SI1311476499

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA

BERBASIS WEB

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1311476499
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM IFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA

BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476499
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Desember 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 078010






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA

BERBASIS WEB

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476499
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Desember 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Fauzan Manafi Albar, S.Kom.,MM)
   
(Gilang Kartika Hanum, M.Pd)
NID : 15014
   
NID : 0421048803




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA

BERBASIS WEB

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476499
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
( )
 
()
 
()
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING

STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA

BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476499
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Menyatakan bahwa Laporan SKRIPSI ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Laporan SKRIPSI yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana komputer, baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab dan bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Desember 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1311476499

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Kebutuhan teknologi informasi yang berkembang saat ini merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi ditengah pesatnya perkembangan dunia usaha. Teknologi informasi sebagai unsur terpenting untuk menjalankan suatu usaha maka sistem komputerisasi adalah salah satu penunjang keberhasilan suatu usaha. Karena dengan sistem komputerisasi segala jenis pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat dan tepat, terlebih dalam suatu perusahaan yang besar dan maju. Demikian pula pada Koperasi Satya Ardhia yang membutuhkan suatu sistem monitoring persediaan bahan baku. Masih terdapat kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem sehingga berpengaruhi terhadap informasi yang ada diantaranya adalah masalah dalam pencatatan data persediaan barang yang masuk, pencarian data barang yang tersedia, dan pembuatan laporan persediaan barang yang masih semi komputer. Sehingga hal tersebut menghambat perusahaan dalam memonitoring persediaan barang dan membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian persediaan barang, Untuk itulah diperlukan pembenahan sistem persediaan barang untuk mengontrol dan memonitoring ketersediaan stok yang ada guna menghindari kesalahan dalam proses pengolahan data. Melihat adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya penelitian sistem prosedur yang dapat memecahkan masalah, guna membantu mempercepat dan meningkatkan kinerja pada sistem persediaan barang. Untuk melakukan perancangan sistem penulis menggunakan alat bantu Unified Modeling Language (UML). Hasil dari penulisan ini dalam bentuk rekomendasi terhadap penyelesaian masalah yang ada selama ini.

Kata kunci : Persediaan Barang, Monitoring, Stok.

ABSTRACT

The needs of the growing information technology is currently the needs that must be met amid the rapid development of the business world. Information technology as the most important element to running a business then the computerized system is one of supporting the success of a business. Because with the computerized system all types of work can be done quickly and precisely, especially in a large company and are advanced. Similarly on the cooperative which need a Ardhia Satya system monitoring the supplies of raw materials. There are still weaknesses in the system so that the berpengaruhi to information that there were problems in the recording of incoming goods inventory data, search data items available, and making a report supplies of goods which are still semi computer. So it discourages in monitor inventory items and takes a long time in the search inventory items, For that is the necessary revamping of the system inventory items to control and monitor the availability of existing stocks in order to avoid errors in data processing. Notice any of these problems it is necessary the presence of systems research procedures that can solve the problem, to help speed up and improve the system of inventory items. To do the design of the system the author use the Unified Modeling Language (UML). The result of this writing in the form of a recommendation against the resolution of the problem over the years.

Keyword: Inventory, Monitoring, Stock.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya kepada-Nya kita memuji dan memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya pula kita memohon ampunan. Dan berkat Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Skripsi ini yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA BERBASIS WEB”.

Dalam kesempatan ini juga tak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan Skripsi ini :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom, selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja.
  5. Bapak Fauzan Manafi Albar, S.Kom.,MM sebagai pembimbing 1 dan Ibu Gilang Kartika Hanum, M.Pd sebagai pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Para Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengetahuanya kepada penulis selama perkuliahan.
  7. Segenap Staff dan Karyawan Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas demi kelancaran penulisan laporan Skripsi ini.
  8. Segenap Staff dan Karyawan Koperasi Satya Ardhia yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas demi kelancaran penulisan laporan Skripsi ini.
  9. Kepada Bapak, Ibu, kakak dan Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  10. Para Sahabat dan Rekan-rekan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang senantiasa memberikan dukungan do’a dan semangat. Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  11. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan laporan Skripsi ini sangat penulis harapkan.

    Akhir kata penulis berharap dalam penulisan laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

    Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

    Tangerang, Desember 2017
    Ahmad Saipullah
    NIM. 1311476499



    Daftar isi



    DAFTAR GAMBAR


    DAFTAR TABEL

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Dalam era globalisasi terutama dibidang teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang amat pesat, ditambah lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang teknologi informasi mendorong dunia global untuk bersaing dalam hal penerapan atau implementasi teknologi informasi di dalam kehidupan sehari-hari baik diperkantoran maupun dunia usaha. Serta berkembangnya perusahaan dan meningkatnya aktivitas persaingan jual beli barang, maka menuntut kemampuan dan kecakapan para pengelola dalam pengambilan keputusan mengenai nilai jual yang akan dijalankan perusahaan, sehingga diharapkan mampu membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

    Koperasi Satya Ardhia adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang serba usaha, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi seperti bidang distribusi, simpan pinjam, perkreditan, dan jasa yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Untuk bagian distribusi belum mempunyai manajemen sistem monitoring gudang yang baik (belum terkomputerisasi) atau masih secara manual dalam pendataan barang, sehingga dari koperasi sering mengalami kendala data stok barang, terutama dalam sistem pengelolaan dan pencatatan persediaan stok barang di dalam gudang.

    Beberapa masalah dalam persediaan barang di antaranya seperti barang rusak dan masa kadaluarsa barang tersebut, maka dari itu barang yang rusak, kadaluarsa harus di retur ke supplier, dan terkadang mendapat keluhan. Tentunya ini dapat merugikan perusahaan tetapi untuk barang yang rusak dan kadaluarsa akan digantikan oleh pihak supplier atas barang yang di retur. Kerusakan produk merupakan salah satu faktor penting yang mengarah kepada menurunnya tingkat keuntungan. Sebagian besar barang-barang siap jual mengalami kerusakan atau penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena tidak adanya peraturan internal dari Koperasi Satya Ardhia yang menganjurkan untuk mencatat tanggal kadaluarsa pada setiap barang yang masuk ke dalam gudang penyimpanan. Karena sulitnya mengontrol persediaan barang yang memiliki masa efektif pakai, maka digunakan kombinasi metode FIFO (First In First Out) dalam menentukan prioritas pengeluaran barang supaya dapat menurunkan tingkat kerugian pada perusahaan.

    Dengan adanya Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang tercantum pada Bab IV Tentang Perbuatan Yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha Pasal 8 Poin 1 Bagian G, yaitu sebagai berikut: “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan atau pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu”. Maka dari itu penulis akan merancang sebuah sistem monitoring stok barang di gudang Koperasi Satya Ardhia dengan penerapan sistem yang terkomputerisasi diharapkan barang yang ada didalam gudang dapat didata dengan mudah serta tercatat dengan rapi dan detail. Ini bertujuan untuk menghindari perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha pada UUD Tentang Perlindungan Konsumen.

    Berdasarkan uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING STOK GUDANG PADA KOPERASI SATYA ARDHIA BERBASIS WEB"

    Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana membuat sistem informasi monitoring stok barang pada gudang yang terintegrasi dengan komputer?

    2. Bagaimana mengontrol persediaan barang untuk mengetahui masa berlaku pamakaiannya sesuai dengan masa tanggal kadaluwarsa pada setiap barang yang ada didalam gudang?

