Perancangan UML karangan Yuni Sugiarti (2013:34)[19] ”Unifield Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”, sedangkan menurut Yadunar Alim dalam Jurnal Masyarakat Informatika Vol. 2 No. 4 (2012:30)[20]Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak.

Diagram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Indrajani (2011:30)[21] “Diagram-diagram yang termasuk di dalam UML, yaitu:

  1. Use Case Diagram

  2. Merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship antaranya. Use case diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisa kebutuhan sistem pada saat perancangan.

  3. Activity Diagram

  4. Digunakan untuk menganalisis behaviour dengan use case yang lebih kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi di antara mereka satu sama yang lain.

  5. Statechart Diagram

  6. Digunakan untuk membuat model bagaimana suatu objek mengalami perubahan state, menggambarkan behaviour dari suatu sistem, membuat model interaksi antara class-class dan model dari tampilan sistem.

  7. Class Diagram

  8. Digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar antara class-class, hubungan antar class, attributes, operations, serta association (hubungan antar class).

  9. Sequance Diagram

  10. Merupakan suatu diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek-objek berpartisipasi dalam bagian interaksi (particular interaction) dan pesan yang tertukar dalam urutan waktu dan merupakan peralatan untuk interaksi berkomunikasi diagram.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Dalam jurnal CCIT yang ditulis oleh Untung Rahardja, dkk database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari datanya yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. [22](Rahardja dkk, 2011:238). Sama halnya dengan pendapat Fathansyah di dalam bukunya yang berjudul Basis Data bahwa database atau basis data didefinisikan sebagai himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.[23](Fathansyah, 2012:2)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan data yang disimpan secara sistematis pada suatu komputer sehingga mampu mengelola informasi dengan optimal.

Alat Bantu Perancangan

Definisi PHP

Menurut Edy Winarno dkk (2013:59)[24] “PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan anda menggenerate kode HTML secara dinamis, artinya anda bisa membuat tampilan halaman web yang dinamis, bisa berubah-ubah sesuai dengan keinginan programmernya”. Senada dengan hal tersebut menurut Adhi Prasetio (2012:122)[25] “PHP adalah bahasa script yang ditanam disisi server”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa script yang ditanam di server yang merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam membangun sebuah program atau website.

Definisi MySQL

Menurut Budi Raharjo (2011:21)[26] “MySQL merupakan software RDBMS (atau server database) yang dapat mengelola database dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user), dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau berbarengan (multi-threaded)”. Sementara itu, menurut pendapat Sadeli (2013:10)[27] “MySQL adalah database yang menghubungkan script php menggunakan perintah query dan escaps character yang sama dengan php. MySQL mempunyai tampilan client yang mempermudah dalam mengakses database dengan kata sandi untuk mengijinkan proses yang bisa anda lakukan”.

Berdasarkan paragraf di atas, dapat diartikan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah pengolahan database.

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Thirugnana dan Dhenakaran di dalam IJARCSSE Vol. 2 No. 11 (2012:190)[28] “Dreamweaver is a web development tool, originally created by Macromedia. Initial versions of the application served as simple WYSIWYG (What You See Is What You Get) HTML editors but more recent versions have incorporated notable support for many other web technologies such as CSS, JavaScript, and various server-side scripting frameworks”, yang mempunyai arti Dreamweaver adalah alat pengembangan web yang aslinya dibuat oleh Macromedia, versi awal dari aplikasi ini lebih biasa dikenal dengan istilah WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang tidak berurusan dengan tag HTML, namun versi yang terbaru telah memasukkan dukungan penting untuk beberapa teknologi pengembangan web seperti CSS, Java Script, dan berbagai server kerangka website.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut pendapat Hidayati (2007) dalam buku Suryo Guritno, dkk (2011:3012)[29] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    a. T artinya Technical, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    b. O artinya Operational, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    c. E artinya Economic, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  7. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box

Menurut Shivani dan Vidhi dalam jurnal IJECSE Vol. 2 No. 1 (2012:176)[30] “Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure, implementation details and knowledge of internal paths of the software. testing is based entirely on the software requirements and specifications”, yang mempunyai arti Pengujian kotak hitam adalah teknik pengujian perangkat lunak di mana fungsi dari perangkat lunak diuji tanpa melihat struktur kode internal, rincian pelaksanaan dan jalan pengetahuan internal perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak didasarkan sepenuhnya pada persyaratan dan spesifikasi.

Sementara itu, menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti dalam junal IJESA Vol. 2 No. 2 (2012:29)[31] “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification. Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions”, yang mempunyai arti pengujian software adalah teknik yang sering digunakan untuk verifikasi dan validasi kualitas suatu software. Pengujian software adalah prosedur untuk eksekusi sebuah program atau sistem dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Literature Review

Di dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif karangan Semiawan (2010:104)[32] “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya”.

