SI1222471955

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE

MENGGUNAKAN WEB SERVICE PADA WEBGIS

PARIWISATA DI DINAS KOMINFO

KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1222471955
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE

MENGGUNAKAN WEB SERVICE PADA WEBGIS

PARIWISATA DI DINAS KOMINFO

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1222471955
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaedi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE

MENGGUNAKAN WEB SERVICE PADA WEBGIS

PARIWISATA DI DINAS KOMINFO

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :


NIM
: 1222471955
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 08203
   
NID : 08190

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE

MENGGUNAKAN WEB SERVICE PADA WEBGIS

PARIWISATA DI DINAS KOMINFO

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1222471955
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1222471955
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1222471955

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAK

Dengan perkembangan teknologi saat ini yang semakin canggih agar dapat memajukan instansi perlu dibangun system baru yaitu layanan web service. Saat ini Kota Tangerang telah memiliki webgis pariwisata, akan tetapi webgis yang dimiliki Kota Tangerang masih bersifat statis yaitu hanya bisa di update oleh pemiliknya saja maka perlu dibuat menjadi dinamis dan memudahkan dalam mengaksesnya. Web service merupakan salah satu bentuk implementasi Service Oriented Architecture (SOA) yang dapat memberikan keuntungan bagi sebuah instansi. Sebuah aplikasi berbasis teknologi web service dapat menyediakan data maupun fungsi tertentu bagi aplikasi lain meskipun berbeda system operasi, perangkat keras, maupun bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangunnya. Keunggulan web service ini dapat dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan integrasi system informasi geografis dalam suatu instansi. Faktor keamanan menjadi salah satu masalah untuk sistem yang berjalan secara online. Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sebuah konsep arsitektur perangkat lunak yang mendefinisikan penggunaan layanan untuk memenuhi kebutuhan suatu perangkat lunak web service, XML Web Service adalah layanan yang dirasa mampu mengatasi permasalahan tersebut. Dengan Web Service ini keamanan juga terjamin karena data yang dikirimkan ke aplikasi client dalam bentuk XML sehingga struktur server tidak dapat diketahui. Penulis menggunakan beberapa metode dengan metode pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara dan studi pustaka, metode analisa, metode perancangan melalui UML berdasarkan prinsip SOA, tahap implementasi dan terakhir metode pengujian menggunakan white-box, dengan perancangan web service ini semoga dapat menjawab permasalahan yang ada dan diharapkan dengan adanya web service ini dapat mempermudah webgis yang berjalan.

Kata Kunci : web service, SOA (Service Oriented Architecture), XML web service.

 

ABSTRACT

With the current technological developments are becoming more sophisticated in order to promote the institutions necessary to build a new system that is web service. Currently Tangerang City has had WebGIS tourism, but WebGIS owned Tangerang City is static ie they can only be updated by the owner only has to be developed into a dynamic and ease of access. Web service is an implementation of Service Oriented Architecture (SOA) that can provide benefits to an institution. A technology-based Web service applications can provide specific data and functionality for other applications even different operating system, hardware, and programming languages used to build it. The advantages of this web service can be used to solve the problem of integration of geographic information system within an agency. Safety factor is one of the problems for the system goes online. Service Oriented Architecture (SOA) is a software architectural concept that defines the use of services to meet the needs of a software web services, XML Web Service is a service that felt able to overcome these problems. With this Service Web security is also assured because the data that is sent to the client application in the form of XML server so that the structure can not be known. The author uses several methods of data collection method that consists of observation, interviews, and literature, methods of analysis, design methods through UML based on the principles of SOA, the implementation phase and final testing methods using white-box, with the design of this web service may be able to answer the problems that existing and expected by the web service can facilitate WebGIS running.

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE MENGGUNAKAN WEB SERVICE PADA WEBGIS PARIWISATA DI DINAS KOMINFO KOTA TANGERANG”. .

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang. Dalam penyusunan laporan Skripsi penulis menyadari jika tanpa bimbingan dan dorongan dari setiap pihak, maka Skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tepat waktu.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Dan semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku KETUA STMIK RAHARJA.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I STMIK RAHARJA.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK RAHARJA.
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Nasril Sany, S.Kom sebagai dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing dan membina dalam pembuatan laporan skripsi ini.
  6. Para Dosen STMIK Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengethuanya kepada penulis selama perkuliahan.
  7. Bapak Adhi Zulkifli sebagai stakeholder, yang telah membantu dalam memberikan data-data dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripsi.
  8. Kepada Orang Tua yang selama ini telah setia memberikan dorongan semangat, perhatian, dan doa.
  9. Para sahabat dan rekan-rekan penulis terutama Ahmad Rizki Permana, Ady Kuncoro, Wildanul Maliki, Sopian, Abdul Mujid, Setyo Dedi Saputra dan rekan-rekan yang lainnya dimana penulis tidak dapat menyebut satu persatu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan serta kelemahan-kelemahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari seluruh pihak untuk menyempurnakan penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT. senantiasa menyertai langkah kita semua dalam meraih cita-cita menuju kesuksesan, Amin.

Tangerang, Juni 2016
Said Salman Farisi

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL STATE CHART DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Deskripsi Aktor Sistem yang Berjalan

Tabel 3.2 Deskripsi Use Case Diagram Pencarian

Tabel 3.3 Deskripsi Use Case Diagram Melihat Kategori

Tabel 3.4 Deskripsi Use Case Diagaram Mengolah Data

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap III

Tabel 4.1 Tabel Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Pengujian Sistem

Tabel 4.3 Implementasi Kegiatan

Tabel 4.4 Rancangan Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tertutup

Gambar 2.2 Sistem Terbuka

Gambar 2.3 Langkah Analisis Sistem

Gambar 2.4 Diagram Proses Web Service Dengan NuSOAP

Gambar 2.5 SOA Lifecycle

Gambar 2.6 Karakteristik Dalam SOA

Gambar 2.7 Service Interface

Gambar 2.8 Lapisan Dasar Web Service

Gambar 2.9 Alur Hidup Basis Data

Gambar 2.10 Sub Sistem SIG

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Kominfo

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Gambar 3.3 Activity Diagram Pencarian (User)

Gambar 3.4 Activity Diagram Melihat Kategori Pariwisata (User)

Gambar 3.5 Activity Diagram Mengolah Data Pariwisata (Admin)

Gambar 3.6 Sequence Diagram Mengolah Data Pariwisata

Gambar 3.7 Sequence Diagram Pariwisata

Gambar 3.8 Sequence Diagram Pencarian

Gambar 4.1 Use Case Diagram sistem yang diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Mengolah Data Pariwisata

Gambar 4.3 Activity Diagram Melihat Informasi Pariwisata

Gambar 4.4 Activity Diagram Melihat Rute

Gambar 4.5 Activity Diagram Melihat Kolom Pencarian Pariwisata

Gambar 4.6 Activity Diagram Peta Pariwisata

Gambar 4.7 Activity Diagram Melihat Informasi Aplikasi

Gambar 4.8 Sequence Diagram Mengolah Data Pariwisata

Gambar 4.9 Sequence Diagram Pariwisata

Gambar 4.10 Sequence Diagram Pencarian

Gambar 4.11 Sequence Diagram Peta

Gambar 4.12 Desain Halaman Utama

Gambar 4.13 Desain Halaman Login

Gambar 4.14 Desain Halaman Web Service Admin

Gambar 4.15 Desain Halaman Web Service Objekwisata

Gambar 4.16 Desain Halaman Web Service Event

Gambar 4.17 Desain Halaman Web Service Comment

Gambar 4.18 Implementasi Halaman Utama

Gambar 4.19 Implementasi Halaman Login

Gambar 4.20 Implementasi Halaman NuSOAP Admin

Gambar 4.21 Implementasi Halaman NuSOAP Objekwisata

Gambar 4.22 Implementasi Halaman NuSOAP Event

Gambar 4.23 Implementasi Halaman NuSOAP Comment

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dengan adanya perkembangan teknologi yang telah dicapai saat ini, maka dapat diketahui sumber utamanya yaitu sumber teknologi yang cepat dan akurat. Komputer merupakan salah satu teknologi yang saat ini banyak digunakan untuk membantu permasalahan yang sering dihadapi oleh lembaga instansi pemerintahan. Cara kerja komputer praktis dan cepat dapat menghasilkan informasi yang akurat karena tingkat ketelitiannya yang tinggi membuat komputer memegang peranan penting bagi lembaga instansi pemerintahan.

Berkembangnya pariwisata hal ini bersamaan dengan sektor telekomunikasi dan teknologi informasi. Saat ini Kota Tangerang telah memiliki webgis pariwisata, akan tetapi webgis yang dimiliki Kota Tangerang masih bersifat statis yaitu hanya bisa di update oleh pemiliknya saja. Service Oriented Architecture (SOA) meruapakan sebuah konsep arsitektur perangkat lunak yang mendefinisikan penggunaan layanan untuk memenuhi kebutuhan suatu perangkat lunak. Layanan ini tidak hanya digunakan oleh system yang menaunginya namun dapat digunakan juga oleh system lain yang berbeda system operasi, perangkat keras, maupun bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangunnya.

Penelitian ini menerapkan konsep Service Oriented Architecture pada pengembangan system informasi geografis sehingga memiliki interoperability lintas platform dan mampu berkomunikasi dengan unit lain dengan menyediakan service yang dapat diakses oleh aplikasi lain.