    3. Bagaimana membuat sistem informasi barang masuk dan barang keluar pada gudang secara efektif dan efisien?

    Lingkup Penelitian

    Dalam penulisan Skripsi ini dibatasi dengan ruang lingkup, yaitu penelitian terbatas hanya pada “Sistem Informasi Monitoring Stok Gudang Pada Koperasi Satya Ardhia Berbasis Web”, diantaranya: bahwa sistem ini dapat menangani proses masuknya barang yang dikirimkan dari supplier kepada bagian gudang dan proses keluarnya barang yang diperoleh dari kasir berdasarkan faktur jual untuk pelanggan. Serta pembuatan laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan persediaan barang, laporan persediaan minim dan laporan barang kadaluarsa. Secara detailnya tertuang dalam tabel final elisitasi.

    Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Dalam penulisan laporan skripsi ini, penulis mempunyai tujuan antara lain:

    1. Merancang suatu sistem informasi persediaan barang gudang yang terintegrasi dengan komputerisasi sehingga membantu dalam penyediaan dan pendistribusian barang yang cepat.

    2. Membuat sistem yang dibutuhkan untuk mengontrol persediaan barang, agar dapat mengetahui masa efektif pakai sesuai dengan tanggal kadaluarsa pada barang.

    3. Membuat sistem yang dibutuhkan perusahaan, yang dapat membantu dalam mengurangi tingkat kerugian.

    Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Dengan adanya sistem monitoring pada gudang, dapat memberikan kemudahan dalam memonitoring persediaan barang. Sehingga tidak terjadi penumpukan barang karena adanya ketentuan masa efektif pakai dan minimal stok barang.

    2. Dengan menggunakan sistem monitoring dapat mengetahui masa efektif pakai setiap barang berdasarkan tanggal kadaluarsa, sehingga dapat mengurangi resiko barang tidak terjual karena tidak layak pakai atau kadaluarsa.

    Dengan termonitorinya data barang pada gudang ini dapat mengetahui jumlah persediaan barang dan berkurangnya barang tidak terjual, maka secara otomatis tingkat kerugian dapat dihindari seminimal mungkin.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan Skripsi ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

    1. Metode Observasi (Observation Research)

    Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung di Koperasi Satya Ardhia dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan dokumen yang ada serta mempelajari prosedur dari proses pendataan stok barang digudang. Adapun hasil yang di dapat dari observasi selama 2 (dua) bulan adalah mengetahui sistem yang berjalan.

    2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Wawancara adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai suatu hal dengan wawancara atau tanya jawab terhadap pihak- pihak yang terkait. Penulis melakukan sesi tanya jawab kepada stakeholder. Dan stakeholder menginginkan perbaikan khususnya pada sistem informasi monitoring stok gudang pada Koperasi Satya Ardhia.

    3. Studi Pustaka

    Dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, artikel, dan browsing internet yang berhubungan dengan analisis sistem monitoring gudang. Pengumpulan data dengan memanfaatkan daftar pustaka ini adalah agar dapat lebih mendukung objek suatu penelitian dengan melakukan perbandingan teori-teori yang sudah ada dengan praktek yang ada dilokasi sumber data.

    Metode Analisa

    Analisis data merupakan salah cara untuk memperoleh temuan-temuan hasil penelitian yang dilakukan. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan-temuan ilmiah, bila dianalisis dengan benar dan menggunakan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan metode analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan mencari berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT

    Metode Perancangan

    Tahap ini adalah tahap perancangan sistem yang digambarkan dengan UML ( Unified Modelling Language) berdasarkan hasil analisis yang ada sehingga menghasilkan model baru yang diusulkan. Pada tahap ini juga penulis melakukan perancangan sistem informasi yang akan dibangun dengan tahapan teknik:

    1. Visual Paradigm for UML Interprises Edition

    Visual Paradigm for UML Interprises Edition merupakan software yang akan digunakan untuk men-design dan membuat suatu model diagram;

    2. PHP merupakan bahasa pemrograman yang akan dipakai;

    3. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket;

    4. MySQL, merupakan database yang akan digunakan. Adobe Dreamweaver CS5, merupakan software yang digunakan untuk men-design web yang akan dibuat.

    Metode Pengujian

    Metode pengujian yang digunakan yaitu blackbox testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangan dalam software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan - kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan antar muka program (interface), kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam penulisan laporan Skripsi ini maka penulis mengelompokan menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang dipergunakan serta sistematika penulisan Skripsi ini.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan landasan teori dari penyusunan Skripsi yang membahas tentang definisi–definisi yang berhubungan dengan penelitian. Yaitu tentang teori–teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa dari permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan.

    BAB III ANALIS A SISTEM YANG BERJALAN

    Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Koperasi Satya Ardhia yang terdiri dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisa SWOT. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. Kemudian permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, dan user requirement.

    BAB IV SISTEM YANG DIUSULKAN DAN IMPLEMENTASI

    Dalam bab ini penulis membahas bagaimana menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Flowchart sistem yang diusulkan, Diagram HIPO ( Hierarchy Plus Input Proces Output), rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedulle implementasi,dan estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi simpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Simpulan dapat dikemukakan masalah yang ada pada penelitian serta hasil dari penyelasaian penelitian yang bersifat analisis obyektif, sedangkan saran berisi mencantumkan jalan keluar untuk mengatasi masalah dan kelemahan yang ada. Saran ini tidak lepas ditujukan untuk ruang lingkup penelitian.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN





    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Data

    Definisi Data

    Menurut Sutarman (2012:3) [1], “Data adalah fakta dari suatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, dimana peryataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya.”

    Menurut Sutabri (2012:72) [2], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatukejadian-kejadian dan kesatuan nyata”. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi saat tertentu di dalam dunia bisnis. Bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan data adalah hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan, atau sumber dari informasi.

    Klasifikasi Data

    Sutabri (2012:12) [2], data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini :

    1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:

    a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

    b. Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

    2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:

    a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

    3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

    a. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    b. Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis.

    Pengolahan Data

    Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

    Menurut Sutabri (2012:6) [2], pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

    1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunandata yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatuunit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: file induk dan file transaksi.

    2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidak sesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file ( file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Lucas dan Sahrul (2013:8), “Sistem data diartikan sebagai suatu kumpulan dari unsur,komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.

    Menurut Sutarman (2014:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaiansuatu tujuan utama”.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Sutabri (2012:20) [2], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components) adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

    2. Batasan Sistem (Boundary) adalah ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

    4. Penghubung Sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    6. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi sub sitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi.Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.

    7. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

    Klasifikasi Sistem

    Menurut Sutabri (2012:22) [2], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem theologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

    2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

    3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

    4. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

    Konsep Dasar Informasi

    Definisi Informasi

    Menurut Laudon (2012:6) “Informasi adalah data yang sudah dibentuk kedalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia”.

    Menurut Sutarman (2014:14), “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

    Menurut McLeod yang dikutip dari Yakup (2012:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

    Fungsi Informasi

    Menurut Sutabri (2012:12)[2], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

    Siklus Informasi

    Menurut Sutabri (2012:33)[2], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

    Jenis-Jenis Informasi

    Menurut Sutabri (2012:34)[2], dapat disimpulkan bahwa informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek seperti yang akan dipaparkan berikut ini:

    1. Informasi berdasarkan persyaratan suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Informasi yang tepat waktu pada hakekatnya makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan di muka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

    b. Informasi yang relevan sebuah informasi yang disampaikan oleh seoarang manajer kepada bawahan harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.

    c. Informasi yang benilai yang dimaksud informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan di depan, suatu keputusan adalah hasil pilihan dari sejumlah alternatif tersebut, informasi ini akan mempunyai nilai pendukung yang amat berharga dan memliki manfaat bagi suatu pengambilan keputusan.

    d. Informasi yang dapat dipercaya Suatu informasi harus dapat dipercaya (realiable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

    2. Informasi berdasarkan dimensi waktu Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

    a. Informasi masa lalu Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapih dan teratur.

    b. Informasi masa kini dan sifatnya sendiri suah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwan yang terjadi sekarang (current event). Berkat teknologi canggih dalam bentuk komputer, pengelolaan informasi jenis ini dapat dilakukan dengan cepat.