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Suhairi pada tahun 2010 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset pada PT Ciptakridatama”. Menjelaskan bahwa manajemen aset yang berjalan selama ini dilakukan secara manual sehingga sulit dilakukan penelusuran aset. Maka itu dilakukan perancangan suatu sistem informasi untuk mengelola aset yang dimiliki meliputi permintaan aset, persetujuan, pembelian, register, pengiriman dan penerimaan aset.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Ester Ivone Wiama pada tahun 2011 dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Aset pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta”. Menjelaskan bahwa penelitian tesebut untuk merancang aplikasi Sistem Informasi Aset pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta yang mencakup proses pemeliharaan aset, proses pencatatan, dan total laporan aset yang sebelumnya masih bersifat manual.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Yunitarini pada tahun 2014 dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Tata Kelola Aset Informasi Perhotelan pada Hotel Mahkota Lamongan”. Sistem Informasi Hotel Mahkota yang dibuat menggunakan Microsoft Visual Basic sebagai bahasa pemrograman serta menggunakan database SQL server. Hasil Akhir Sistem informasi ini memiliki beberapa fitur yang dapat memudahkan aktifitas pengelolaan informasi di hotel Mahkota, antara lain aktifitas front office dan back office. Dengan adanya sistem ini, diharapkan mampu meningkatkan manajemen yang baik, sehingga tercipta hotel dengan pelayanan yang lebih baik.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Sani pada tahun 2014 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset dan Inventaris SMK N 7 Padang”. Rancangan sebuah sistem informasi yang berbasis database dan alat pengembangan sistem dengan Flow Map System, Context Diagram, dan Activity Diagram. Dengan adanya sistem ini maka manajemen pengelolahan aset dan inventaris lebih terstruktur dan terarah serta penyimpanan datanya terjamin, aman, dan tidak banyak memakai waktu.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Gentisya Tri Mardiani pada tahun 2013 dengan judul “Sistem Monitoring Data Aset dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbasis Web”. Sistem Monitoring ini berbasis web, menggunakan bahasa pemrograman PHP dan LAN dan Desktop Support. Dengan aplikasi ini memudahkan dalam proses pengolahan dan pembuatan laporan data aset dan pengolahan distribusi perangkat kepada karywan, serta aplikasi mampu mengurangi kemungkinan adanya duplikasi data.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Karyo Budi Utomo pada tahun 2010 dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah (SIMBADA) Berbasis Web (Intranet)”. Dibangun dengan perangkat lunak open source yang menggunakan bahasa pemograman PHP dan manajemen basis data dengan MySql 5, serta menggunakan komputer server berbasis linux. Dengan sistem informasi ini lebih memudahkan pegawai dalam mencapai tujuan dan fungsi dari penatausahaan barang.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Y Maryono, dkk pada tahun 2010 dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset TIK pada Asmi Santa Maria Yogyakarta”. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset TIK ini dilakukan dengan berbasis web (intranet) dan dengan pendekatan berorientasi objek (OOA). Sistem informasi ini telah berhasil dirancang dan menyediakan fungsi pengelolaan informasi aset TIK yang meliputi registrasi aset, penempatan aset, pemindahan aset, penghitungan depresiasi, penilaian aset, pencatatan maintenance, penghapusan aset, pelacakan aset, dan pembuatan laporan.

Berdasarkan dari ketujuh literatur review di atas, maka peneliti mengambil acuan dari literatur review yang telah dilakukan oleh Gentisya Tri Mardiani dengan judul “Sistem Monitoring Data Aset dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbasis Web”, karena permasalahan yang dihadapi sama dengan penulis, yaitu belum adanya sistem yang terkomputerisasi yang menyebabkan proses pengadaan, perbaikan dan pelaporan aset yang terkesan kurang efisien, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif (descriptive research) yang bertujuan mendekripsikan suatu keadaan atau fenomena dengan apa adanya.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Pada awal berdirinya di tahun 2008 perusahaan ini bernama PT TirtaNusa Indotama yang didirikan oleh Bapak Kristiyo Heny Widodo yang bertempat di Jln. Harmonika Blok M No 5 Cipondoh Permai, Kota Tangerang. Kegiatan utamanya adalah menjual bahan bahan kimia pengolahan air limbah. Selain itu, PT TirtaNusa Indotama turut pula menyediakan air limbah dan sewage water treatment chemicals untuk gedung bangunan dan pabrik-pabrik, sehingga air yang tercemar dapat dengan aman terbuang di saluran umum atau sungai atau dapat digunakan kembali. Namun, tidak hanya sampai disitu PT TirtaNusa Indotama juga menyediakan air filter dan media, seperti pasir silika, karbon aktif, antrasit, ferrolite dan cation dan anion efek resin.

Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka di bidang kimia pengolahan air limbah, PT TirtaNusa Indotama juga tidak hanya menjual tetapi juga memberikan layanan purna jual terbaik, beberapa layanannya adalah pembersihan kerak, kunjungan teknisi biasa, mengambil sampel rutin untuk analisis air dan mengontrol kualitas air dan memberikan laporan hasil dengan rekomendasi kami. Untuk melakukan itu kami di dukung oleh teknisi yang memenuhi syarat, insinyur konsultan dan laboratorium canggih. PT TirtaNusa Indotama selalu melakukan upaya yang terbaik untuk memenuhi setiap masalah limbah air yang dihadapi oleh pelanggannya. PT TirtaNusa Indotama ini juga sudah dilengkapi dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan Nomor : 0629/ PK/IV/BPPMPT/2014 tanggal 29 April 2014 dan telah pula mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dengan Nomor 30.06.1.47.04534 yang berlaku s/d tanggal 01 September 2018, serta telah pula dilengkapi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dikuatkan dengan Surat Keterangan Terdaftar yang di keluarkan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak dengan nomor : PEM-10413/WPJ.08/KP.0903/2008 tanggal 03 Desember 2008 dan mendapatkan nomor NPWP atas nama PT TirtaNusa Indotama : 02.239.400.1-416.000. PT TirtaNusa Indotama juga memiliki visi dan misi perusahaan serta value, berikut visi dan misi perusahaan serta value.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan
  1. Menjadi perusahaan penyedia bahan-bahan pengolahan air limbah serta peralatan pengolahan air limbah yang terbaik, terbesar dan menjadi andalan bagi dunia industri di Indonesia.

  2. Menjadi perusahaan yang dapat bersaing dengan perusahaan international dan hasil kerja dengan kualitas terbaik.

Misi Perusahaan
  1. Mengutamakan pelayanan, kenyamanan dan kepuasan pelanggan maupun mitra usaha untuk hasil yang optimal.

  2. Memberikan pelayanan yang terbaik dan memberikan solusi yang tepat dalam memecahkan masalah bagi pelanggan kami.

  3. Bekerja secara profesional dan memiliki kerja tim yang baik.

Value Perusahaan
  1. Commitment

  2. Menjalankan visi, misi, dan budaya perusahaan serta melakukan yang terbaik bagi perusahaan dengan sungguh-sungguh dan konsisten secara terus menerus untuk keberhasilan perusahaan masa sekarang dan masa yang akan datang.

  3. Integrity

  4. Apa yang dipikirkan dan dikatakan harus sejalan dengan tindakan. Yang dilakukan dan yang di ucapkan harus sama dan menjadi satu kesatuan dengan tujuan untuk kebaikan dan kemajuan perusahaan.

  5. Responsibility

  6. Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dipercayakan dan selalu melakukan yang terbaik dan mengutamakan kepentingan perusahaan.

  7. Consistency

  8. Secara terus menerus mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan standar dan sistem yang telah ditetapkan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk membuat roda perusahaan berjalan efektif, efisien dan optimal, maka sebuah perusahaan yang telah mempekerjakan sejumlah tenaga kerja tentunya akan membagi sumber daya manusia tersebut dalam bagian-bagian yang sesuai dengan keahliannya, sehingga masing-masing individu memiliki gambaran yang jelas tentang posisi, fungsi dan haknya.