XML Web Service adalah layanan yang dirasa mampu mengatasi permasalahan tersebut. XML Web Service itu sendiri merupakan jenis layanan yang menggunakan XML sebagai format dokumen dalam pertukaran data dan menggunakan protokol http untuk komunikasi datanya. Dengan Web Service ini keamanan juga terjamin karena data yang dikirimkan ke aplikasi client dalam bentuk XML. Sehingga struktur server tidak dapat diketahui.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka skripsi dengan judul "Implementasi Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada WEBGIS Pariwisata di Dinas Kominfo Kota Tangerang" diharapkan mampu menangani permasalahan yang telah diuraikan di atas..

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem yang berjalan saat ini ?

  2. Bagaimana membangun Web Service yang membantu pertukaran data antara aplikasi server dan client ?

  3. Bagaimana membangun aplikasi client yang mampu melakukan pencarian objek pariwisata yang ada di Kota Tangerang ?

  4. Bagaimana mengimplementasikannya dengan server database yang berbeda ?

RUANG LINGKUP

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu ditetapkan batasan-batasan dari masalah yang dihadapi. Adapun penulis membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini :

  1. Web Service dibuat untuk menjembatani antara aplikasi Server dengan aplikasi Client dalam pertukaran data.

  2. Web Service ini menyediakan layanan info pada tempat pariwisata hotel, kuliner, dan taman di Kota Tangerang.

  3. Tidak membahas jaringan yang digunakan di dalam penelitian ini.

Penulis menyadari akan luasnya permasalahan yang terjadi pada Instansi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Sehingga penulis memberi batasan hanya pada bagian Web Service yang menyediakan layanan info pemetaan lokasi pariwisata di Kota Tangerang. Hal ini dimaksudkan agar masalah yang diteliti tidak berkembang dan tidak melebar ke masalah-masalah di luar penelitian.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari perancangan dan pembangunan Web Service ini adalah :

  1. Membangun web service yang terhubung dengan server serta menyediakan layanan bagi aplikasi client guna melayani pertukaran data.

  2. Membangun sebuah aplikasi client berbasis web yang menggunakan layanan web service serta dapat menampilkan data-data dari server berupa informasi tempat pariwisata hotel, kuliner dan objek wisata di Kota Tangerang.

  3. Mengetahui bagaimana sebuah web service dapat melakukan integrasi dengan database yang berbeda.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana proses integrasi akibat dari munculnya kemajemukan sistem informasi saat ini. Dengan teknologi Web Service mampu menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Khususnya untuk sistem yang besar, Web Service menjadi sebuah solusi yang sangat efektif karena sesuai dengan fungsinya Web Service yaitu menjembatani antar sistem untuk saling bertukar data.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini penyusun melakukan beberapa cara untuk mendapatkan informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penelitian diantaranya, yaitu :

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data – data terkait sistem yang berjalan saat ini dan rancangan sistem yang akan diusulkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu :

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Penulis melakukan tinjauan langsung ke objek penelitian yaitu melakukan pengamatan dan melaksanakan pencatatan sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti, penulis melakukan tinjauan langsung ke Pusat Pemerintahan bagian Dinas Kominfo Kota Tangerang.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait untuk kejelasan hasil temuan observasi sekaligus mendapatkan informasi lebih banyak seputar sistem yang berjalan. Dengan Bapak Adhi Zulkifli yaitu sebagai stakeholder dan Bapak Rama bagian development.

  3. Studi Pustaka (Literature Review)

    Untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti, penulis mengumpulkan data yang bersumber dari berbagai buku melalui sumber-sumber dari kepustakaan, guna mendapatkan gambaran secara teoritis yang berkaitan dengan pembuatan data. Disamping materi yang didapatkan semasa kuliah dan beberapa literature yang diperlukan. Dalam metode ini digunakan dan diterapkan teori-teori dari buku-buku referensi, browsing internet yang berhubungan dengan penelitian dan literature review yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Analisa Sistem

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tehnik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian. Dalam merancang sistem penulis menggunakan Unified Modelling Language (UML) dan elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan elisitasi final.

Metode Perancangan Sistem

Dalam skripsi ini metode perancangan yang digunakan adalah metode perancangan terstruktur melalui pembuatan Unified Modelling Language (UML), perancangan aplikasi client menggunakan metode pendekatan fungsional berdasarkan pada prinsip-prinsip Service Oriented Architecture (SOA). Pembuatan diagram Unified Modelling Language (UML) untuk pemodelan objek dalam sistem baik objek yang berfungsi sebagai penyedia service serta pemodelan arsitektur sistem.

Tahap Implementasi

Tahap ini dilakukan untuk mentransformasi model pada tahap perancangan agar menghasilkan Interface dalam bentuk Web Service yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Service Oriented Architecture (SOA). Kemudian diuji menggunakan aplikasi visit Tangerang sebagai client.

Metode Pengujian (Testing)

Tahap ini melakukan pengujian pada aplikasi visit Tangerang untuk mengetahui apakah informasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk metode yang digunakan yaitu dengan metode testing white-box.

SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahami lebih jelas pembuatan laporan skripsi ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa subbab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan menguraikan landasan teori yang penyusun gunakan untuk menjelaskan sistem yang berlaku umum, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, information technology (IT), dan beberapa literature review serta membahas teori-teori pendukung lainnya pada laporan ini. Dan beberapa istilah maupun konsep yang berhuungan dengan objek penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Pada bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian dilokasi kerja yang meliputi analisa organisasi yang berisi penjelasan singkat mengenai gambaran umum Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, sejarah singkat Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, struktur organsasi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang serta tanggung jawab. Penerapan sistem dengan model SOA mengunakan metode pengembangan yaitu linear sequential model.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisi tentang perancangan dan implementasi service oriented architecture menggunakaan layanan web service, perangkat keras (hardwware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoperasian dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan kesimpulan dengan hasil analisa dan rancangan sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penyusun untuk lebih mengoptimalkan kinerja sistem yang diusulkan dan permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9) [1], "Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2) [2], “Sistem adalah kumpulan dari sub-subsistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Yakub (2012:1)[3], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungn, terkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20) [4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components)

    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  2. Batasan Sistem (Boundary)

    Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface)

    Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem (Input)

    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  6. Keluaran Sistem (Output)

    Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

  7. Pengolahan Sistem (Process)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  8. Sasaran Sistem (Objective)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8) [2], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dan lain-lain. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  6. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  7. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia

    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5) [2], tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yangbermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Sutabri (2012:1) [4], “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Taufiq (2013:13) [2], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah berupa catatan – catatan yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3) [4], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data :

    1. Data Hitung (enumeration/counting data)

      Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.

    2. Data Ukur (measurement data)

      Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data :

    1. Data Kuantitatif (quantitative data)

      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    2. Data Kualitatif (qualitative data)

      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data :

    1. Data Internal (internal data)

      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    2. Data Eksternal (external data)

      Data eksternal adalah datahasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

      1. Data Eksternal Primer (primary external data)

        Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

      2. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)

        Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2) [5], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

Menurut Taufiq (2013:15) [2], “Informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

Klasifikasi Informasi

Menurut Sutabri (2012:34)[4], informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan

    Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi yang tepat waktu

      Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

    2. Informasi yang relevan

      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.

    3. Informasi yang bernilai

      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

    4. Informasi yang dapat dipercaya

      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis

  2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

    Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

    1. Informasi Masa Lalu

      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.

    2. Informasi Masa Kini

      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

  3. Informasi Berdasarkan Sasaran

    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalamorganisasi maupun diluar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Informasi Individual

      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

    2. Informasi Komunitas

      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:37) [4], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

  1. Mudah diperoleh

    Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

  2. Luas dan Lengkap

    Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

  3. Ketelitian

    Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  4. Kecocokan

    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  5. Ketepatan Waktu

    Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

  6. Kejelasan

    Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  7. Keluwesan

    Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

  8. Dapat dibuktikan

    Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  9. Tidak ada prasangka

    Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  10. Dapat diukur

    Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Komponen-Komponen Informasi

Menurut Darmawan (2012:5)[5], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.

  2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.

  3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

  4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

  5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

  6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Taufiq (2013:17) [2], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Sutabri (2012:46) [4], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manjemen dalam mengambilan keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47) [4], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari :

  1. Blok masukan (input block)

    Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2. Blok model (model block)

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Blok keluaran (output block)

    Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok teknologi (technology block)

    Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  5. Blok basis data (database block)

    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  6. Blok kendali (control block)

    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156)[2], “Analisis Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, desain logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum dibuat tahapan rangcangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

Langkah-Langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159)[2], untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2004) yang dijelaskan pada gambar dibawah ini :

  1. Definisi Lingkup

    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survei (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.

  2. Analisis Masalah

    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan. </br> Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.

  3. Analisis Persyaratan

    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternative, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.

  4. Desain Logic

    Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

  5. Analisa Kebutuhan

    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hampir selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informas

Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut ini pengertian teknologi dan informasi :

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.

Pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi.

Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar (kamus Oxford, 1995).

Menurut Sutarman (2012:3)[7], "Teknologi informasi adalah sub- sistem atau sistem bagian dari sistem informasi".

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Kualitas Teknologi Informasi

Menurut Deni Darmawan (2012:17)[5], menyatakan bahwa :

“Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunannya adalah teknologi dan informasi. Maka yang dimaksud dengan teknologi informasi yang berkualitas merupakan hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya".

Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad dkk dari Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:52)[8], tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan.

Menurut Sutabri (2012:228)[4], setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan.

Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Konsep Dasar NuSOAP

Definisi NuSOAP

NuSOAP adalah sebuah kumpulan class-class PHP yang memungkinkan user untuk mengirim dan menerima pesan SOAP melalui protokol HTTP. Salah satu keuntungan dari NuSOAP adalah penggunaannya tidak membutuhkan registrasi khusus ke Sistem Operasi maupun web server karena NuSOAP bukan merupakan PHP extension. NuSOAP ditulis dalam kode PHP murni sehingga semua developer web dapat mengunakan tool ini tanpa tergantung pada jenis web server yang digunakan.

NuSOAP merupakan toolkit web service berbasis komponen. NuSOAP memiliki sebuah class dasar yang menyediakan method seperti serialisasi variabel dan pemaketan SOAP-Envelope. Interaksi web service dilakukan dengan class client yang disebut dengan class “soapclient” dan class server yang disebut dengan class “soap_server”. Class-class ini mengizinkan user untuk melakukan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan SOAP dengan bantuan beberapa class-class pendukung lainnya untuk melengkapi proses tersebut.

Operasi-operasi pengiriman pesan SOAP dijalankan dengan melibatkan paramater nama operasi yang diinginkan melalui method call(). Jika web service yang dituju menyediakan sebuah file WSDL, maka class “soapclient” akan mengacu langsung pada URL file WSDL tersebut dan menggunakan class “wsdl” untuk mem-parsing file WSDL dan mengekstrak seluruh datanya. Class “wsdl” menyediakan method-method untuk mengekstrak data per-operasi dan per-binding.

Class “soapclient” menggunakan data dari file WSDL untuk menerjemahkan parameter-parameternya sekaligus menyusun SOAP envelope ketika user mengeksekusi suatu pemanggilan service. Ketika pemanggilan ini dieksekusi, class “soapclient” menggunakan “soap_transport_http” untuk mengirim pesan SOAP request dan menerima pesan SOAP response. Selanjutnya pesan SOAP response yang diterima di-parsing dengan menggunakan class “soap_parser”.
Berikut ini adalah diagram proses web service dengan menggunakan NuSOAP :

Teori Khusus

Konsep Dasar Service Oriented Architecture (SOA)

Definisi Service Oriented Architecture (SOA)

Menurut Thomas Erl (2015) [9], SOA adalah sebuah cara untuk mengatur, memanfaatkan dan mendistribusikan informasi atau service dibawah domain/platform yang berbeda. Memberikan sebuah sarana standar untuk ditawarkan, ditemukan dan memberikan interaksi dengan service lain sehingga memberikan hasil baru sesuai dengan apa yang diharapkan. SOA merupakan konsep arsitektur perangkat lunak yang mendefinisikan penggunaan service dalam memenuhi kebutuhan perangkat lunak.

Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang mengikuti prinsip-prinsip service oriented (berorientasi service) Kapojos, Wowor, dan Rumagit (2012) [10]. Konsep service orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait dengan suatu teknologi tertentu, tapi lebih ke arah pendekatan untuk pembangunan perangkat lunak yang moduler. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi, prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client.

SOA merupakan metodologi pengembangan sistem yang dapat bergerak dinamis saat pengembangan sebuah sistem informasi. Banyak hal yang bisa dikurangi dalam mengoperasikan sebuah proses pada SOA, sehingga lebih mudah dan cepat untuk melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang kali misalnya, seseorang mengecek, menyimpan, atau mendapatkan medical record padahal hanya berinteraksi dengan validasi dan data yang sama. Membangun aplikasi dengan sumber yang sama akan lebih mudah dan lebih cepat untuk perusahaan yang saling berhubungan. SOA menyediakan suatu kerangka desain dengan maksud untuk realisasi yang cepat dengan sedikit biaya pengembangan sistem untuk meningkatkan kualitas sistem secara total ( Wijaya, 2011) [11].

SOA juga didefinisikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak yang didasarkan pada konsep pokok bahwa software dapat disusun atas sebuah latar depan aplikasi, layanan, repository layanan dan jalur layanan. Sebuah layanan terdiri dari sebuah kontrak, satu atau lebih antar muka dan sebuah implementasi. (Absari dan Setyawan, 2012) [12].

Adanya SOA lifecycle memungkinkan penempatan kemampuan service melalui tiga tahap, yaitu requirements and analysis, design and development, and IT operations. Tahapan proses dari SOA lifecycle ini dapat dipetakan ke dalam siklus besar SOA pada gambar di bawah ini (Aradea, Shofa, dan Kurnia, 2013) [13].

Syarat Dalam Penerapan SOA

Untuk memudahkan penerapan SOA, sistem yang dibutuhkan adalah :

  1. Interoperabilitas, yaitu di antara sistem yang berbeda dan bahasa pemrograman yang menyediakan dasar untuk integrasi antara aplikasi pada platform yang berbeda melalui sebuah protocol komunikasi. Salah satu contoh komunikasi tersebut tergantung pada konsep yang diterapkan. Menggunakan sebuah konsep untuk menurunkan kompleknya sebuah aplikasi, sehingga memungkinkan pengembang aplikasi untuk fokus pada fungsionalitas aplikasi, dan tidak terfokus pada rumitnya requirement dari sebuah protokol komunikasi.

  2. Membuat sebuah gabungan resource. Membangun dan mempertahankan aliran data ke system database gabungan. Hal ini memungkinkan fungsi baru dikembangkan sebagai referensi format bisnis untuk setiap elemen data.

Prinsip Service Oriented Architecture (SOA)

Berikut prinsip-prinsip dalam menetapkan aturan dasar bagi pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan SOA :

  1. Penggunaan kembali (re-use), granularity, modularity, composability, komponenisasi dan interoperability.

  2. Standar aturan secara umum dan standar aturan kebutuhan spesifik.

  3. Identifikasi dan kategorisasi, pengadaan dan pengiriman, serta pemantauan dan pelacakan.

Berikut prinsip-prinsip arsitektur spesifik untuk desain dan service definisi fokus pada tema tertentu yang mempengaruhi perilaku intrinsik sistem dan gaya desain SOA :

  1. Service enkapsulasi - jasa konsolidasi untuk penggunaan SOA. Seringkali service tersebut tidak direncanakan berada di bawah SOA.

  2. Service loose coupling - Service menjaga hubungan yang meminimalkan keterkaitan antar resource dan berdiri sendiri untuk bisa dimanfaatkan oleh service lain.

  3. Service rule - Aturan service yang harus dipatuhi berupa perjanjian/kontrak antara service, seperti yang didefinisikan bersama oleh service-service dan dipadukan akan digabungkan kedalam satu dokumen kontrak/aturan service.

  4. Service abstrak - Diluar aturan service, service menyembunyikan logika pemrogramannya dari dunia luar.

  5. Service usability - Logika dibagi menjadi service-service dengan tujuan dapat digunakan kembali oleh service yang lain.

  6. Service composability - Koleksi service dapat dikoordinasikan dan dirakit untuk membentuk service komposit (service gabungan).

  7. Service autonomy - Service memiliki kendali atas proses didalam service tersebut (encapsulate).

  8. Service optimation - Semua service berada pada posisi yang sama dengan service lain tetapi pemilihan service berkualitas tinggi lebih diutamakan oleh service lain.

  9. Service discoverability - Service harus dirancang agar mencirikan service itu sendiri sehingga dapat ditemukan oleh service lain yang membutuhkan service tersebut melalui aturan-aturan service yang telah ditetapkan.

  10. Service relevansi - Fungsi service yang dihadirkan dapat dikenali oleh service lain sehingga dapat dipakai kembali.

Selain itu, ada faktor yang mempengaruhi user ketika mengimplementasikan SOA :

  1. Efisiensi dalam penggunaan system resource.

  2. Service mature atau service yang telah teruji dan kecepatan kinerja service.

  3. EAI (Enterprise Application Integration).

Karakteristik Service Dalam SOA

Pada SOA ada 2 karakteristik service seperti terlihat pada gambar 1.

  1. Service Interface

    Service interface menyatakan bagaimana service tersebut dapat dipanggil seperti parameter input/output (I/O) dan dimana lokasi parameter itu berada. Misalkan, service interface untuk Customer Lookup menyatakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi tentang seorang customer (dari id customer atau nama dan sebagainya) dan struktur data customer yang didapatkan seperti pada gambar.

  2. Service Implementation adalah bagaimana logic dari service customer lookup tersebut dijalankan. Service Implementation sangat terkait dengan teknologi pemrograman yang digunakan.

SOA tidak memperdulikan bagaimana sebuah service di implementasikan. Entah ditulis dengan bahasa PHP atau Java, yang penting adalah bagaimana service tersebut dapat dipanggil dan memberikan informasi sesuai dengan Service Interface-nya.

Karakteristik SOA yang tercakup dalam service implementation adalah service tersebut harus business oriented. Dalam arti, setiap service yang di inisiasikan harus melakukan suatu aktivitas bisnis tertentu, misalkan Customer Lookup, Fund Transfer, Check Inventory, dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa keberhasilan SOA belakangan ini ikut dimotori oleh tingginya penerimaan teknologi web services di kalangan pengembang aplikasi.

Walaupun ide tentang SOA telah ada sebelum web services dilahirkan, web services dan SOA saat ini telah menjadi suatu sinergi dan bahkan beberapa kalangan menganggap dengan menggunakan web services maka ia telah menerapkan SOA. Tetapi ini adalah sebuah hal yang berbeda.