    3. Informasi berdasarkan sasaran informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Informasi individual informasi individual ( individual information) ialah informasi yang ditunjukan kepada seseoarang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksaan ( policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

    b. Informasi komunitas Informasi komunitas ( community information) adalah infromasi yang ditunjukan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.

    Nilai Informasi

    Menurut Sutabri (2012:37)[2], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    1. Mudah diperoleh

    2. Luas dan lengkap

    3. Ketelitian

    4. Kecocokan

    5. Ketepatan waktu

    6. Kejelasan

    7. Keluwesan

    8. Dapat dibuktikan

    9. Tidak ada prasangka

    10. Dapat diukur

    Kualitas Informasi

    Menurut Sutabri (2012:41)[2], kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

    1. Akurat (Accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

    2. Tepat Waktu (Timeline)

    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

    3. Relevan (Relevance)

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    Definisi Sistem Informasi

    Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem informasi dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu”.Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi). Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengumpulkan (mendapatkan kembali), memproses dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan dan pengontrolan keputusan dalam suatu organisasi.

    Metode Penelitian

    Tahapan Pengumpulan Data

    Menurut Khanna Tiara (2014:15)[3], teknik pengumpulan data, yaitu:

    1. Studi Lapangan

    Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :

    a. Observasi

    Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.

    b. Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

    2. Studi Kepustakaan

    Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

    Tahapan Analisa Sistem

    Menurut Murad (2013:51)[4], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

    Menurut Sutabri (2012:220)[2], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

    2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

    3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

    4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

    5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

    Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

    1. Mengumumkan penelitian system

    Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

    2. Mengorganisasikan tim proyek

    Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.

    3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

    Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

    4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

    5. Menyiapkan usulan rancangan

    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

    6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

    Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

    Tahapan Perancangan Sistem

    Menurut Nasution (2012:118)[5], “Desain atau perancangan adalah tahapan dimana dimulai analisa mengenai bentuk input sistem, rancangan database, output sistem dan skema alur kerja program”.

    Menurut Sutabri (2012:225)[2], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

    2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

    4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

    5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

    Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:

    1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul.

    2. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.

    3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.

    4. Memilih konfigurasi yang terbaik analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.

    5. Menyiapkan usulan penerapan analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

    6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat suatu rancangan dalam bentuk diagram-diagram UML, sehingga rancangan sistem lebih mudah dipahami, baik bagi pengembang sistem maupun pengguna sistem.

    Tahapan Implementasi Sistem

    Menurut Murad (2013:52)[4], “Tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan”.

    Menurut Nasution (2012:118)[5], “Implementasi atau pengujian adalah tahapan dimana software yang telah selesai dikembangkan dilakukan pengujian dengan metode blackbox agar semua komponen sistem apakah sesuai dengan analisis kebutuhan pada awal perancangan”.

    Menurut Sutabri (2012:229)[2], setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

    2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

    Sistem Pengendalian

    Menurut Tamodia (2013:22)[6], penjelasan tentang sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia. Serta meliputi kebijakan dan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Oleh kerena itu dibutuhkan menyusun suatu kerangka pengendalian atas sistem yang sudah ada pada perusahaan yang terdiri dari beragam tindakan pengendalian yang bersifat intern bagi perusahaan, sehingga manajer dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien, maka dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.

    Konsep Dasar Persediaan Barang

    Definisi Persediaan

    Menurut Junaidi (2013:3)(2012:10)[7], “Inventory merupakan sebuah konsep yang mencerminkan sumber daya yang dapat digunakan tetapi tidak atau belum dipergunakan”. Pengertian inventory dapat diartikan dalam beberapa hal yang berbeda, yaitu stok yang tersedia pada saat itu juga, daftar perincian barang yang tersedia, atau untuk keuangan dan akunting adalah jumlah stok barang yang dimiliki oleh suatu organisasi pasa suatu waktu.

    Menurut Tamodia (2013:23)[6],“Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

    Menurut Salangka (2013:1121)[8], “Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory control) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.

    FIFO

    Menurut Tamodia (2013:25)[6], “Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan manufaktur atau dijual dalam perusahaan dagang), karena itu, persedian yang tersedia merupakan barang yang dibeli paling terakhir”.

    Menurut Sangeroki (2013:1187)[9], ”Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang yang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya”. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang yang pertama digunakan (dalam perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Karena itu persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli terakhir. Penjadwalan ini merupakan:

    1. Penjadwalan non-preemtive (run-to-completon)

    2. Penjadwalan tidak berprioritas

    Ketentuan penjadwalan FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu:

    1. Proses-proses diberi jatah waktu pemrosesan berdasarkan waktu kedatangan.

    2. Begitu proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai.

    Kelebihan FIFO, yaitu dalam kriteria efisiensi, penjadwalan FIFO sangat efisiensi dalam penggunaan proses, dan algoritma sederhana. Sedangkan kelemahan FIFO, yaitu:

    1. Dalam kriteria adil, penjadwalan FIFO adil dalam arti resmi (dalam semantic atau arti antrian) yaitu proses yang pertama datang, akan dilayani pertama juga, tapi dinyatakan tidak adil karena proses-proses yang perlu waktu lama membuat proses-proses yang perlu waktu lama membuat proses-proses pendek menunggu. Proses-proses tidak penting dapat membuat proses-proses penting menunggu.

    2. Penjadwalan sangat tidak memuaskan karena proses menunggu lama, waktu tanggapnya sangat jelek.

    3. Turn around time tidak bagus

    4. Throughput tidak bagus

    5. Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan FIFO merupakan metode yang beranggapan bahwa barang yang pertama masuk merupakan barang yang pertama keluar.

    Konsep Dasar Analisa SWOT

    Definisi Analisa SWOT

    Menurut Siti Ainiyah(2015:252)[10], “SWOT adalah singkatan daristrengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikandengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

    Manfaat Analisa SWOT

    Menurut Siti Ainiyah (2015:289)[10], Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, Manfaatnya adalah :

    1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

    2. Untuk membuat rekomendasi.

    3. Informasi lebih akurat.

    4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali (double decision).

    5. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

    Pendekatan Pemecahan Masalah

    Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96)[11], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P-Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Product  : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

    2. Price  : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.

    3. Place  : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.

    4. Promotion  : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.

    5. People  : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.

    6. Process  : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.

    7. Physical Evidence  : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar UML

    Definisi UML

    Menurut Alim (2012:30)[12], “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blue print perangkat lunak.UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

    Jenis-Jenis Diagram UML

    1. Use Case

    Menurut Murad (2013:57)[4], “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

    Menurut Triandini (2012:18)[13], langkah-langkah membuat diagram use case adalah mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

    Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-perantersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah bagi bisnis.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa use case diagram dibuat berdasarkan pengguna sistem serta fungsi-fungsi yang ditangani oleh sistem informasi pemesanan dan penjualan barang yang didapatkan pada tahap analisis sistem.

    2. Activity Diagram

    Menurut Murad (2013:53)[4], “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

    Menurut Vidia (2013:20)[14], “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan bahwa activity diagram dibuat berdasarkan use case diagram yang telah dibuat, maka dapat digambarkan activity diagram yang menggambarkan alur kerja untuk setiap use case.