Pembagian dan susunan tugas tersebut kita kenal dengan istilah struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan sebuah garis hierarki yang mendeskripsikan kompenen-komponen yang menyusun perusahaan dimana setiap individu (sumber daya manusia) yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi tugas masing-masing. Dengan demikian hubungan kerja dalam organisasi perusahaan akan dapat dikoordinasikan dengan baik.

PT TirtaNusa Indotama memiliki struktur organisasi fungsional dimana organisasi disusun berdasarkan kegiatan kerja dan PT TirtaNusa Indotama dipimpin oleh pemilik perusahaan itu sendiri yang dibantu oleh kepala divisi dari masing-masing bagian.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT TirtaNusa Indotama

Wewenang dan Tanggung Jawab

Suatu perusahaan yang baik adalah jika adanya pengendalian intern yang efektif. Salah satu bentuk pengendalian intern yang biasa diterapkan pada perusahaan – perusahaan besar adalah adanya pemisahan fungsi serta tanggung jawab pada tiap bagian-bagian yang dilaksanakan untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Adapun wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi pada PT TirtaNusa Indotama yaitu:

  1. Direktur

  2. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.

    b. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.

    c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

    d. Memimpin rapat umum, dalam hal untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah consensus menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

    e. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

    f. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.

    g. Merupakan pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan yang keputusannya tidak bias diinterpensi.

    a. Sebagai penanggung jawab utama atas segala kegiatan dan kerja perusahaan.

  3. Manager

  4. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Bertanggung jawab secara penuh kepada direktur.

    b. Menyampaikan laporan seluruh aktivitas perusahaan setidaknya setiap bulan kepada direktur.

    c. Dalam menjalankan tugasnya, manager mempunyai wewenang penuh dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

    d. Untuk memperkuat positioning perusahaan, manager harus dapat menjaga hubungan baik dengan stakeholder (pemerintah, relasi bisnis, masyarakat, tokoh masyarakat, akademisi dan karyawan).

    e. Harus dapat menyusun, merencanakan program yang tepat dan relevan sesuai dengan target perusahaan.

    f. Mengatasi permasalahan yang terjadi di luar perencanaan atau perubahan yang terjadi di luar kontrol; misal konflik yang terjadi antar divisi.

  5. HR dan General Affair Department

  6. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

    b. Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, misalnya dengan membuat SOP, job description, training dan development system.

    c. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.

    d. Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada karyawan yang dianggap perlu.

    e. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.

    f. Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.

    g. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya kontrak kerja.

    h. Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan perusahaan.

  7. Marketing

  8. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Memonitor perolehan order serta merangkumkan forecast untuk memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.

    b. Memonitor jumlah stock seluruh department sales dan marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi target yang telah ditentukan.

    c. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang ditentukan.

    d. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan.

    e. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design dan warna, untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar.

    f. Menerapkan budaya, sistem, dan peraturan intern perusahaan serta menerapkan manajemen biaya, untuk memastikan budaya perusahaan dan sistem serta peraturan dijalankan dengan optimal.

  9. Purchasing

  10. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Menerima dan mereview surat permintaan barang dari seluruh bagian baik yang harian maupun yang bulanan.

    b. Melakukan pemeriksaan terhadap ketepatan pemeriksaan dengan anggaran dan atau kebutuhan.

    c. Melakukan pendataan terhadap supplier dari segi harga, kesiapan dan ketepatan pengiriman serta kualitas barang yang mereka tawarkan sebagai data untuk melakukan seleksi supplier.

    d. Melakukan proses pembelian dari mulai permohonan, penawaran harga, penyiapan kelengkapan administrasi sampai kepada pengontrolan ketepatan pembelian.

    e. Melakukan review dan rekap pembelian per bulan dan analisa ketepatan berdasarkan anggaran.

    f. Berkoordinasi dengan bagian lain untuk kesesuaian spesifikasi barang dan waktu pengiriman.

  11. Accounting

  12. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan.

    b. Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca rugi laba.

    c. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca rugi laba dan aktivitas akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.

    d. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem accounting untuk memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis.

    e. Mengarahkan fungsi dan kinerja unit dan bagian akunting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM accounting.

    f. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target perusahaan.

  13. Produksi

  14. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.

    b. Menentukan standar kontrol kualitas produk.

    c. Mengawasi proses produksi.

    d. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi.

    e. Mengawasi kelayakan proyek.

    f. Mengelola pemesanan dan pembelian bahan baku produksi.

    a. Memperkirakan serta melakukan negosiasi rentang waktu dengan klien dan manajer dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi

  15. Staff Gudang

  16. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur pembelian dan surat pesanan.

    b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan fakturnya.

    c. Membuat Bukti Barang Masuk (BBM).

    d. Membuat laporan bulanan stock barang kepada direktur logistik.

    e. Mengkoordinir bagian stock keeper dan helper.

    f. Membuat surat permintaaan barang yang ditujukan kepada direktur logistik.

    g. Mempacking barang - barang yang akan dikirim dengan benar.

    h. Menyiapkan barang - barang dengan benar dan cepat sesuai dengan Sales Order (SO) / DO dan Surat Pengantar (SP) yang diterima.

    i. Membantu proses bongkar muat barang.

  17. Staff Teknisi

  18. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Mengkoordinir dan memberikan pengarahan kerja dan mengawasi pelaksanaan kegiatan seksi-seksi di bawahnya agar dapat meningkatkan efisiensi di dalam bagiannya.

    b. Menyusun jadwal pemeliharaan dan perbaikan mesin, peralatan, dan fasilitas produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

    c. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala perbaikan atas mesin atau peralatan produksi, air dan udara.

    d. Mengawasi bekerjanya mesin-mesin, pompa air, dan compressor, secara terus menerus dan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.

    e. Menerima informasi kerusakan pada peralatan dan mesin dari pemakai dan memperbaikinya.

    f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh manajer produksi.

  19. Staff Driver

  20. Tanggung jawab dan wewenang:

    a. Menerima perintah yang diberikan untuk tugas keluar terutama dalam hal pengiriman barang ke pelanggan.

    b. Mengirimkan barang ke pelanggan dengan waktu yang tepat.

    c. Bertanggung jawab terhadap barang-barang yang dikirim serta terhadap kendaraan.

    d. Bertanggung jawab atas surat jalan yang telah diberikan oleh staff gudang.

Tatalaksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Setelah diadakan pengamatan pada prosedur sistem yang berjalan, maka peneliti mencoba membangun sistem informasi yang baru, sesuai dengan prosedur yang sedang berjalan di PT TirtaNusa Indotama. Adapun urutan prosedur pelaksanaan sistem inventaris aset yang berjalan pada PT TirtaNusa Indotama, yaitu sebagai berikut:

  1. Staff general affair melakukan pengadaan serta pembelian aset setelah mendapatkan permintaan aset dari berbagai divisi di perusahaan.

  2. Setelah melakukan pembelian aset, staff general affair akan melakukan penginputan data aset ke dalam Ms. Excel.

  3. Pihak accounting akan melakukan input harga aset dan membuat data penyusutaan ke dalam Ms. Excel.

  4. Accounting akan merekap seluruh data aset dan menjadikannya laporan untuk diserahkan ke pihak manager.

  5. Manager menerima hasil laporan accounting dan memverifikasi.

  6. Setelah memverifikasi laporan tersebut manager akan menandatangani dan menyerahkan laporan tersebut ke direktur.

Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

Untuk menganalisis rancangan sistem yang sedang berjalan yang telah peneliti amati berdasarkan prosedur sistem yang telah ada, maka peneliti akan menggunakan program Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 13.0 Community Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

Use Case Diagram

Use case adalah suatu interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Berikut ini adalah use case diagram untuk prosedur yang berjalan saat ini:

Gambar 3.2 Use Case Diagram Inventaris Aset yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.2 Use case diagram yang sedang berjalan saat ini dapat dijelaskan bahwa:

  1. Satu sistem yang menjelaskan seluruh kegiatan yang sedang berjalan.

  2. Empat actor, yaitu staff general affair, accounting, manager dan direktur.

  3. Enam use case yaitu, pengadaan aset, input harga pembelian, penginputan data penyusutan, membuat laporan, menyetujui laporan dan menyerahkan laporan.

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Berikut ini adalah activity diagram untuk prosedur yang berjalan saat ini:

Gambar 3.3 Activity Diagram Inventaris Aset yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.3 Activity diagram yang sedang berjalan saat ini dapat dijelaskan bahwa:

  1. Satu initial node, sebagai obyek yang diawali.

  2. Empat vertical swimeline, yaitu staff general affair, accounting, manager dan direktur.

  3. Delapan action state, yaitu yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  4. Satu final state, sebagai obyek yang di akhiri.

Sequence Diagram

Dari data di atas dapat digambarkan menggunakan sequence diagram. Diagram ini berfungsi menangkap pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi di dalam sistem yang berjalan saat ini. Berikut ini adalah sequence diagram untuk prosedur yang berjalan saat ini:

Gambar 3.4 Sequence Diagram Inventaris Aset yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.4 Sequence diagram yang sedang berjalan saat ini dapat dijelaskan bahwa:

  1. Empat actor, yaitu staff general affair, accounting, manager dan direktur.

  2. Tiga life line, yaitu aset, penyusutan dan laporan.

  3. Tujuh messages, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi antar actor.

Analisis Sistem yang Berjalan

Metode Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi (strenghts), kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal (weakness), peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal (opportunities) dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi (threats).

Tabel 3.1 Faktor Strategi Internal PT TirtaNusa Indotama

Tabel 3.2 Faktor Strategi Eksternal PT TirtaNusa Indotama

Berdasarkan tabel tersebut, peneliti dapat melakukan analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan suatu peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Setelah itu dilakukan analisis strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T).

Tabel 3.3 Analisis Strategi ST

Tabel 3.4 Analisis Strategi SO

Tabel 3.5 Analisis Strategi WO

Tabel 3.6 Analisis Strategi WT

Analisis Permasalahan

Berdasarkan analisis sistem yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem inventaris aset yang sedang berjalan saat ini belum berjalan dengan baik karena disebabkan berbagai faktor antara lain:

  1. Sistem sudah terkomputerisasi dengan menggunakan Ms. Excel tetapi pengolahannya belum maksimal karena data aset yang diterima masih melalui buku.

  2. Sistem inventaris aset yang berjalan masih membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan prosesnya sehingga menyebabkan laporan terhambat.

  3. Tidak memperhatikan jangka waktu penyusutan aset.

Analisis Kontrol

Proses inventaris aset yang sedang berjalan saat ini perlu ditingkatkan sistem yang lebih baik agar pengolahannya dapat berjalan secara maksimal karena masih ditemukan kendala yang menghambat kegiatan seperti aset yang ada tidak semuanya diinput, tidak adanya pengawasan aset dan tidak adanya jangka waktu peyusutan aset, karena pengolahan data yang tidak maksimal membuat laporan aset tidak akurat.

Analisis Waktu dan Tenaga Kerja

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan, bahwa masih adanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengelolan data inventaris aset, seperti:

  1. Proses penginputan aset yang baru dibeli memerlukan waktu kurang lebih empat menit.

  2. Proses perekapan data transaksi menggunakan Ms. Excel masih membutukan waktu lebih dari dua puluh empat jam.

  3. Laporan aset yang dibuat setiap bulannya membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam karena laporan dibuat secara manual dengan menyalin data pengeluaran dan pemasukan yang bersumber dari Ms. Excel.

Analisis Kebutuhan Sistem

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, di mana dalam penyediaan informasi sebagai pendukung suatu laporan inventaris membutuhkan waktu dalam pendataan aset. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi perancangan inventarisasi aset yang akan mengurangi kendala-kendala yang terjadi, sehingga akan mempermudah dalam proses pendataan agar suatu data yang disajikan menjadi jelas. Sistem yang lebih baik akan meningkatkan kualitas kinerja seseorang, maka kebutuhan sistem yang diharapkan antara lain:

  1. Proses inventarisasi aset yang dilakukan berupa sistem web untuk mempermudah input data, mengetahui jumlah keseluruhan aset serta mengetahui jangka waktu penyusutan aset dan akan menghemat waktu dalam pembuatan laporan serta meminimalisasikan terjadinya kesalahan.

  2. Sistem mempermudah dalam proses pengelolaan data serta adanya update data aset yang terbaru yang berfungsi untuk memperbaiki kekurangan sistem yang berjalan.

  3. Dapat memberikan informasi yang akurat sehingga informasi tersebut dapat berguna bagi manajemen untuk digunakan dalam suatu pengambilan keputusan.