Penerapan Web Service Dalam SOA

Web service merupakan salah satu penerapan SOA. Web service membangunkan-blok fungsional yang dapat diakses melalui Internet Protokol standar independen dari platform dan bahasa pemrograman yang berbeda. Service ini dapat dinamakan sebuah aplikasi baru atau hanya mengemas sistem lama yang telah ada agar menjadi network-enable. Setiap bagian SOA bisa menjalankan salah satu peran atau kedua peran dibawah :

  1. Service Provider - Operasi selular menciptakan web service interface dan akses informasi ke registri web service tersebut. Setiap penyedia service yang harus memutuskan untuk mempublish informasi, bagaimana memuat trade-off antara keamanan dan kemudahan service, bagaimana harga service, atau (tidak dikenakan biaya) bagaimana/apakah untuk mengeksploitasi service untuk memberikan nilai informasi pada service lain. Penyedia juga harus memutuskan apa kategori service harus terdaftar dalam service yang diberikan penghubung dan perjanjian apa yang diperlukan untuk menggunakan service ini. Register service apa saja yang tersedia di dalamnya, dan daftar semua penerima potensial dari service. Penghubung ( operator/link/communicator/broker ) kemudian memutuskan lingkup hubungan. Penghubung publik tersedia melalui Internet, sementara private broker hanya dapat diakses oleh tingkatan tertentu, misalnya, pengguna intranet perusahaan. Selain itu, harus diputuskan jumlah informasi yang akan diberikan.
    Beberapa broker mengkhususkan diri pada banyak listing. Lainnya menawarkan informasi yang banyak pada service terdaftar dalam service tersebut. Beberapa lanskap yang luas mencakup jasa dan lain-lain fokus dalam industri. Beberapa broker katalog broker lain. Tergantung pada model bisnis, broker dapat mencoba untuk memaksimalkan melihat, permintaan, jumlah listing atau keakuratan dari daftar. The Universal Deskripsi Discovery dan Integrasi (UDDI) mendefinisikan spesifikasi cara untuk mempublikasikan dan menemukan informasi tentang Web Service. Broker service teknologi lainnya (misalnya) ebXML (Elektronik Bisnis menggunakan Extensible Markup Language) dan mereka berdasarkan ISO / IEC 11179 Metadata Registry (MDR) standar.

  2. Service konsumen - konsumen service atau web service klien menempatkan entri dalam registri menggunakan berbagai broker menemukan operasi dan kemudian mengikat ke penyedia service untuk meminta salah satu web service. Apapun service-service konsumen yang diperlukan, mereka harus bawa ke broker, lalu mengikatnya dengan service masing-masing dan kemudian menggunakannya. Mereka dapat mengakses beberapa service jika service ini menyediakan berbagai service.

Manfaat Penerapan SOA

Beberapa arsitek perancang IT perusahaan percaya bahwa SOA dapat membantu perusahaan merespon lebih cepat dan biaya efektif terhadap perubahan kondisi pasar.

Ini gaya arsitektur mempromosikan penggunaan kembali di makro (layanan) daripada tingkat mikro (kelas) tingkat. Hal ini juga dapat mempermudah interkoneksi dan penggunaan TI yang ada.

Dalam beberapa hal, seseorang bisa menganggap SOA sebagai evolusi arsitektur daripada sebagai revolusi. Ia menangkap banyak praktik terbaik dari arsitektur perangkat lunak sebelumnya. Dalam sistem komunikasi, misalnya, pembangunan sedikit telah terjadi solusi yang menggunakan binding statis benar-benar bicara dengan peralatan lainnya dalam jaringan. Dengan resmi merangkul pendekatan SOA, sistem seperti ini dapat memposisikan diri untuk menekankan pentingnya yang terdefinisi dengan baik, antar-beroperasi antarmuka yang sangat.

Banyak orang mempertanyakan apakah SOA hanya menghidupkan konsep seperti pemrograman modular (1970), desain berorientasi event (1980) atau antarmuka / desain berbasis komponen (1990) SOA mempromosikan tujuan memisahkan pengguna (konsumen) dari implementasi layanan. Layanan sehingga dapat berjalan pada berbagai platform didistribusikan dan diakses melalui jaringan. Ini juga bisa memaksimalkan penggunaan kembali layanan.

SOA adalah sebuah disiplin dan desain arsitektur disusun untuk mencapai tujuan interoperabilitas meningkat (pertukaran informasi, usabilitas, dan composability), meningkat federasi (sumber daya pemersatu dan aplikasi sambil mempertahankan otonomi masing-masing dan self-governance), dan meningkatkan bisnis dan domain penyelarasan teknologi.

Service-Oriented Architecture (SOA) merupakan suatu pendekatan arsitektur (atau gaya) untuk membangun sistem perangkat lunak-intensif kompleks dari seperangkat universal yang saling berhubungan dan saling tergantung pada setiap blok.

SOA menyadari bisnis dan TI manfaat melalui memanfaatkan metodologi analisis dan desain pada saat jasa membuat. Metodologi ini memastikan bahwa layanan tetap konsisten dengan visi dan roadmap arsitektur, dan bahwa mereka mematuhi prinsip-prinsip pelayanan orientasi. Argumen yang mendukung aspek bisnis dan manajemen dari SOA diuraikan dalam berbagai publikasi.

Sebuah layanan terdiri dari unit yang berdiri sendiri dari fungsi yang tersedia hanya melalui antarmuka yang ditetapkan secara formal. Layanan dapat menjadi semacam "perusahaan-nano" yang mudah untuk memproduksi dan memperbaiki. Juga layanan dapat "mega-korporasi" dibangun sebagai karya terkoordinasi layanan sub-ordinat.
Sebuah peluncuran matang SOA efektif mendefinisikan API sebuah organisasi. Alasan untuk memperbaiki pelaksanaan service sebagai proyek terpisah dari proyek yang lebih besar meliputi :

  1. Pemisahan mempromosikan konsep ke layanan bisnis yang dapat disampaikan dengan cepat dan bergerak secara independen dari proyek-proyek yang lebih besar dan lebih lambat-umum dalam organisasi. Bisnis mulai memahami sistem dan user interface yang disederhanakan meminta layanan. Ini memberikan peningkatan performance. Artinya, itu mendorong inovasi bisnis dan mempercepat waktu ke pasar.

  2. Pemisahan mempromosikan decoupling layanan dari proyek. Hal ini mendorong desain yang baik sepanjang layanan dirancang tanpa mengetahui siapa konsumen perusahaan.

  3. Dokumentasi dan artefak uji layanan tidak tertanam dalam detail dari proyek yang lebih besar. Hal ini penting pada saat jasa harus digunakan kembali nanti.

Konsep Dasar Web Service

Definisi Web Service

Web service merupakan teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan SOA. Web service merupakan sekumpulan fungsionalitas yang memungkinkan client dan server berkomunikasi melalui HyperText Transfer Protocol (HTTP) untuk pertukaran data atau komunikasi antar aplikasi yang berbeda platform (Bhuvaneswari, dkk, 2011) [14]. Web service menggunakan format standar seperti HTTP, XML, SSL, SMTP, SOAP, dan JSON (Dospinescu, dkk, 2013) [15]. Format tersebut digunakan sebagai struktur data dan mendukung untuk semua bahasa pemrograman.
Berikut adalah beberapa alasan menggunakan web service :

  1. Memiliki fungsi yang dapat diakses melalui jaringan.

  2. Pemanfaatan kembali (reuse) fungsi yang sudah ada.

  3. Kemudahan dalam mengakses data.

  4. Dapat terhubung dengan berbagai jenis aplikasi.

  5. Menggunakan protocol standar untuk berkomunikasi.

Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan (Perdede, dkk, 2013) [16].

Web Service menyediakan standar komunikasi di antara berbagai aplikasi software berbeda-beda, dan dapat berjalan di berbagai platform maupun framework (Hartono dkk, 2012) [17]. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan-layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan web service (Perdede, dkk, 2013) [16].

Teknologi pada web service dapat mengubah kemampuan transactional web, yaitu kemampuan web untuk saling berkomunikasi dengan pola program-to-program (P2P). Fokus web selama ini didominasi oleh komunikasi program-to-user dengan interaksi business-to consumer (B2C), sedangkan transactional web akan didominasi oleh program-to-program dengan interaksi business-to-business (Ghifari dan karya, 2011) [18].

Web service sebenarnya adalah kumpulan dari fungsi dan method yang terdapat pada sebuah server yang dapat dipanggil oleh klien dari jarak jauh, kemudian untuk memanggil method-method tersebut kita bebas menggunakan aplikasi yang akan dibuat dengan bahasa pemrograman apa saja yang dijalankan pada platform apa saja (Marthasari, 2010) [19].

Adanya teknologi web service dapat menjembatani perbedaan-perbedaan teknologi dari masing-masing sumber. Dapat ditarik kesimpulan bahwa web service merupakan kumpulan layanan yang disediakan melalui jaringan berbasis web dengan standar yang telah ditetapkan mampu menunjang interoperabilitas, dan dapat berjalan diberbagai platform dan framework.

Arsitektur Web Service

Gambar 2.7 merupakan blok bangunan web service yang mana menyediakan fasilitas komunikasi jarak jauh antara dua aplikasi yang merupakan layer arsitektur web service.

  1. Layer 1 : protokol internet standard yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah HTTP dan TCP/IP.

  2. Layer 2 : Simple Object Access Protocol (SOAP) berbasiskan XML dan digunakan untuk pertukaran informasi antar sekelompok layanan.