    3. Sequence Diagram

    Menurut Vidia (2013:21)[14], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

    Menurut Wijayanto (2013:35)[15], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sequence diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis, sequence diagram (diagram urutan) adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

    4. Class Diagram

    Menurut Vidia (2013:21)[14], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.

    Menurut Wijayanto (2013:33)[15], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa class diagram memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.

    Konsep Dasar Database

    Definisi Database

    Menurut Prasetio (2012:181)[16], “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandingkan database flat”.

    Dari definisi ini, terdapat tiga hal yang berhubungan dengan database, yaitu sebagai berikut ini:

    1. Data itu sendiri yang diorganisasikan dalam bentuk database.

    2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan database tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan di sistem informasi. Simpanan permanen yang umumnya digunakan berupa harddisk.

    3. Perangkat lunak untuk memanipulasi database. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. Banyak paket perangkat lunak yang disediakan untuk memanipulasi database. Paket perangkat lunak ini disebut dengan DBMS (Database Management System).

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi informasi dari basis data tersebut.

    Konsep Dasar Web Server

    Definisi Web Server

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], Definisi Web Server adalah sebagai berikut: Web server adalah aplikasi yang berfungsi untuk melayani permintaan pemanggilan alamat dari pengguna melalui web browser, dimana web server mengirimkan kembali informasi yang diminta tersebut melalui HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk ditampilkan ke layar monitor komputer kita. Agar kita dapat mengubah isi dari website yang dibuat, kita membutuhkan program PHP.

    Script-script PHP tersebut yang berfungsi membuat halaman website menjadi dinamis. Dinamis artinya pengunjung web dapat memberikan komentar saran atau masukan pada website kita. Website yang kita buat menjadi lebih hidup karena ada komunikasi antara pengunjung dan kita sebagai web masternya tersimpan didalam direktori utama web server (document root)”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan web server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

    Konsep Dasar XAMPP

    Definisi XAMPP

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], sekarang ini banyak paket software instalasi web server yang disediakan secara gratis diantaranya menggunakan XAMPP. Dengan menggunakan paket software instalasi ini, maka sudah dapat melakukan beberapa instalasi software pendukung web server, yaitu Apache, PHP, php MyAdmin, dan database MySQL.

    Konsep Dasar PHPMyAdmin

    Definisi PHPMyAdmin

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “PHPMyAdmin adalah suatu aplikasi Open Source yang berbasis web, aplikasi ini dibuat menggunakan program PHP, fungsi aplikasi ini adalah untuk mengakses database MySQL”.

    Dengan adanya aplikasi ini akan sangat mempermudah dan mempersingkat kerja kita dalam mengelola database MySQL. Dengan adanya kelebihan yang dimilikinya mengakibatkan para pengguna awam tidak harus mampu untuk mengetahui perintah-perintah MySQL dalam pembuatan database dan tabel.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan PhpMyAdmin, maka aplikasi ini dapat membantu anda dalam menavigasi beberapa database, table, log, dan beberapa hal lainnya.

    Konsep Dasar PHP

    Definisi PHP

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatui dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.

    Konsep Dasar MySQL

    Definisi MySQL

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya”.

    Berdasarkan yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL salah satu jenis database server yang menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itu sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

    Konsep Dasar Codeigniter

    Definisi Codeigniter

    Menurut Septian Tedy Wibowo (2016) CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibanding jika menulis semua kode program dari awal.

    CodeIgniter pertama kali dibuat oleh Rick Ellis, CEO Ellislab, Inc. (http://ellislab.com), sebuah perusahaan yang memproduksi CMS (Content Management System) yang cukup handal, yaitu Expression Engine(http://www.expressionengine.com). Saat ini, CodeIgniter dikembangkan dan dimaintain oleh Expression Engine Development Team.

    Adapun beberapa keuntungan menggunakan CodeIgniter, diantaranya:

    1. Gratis CodeIgniter berlisensi dibawah Apache/BSD opensorce.

    2. Ditulis Menggunakan PHP 4 Meskipun CodeIgniter dapat berjalan di PHP 5, namun sampai saat ini kode program CodeIgniter masih dibuat dengan menggunakan PHP 4.

    3. Berukuran Kecil Ukuran CodeIgniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri. Dibanding dengan framework lain yang berukuran besar.

    4. Menggunakan Konsep MVC CodeIgniter menggunakan konsep MVC yang memungkinkan pemisahan layer application-logic dan presentation.

    5. URL yang Sederhana Secara default, URL yang dihasilkan CodeIgniter sangat bersih dan Serach Engine Friendly (SEF).

    6. Memiliki Paket Library yang Lengkap CodeIgniter mempunyai library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang umum dibutuhkan oleh sebuah aplikasi berbasis web, misalnya mengakses database, mengirim email, memvalidasi form, menangani session dan sebagainya.

    7. Extensible Sistem dapat dikembangkan dengan mudah menggunakan plugin dan helper, atau dengan menggunakan hooks.

    8. Tidak Memerlukan Template Engine Meskipun CodeIgniter dilengkapi dengan template parser sederhana yang dapat digunakan, tetapi hal ini tidak mengharuskan kita untuk menggunakannya.

    9. Dokumentasi Lengkap dan Jelas Dari sekian banyak framework, CodeIgniter adalah satu-satunya framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas.

    10. Komunitas Komunitas CodeIgniter saat ini berkembang pesat. Salah satu komunitasnya bisa dilihat di "http://codeigniter.com/forum/.

    Konsep Dasar Normalisasi

    Definisi Normalisasi

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], normalisasi terdapat beberapa tahap pembentukan normalisasi, setiap tahap mempunyai bentuk normalisasi yang berbeda. Bentuk-bentuk normalisasi tersebut antara lain:

    1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form).

    Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

    2. Bentuk Normal Kesatu (1NF atau First Normalized Form).

    Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file datar atau rata (Flat File), data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai field berupa atomic value. Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda ( Multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain.

    3. Bentuk Normal Kedua (2NF atau Second Normalized Form).

    Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada utama atau primary key, sehingga untuk membentuk normal kedua harus sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

    4. Bentuk Normal Ketiga (3NF atau Third Normalized Form).

    Untuk menjadi normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan yang transitif. Maka setiap atribut dari kunci harus hanya pada primary key dan primary key secara menyeluruh.

    Ada beberapa kunci yang digunakan dalam normalisasi meliputi:

    1) Kunci Utama (Primary Key)

    Himpunan atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian suatu entity.

    2) Kunci Calon (Candidate Key)

    Satu atribut atau satu minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik dari suatu entity.

    3) Kunci Alternatif (Alternative Key)

    Adalah kunci yang tidak dipakai sebagai primary key. Dimana setiap kali kunci ini dipakai sebagai kunci pengurutan dalam pembuatan laporan.

    4) Kunci Tamu (Foreign Key)

    Satu atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu hubungan yang menunjukkan ke induknya.

    Dari bentuk normalisasi tersebut maka didapat beberapa file, antara lain:

    1) Tipe File

    Database dibentuk dari kumpulan file. File didalam pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan kedalam beberapa tipe, diantaranya sebagai berikut:

    a. File Induk (Master)

    File ini sangat penting karena berisi data yang tetap, sehingga file ini tetap terus ada selama berjalannya sistem informasi dan dimana pemrosesan terhadap data hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

    b. File Transaksi (File Transaction)

    Disebut juga file input yang digunakan untuk merekam data transaksi yang terjadi. Contoh: file transaksi yang berhubungan dengan transaksi penjualan, file persediaan barang.

    c. File Laporan (File Report)

    Disebut juga file output yang berisi informasi yang akan ditampilkan dalam sebuah laporan yang merupakan gabungan dari file master dan file transaksi.

    d. File pelindung (Backup)

    Merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di database dan digunakan untuk file cadangan atau pelindung apabila file database yang aktif digunakan atau hilang.

    e. File Sejarah (History)

    Disebut juga file arsip yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk keperluan mendatang atau sebagai dokumentasi.

    f. File Kerja (Temporary)

    Disebut juga file sementara (tenmporary) atau scratch file, yang berisi data yang sifatnya sementara karena memori computer tidak mencukupi atau untuk menghemat pemakaian memori selama proses dan akan dihapus bila proses telah selesai.

    g. File Library

    File yang berisi program-program apikasi atau utility program yang digunakan untuk membantu dalam mengoptimalkan dan mempercepat sistem pengolahan data.