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor : Intel Pentium IV®

  2. Monitor : Dell 19” LCD

  3. Mouse : Logitech M105

  4. Keyboard : Logitech Classic K120

  5. RAM : 2 GB

  6. Hardisk : 500 GB

  7. Printer : Epson LX310

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7

  2. Visual Paradigm for UML 13.0

  3. Database Server MySQL

  4. Microsoft Office 2007

  5. XAMPP v5.6.28

  6. Adobe Dreamweaver CS 6

  7. Mozzila Firefox

Hak Akses (Brainware)

  1. Staff General Affair

  2. Accounting

  3. Manager

  4. Direktur

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Berdasarkan hasil diskusi dengan user atau pihak yang berkepentingan, telah diketahui bahwa sistem yang ada belum sepenuhnya memenuhi kriteria dalam kegiatan proses inventaris aset yang efisien. Setelah peneliti mengetahui sistem yang ada maka langkah berikutnya adalah melakukan desain perancangan sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki atau memenuhi kriteria pada proses inventaris aset yang efisien.

Tahap perancangan sistem yang digambarkan sebagai perancangan untuk membangun suatu sistem dan mengkonfigurasikan komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras sehingga menghasilkan sistem yang baik. Analisis rancangan sistem yang diusulkan akan peneliti jelaskan ke dalam sebuah bentuk diagram. Berikut ini peneliti jabarkan mengenai gambaran use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

Diagram Rancangan Sistem

Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Peneliti telah membuat rancangan use case diagram berdasarkan prosedur sistem yang telah peneliti usulkan untuk menggambarkan proses sistem inventarisasi aset yang baru.

Gambar 4.1 Use Case Diagram sistem yang diusulkan

Berdasarkan gambar di atas, maka bagian use case tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut :

  1. Use case login

  2. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : setiap actor diharuskan melakukan login ke dalam sistem dengan cara menginput username beserta password.

  3. Use case halaman utama

  4. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : setelah berhasil login seluruh actor akan memasuki halaman utama sistem..

  5. Use case master data

  6. Actor : staff general affair dan accounting.

    Scenario : menu halaman yang terdapat sub menu halaman aset dan halaman penyusutan.

  7. Use case aset

  8. Actor : staff general affair.

    Scenario : staff general affair melakukan penginputan aset dan pencarian aset..

  9. Use case penyusutan

  10. Actor : accounting.

    Scenario : accounting melakukan input dan pencarian data penyusutan aset.

  11. Use case laporan

  12. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : seluruh actor dapat masuk ke menu laporan yang terdapat sub menu laporan aset dan sub menu laporan penyusutan.

  13. Use case laporan aset

  14. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : seluruh actor dapat melihat dan melakukan pencarian laporan aset berdasarkan bulan atau tahun.

  15. Use case laporan penyusutan

  16. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : keempat actor dapat melakukan pencarian laporan penyusutan aset berdasarkan bulan atau tahun.

  17. Use case grafik

  18. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : seluruh actor dapat melihat data grafik penyusutan.

  19. Use case user

  20. Actor : direktur.

    Scenario : direktur mempunyai kewenangan penuh untuk menambah user atau mengganti user pada sistem.

  21. Use case log out

  22. Actor : staff general affair, accounting, manager dan direktur.

    Scenario : seluruh actor dapat mengakhiri sistem..

Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

Peneliti telah membuat rancangan activity diagram berdasarkan prosedur sistem yang telah peneliti usulkan untuk menggambarkan proses sistem inventarisasi aset yang baru dan dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity Diagram Staff General Affair

Rancangan activity diagram yang peneliti usulkan untuk actor staff general affair adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Activity diagram usulan staff general affair

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian activity diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu initial node, yang mengawali obyek.

  2. Dua puluh action state, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.

  3. Enam fork node, yaitu menjelaskan terjadinya beberapa aliran.

  4. Satu decision node, yaitu menjelaskan terjadinya dua kemungkinan proses pada action login.

  5. Satu activity final node, obyek yang diakhiri.

Activity Diagram Accounting

Rancangan activity diagram yang peneliti usulkan untuk actor accounting adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Activity diagram usulan accounting

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian activity diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu initial node, yang mengawali obyek.

  2. Dua puluh tiga action state, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.

  3. Tujuh fork node, yaitu menjelaskan terjadinya beberapa aliran.

  4. Satu decision node, yaitu menjelaskan terjadinya dua kemungkinan proses pada action login.

  5. Satu activity final node, obyek yang diakhiri.

Activity Diagram Manager

Rancangan activity diagram yang peneliti usulkan untuk actor manager adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Activity diagram usulan manager

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian activity diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu initial node, yang mengawali obyek.

  2. Enam belas action state, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.

  3. Lima fork node, yaitu menjelaskan terjadinya beberapa aliran.

  4. Satu decision node, yaitu menjelaskan terjadinya dua kemungkinan proses pada action login.

  5. Satu activity final node, obyek yang diakhiri.

Activity Diagram Direktur

Rancangan activity diagram yang peneliti usulkan untuk actor direktur adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5 Activity diagram usulan direktur

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian activity diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu initial node, yang mengawali obyek.

  2. Sembilan belas action state, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.

  3. Lima fork node, yaitu menjelaskan terjadinya beberapa aliran.

  4. Satu decision node, yaitu menjelaskan terjadinya dua kemungkinan proses pada action login.

  5. Satu activity final node, obyek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Peneliti telah membuat rancangan sequence diagram berdasarkan prosedur sistem yang telah peneliti usulkan untuk menggambarkan proses sistem inventarisasi aset yang baru dan dapat menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di sekitar sistem berupa messages yang digambarkan terhadap waktu.

Sequence Diagram Staff General Affair

Rancangan sequence diagram yang peneliti usulkan untuk actor staff general affair adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6 Sequence diagram usulan staff general affair

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian sequence diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu actor, yang melakukan kegiatan yaitu staff general affair

  2. Enam lifeline, yaitu terdiri dari login, halaman utama, master data, laporan, grafik dan log out.

  3. Tiga belas messages, yaitu komunikasi antar obyek yang dilakukan oleh actor antara lain memasukan username dan password, login salah, perulangan login jika gagal, login berhasil, masuk halaman utama, input data aset, mencari data aset, mencari rekapan laporan aset, mengunduh laporan aset, print laporan aset, mencari rekapan laporan penyusutan, mengunduh laporan penyusutan, print laporan penyusutan, melihat grafik penyusutan, melakukan log out.