  3. Layer 3 : Web Service Definition Language (WSDL) digunakan untuk mendiskripsikan attribute layanan.

  4. Layer 4 : Universal Description Discovery and Integration, yang mana merupakan direktori pusat untuk deskripsi layanan.
    Marthasari dkk (2010) dalam penelitiannya menjelaskan komponen web service yaitu :

  5. Extensible Markup Language (XML)

    XML merupakan dasar yang penting atas terbentuknya Web services. Web services dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi yang memanggilnya dengan menggunakan XML, karena XML berbentuk teks sehingga mudah untuk ditransportasikan menggunakan protokol HTTP. Selain itu, XML juga bersifat platform independen sehingga informasi di dalamnya bisa dibaca oleh aplikasi apapun pada platform apapun selama aplikasi tersebut menerjemahkan tag-tag XML.

  6. Simple Object Access Protocol (SOAP)

    XML saja tidak cukup agar Web services dapat berkomunikasi dengan aplikasi yang lainnya. XML yang digunakan untuk saling bertukar informasi antara web services dengan aplikasi yang lainnya harus menggunakan sebuah format standard yang dapat dimengerti oleh keduanya. Format itulah yang dikenal dengan nama SOAP. SOAP (Simple Object Access Protokol) merupakan suatu format standard dokumen berbentuk XML yang digunakan untuk melakukan proses request dan responses antara web services dengan aplikasi yang memanggilnya. Dokumen SOAP digunakan untuk melakukan request disebut dengan SOAP request sedangkan dokumen SOAP yang diperoleh dari Web services disebut dengan SOAP responses.

  7. Web service Definition Language (WSDL)

    Sebelum mengakses sebuah Web services pastinya perlu mengetahui method-method apa saja yang disediakan oleh Web services tersebut, untuk mengetahuinya memerlukan sebuah dokumen yang bernama WSDL. WSDL (Web services Description Language) adalah sebuah dokumen dalam format XML yang isinya menjelaskan informasi detail sebuah Web services. Di dalam WSDL dijelaskan method-method apa saja yang tersedia dalam Web services, parameter apa saja yang diperlukan untuk memanggil sebuah method, dan apa hasil atau tipe data yang dikembalikan oleh method yang dipanggil tersebut.

XML (Extensible Markup Language

Konsep Dasar XML (Extensible Markup Language

XML adalah bahasa markup - menggunakan tag label, mengkategorikan dan mengatur informasi dalam spesifikasi cara. Markup menjelaskan dokumen atau data struktur dan organisasi. Konten, seperti teks, gambar, dan data, adalah bagian dari kode yang berisi membaca atau berinteraksi dengan data dan kebutuhan dokumen. Fleksibilitas XML telah berkembang yang menyebabkan digunakan untuk bertukar dalam berbagai bentuk.

Pengertian XML

Definisi XML[20] adalah bahasa markup untuk keperluan umum yang disarankan oleh W3C untuk membuat dokumen markup keperluan pertukaran data antar sistem yang beraneka ragam.

XML didesain untuk mampu menyimpan data secara ringkas dan mudah diatur. Kata kunci utama XML adalah data (jamak dari datum) yang jika diolah bisa memberikan informasi.

XML menyediakan suatu cara terstandarisasi namun bisa dimodifikasi untuk menggambarkan isi dari dokumen. Dengan sendirinya, XML dapat digunakan untuk menggambarkan sembarang view database, tetapi dengan suatu cara yang standard.

  1. Tipe XML

    1. XML, merupakan standar format dari struktur berkas (file).

    2. XSL, merupakan standar untuk memodifikasi data yang diimpor atau diekspor.

    3. XSD, merupakan standar yang mendefinisikan struktur database dalam XML.

  2. Keunggulan XML

    1. Pintar (Intelligence). XML dapat menangani berbagai tingkat (level) kompleksitas.

    2. Dapat beradaptasi. Dapat mengadaptasi untuk membuat bahasa sendiri. Seperti Microsoft membuat bahasa MSXML atau Macromedia mengembangkan MXML.

    3. Mudah pemeliharaanya.

    4. Sederhana. XML lebih sederhana.

    5. Mudah dipindah-pindahkan (Portability). XML mempunyai kemudahan perpindahan (portabilitas) yang lebih bagus.

  3. Penggunaan XML

    XML untuk saat ini bukan merupakan pengganti HTML. Masing-masing dikembangkan untuk tujuan yang berbeda. Kalau HTML digunakan untuk menampilkan informasi dan berfokus pada bagaimana informasi terlihat, XML mendeskripsikan susunan informasi dan berfokus pada informasi itu sendiri XML terutama dibutuhkan untuk menyusun dan menyajikan informasi dengan format yang tidak mengandung format standard layaknya heading, paragraph, table, dan lain sebagainya.

  4. Contoh XML

    Penulisan tag pada XML adalah bebas, tidak seperti HTML yang sudah ada.

  5. Belajar XML

    1. Penulisan secara formal XML adalah sbb.

    2. Mari kita bahas XML di atas.

      Baris pertama adalah heading standard pada XML. Versi yang digunakan adalah versi 1.0. encoding iso-8859-1 adalah nama resmi dari character encoding yang biasa disebut ANSI. iso-8859-1 banyak digunakan di Eropa dan Amerika. Bila anda menggunakan text editor yang mendukung penggunaan character encoding yang lainnya, anda bisa menggunakannya juga.

      syntax diatas adalah heading standard untuk XLST. Attribute xmlns:xsl maksudnya adalah mendeklarasikan namespace XML bahwa awalan xsl akan digunakan untuk elemen yang didefinisikan pada W3C XSLT specification.

  6. Bagian dokumen XML

    Sebuah dokumen XML terdiri dari bagian bagian yang disebut dengan node. Node-node itu adalah :

    1. Root node yaitu node yang melingkupi keseluruhan dokumen. Dalam satu dokumen XML hanya ada satu root node. Node-node yang lainnya berada di dalam root node.

    2. Element node yaitu bagian dari dokumen XML yang ditandai dengan tag pembuka dan tag penutup, atau bisa juga sebuah tag tunggal elemen kosong seperti <anggota nama=”budi”/> . Root node biasa juga disebut root element.

    3. Attribute note termasuk nama dan nilai atribut ditulis pada tag awal sebuah elemen atau pada tag tunggal.

    4. Text node adalah text yang merupakan isi dari sebuah elemen, ditulis diantara tag pembuka dan tag penutup.

    5. Comment node adalah baris yang tidak dieksekusi oleh parser.

    6. Processing Instruction node adalah perintah pengolahan dalam dokumen XML. Node ini ditandai awali dengan karakter <? Dan diakhiri dengan ?>. Tapi perlu diingat bahwa header standard XML <?xml version=”1.0” encoding=”iso-8859-1”?> bukanlah processing instruction node. Header standard bukanlah bagian dari hirarki pohon dokumen XML.

    7. NameSpace Node node ini mewakili deklarasi namespace.

  7. Membuat XML

    1. Heading Standar XML

      Biasakanlah setiap membuat dokumen XML diawali dengan heading standard XML. Formatnya adalah sebagai berikut :

    2. Dokumen XML harus memiliki Root tag.

      Sebuah dokumen XML yang baik harus memiliki root tag. Yaitu tag yang melingkupi keseluruhan dari dokumen. Tag-tag yang lain, disebut child tag, berada didalam root membentuk hirarki.

    3. Tag XML harus berpasangan, Tag tunggal hanya diperbolehkan untuk elemen kosong.

    4. Tag HTML Case Sensitive

      Artinya penulisan tag A dengan a berbeda.

    5. Struktur penulisan tag XML adalah LIFO

      Artinya struktur penulisannya Last In First Out.

    6. XML mempertahankan spasi

      Spasi yang terdapat antara 2 kata elemen, tidak akan dihilangkan secara otomatis oleh XML.

    7. Isi atribut tag diletakkan diantara kutip 2 “

      Jika tag memiliki atribut, dan atribut tsb memiliki value/nilai maka wajib diletakkan antara ” ” (kutip 2). Contoh pada value atribut judul.

    8. Penamaan tag

      Nama tag bisa terdiri dari huruf, angka dan underscore(“_”). Karakter awal nama tag harus berupa huruf atau underscore (“_”), tidak diawali dengan kata xml atau XML, (misal:<xmlstring>), dan tidak mengandung spasi. Aturan penamaan atribut sama dengan aturan penamaan tag.

    9. Menyisipkan Komentar

      Pada bahasa pemrograman atau scripting kita mengenal adanya komentar (comment). Komentar adalah kalimat/baris yang tidak dieksekusi oleh compiler, browser atau parser. Untuk menyisipkan komentar pada dokumen XML caranya adalah sebagai berikut :

    10. Karakter Ilegal pada XML

      Sama seperti pada HTML, anda tidak bisa menggunakan karakter seperti kurung siku (< atau >), petik tunggal (‘), dan petik ganda (“) . Contoh dibawah ini akan menghasilkan error kalau di eksekusi oleh browser.

Simple Object Access Protocol

Definisi Simple Object Access Protocol

SOAP[21] adalah singkatan dari Simple Object Access Protocol, merupakan sebuah protokol komunikasi client server yang mengirim dan menerima informasi "di atas HTTP". Data yang dikirim dan diterima dalam format XML. SOAP hampir sama dengan protokol XMLRP, hanya saja SOAP lebih cocok digunakan untuk data kompleks yang dikirim antar client-server.

Secara konseptual SOAP dapat dianggap sebagai DCOM versi XML. SOAP merupakan mekanisme lain yang memungkinkan penggunaan remote procedure call. SOAP bersifat netral platform, netral bahasa dan tidak bergantung pada suatu objek model. Sehingga SOAP-enabled distributed application dapat menjangkau beragam operating sistem, dimana terdiri dari objek yang berasal dari vendor yang berbeda, ditulis pada bahasa yang berbeda, dan didasarkan pada objek model yang berbeda.