    2) File Akses (Access File)

    Metode yang menunjukan bagaimana suatu program computer akan membaca record-record dari suatu file:

    a. Secara Urut (Sequential Access)

    Metode ini melakukan proses membaca atau menulis suatu record didalam file dengan cara langsung membaca dari record awal dahulu.

    b. Secara Langsung (Direct Access)

    Metode yang melakukan proses membaca atau menulis satu record didalam file dengan cara langsung membaca record pada posisi yang diinginkan tanpa membaca dari record awal dahulu.

    3) Organisasi File

    Pengaturan dari record secara logika didalam file yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe organisasi file data yang digunakan:

    a. File Urut (Sequential File)

    Merupakan file dengan organisasi urut danpengaksesan secara urut.

    b. File Urut Berindex (Index Sequential File)

    Merupakan file dengan organisasi urutdengan pengaksesan secara langsung.

    c. File Akses Langsung (Direct Akses File)

    Merupakan file dengan organisasi acak dengan pengaksesan secara langsung.

    Konsep Dasar HIPO

    Definisi Definisi HIPO (Hirarchy Plus Input Proses Output)

    Menurut Praptingsih (2012:03)[17], “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat designdan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

    Konsep Dasar Testing

    Definisi Testing

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

    Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

    1. Verifikasi

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    2. Validasi

    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

    Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

    1. Failure

    Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

    2. Fault

    Fault

    adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

    3. Error

    Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

    4. Incident

    Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

    Acuan Dan Pengukuran Testing

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluarantesting berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

    Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

    1. Waktu

    Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

    2. Biaya

    Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

    3. Kinerja testing

    Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

    4. Kerusakan

    Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

    Tipe Dan Teknik Testing

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing . Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

    Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

    1. White Box Testing

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

    2. Black Box Testing

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    a. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

    b. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

    c. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

    d. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

    Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

    a. Equivalence Partitioning

    Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

    b. Boundary Value Analysis

    Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

    c. Cause Effect Graph

    Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah “A”. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

    d. Random Data Selection

    Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

    e. Feature Test

    Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

    Konsep Dasar Requirement Elicitation

    Definisi Requirement

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

    1. Unambiguous(tidak ambigu)

    2. Complete(lengkap)

    3. Consistent(konsisten)

    4. Modifiable(dapat diubah)

    5. Traceable(dapat dilacak)

    6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Functional requirements

    Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

    b. Nonfunctional requirements

    Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior,response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

    c. Constraints (psudo requirement)

    Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

    Definisi Elisitasi

    Menurut Saputra (2012:51)[18], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Tahap II

    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    3. Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. High(H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    b. Middle(M) : Mampu dikerjakan.

    c. Low(L) : Mudah dikerjakan.

    4. Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Konsep Dasar Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedang dilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

    Tujuan Literatur Review

    Menurut Khanna Tiara (2014)[3], tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

    1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

    2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

    3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

    Literatur Review

    Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Endriwan (2013). Penelitian ini berjudul “Pengembangan Sistem pemantauan Aset Teknologi Informasi Pada PT Pertamina”. Menjelaskan bahwa penelitian tersebut dilakukan untuk merancang sebuah sistem informasi yang dapat mengelola aset perusahaan. Metodologi yang digunakan dengan melakukan wawancara untuk mendalami permasalahan dan kebutuhan sistem, studi literatur untuk membangun basis pengetahuan penulis, kemudian dilanjutkan dengan prosses pengebangan site. Sistem pentauan aset mengunakan ASP.Net dharapkan dapat mengawasi aset perusahaan, membantu pelaporan aset tenologi informasi.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Khanna Tiara (2014)
    Penelitian ini berjudul “"Sistem Monitoring Inventory Control pada CV. Cihanjuang Budi Jaya Teknik Informatika." STMIK Raharja”. Pada penelitian ini penulis membuat suatu program berbasis website yang bisa digunakan untuk mengontrol stok minimal barang dan menampilkan informasi barang yang ada di gudang. CV. Cihanjuang Budi Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi barang yang menjual barang-barang kelontong dan kosmetik untuk kebutuhan sehari-hari. Aplikasi persediaan barang berbasis website dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan mampu merekam seluruh data persediaan barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di CV. Cihanjuang Budi Jaya ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Dengan adanya sistem berbasis web, pengecekan barang lebih cepat, dapat memudahkan admin membuat laporan bulanan yang lebih cepat, tepat, dan akurat.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Makrothymia Hia (2013)
    Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada PT. Gema Sarana Media”. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perancangan sistem informasi persediaan barang untuk mempermudah bagian gudang, yaitu meliputi proses data barang masuk, barang keluar, data supplier, data customer, dan pembuatan laporan persediaan barang pada PT. Gema Sarana Media. Adapun metodologi yang dipergunakan lalu digambarkan dalam bentuk Use Case dengan menggunakan UML versi 6.4. Rancangan sistem ini memberikan banyak kemudahan, yaitu memudahkan proses pembuatan laporan, memudahkan dalam pencarian data, dan memudahkan staf bagian gudang untuk mengetahui stok barang yang masuk dan barang yang keluar.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh M. Syah Reza (2012)
    Penelitian ini berjudul “Aplikasi Persediaan Barang Pada CV. Kiki Optical Berbasis Website”. Pada penelitian ini penulis membuat suatu program berbasis website yang bisa digunakan untuk mengontrol stok minimal barang dan menampilkan informasi barang yang ada di gudang. CV. Kiki Optical bergerak dibidang optik kacamata. Aplikasi persediaan barang berbasis website dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk mengelola databasenya dan mampu merekam seluruh data persediaan barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di CV. Kiki Optical ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Dengan adanya sistem berbasis web, pengecekan barang lebih cepat, dapat memudahkan admin membuat laporan bulanan yang lebih cepat, tepat, dan akurat. Tetapi sistem yang diusulkan ini baru sebatas dekstop aplikasi berbasis web dan belum berbasis online.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Rossita ( 2013 ). Penelitian ini berjudul ”SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. MEGATECH ENGINEERING” STMIK Raharja. Penelitian ini membahas mengenai persediaan barang yang saat ini masih konvensional sehingga menyebabkan lambatnya proses kegiatan persediaan ini. Ketidak efektifan juga terjadi dengan adanya perbedaan kode barang dengan nama barang. Hal tersebut menyebabkan laporan persediaan barang tidak sesuai dengan data yang ada. Penelitian ini menggunakkan metode analisa dan perancangan berorientasi objek, dimulai dari analisa sistem berjalan menggunakan UML, eisitasi kebutuhan sistem, serta penggambaran sistem yang diusulkan melalui UML. Penulis juga menggunakan konsep stok atau persediaan barang terkompomputerisasi untuk mempermudah pencarian kode barang.