Sequence Diagram Accounting

Rancangan sequence diagram yang peneliti usulkan untuk actor accounting adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7 Sequence diagram usulan accounting

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian sequence diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu actor, yang melakukan kegiatan yaitu accounting

  2. Enam lifeline, yaitu terdiri dari login, halaman utama, master data, laporan, grafik dan log out.

  3. Tiga belas messages, yaitu komunikasi antar obyek yang dilakukan oleh actor antara lain memasukan username dan password, login salah, perulangan login jika gagal, login berhasil, masuk halaman utama, input data penyusutan, mencari data penyusutan, mencari rekapan laporan aset, mengunduh laporan aset, print laporan aset, mencari rekapan laporan penyusutan, mengunduh laporan penyusutan, print laporan penyusutan, melihat grafik penyusutan, melakukan log out.

Sequence Diagram Manager

Rancangan sequence diagram yang peneliti usulkan untuk actor manager adalah sebagai berikut:

Gambar 4.8 Sequence diagram usulan manager

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian sequence diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu actor, yang melakukan kegiatan yaitu manager

  2. Lima lifeline, yaitu terdiri dari login, halaman utama, laporan, grafik dan log out.

  3. Sepuluh messages, yaitu komunikasi antar obyek yang dilakukan oleh actor antara lain memasukan username dan password, login salah, perulangan login jika gagal, login berhasil, masuk halaman utama, mencari rekapan laporan aset, mengunduh laporan aset, print laporan aset, mencari rekapan laporan penyusutan, mengunduh laporan penyusutan, print laporan penyusutan, melihat grafik penyusutan, melakukan log out.

Sequence Diagram Direktur

Rancangan sequence diagram yang peneliti usulkan untuk actor direktur adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9 Sequence diagram usulan direktur

Berdasarkan gambar tersebut, maka bagian sequence diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Satu actor, yang melakukan kegiatan yaitu direktur

  2. Enam lifeline, yaitu terdiri dari login, halaman utama, laporan, grafik, user dan log out.

  3. Dua belas messages, yaitu komunikasi antar obyek yang dilakukan oleh actor antara lain memasukan username dan password, login salah, perulangan login jika gagal, login berhasil, masuk halaman utama, mencari rekapan laporan aset, mengunduh laporan aset, print laporan aset, mencari rekapan laporan penyusutan, mengunduh laporan penyusutan, print laporan penyusutan, melihat grafik penyusutan, menambah user, menghapus user dan melakukan log out.

Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Dengan rancangan yang telah diajukan sebelumnya, maka peneliti turut pula menyiapkan rancangan class diagram berdasarkan prosedur sistem yang telah peneliti usulkan yang digunakan untuk memperlihatkan gambaran himpunan kelas, antar muka dan relasi-relasi antar obyek sekaligus turut pula digunakan untuk memanipulasi suatu keadaan yang menggambarkan suatu obyek tersebut.

Gambar 4.10 Class diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar di atas, maka class diagram tersebut dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

  1. Tiga class, himpunan dari obyek-obyek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.

  2. Tiga association, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Rancangan Basis Data

  1. Spesifikasi Basis Data User

  2. a. Nama Tabel : data_user

    b. Media : Harddisk

    c. Isi : id_user+lvl_user+nm_user+tgl_lhr_user+almt_lhr_user+almt_skrng_user+jbtn_user+username+password

    d. Primary key : id_user

    e. Panjang Record : 33

    Tabel 4.1 Basis Data User

  3. Spesifikasi Basis Data Aset

  4. a. Nama Tabel : data_aset

    b. Media : Harddisk

    c. Isi : kode_aset+tgl_buat+nama_aset+id_kelompok+kelompok_aset+lokasi+tgl_beli+kondisi+harga_beli+id_user+nm_user

    d. Primary key : kode_aset

    e. Panjang Record : 26

    Tabel 4.2 Basis Data Aset

  5. Spesifikasi Basis Data Penyusutan

  6. a. Nama Tabel : data_penyusutan

    b. Media : Harddisk

    c. Isi : id_pysutan+tgl_buat+ktrgn+mtde_pyusutan+tgl_prleh+awl_pysutan+jns_hrta+bl_th+akh_pysutan+jml_unt+hrg_prleh_prunt

    +hrg_prleh_ttl+pysutan_perth_ini+sst_ke+jml_pysutan_fis+jml_pysutan_kom+sls_pysutan+nilai_bk+cttn+id_user+nm_user

    d. Primary key : id_pysutan

    e. Panjang Record : 83

    Tabel 4.3 Basis Data Penyusutan

Perbedaan Prosedur antara Sistem Berjalan dengan Sistem Diusulkan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti terdapat perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang telah diusulkan dan perbedaan itu peneliti jabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan yang Diusulkan

Rancangan Prototype

Tampilan Prototype Login

Tampilan prototype login ini berisi tampilan login yang akan digunakan beberapa level user untuk mengakses masuk halaman utama.

Gambar 4.11 Tampilan Prototype Login

Tampilan Prototype Halaman Utama

Tampilan prototype halaman utama ini berisi tampilan profil user yang mengakses dan beberapa ikon menu seperti master data, laporan, grafik dan user.

Gambar 4.12 Tampilan Prototype Halaman Utama

Tampilan Prototype Menu Aset

Tampilan prototype menu aset yang terdapat di master data ini berisi tampilan kode aset, nama aset, kelompok, tanggal beli, harga, user, jumlah, lokasi dan kondisi.

Gambar 4.13 Tampilan Prototype Menu Aset

Tampilan Prototype Menu Input Aset

Tampilan prototype menu input aset ini berisi tampilan penginputan data aset yang akan dilakukan oleh staff general affair.

Gambar 4.14 Tampilan Prototype Menu Input Aset

Tampilan Prototype Menu Penyusutan

Tampilan prototype menu penyusutan yang terdapat di master data ini berisi tampilan kode aset, nama aset, kelompok, tanggal beli, harga beli, awal susut, tahun, bulan, akhir susut dan susut kesekian.

Gambar 4.15 Tampilan Prototype Menu Penyusutan

Tampilan Prototype Menu Input Penyusutan

Tampilan prototype menu input penyusutan ini berisi tampilan penginputan data penyusutan yang akan dilakukan oleh accounting.