SOAP menjadi sangat mudah diterima oleh berbagai pihak – terutama oleh berbagai vendor TI – dikarenakan protokol ini memanfaatkan berbagai teknologi yang sudah ada sebelumnya dan sudah banyak digunakan. Misalnya untuk protokol transport, yang paling banyak digunakan adalah HTTP, walaupun dimungkinkan untuk menggunakan protokol transport lainnya. Sedangkan untuk format data atau message digunakan XML yang tidak diragukan lagi manfaat dan perannya di dalam pertukaran data. Dengan demikian, tidaklah terlalu mengherankan bila kemudian SOAP dianggap sebagai solusi penyelamat untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh teknologi – teknologi pendahulunya.

Arsitektur SOAP ( Simple Object Access Protocol)

Pesan SOAP berbentuk seperti sebuah envelope yang berisi header (optional) dan body (required). Header berisi blok informasi yang berhubungan dengan bagaimana pesan tersebut diproses. Hal ini meliputi pe-routingan dan delivery setting, authentication atau authorization assertions, and transaction contexts. Body berisi pesan sebenarnya yang dikirim dan diproses. Semua yang dapat ditampilkan dengan sintaks XML dapat dimasukkan dalam pesan body.

Setiap elemen Envelope harus berisi tepat satu elemen Body. Elemen Body dapat berisi sebanyak mungkin child nodes yang diperlukan. Isi dari elemen Body adalah pesan. Elemen Body ditentukan dalam suatu cara dimana dapat berisi valid dan wellformed XML yang telah dibatasi oleh suatu namespace (qualified).

Jika sebuah Envelope berisi elemen Header, harus berisi tidak lebih dari satu, dan harus tampak pada first child dari Envelope, sebelum elemen Body. Header dapat berisi valid, well-formed, dan dibatasi dengan namespace XML dimana hendak dimasukkan oleh pencipta pesan SOAP.

Setiap elemen yang berada dalam Header disebut blok header. Tujuan dari blok header adalah untuk memberitahukan infomasi yang berhubungan dengan pemrosesan pesan SOAP.
Berikut gambar posisi SOAP dalam aplikasi dan contoh struktur pesan SOAP :

Aturan SOAP

Ada beberapa aturan yang diberlakukan pada SOAP, yakni :

  1. SOAP Envelope menggunakan namespace

  2. Default namespace untuk SOAP encoding dan data types

  3. SOAP’s Syntax Rules :

    1. SOAP harus dibuat dengan menggunakan sintaks XML

    2. SOAP harus menggunakan SOAP Envelope namespace

    3. SOAP harus menggunakan SOAP Encoding namespace

    4. SOAP tidak boleh mengandung DTD

    5. SOAP tidak boleh mengadung XML Processing Instruction

Kelebihan & Kekurangan SOAP

Adapun kelebihan SOAP dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Menggunakan HTTP yang telah digunakan secara luas

  2. Bersifat fleksible, mudah dikembangkan, karena berbasis XML

  3. Data in string message

    Selain kelebihan, SOAP memilki beberapa kekurangan, di antaranya :

    1. Parsing paket SOAP dan pemetaannya ke obyek mengurangi kinerja

    2. Tidak menerapkan keamanan khusus, karena merupakan "wire protocol" yang bergantung pada HTTP

Definisi WSDL (Web Services Description Language)

Konsep Dasar WSDL (Web Services Description Language)

WSDL[22] merupakan kependekan dari Web Services Description Language. WSDL adalah menggunakan XML untuk mendeskripsikan Web services dan bagaimana untuk mengaksesnya.

WSDL membantu pengguna web service dalam memakai/menggunakan layanan web service. Web service akan terkunci dan tidak berguna jika tanpa WSDL ini. WSDL menspesifikasikan lokasi service dan operasi (methods) yang disediakan oleh web service.

Sebagai protokol komunikasi dan format pesan yang distandarkan pada komunitas web, WSDL menjadi lebih tepat dan penting untuk mendeskripsikan model komunikasi di beberapa langkah yang terstruktur (dalam memprogram web service). WSDL menyediakan kebutuhan ini dengan mendefinisikan bentuk XML untuk mendeskripsikan layanan jaringan sebagai kumpulan-kumpulan titik akhir (endpoints) komunikasi yang mampu melakukan pertukaran pesan.

Hal tersebut sangat membantu komunikasi antara dua teknologi pada platform-platform secara umum. Definisi layanan WSDL menyediakan dokumentasi untuk sistem terdistribusi dan berfungsi sebagai panduan untuk mengotomatisasi rincian yang terlibat dalam komunikasi antar aplikasi.
WSDL adalah :

  1. WSDL ditulis dalam XML

  2. WSDL adalah gateway (pintu) komunikasi antara penyedia dan pemakai web service.

  3. WSDL adalah dokumen XML

  4. WSDL digunakan untuk menempatkan Web service

  5. WSDL juga digunakan untuk mendeskripsikan Web service

  6. WSDL merupakan rekomendasi W3C

WSDL sering digunakan pada kombinasi SOAP dan XML Schema untuk menyediakan Web service di internet. Aplikasi client yang menghubungkan ke sebuah Web service dapat membaca file WSDL untuk menentukan operasi apa saja yang tersedia pada server. Tipe-tipe data khusus yang digunakan di-embed pada file WSDL dalam bentuk XML Schema. Client kemudian dapat menggunakan SOAP untuk memanggil operasi-operasi yang terdaftar pada file WSDL secara aktual menggunakan XML atau HTTP.

Spesifikasi WSDL versi terkini adalah versi 2.0; versi 1.1 belum didukung oleh W3C tetapi versi 2.0 sudah merupakan rekomendasi W3C. WSDL 1.2 di-rename menjadi WSDL 2.0 karena perbedaan substansial dari WSDL 1.1. Dengan mengijinkan binding ke semua metode HTTP request (tidak hanya GET dan POST seperti pada versi 1.1), spesifikasi WSDL 2.0 menawarkan dukungan yang lebih baik untuk RESTful web service dan lebih sederhana/simpel untuk diimplementasikan. Akan tetapi, dukungan untuk spesifikasi ini masih terlalu buruk pada SDK untuk Web service yang sering menyediakan tools hanya untuk WSDL 1.1.

Sejarah WSDL

WSDL 1.0 (September 2000) telah dikembangkan oleh IBM, Microsoft, dan Ariba untuk mendeskripsikan Web Service pada SOAP. Dikembangkan dengan mengkombinasikan NASSL (Network Application Service Spesification Language) dari IBM dan SDL (Service Description Language) dari Microsoft. WSDL 1.1 dirilis pada 2001, merupakan formalisasi dari WSDL 1.0. Tidak ada perubahan besar yang diperkenalkan antara versi 1.0 dan 1.1. WSDL 1.2 (Juni 2003) merupakan draf kerja W3C, tetapi menjadi WSDL 2.0. Menurut W3C, WSDL 1.2 lebih mudah dan lebih fleksibel untuk para developer daripada versi sebelumnya. WSDL 1.2 berupaya untuk menghapus fitur non-interoperable dan juga mendefinisikan binding HTTP 1.1 secara lebih baik. WSDL tidak didukung oleh kebanyakan server/vendor SOAP.
WSDL 2.0 menjadi rekomendasi pada bulan Juni 2007. WSDL 1.2 diganti menjadi WSDL 2.0 karena mempunyai perubahan secara substansi dari WSDL 1.1. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :

  1. Menambahkan semantik pada bahasa deskripsi (description language)

  2. Tidak mendukung operator overloading

  3. Menghilangkan message construct

  4. Ports diganti menjadi endpoints

Elemen-Elemen File WSDL

Elemen-elemen berikut sangat penting dalam sebuah File WSDL.

  1. Message – sesuatu yang abstrak, definisi tipe data yang akan dikomunikasikan

  2. Port Type – mendeskripsikan sebuah web service, operasi-operasi yang dapat dijalankan, dan pesan-pesan yang dilibatkan pada Web Service.

  3. Port - Titik akhir tunggal (single endpoint) yang didefinisikan sebagai sebuah ‘binding’ dan alamat jaringan (network address)

  4. Service – Sekumpulan endpoint yang saling berhubungan, akan menunjukkan file/path mana yang akan ditempatkan pada file WSDL ini

  5. Operation – deskripsi abstrak dari suatu aksi yang didukung oleh service. Pada dasarnya menunjukkan nama operasi web service dan pesan input output

  6. Binding – protokol komunikasi yang digunakan oleh web service

Universal Description, Discovery and Integration (UDDI)

Definisi Universal Description, Discovery and Integration (UDDI)

UDDI[23] merupakan registry dalam format XML yang platform-independent dan dapat digunakan bagi bisnis-bisnis secara global untuk mendaftarkan diri mereka di internet, dan merupakan sebuah mekanisme untuk mencatat (register) dan mencari aplikasi layanan web. UDDI adalah sebuah inisiatif industri terbuka yang didukung oleh Organization for The Advancement of Structured Informastion Standards (OASIS) agar bisnis-bisnis dapat menyebarluaskan daftar layanannya dan saling menemukan layanan lain, dan menentukan bagaimana layanan atau aplikasi software berinteraksi melalui internet.

Pada awalnya, UDDI dirancang sebagai sebuah standar inti dari layanan web. UDDI dirancang dapat dikomunikasikan dalam pesan-pesan SOAP dan menyediakan akses pada dokumen Web Services Description Language (WSDL) menjelaskan protokol binding dan format pesan yang diperlukan untuk berinteraksi dengan layanan web yang terdaftar dalam direktorinya.