    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat Perusahaan

    Selama lebih dari 32 tahun Koperasi Satya Ardhia berdiri, untuk pertama kalinya didirikan sejak tanggal 4 desember 1984 dan terdaftar dalam daftar umum Kantor Wilayah Departemen Koperasi Propinsi Banten dengan Badan Hukum 8279/BH/KWK 10/4 dan telah mengalami perubahan dalam anggaran dasar yang terakhir pada tanggal 1 maret 2005 dengan nomor : 518/1-BH/PAD/PERINDAGKOPAR/2005. Koperasi Satya Ardhia yang merupakan badan usaha milik Karyawan PT. Angkasa Pura II (PERSERO) dimana kegiatan usahanya dijalankan oleh orang-orang yang profesional di bidangnya, yang telah menjalankan tanggung jawabnya dengan baik dan benar dalam tugasnya masing-masing. Berawal dari usaha Simpan Pinjam, Toko dan Minimarket, Outsourcing, dan Usaha Oil. Dari keempat usaha tersebut terus berjalan dengan baik seperti yang di inginkan oleh perusahaan. Koperasi Satya Ardhia berkembang semakin modern, canggih, praktis, dan efisien sesuai dengan tuntutan zaman. Akan tetapi masih ada beberapa sistem yang masih berjalan dengan cara manual.

    Semua kemajuan yang telah dicapai ini tidak lepas dari nilai-nilai yang telah Koperasi Satya Ardhia yakini sejak awal serta terjalinnya hubungan kekeluargaan yang dekat dengan konsumen atau anggota koperasi, karyawan, pemilik, dan pihak-pihak lain yang terkait. Kehadiran Koperasi Satya Ardhia adalah untuk selalu memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Koperasi Satya Ardhia terus berupaya untuk mengembangkan usaha dan menyempurnakan layanan serta kualitas operasional sesuai dengan kebutuhan konsumen, baik saat sekarang maupun akan datang.

    Visi dan Misi Perusahaan

    Visi Perusahaan

    Menjadikan Koperasi Satya Ardhia sebagai unit bisnis yang mandiri dan mampu bersaing dengan mengutamakan etika bisnis berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.

    Misi Perusahaan

    1 . Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian Nasional

    2 . Mengembangkan kesejahteraan anggota

    3 . Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat

    4 . Memposisikan mitra kerja sebagai satu kesatuan dalam tim

    Struktur Organisasi

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi.

    Tata Laksana Sistem yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

    Prosedur Sistem yang Berjalan

    Prosedur Barang Masuk

    Proses barang masuk ke dalam gudang, yaitu: supplier memberikan faktur beli kepada bagian kepala gudang, kemudian karyawan gudang bagian belakang akan menghitung sisa barang di dalam gudang secara manual menggunakan buku tulis biasa, lalu karyawan gudang bagian depan akan menghitung dan menerima barang yang akan dimasukan kedalam gudang dengan cara chek list pada faktur beli lalu barang dimasukan ke dalam gudang menurut penempatannya masing-masing.

    Prosedur Barang Keluar

    Proses barang keluar dari gudang, yaitu: admin membuat faktur jual sesuai pesanan pelanggan dan selanjutnya akan memberikan faktur jual kepada bagian gudang untuk mempersiapkan barang apa saja yang akan di packing atau dikemas untuk dikirimkan kepada pelanggan, jika sudah di packing maka barang akan langsung dikirim kepada pelanggan.

    Prosedur Pembuatan Laporan

    Pada proses pemeriksaan atau pencatatan barang di dalam gudang, pemeriksaan dilakukan secara fisik oleh karyawan bagian gudang yang akan memeriksa dan menghitung barang secara manual menggunakan buku tulis biasa. Lalu jika pemeriksaan yang dilakukan dengan cara pencatatan sudah selesai maka akan dilaporkan kepada pimpinan tentang persediaan barang di dalam gudang.

    Rancangan Sistem yang Berjalan

    Rancangan Use Case Diagram

    Sebuah Use Case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana” serta “siapa” yang mengerjakan sistem.

    Gambar 3.2. Use Case Diagram.

    Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan Sistem Monitoring Gudang pada KOPERASI SATYA ARDHIA

    2. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Admin, Supplier, konsumen, dan Pimpinan.

    3. 9 (sembilan) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: Penawaran Barang, Order Barang, Serah Terima Barang, Persediaan Barang, Penjualan Barang, Bukti Transaksi Penjualan, Laporan, Rekap Persediaan Barang dan Rekap Penjualan Barang.

    Rancangan Activity Diagram

    Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

    1. Activity Diagram Data Penawaran

    Gambar 3.3. Activity Diagram Data Penawaran.

    Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram Data Supplier yang berjalan saat ini terdapat:

    a. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang mengawali aktivitas supplier memberikan data penawaran kepada admin

    b. Terdapat 4 (empat) action node dari aktivitas yang menggambarkan eksekusi dari satu aksi dengan aksi lainnya yang dilakukan actor.

    c. Terdapat 1 (satu) activity final node yang mengakhiri aktivitas antara supplier dengan admin

    2. Activity Diagram Order Barang

    Gambar 3.4. Activity Diagram Order Barang.

    Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram Order Barang yang berjalan saat ini terdapat:

    a. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang mengawali aktivitas admin membuat PO pesanan untuk diserahkan kepada supplier

    b. Terdapat 6 (enam) action node dari aktivitas yang menggambarkan eksekusi dari satu aksi dengan aksi lainnya yang dilakukan actor.

    c. Terdapat 1 (satu) activity final node yang mengakhiri aktivitas antara admin dengan supplier

    3. Activity Diagram Penjualan

    Gambar 3.5. Activity Diagram Penjualan.

    Berdasarkan gambar 3.5 Activity Diagram Penjualan yang berjalan saat ini terdapat:

    a. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang mengawali aktivitas konsumen membeli barang melalui admin

    b. Terdapat 7 (tujuh) action node dari aktivitas yang menggambarkan eksekusi dari satu aksi dengan aksi lainnya yang dilakukan actor.

    c. Terdapat 1 (satu) decision node objek yang menggambarkan validasi aksi terhadap action state.

    d. Terdapat 1 (satu) activity final node yang mengakhiri aktivitas antara konsumen dengan admin

    4. Activity Diagram Laporan

    Gambar 3.6. Activity Diagram Laporan.

    Berdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram Laporan yang berjalan saat ini terdapat:

    a. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang mengawali aktivitas admin mencatat laporan untuk pimpinan

    b. Terdapat 5 (lima) action node dari aktivitas yang menggambarkan eksekusi dari satu aksi dengan aksi lainnya yang dilakukan actor. <p style="line-height: 2"> c. Terdapat 1 (satu) activity final node yang mengakhiri aktivitas antara admin dengan pimpinan

    Rancangan Sequence Diagram

    Gambar 3.7. Sequence Diagram.

    Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk proses barang masuk dan keluar serta laporan yang akan diterima pimpinan yang sedang berjalan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, yaitu supplier, konsumen, admin dan pimpinan

    2. 15 (lima belas) lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan.

    3. 5 (lima) message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

    Analisa Sistem yang Berjalan

    Analisa SWOT

    Tabel 3.1. Analisa SWOT.

    Konfigurasi Sistem yang Berjalan

    Spesifikasi Hardware

    a. Processor  : Core i3

    b. Monitor  : LCD Samsung 19”

    c. Mouse  : Logitec

    d. Keyboard  : Logitec

    e. RAM  : 4 GB

    f. Harddisk  : 500 GB

    g. Printer  : Canon

    Spesifikasi Software

    a. Microsoft Windows 2007

    b. Microsoft Office Exel 2007

    c. Google Chrome

    Permasalahan yang Dihadapi

    Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, maka penulis memutuskan permasalahan yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini seperti :

    1. Metode pencatatan serta monitoring persediaan barang di gudang masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan buku ataupun hanya diinput ke dalam ms. Excel sehingga data yang diperoleh kurang akurat serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses tersebut.