Gambar 4.16 Tampilan Prototype Menu Input Penyusutan

Tampilan Prototype Menu Laporan Aset

Tampilan prototype menu laporan aset ini berisi tampilan jumlah kelompok aset dan jumlah proses yang dapat mencari laporan lengkapnya di tombol cari laporan.

Gambar 4.17 Tampilan Prototype Menu Laporan Aset

Tampilan Prototype Menu Laporan Aset Print

Tampilan prototype menu ini berisi tampilan jumlah aset secara keseluruhan yang telah dicari melalui tombol cari laporan melalui input bulan atau tahun.

Gambar 4.18 Tampilan Prototype Menu Laporan Aset Print

Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan

Tampilan prototype menu laporan penyusutan ini berisi tampilan jumlah kelompok aset dan jumlah penyusutan yang dapat di cari laporan lengkapnya di tombol cari.

Gambar 4.19 Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan

Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan Print

Tampilan prototype menu ini berisi tampilan jumlah penyusutan aset secara keseluruhan yang telah dicari melalui tombol cari laporan melalui input bulan atau tahun.

Gambar 4.20 Tampilan Prototype Menu Laporan Penyusutan Print

Tampilan Prototype Menu Grafik

Tampilan prototype menu grafik ini berisi tentang flowchart grafik penyusutan selama setahun.

Gambar 4.21 Tampilan Prototype Menu Grafik

Tampilan Prototype Menu User

Tampilan prototype menu user ini berisi tentang semua data user yang ada di dalam sistem dan hanya direktur yang dapat melakukan penambahan atau penghapusan user.

Gambar 4.22 Tampilan Prototype Menu User

Rancangan Web yang Diusulkan

Tampilan Web Login

Tampilan rancangan web login ini berisi tampilan login yang akan digunakan beberapa level user untuk mengakses masuk halaman utama

Gambar 4.23 Tampilan Rancangan Web Login

Tampilan Web Halaman Utama

Tampilan rancangan web halaman utama ini berisi tampilan data aset dan beberapa ikon menu seperti master data, laporan, grafik dan user.

Gambar 4.24 Tampilan Rancangan Web Halaman Utama

Tampilan Web Menu Aset

Tampilan rancangan web menu aset yang terdapat di master data ini berisi tampilan kode aset, nama aset, kelompok, tanggal beli, harga, user, jumlah, lokasi dan kondisi.

Gambar 4.25 Tampilan Rancangan Web Menu Aset

Tampilan Web Menu Input Aset

Tampilan program menu input penyusutan ini berisi tampilan penginputan data aset yang akan dilakukan oleh staff general affair.

Gambar 4.26 Tampilan Rancangan Web Menu Input Aset

Tampilan Web Menu Penyusutan

Tampilan rancangan web menu penyusutan yang terdapat di master data ini berisi tampilan kode aset, nama aset, kelompok, tanggal beli, harga beli, awal susut, tahun, bulan, akhir susut dan susut kesekian.

Gambar 4.27 Tampilan Rancangan Web Menu Penyusutan

Tampilan Web Menu Input Penyusutan

Tampilan program menu input penyusutan ini berisi tampilan penginputan data penyusutan yang akan dilakukan oleh accounting.

Gambar 4.28 Tampilan Rancangan Web Menu Penyusutan

Tampilan Web Menu Laporan Aset

Tampilan rancangan web menu laporan aset ini berisi tampilan jumlah kelompok aset dan jumlah proses yang dapat mencari laporan lengkapnya di tombol cari laporan.

Gambar 4.29 Tampilan Rancangan Web Menu Laporan Aset

Tampilan Web Menu Laporan Aset Print

Tampilan rancangan web menu ini berisi tampilan jumlah aset secara keseluruhan yang telah dicari melalui tombol cari laporan melalui input bulan atau tahun.

Gambar 4.30 Tampilan Rancangan Web Menu Laporan Aset Print

Tampilan Web Menu Laporan Penyusutan

Tampilan rancangan web menu laporan penyusutan ini berisi tampilan jumlah kelompok aset dan jumlah penyusutan yang dapat di cari laporan lengkapnya di tombol cari.

Gambar 4.31 Tampilan Rancangan Web Menu Laporan Penyusutan

Tampilan Web Menu Laporan Penyusutan Print

Tampilan rancangan web menu ini berisi tampilan jumlah penyusutan aset secara keseluruhan yang telah dicari melalui tombol cari laporan melalui input bulan atau tahun.

Gambar 4.32 Tampilan Rancangan Web Menu Laporan Penyusutan Print

Tampilan Web Menu Grafik

Tampilan rancangan web menu grafik ini berisi tentang flowchart grafik penyusutan selama setahun.

Gambar 4.33 Tampilan Rancangan Web Menu Grafik

Tampilan Web Menu User

Tampilan rancangan web menu user ini berisi tentang semua data user yang ada di dalam sistem dan hanya direktur yang dapat melakukan penambahan atau penghapusan user.

Gambar 4.34 Tampilan Rancangan Web Menu User

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor : Intel Core i3-4130 3.4Ghz

  2. Monitor : DELL 20” E2016HV

  3. Mouse : Genius DX-220 USB

  4. Keyboard : Genius KB-125 USB

  5. RAM : DDR3 2 GB

  6. Harddisk : 500 GB HDD

  7. Printer : Epson L455

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. Windows 7

  2. Visual Paradigm for UML 13.0

  3. Database Server : MySQL

  4. Microsoft Office 2013

  5. XAMPP 7.0.9

  6. Adobe Dreamweaver CS6

  7. Web Browser: Google Chrome 55.0.2883

Hak Akses

Dalam rancangan sistem inventarisasi aset tetap ini, user yang berhak menginput dan mengoperasikan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Staff Generall Affair

  2. Accounting

  3. Manager

  4. Direktur

Black Box Testing

Dalam tahap pengujian sistem secara keseluruhan, peneliti menggunakan metode black-box testing untuk memastikan bahwa program sistem yang telah peneliti buat apakah masih terdapat kesalahan atau tidak. Dari setiap tes pengujian ini tidak menutup kemungkinan masih adanya kesalahan dari sistem yang telah di tes, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir kesalahan fungsionalitas program yang terdapat di dalam sistem.