UDDI sudah termasuk dalam standar Web Services Interoperabilty (WS-I) sebagai pilar pusat dari infrastruktur layanan web, dan spesifikasi UDDI didukung Universal Business Registry yang dapat diakses secara publik dimana sebuah sistem penamaan dibangun di sekitar arahan perantara layanan UDDI.

Sebuah registrasi bisnis UDDI terdiri atas 3 komponen :

  1. White Pages - berisi alamat, kontak, dan pengenal yang diketahui

  2. Yellow Pages - berisi pengelompokan industri berdasarkan taksonomi standar

  3. Green Pages - berisi informasi teknis tentang layanan yang di-ekspos oleh bisnis

  1. White Pages

    White Pages memberikan informasi tentang bisnis yang menyediakan layanan, mencakup nama dan deskripsi bisnis - secara potensial dalam berbagai bahasa. Dengan informasi ini, kita dapat mencari sebuah layanan dimana beberapa informasi telah diketahui (misalnya, mencari sebuah layanan berdasarkan nama provider). Informasi kontak untuk bisnis juga disediakan - misalnya alamat dan nomor telepon, serta informasi lain seperti Dun & Bradstreet Universal Numbering System.

  2. Yellow Pages

    Yellow Pages menyediakan klasifikasi dari layanan atau bisnis, berdasarkan taksonomi (sistem penamaan) yang standar, meliputi Standard Industrial Classification (SIC), North American Industry Classification System (NAICS), atau United Nations Standard Products dan Services Code (UNSPSC). Karena sebuah bisnis bisa menyediakan beberapa layanan, maka dimungkinkan adanya beberapa Yellow Pages (masing-masing menjelaskan sebuah layanan) berkaitan dengan sebuah White Pages (memberikan informasi umum tentang bisnis).

  3. Green Pages

    Green Pages digunakan untuk menjelaskan bagaimana cara mengakses sebuah layanan web, dengan informasi dimana layanan itu terikat. Beberapa informasi terkait dengan layanan web - seperti alamat layanan dan parameternya, dan referensi pada spesifikasi antarmuka. Informasi lain tidak terkait langsung dengan layanan web - meliputi email, ftp, CORBA, dan detail telephone untuk layanan tersebut. Karena sebuah layanan web dapat memiliki beberapa ikatan (seperti telah dijelaskan dalam deskripsi WSDL), sebuah layanan dapat memiliki beberapa Green Pages, dimana masing-masing ikatan harus diakses secara berbeda.

  4. UDDI Nodes & Registry

    UDDI nodes merupakan server yang mendukung spesifikasi UDDI dan dimiliki oleh UDDI registry, sedangkan UDDI registries merupakan gabungan dan satu atau lebih nodes.

SOAP merupakan protokol berbasis XML untuk bertukar pesan antara peminta (requester) dan penyedia (provider) sebuah layanan web. Penyedia layananan mempublikasikan WSDL pada UDDI dan requester dapat bergabung dengannya menggunakan SOAP.

Enterprise Service Bus

ESB merupakan sebuah model arsitektur software yang digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan interaksi dan komunikasi antara aplikasi software dalam SOA. Sebagai sebuah model arsitektur software untuk komputasi terdistribusi, ini sebuah varian khusus dari model arsitektur client server secara umum dan mempromosikan desain berorientasi pesan asynchronous dan interaksi antar aplikasi. Penggunaan utamanya ada di dalam Enterprise Application Integration yang heterogen dan complex.

Konsep tersebut telah dikembangkan dengan analogi pada konsep Bus yang ditemukan dalam arsitektur hardware komputer. dikombinasikan dengan desain modular dan concurrent dari sistem operasi komputer berkinerja tinggi. Motivasinya adalah menemukan sebuah konsep yang standar, terstruktur dan bisa digunakan secara umum untuk menjelaskan implementasi loosely coupled komponen software (disebut juga: service) yang diharapkan secara independen dikembangkan, dijalankan, heterogen dan berlainan dalam jaringan. ESB juga secara intrinsik mengadopsi desain jaringan WWW dan pola implementasi umum dari SOA.

ESB mentransportasi konsep desain sistem operasi modern menuju jaringan komputer yang sangat berbeda dan independen. Layaknya sistem operasi concurrent, sebuah ESB melayani komoditi layanan yang dibutuhkan secara umum dalam penambahan untuk diadopsi, ditranslasi dan routing request dari client menuju layanan yang benar.

Tugas utama ESB adalah sebagai berikut :

  1. Mengawasi dan mengatur routing pertukaran pesan antar layanan

  2. Memecahkan perselisihan antar komponen layanan

  3. Mengatur pengembangan dan versi layanan

  4. Menyusun penggunaan layanan-layanan yang redundant

  5. Melayani layanan komoditi yang digunakan secara umum, seperti penanganan dan penyusunan event, transformasi dan pemetaan data, antrian dan urutan pesan dan event, penanganan keamanan atau pengecualian, koversi protokol dan mewajibkan kualitas yang layak dari layanan komunikasi.

Business Process Execution Language

BPEL merupakan penyingkatan dari Web Service Business Process Execution Language (WS-BPEL), adalah sebuah bahasa executable standar OASIS untuk menspesifikasi action dalam proses bisnis dalam layanan web. Proses-proses dalam BPEL melakukan ekspor dan impor informasi dengan menggunakan antarmuka layanan web secara eksklusif.

Interaksi layanan web dapat dijelaskan dalam 2(dua) cara: Executable business process yang memodelkan tingkah laku aktual dari sebuah partisipan dalam interaksi bisnis, dan Abstract business process yaitu proses yang dispesifikasi secara parsial yang tidak dimaksudkan untuk dijalankan. Sebuah proses abstrak bisa saja menyembunyikan beberapa detail operasional dasar. Proses abstrak melayani peran deskriptif, dengan lebih dari satu kemungkinan digunakan, termasuk perilaku yang terlihat dan/atau template proses. Proses abstrak meliputi informasi tentang kapan menunggu pesan, kapan mengirim pesan, kapan mengulangi transaksi yang gagal, dll. WS-BPEL dimaksudkan untuk digunakan untuk memodelkan perilaku keduanya, yaitu Executable dan Abstract Processes.

WS-BPEL menyediakan sebuah bahasa untuk spesifikasi Executable dan Abstract proses bisnis. Dengan demikian, memperluas model interaksi layanan web dan memungkinkannya mendukung transaksi bisnis. WS-BPEL mendefinisikan model integrasi yang dapat saling berkomunikasi yang selanjutnya memfasilitasi perluasan integrasi proses terotomatisasi di dalam dan di antara bisnis-bisnis.
Ada 10 tujuan awal berkaitan BPEL :

  1. Mendefinisikan proses bisnis yang berinteraksi dengan entitas luar melali operasional layanan web yang didefinisikan dengan WSDL 1.1 dan mencatatkan diri mereka sebagai layanan web dengan WSDL 1.1. Interaksi yang terjadi secara abstrak dalam arti ketergantungan pada definisi portType (jenis port), bukan pada definisi port.

  2. Mendefinisikan proses bisnis menggunakan bahasa berdasar XML. Tidak mendefinisikan representasi grafis dari proses-proses atau menyediakan metodologi particular desain untuk proses-proses.

  3. Mendefinisikan serangkaian konsep orkestrasi layanan web yang akan digunakan oleh eksternal (abstract) dan internal (executable).

  4. Menyediakan aturan hirarkis dan grafis, dan memperbolehkan penggunaannya untuk digabung sebisa mungkin tanpa terlihat perbedaannya. Hal ini akan mengurangi fragmentasi jarak pemodelan proses.

  5. Menyediakan fungsi manipulasi data sederhana yang diperlukan untuk mendefinisikan data proses danaliran kontrol.

  6. Mendukung sebuah mekanisme identifikasi instance proses yang memungkinkan definisi identifier instance pada level pesan.

  7. Mendukung pembuatan dan penghentian instance proses secara implisit sebagai mekanisme daur hidup dasar. Daur hidup lanjut seperti “suspend” dan “resume” bisa ditambahkan dalam rilis mendatang untuk pengatur daur hidup lebih lanjut.

  8. Mendefinisikan sebuah model transaksi jangka panjang yang berdasarkan teknik yang telah teruji seperti aksi kompensasi dan pelingkupan untuk mendukung recovery kegagalan dari bagian proses bisnis jangka panjang.

  9. Menggunakan layanan web sebagai model untuk penguraian (dekomposisi) dan perakitan (assembly) proses.

  10. Dibangun sedapat mungkin sesuai standar layanan web secara modular dan dapat tersusun.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

Menurut Anhar dalam Esa Wijayanti (2014:32) [24], “PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source.” PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embeded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru up to date. Semua script dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf, yang diberi nama FI (form Interpreted) dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya, kode tersebut dirilis ke umum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer diseluruh dunia.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Yasin (2012:274) [25], “Basis Data (Database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat digunakan oleh suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut”.

Menurut Pramono (2011:34) [26], “Database adalah sarana untuk menyimpan dan mengorganisir informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan database adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam komputer secara sistematis.

Alur Hidup Basis Data

Menurut Rosa (2013:48) [6], tidak hanya perangkat lunak yang memiliki alur hidup, dalam membuat perencanaan basis data juga memiliki alur hidup atas Database Life Cycle (DBLC). Alur hidup basis data dapat dilihat pada gambar berikut :

Fase-fase DBLC antara lain :

  1. Analisis kebutuhan/requirement analysis

    Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap ini adalah :

    1. Didefinisikan dengan mewawancarai produsen dan pemakai data, data apa sajakah yang butuh untuk disimpan dan terkait dengan aplikasi komputer yang akan dikembangkan.