    2. Informasi yang diterima konsumen mengenai persediaan barang masih minim juga dikarenakan hal tersebut yang mengakibatkan kerugian dan hilangnya pelanggan.

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Sebagai salah satu solusi atau alternatif pemecahan masalah diatas adalah dengan merancang, membangun dan menyediakan “Perancangan Sistem Monitoring Gudang Pada Koperasi Satya Ardhia Berbasis Web” agar proses pencatatan maupun monitoring persediaan barang lebih efektif dan efisien sehingga ketika konsumen membutuhkan informasi yang cepat mengenai persediaan barang, perusahaan dapat dengan segera memberikan informasi tersebut.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.2. Elisitasi Tahap 1.

    Elisitasi Tahap II

    Tabel 3.3. Elisitasi Tahap 1I.

    Keterangan :

    1. M (Mandatory)  : Dibutuhkan atau penting.

    2. D (Desirable)  : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

    3. I (Innessential)  : Di luar sistem atau di eliminasi.

    Elisitasi Tahap III

    Tabel 3.4. Elisitasi Tahap 1II.

    Keterangan :

    1. T  : Technical

    2. O  : Operational

    3. E  : Economic

    4. L  : Low

    5. M  : Middle

    6. H  : High

    Final Draft Elisitasi

    Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi.

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Berdasarkan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan, maka diketahui bahwa sistem yang saat ini sedang berjalan masih berupa sistem yang belum dapat memenuhi kebutuhan di dalam proses pengelolaan barang maupun dalam mendapatkan laporan. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses pengelolaan barang saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis web sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram. Adapun Prosedur system yang diusulkan adalah sebagai berikut :

    A. Admin (Tambah Stok Barang)

    1. Admin melakukan login sistem.

    2. Sistem menampilkan halaman Home

    3. Pilih menu Monitoring

    4. Klik add untuk menambah stok barang

    5. Klik pesanan ke supplier

    6. Input list/daftar data barang

    7. Simpan data.

    B. Admin (Penjualan Barang)

    1. Admin melakukan login sistem.

    2. Sistem menampilkan halaman Home

    3. Pilih menu Pesanan konsumen

    4. Klik add untuk menambah barang yang terjual/keluar

    5. Pilih konsumen

    6. Input list/daftar data barang terjual/keluar

    7. Simpan data penjalan.

    C. Pimpinan

    1. Pimpinan melakukan login sistem.

    2. Berhasil login, Sistem akan menampilkan menu Home

    3. Di Menu Home Terdapat Grafik Penjualan barang

    4. Masuk menu Report untuk melihat rekap laporan berdasarkan periode tertentu.

    Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

    Gambar 4.1. Use Case Diagram.

    Dapat dijelaskan pada gambar 4.1 diatas adalah use case diagram sistem yang diusulkan, yaitu sebagai berikut:

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan Sistem Monitoring Gudang pada KOPERASI SATYA ARDHIA

    2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Admin dan Pimpinan

    3. 15 (lima belas) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: login, home, table master, kelolah table master, monitoring, kelolah stok barang, pesanan, input data pesanan, return, input return barang, laporan, unduh laporan, user, kelolah user, logout.

    Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

    Activity Diagram Proses Login Admin

    Gambar 4.2. Activity Diagram Proses Login Admin.

    Activity diagram sistem untuk proses login admin yang diusulkan saat ini, yaitu:

    1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

    2. 30 (dua puluh sembilan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya yang berawal dari admin melakukan login.

    3. 1 (satu) decision node yang dapat menujukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan.

    4. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur barang masuk.

    Activity Diagram Proses Login Pimpinan

    Gambar 4.3. Activity Diagram Proses Login Pimpinan.

    Activity diagram sistem untuk proses login pimpinan yang diusulkan saat ini, yaitu:

    1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

    2. 14 (tiga belas) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya yang berawal dari admin melakukan login.

    3. 1 (satu) decision node yang dapat menujukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan.

    4. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktifitas akhir kegiatan dari prosedur barang masuk.

    Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

    Sequence Diagram Proses Pesanan

    Gambar 4.4. Sequence Diagram Proses Pesanan.

    Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur pesanan yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin gudang.

    2. 1 (satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari form Home.

    3. 3 (tiga) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai sistem untuk validasi login, dan antara pesanan dengan input pesanan barang.

    4. 4 (empat) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. 4 (empat) entity class tersebut, yaitu: Login, Pesanan, Input Pesanan Barang dan Input Pesanan Barang.

    5. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

    1. Masuk Halaman Login

    2. Input Username & Password

    3. Klik Login

    4. Proses Validasi

    5. Valid / Tidak Valid

    6. Masuk Halaman Home

    7. Klik Menu Pesana

    8. Masuk Halaman Pesanan

    9. Input Tgl Pesanan

    10. Input Konsumen

    11. Klik Lanjutkan

    12. Proses Menyimpan

    13. Tersimpan / Gagal

    14. Masuk Halaman Input Pesanan Barang

    15. Pilih Barang

    16. Input Jumlah Barang

    17. Klik Simpan

    18. Proses Menyimpan

    19. Berhasil Menyimpan / Gagal

    20. Kembali Ke Input Pesanan Barang

    Sequence Diagram Proses Tambah Stok Barang

    Gambar 4.5. Sequence Diagram Proses Stok Barang.

    Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur stok barang yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu admin gudang.

    2. 3 (tiga) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari Home, Monitoring dan Monitoring.

    3. 2 (dua) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai sistem untuk validasi login, dan antara tambah stok barang dan monitoring.

    4. 2 (dua) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. 2 (dua) entity class tersebut, yaitu: Login dan Tambah Stok Barang.

    5. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

    1. Masuk Halaman Login

    2. Input Username & Password

    3. Klik Login

    4. Proses Validasi

    5. Valid / Tidak Valid

    6. Masuk Halaman Home

    7. Klik Menu Monitoring

    8. Masuk Halaman Monitoring

    9. Klik Tambah Stock

    10. Masuk Sub Tambah Stock Barang

    11. Input Jumlah Stock Barang

    12. Klik Simpan

    13. Proses Menyimpan

    14. Berhasil Menyimpan/Gagal

    15. Kembali ke Menu Monitoring

    Sequence Diagram Proses Pembuatan Laporan

    Gambar 4.6. Sequence Diagram Proses Pembuatan Laporan.

    Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk proses pembuatan laporan yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

    1. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan, yaitu pimpinan.

    2. 3 (tiga) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari Home, Laporan dan Laporan.

    3. 2 (dua) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai sistem untuk validasi login, dan antara laporan dengan laporan yang berperan sebagai sisten untuk mengunduh.

    4. 1 (satu) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. 1 (satu) entity class tersebut, yaitu: Login.

    5. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

    1. Masuk Halaman Login

    2. Input Username & Password

    3. Klik Login

    4. Proses Validasi

    5. Valid / tidak Valid

    6. Masuk Halaman Home

    7. Klik Menu Laporan

    8. Masuk Halaman Laporan

    9. Unduh Laporan

    10. Proses unduh

    11. Gagal Unduh / Berhasil

    12. Kembali ke Halaman Laporan

    Rancangan Basis Data

    Class Diagram

    Class diagram sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem. Hal ini di sebabkan karena class adalah deskripsi kelompok objek-objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan yang lain. Berikut ini adalah Class Diagram sistem monitoring gudang pada KOPERASI SATYA ARDHIA.

    Gambar 4.7. Class Diagram Sistem Monitoring Gudang.