Tabel 4.5 Black-box Testing

Time Schedule

Di dalam penulisan dan perancangan penelitian ini peneliti memiliki batasan waktu dalam menyelesaikannya agar proses perancangannya dapat segera diselesaikan sesuai target dan dapat dimanfaatkan oleh pihak PT TirtaNusa Indotama. Berikut rincian dan jadwal kegiatan tersebut:

Tabel 4.6 Time Schedule

Estimasi Biaya

Setelah peneliti melakukan penjadwalan yang telah tertera sebelumnya, maka peneliti telah membuat pula estimasi biaya yang dibutuhkan untuk perancangan dan penulisan laporan ini, diantaranya:

Tabel 4.7 Estimasi Biaya Penelitian

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta mengacu kepada rumusan masalah yang telah diperoleh sebelumnya dan penjelasan pada bab bab yang telah ada, maka laporan skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Permasalahan yang selama ini terjadi pada proses laporan inventaris aset di PT TirtaNusa Indotama adalah sistem laporan tersebut belum menggunakan sistem yang efisien masih menggunakan Ms. Excel yang terkadang penginputannya cenderung tidak memperhatikan jangka masa penyusutan dan dalam pembuatan laporannya pun belum terotomatis sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan laporannya.

  2. Proses inventaris yang sesuai agar dapat berguna bagi pihak manajemen untuk menganalisa laporannya adalah proses dengan menggunakan program web dimana di dalam web tersebut laporan sudah tersedia dalam bentuk data yang lengkap dan sudah ada jangka masa penyusutannya sehingga manajemen dapat melihat aset apa saja yang masih memiliki nilai.

  3. Setelah mengetahui segala kelemahan serta agar tetap mempertahankan kelebihan yang telah ada maka peneliti membuat suatu rancangan inventarisasi aset tetap menggunakan metode elisitasi dimana pihak stakeholder dapat mengetahui apa saja yang benar-benar dibutuhkan perusahaan agar nantinya perancangan tersebut dapat dibuat sesuai dengan harapan yang ada serta dilanjutkan dengan menggunakan metode testing program untuk mengetahui bagian apa saja yang masih bermasalah dan dapat diperbaiki jika memang memungkinkan.

Saran

Peneliti menyadari bahwasanya tidak ada sistem yang teramat sempurna, namun jika semakin baik sistem yang kita punya maka semakin efektif pula pengerjaannya dan beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada PT TirtaNusa Indotama ialah:

  1. Dengan adanya sistem yang telah peneliti usulkan ini maka perlu diadakannya sosialisasi dan sedikit pelatihan terhadap pegawai yang akan berinteraksi langsung dengan sistem yang baru ini.

  2. Apabila sistem yang baru ini sudah benar-benar berjalan maka perlu dilakukan persiapan perihal bagaimana melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala sesuai dengan perkembangan dan kebijakan yang terjadi di perusahaan.

  3. Pengimplementasian sistem inventarisasi aset ini sangat berpeluang untuk dikembangkan kembali menjadi versi yang lebih baik, terutama dari segi keamanan yang mungkin dapat terjadi ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Henderi, Maimunah, Randy Andriyan. 2011. “Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol. 4, No. 3-Mei 2011.
  2. Aisyah, Siti, Nawang Kalbuana. 2011. “Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol. 4, No. 2-Januari 2011.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 Zakiyudin, Ais. 2012. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  4. Murad, Dina, Nia Kusniawati, Agus Asyanto. 2013. “Aplikasi Intelligence Website untuk Penunjang Laporan PAUD pada Himpaudi Kota Tangerang”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol. 7, No. 1-September 2013.
  5. 5,0 5,1 Diana, Anastasia, Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset.
  6. Theophilus, Dipo, Naomi Timothy, Francis Ofere. 2014. “Using Database Management System to Develop and Implement an Automated Motor Vehicle Management System”. European Scientific Journal Vol. 10, No. 24-August 2014.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 Sunyoto, Danang. 2014. Sistem Informasi Manajemen Perspektif Organisasi. Yogyakarta: CAPS.
  8. Suprihadi, Rini Kartika, Lina Sinatra Wijaya. 2013. "Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller". Tangerang: Jurnal CCIT Vol.6, No. 3-Mei 2013.
  9. 9,0 9,1 9,2 Murhada, Yo Ceng Giap. 2011. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  10. Rusdiana, A, Moch Irfan. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pustaka Setia.
  11. Iyamu, Tiko, Tefo Sekgweleo. 2013. “Information Systems and Actor-Network Theory Analysis”. International Journal of Actor-Network Theory and Technological Innovation Vol. 5, No. 3-September 2013.
  12. 12,0 12,1 Kartikahadi, Hans, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.
  13. 13,0 13,1 13,2 Hery. 2014. Akuntansi Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Jakarta: Grasindo.
  14. Sugiama, A Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta.
  15. Siregar, Doli. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  16. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scored: Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  17. David, Fred. 2008. Manajemen Strategis, Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
  18. Fahmi, dkk. 2013. Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  19. Sugiarti, Yuni. 2013. Analisis & Perancangan UML (Unified Modelling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu
  20. Alim, Yadanur, dkk. 2012. “Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien di Instalasi Radiologi RSUD Kajen dengan Unified Process”. Semarang: Jurnal Masyarakat Informatika Vol. 2, No. 4
  21. Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data dalam All in 1. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  22. Rahardja, Untung, Hidayati, Mia Novalia. 2011. “Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode DMQ Base Level”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.4, No. 3-Mei 2011.
  23. Fathansyah. 2012. Basis Data. Bandung: Informatika.
  24. Winarno, Edy, dkk. 2013. Buku Sakti Pemrograman PHP. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  25. Prasetio, Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman WEB. Jakarta: mediakita.
  26. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika.
  27. Sadeli, Muhammad. 2013. Pemrograman Database dengan Visual Basic 2010. Palembang: Maxikom.
  28. Sambanthan, K Thirugnana, S Dhenakaran. 2012. “A Comparative Study on Adobe Dreamweaver and Microsoft FrontPage”. India: IJARCSSE Vol. 2 No. 11-November 2012
  29. Guritno, Suryo, dkk. 2011. Theory and Application of IT Research: Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  30. Acharya, Shivani, Vidhi Pandya. 2013. “Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique”. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering Vol. 2, No. 1-May 2013.
  31. Nidhra, Srinivas, Jagruthi Dondeti. 2012. “Black Box and White Box Testing Techniues – A Literature Review”. India: IJESA Vol. 2, No. 2-June 2012.
  32. Semiawan, Conny. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

DAFTAR LAMPIRAN