    Spesifikasi Basis Data

    Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan mediapenyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

    1. Nama File : User

    Akronim : User

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data User

    Tipe File : File Master

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 73 karakter

    Primary key : id

    Tabel 4.1. User.

    2. Nama File : Konsumen

    Akronim : konsumen

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data konsumen

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 345 karakter

    Primary key : kode

    Tabel 4.2. Konsumen.

    3. Nama File : Pesanan

    Akronim : pesanan

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data pesanan

    Tipe File : File Master

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 19 karakter

    Primary key : kode pesanan

    Tabel 4.3. Pesanan.

    4. Nama File : Detail Pesanan

    Akronim : detail_pesanan

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data detail pesanan

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 47 karakter

    Primary key : kode_detail

    Tabel 4.4. 4Detail Pesanan.

    5. Nama File : Barang

    Akronim : barang

    Fungsi : Untuk mengetahui jumlah barang masuk

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 685 karakter

    Primary key : kode_barang

    Tabel 4.5. Barang.

    6. Nama File : Return

    Akronim : return

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data return

    Tipe File : File Master

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 278 karakter

    Primary key : kode_return

    Tabel 4.6. Return.

    7. Nama File : Supplier

    Akronim : supplier

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data supplier

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 342 karakter

    Primary key : kode_supplier

    Tabel 4.7. Supplier.

    8. Nama File : Tambah Barang

    Akronim : tambah_barang

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data tambah barang

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 15 karakter

    Primary key : kode_pes_supplier

    Tabel 4.8. Tambah Barang.

    9. Nama File : Detail Tambah Barang

    Akronim : detail_tambah_barang

    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data detail tambah barang

    Tipe File : File Transaksi

    Organisasi File : Index Sequential

    Media : Harddisk

    Panjang record : 37 karakter

    Primary key : kode_detail_supplier

    Tabel 4.9. Detail Tambah Barang.

    Rancangan Prototype

    Prototype Form Login

    Gambar 4.8. Rancangan Prototype Form Login.

    Prototype Halaman Data Konsumen

    Gambar 4.9. Rancangan Prototype Halaman Data Konsumen.

    Prototype Halaman Data Supplier

    Gambar 4.10. Rancangan Prototype Halaman Data Supplier.

    Prototype Halaman Data Barang

    Gambar 4.11. Rancangan Prototype Halaman Data Barang.

    Prototype Halaman Data Monitoring Barang

    Gambar 4.12. Rancangan Prototype Halaman Data Monitoring Barang.

    Prototype Halaman Data Pengguna

    Gambar 4.13. Rancangan Prototype Halaman Data Pengguna.

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Software

    a. Sistem Operasi Windows 7

    b. Google Chrome

    c. XAMPP

    Hak Akses

    a. Admin

    b. Pengguna

    Testing

    Metode Implementasi

    Implementasi program dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

    Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

    Pengujian Black Box

    Pengujian Black Box Pada Menu Login

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu login, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.10. Pengujian Black box Pada Menu Login.

    Pengujian Black Box Pada Menu Konsumen

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menukategori barang, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.11. Pengujian Black box Pada Menu Konsumen.

    Pengujian Black Box Pada Menu Supplier

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu supplier, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.12. Pengujian Black box Pada Menu Supplier.

    Pengujian Black Box Pada Menu Barang

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu barang, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.13. Pengujian Black box Pada Menu Barang.

    Pengujian Black Box Pada Menu Monitoring Barang

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu monitoring barang, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.14. Pengujian Black box Pada Menu Monitoring Barang.

    Pengujian Black Box Pada Menu Pengguna

    Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu pengguna, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.15. Pengujian Black box Pada Menu Pengguna.

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

    Schedulle Implementasi

    Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.16. Schedulle Implementasi.

    Estimasi Biaya

    Tabel 4.17. Estimasi Biaya.

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai Sistem Monitoring Inventory Control pada Koperasi Satya Ardhia adalah sebagai berikut:

    1. Sistem monitoring persediaan barang di dalam gudang saat ini masih berjalan secara manual belum terkomputerisasi dalam pendataan barang, dengan Sistem yang di kembangkan secara terkomputerisasi mampu meminimalisir penumpukan barang yang tidak terjual akibat kadaluwarsa dengan cara memanfaatkan tanggal kadaluwarsa barang menjadi masa efektif pakai serta barang yang rusak dalam perjalanan pengiriman. Untuk itu menjaga persediaan barang di dalam gudang dengan menggunakan batas minimal persediaan barang sehingga persediaan dan kualitas barang di dalam gudang dapat terjaga dengan baik.

    2. Proses pengontrolan persediaan barang terkadang terjadi kelalaian sehingga banyak barang yang rusak dan sudah kadaluwarsa sebelum dijual dengan cara membuatkan warning system kadaluwarsa yang akan membantu memberi peringatan kepada bagian gudang jika masa efektif pakai sudah mendekati masa minimal efektif pakai.

    3. Membuat Sistem Monitoring Inventory Control yang mampu membantu perusahaan dalam menjaga persediaan barang dengan memperhatikan masa efektif pakai sehingga barang yang dijual merupakan barang yang layak digunakan serta ketersediaan barang dapat terjaga dengan baik, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengurangi tingkat kerugian yang disebabkan oleh tanggal kadaluwarsa barang dan terbatasnya persediaan barang.

    Saran

    Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa dilengkap atau diperbaiki. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya adalah sebagai berikut:

    1. Perlu dibuatkannya minimal stok dan maksimal stok yang sesuai dengan tingkat penjualan setiap barang.

    2. Perlu dibuatkannya scan barcode barang sehingga lebih memudahkan perusahaan dalam input barang masuk ke dalam gudang.

    3. Perlu dibuatkannya print stiker barang yang dapat memberi informasi pada setiap barangnya sehingga informasi pada barang lebih akurat.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
    2. 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 Sutabri. Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi.
    3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 3,11 3,12 3,13 3,14 Tiara, Khanna 2014. Tangerang. STMIK Raharja.
    4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Murad. Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
    5. 5,0 5,1 Nasution, Ruslan Efendi. 2012. Lampung: Unila.
    6. 6,0 6,1 6,2 Tamodia. Widya. 2013. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
    7. Junaidi, Tiara. Khanna, Yuliastrie. Nenden Dewi. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
    8. Salangka. Ester. 2013. Penerapan Akuntansi Persediaan Untuk Perencanaan Dan Pengendalian LPG Pada Pt. Emigas Sejahtera Minahasa. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
    9. Sangeroki, Seyla. 2013. Ukuran Perusahaan Dan Margin Laba Kotor Terhadap Pemilihan Metode Penilaian Persediaan Di Perusahaan Manufaktur. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
    10. 10,0 10,1 Ainiyah, Siti 2015. Perancangan Sistem Informasi Sebagai Sarana Pembayaran Perlengkapan Sekolah Pada Koperasi SMAN 6 Tangerang.
    11. Puspitasari. Nia, dkk 2012. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemakaian Produk Layanan Seluler Dengan Mempertimbangkan TAspek 7p’s Of Marketing (Studi Kasus : PY. Telkom Area Blora). Semarang: Universitas Diponegoro.
    12. Alim.Yadanur, dkk. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.
    13. Triandini. Evi dan Suardika. I Gede. 2012. Step by Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi.
    14. 14,0 14,1 14,2 Vidia. Dhanada, dkk. 2013. Surabaya: Universitas Airlangga.
    15. 15,0 15,1 Wijayanto. Tegar, dkk. 2013. Surabaya: Universitas Airlangga.
    16. Prasetio. Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Media kita.
    17. Praptiningsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.
    18. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.

Contributors

Ahmad