    2. Membuat kontrak spesifikasi basis data.

    3. Entity Relationship Diagram (ERD) sebagai bagian dari desain konseptual.

  2. Desain logik basis data/logical database design

    Pada tahap ini harus dibuat rancangan logik basis data. Biasanya pada tahap ini dibuat Conceptual Data Model (CDM).

  3. Desain fisik basis data/physical database design

    Pada tahap ini harus dibuat rancangan fisik basis data. Biasanya pada tahap ini dibuat Physical Data Model (PDM).

  4. Implementasi

    1. Membuat Query SQL.

    2. Aplikasi ke DBMS atau file.

Tahap Perancangan Database

Menurut Pramono (2011:56) [26], tahap-tahap perancangan database sebagai berikut :

  1. Mengumpulkan informasi.

  2. Mengenali objek.

  3. Membuat model objek.

  4. Mengenali jenis informasi masing-masing objek.

  5. Mengenali relasi di antara objek-objek.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Masria (2012:185) [27], MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (data base management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir diatas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah : David Axmark, Allan Larsson, dan Michael“Monty” Widenius.

Menurut Wahana Komputer (2011:15) [28], “MySQL merupakan salah satu perangkat lunak untuk sistem manajemen database SQL”. Sebagai aplikasi yang digunakan untuk membuat query dalam pembuatan database, table maupun manipulasi data”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan MySQL adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat database.

Kelebihan MySQL

Menurut Saputra dan kawan-kawan (2012:8), beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL adalah sebagai berikut :

  1. Bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.

  2. Menggunakan bahasa SQL (Structure Query Language), yang merupakan standar bahasa dunia dalam pengolahan data.

  3. Super performance dan realible, tidak bisa diragukan, pemrosesan database-nya sangat cepat dan stabil.

  4. Sangat mudah dipelajari (easy of use).

  5. Memiliki dukungan support (group) pengguna MySQL.

  6. Mampu lintas Platform, dapat berjalan di berbagai sistem operasi.

  7. Multiuser, dimana MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami konflik.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49) [8], “Website adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti teks gambar, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client shingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Konsep Dasar SIG (Sistem Informasi Geografis

Definisi SIG

Menurut Hanafi (2011) [29], "Definisi Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem untuk mendayagunakan dan menghasil gunakan pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non- spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun kebijaksanaan".

Komponen Utama Sistem Informasi Geografis (SIG)[30]

  1. Daya Manusia

    Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.

  2. Software

    Software merupakan sistem modul yang berfungsi untuk mengoperasikan sistem informasi geografis. Sebuah software SIG harus menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis, sistem manajemen basis data, tools yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi, Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tools geografi.

  3. Hardware

    Sistem informasi geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal ini disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa hardware yang sering digunakan dalam sistem informasi geografis adalah personal komputer, mouse, digitizer, printer, plotter dan scanner.

  4. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Proses Perencanaan

    Sistem informasi geografis sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti pertanian, lingkungan manajemen sumber daya alam, parawisata, geologi, perencanaan, dan lain sebagainya. keunggulan sistem informasi geografis sehingga digunakan pada bidang-bidang tersebut adalah karena kemampuannya mengintegrasikan antara data spasial dan data atribut sehingga dalam analisisnya mampu menghasilkan informasi yang kompleks.

  5. Data

    Hal yang merupakan komponen penting dalam sistem informasi geografis adalah data. Secara fundamental sistem informasi geografis bekerja dengan dua tipe data yaitu data vektor dan data raster. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan suatu kota, data distribusi lokasi pengambilan sampel, dan sebagainya. Data SIG dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi, sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.
    Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu kesatuan membentuk sistem yang terdiri dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya saja, akan tetapi harus tersedia data geografis yang benar dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.

Sub Sistem SIG

Suatu sistem informasi geografis menyediakan empat (4) perangkat kemampuan untuk menangani data tereferensi secara geografi dan dijelaskan dengan gambar seperti pada gambar 2.1 dibawah ini :

Konsep Dasar Pariwisata

Definisi Pariwisata

Menurut Suuji ga kataru ryokougyou dalam Ismayanti (2011:16) [31], dalam bahasa Jepang, pariwisata disebut dengan kankou. Dalam laporan statistik tahunan yang diterbitkan oleh Japan National Tourism Organization (JNTO), dituliskan definisi pariwisata sebagai berikut.

Kegiatan orang-orang yang mengadakan perjalanan ke suatu tempat di luar lingkungan hidup sehari-hari dan menetap dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun dengan tujuan yang bermacam-macam selain berbisnis.

Dalam pengertian lainnya, Prof. Kurt Morgenroth mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
Menurut Oka A. Yoeti dalam Ismayanti (2011:17)[31] mendefinisikan pariwisata sebagai berikut :

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Berdasarkan ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pariwisata merupakan sebuah perjalanan pergi ke luar daerah atau ke luar negeri yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan selain berbisnis dan menetap tidak lebih dari satu tahun merupakan kegiatan berwisata. Namun dalam buku Ismayanti, Oka A. Yoeti, berpendapat bahwa definisi di atas merupakan definisi pariwisata yang murni, dan dalam kepariwisataan modern ini dapat dikatakan bahwa semua perjalanan termasuk dalam definisi pariwisata, yang kemudian muncullah istilah business tourist. Business tourist adalah orang-orang yang melakukan perjalanan untuk keperluan dinas atau bisnis, tetapi setelah tujuannya semua selesai, sebagian waktunya digunakan untuk melakukan perjalanan wisata di tempat yang dikunjunginya.

Definisi Pariwisata secara lebih nyata disampaikan oleh Soekadijo R.G. dalam Ismayanti (2011) [31] menyatakan bahwa Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pariwisata tidak dapat terlepas dari kegiatan orang yang melakukan perjalanan tersebut, yang dalam istilah pariwisata dikenal dengan Wisatawan.

Pengertian Wisatawan

Secara umum orang mengartikan bahwa orang yang melakukan perjalann wisata disebut dengan wisatan. Seorang ahli kepariwisataan berkebangsaan Inggris yang bernama P.W. Ogilive di dalam buku yang ditulis oleh Ismayanti (2011) [31], melihat pariwisata dari segi bisnis sehingga ia memberikan definisi Wisatawan sebagai berikut.

Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut.
Definisi yang serupa pun dinyatakan oleh A.J Norwal dalam Ismayanti (2011) [31]. Ia memberikan definisi Wisatawan sebagai berikut :

Seorang wisatawan adalah seorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan yang dapat mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, uang mana telah diperolehnya bukan di negeri tersebut, tetapi di negeri lain.

Kedua definisi di atas menekankan pada adanya perputaran uang yang dikeluarkan wisatawan pada saat melakukan kegiatan pariwisata. Sehingga dapat diasumsikan secara umum bahwa wisatawan dipastikan akan mengeluarkan sejumlah uang saat berwisata baik itu untuk akomodasi, transportasi, biaya makan, dan lain-lain.

Definisi yang dinyatakan oleh A.J. Norwal lebih sempit batasannya dibandingkan dengan definisi yang diungkapkan oleh P.W. Ogilive. Norwal memfokuskan definisi wisatawan pada perpindahan orang dari satu negara ke negara lain, sedangkan Ogilive menekankan bahwa wisatawan hanya perlu ke suatu tempat yang bukan daerah tempat tinggalnya sehari-hari. Berkaitan dengan hal tersebut, perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat perjalanannya.
Karyono mengklasifikasikannya menjadi 6 (enam) bagian, yaitu :

  1. Foreign Tourist (Wisatawan Mancanegara)

  2. Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan Negara di mana ia biasa tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.

  3. Domestic Foreign Tourist

    Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf keduataan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan kegiatan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).

  4. Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)

    Seorang warga Negara suatu Negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disebut dengan Wisnus.

  5. Indigenous Foreign Tourist

    Warga Negara suatu Negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri, pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya, warga Negara Perancis yang bertugas sebagai konsultan di perusahaan asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.

  6. Transit Tourist

    Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

  7. Business Tourist

    Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama telah selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan.

Pada skripsi ini akan sering dijumpai istilah Wisatawan Indonesia. Wisatawan Indonesia adalah wisatawan yang berkebangsaan Indonesia. Wisatawan Indonesia dalam skripsi ini tidak diklasifikasikan ke dalam 6 (enam) kategori berdasarkan sifat perjalanannya menurut Karyono di atas.

Pengertian Destinasi Pariwisata

Ketika melakukan perjalanan, pasti terdapat daerah yang dituju. Daerah inilah yang disebut dengan Daerah Tujuan Wisata. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Daerah Tujuan Wisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Menurut Prof. Mariotti, daerah tujuan wisata harus memiliki hal menarik yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan. Destinasi Pariwisata harus memeuhi tiga syarat, yaitu :

  1. Harus memiliki something to see, yaitu di tempat tersebut harus ada obyek dan atraksi wisata khusus, yang berbeda dengan apa yang dimiliki daerah lain untuk dilihat.

  2. Harus menyediakan something to do, yaitu di tempat tersebut harus disediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rekreasi yang dapat membuat betah wisatawan.

  3. Harus menyediakan something to buy, yaitu di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama oleh-oleh dan barang kerajinan khas yang dapat dibawa pulang ke tempat asal oleh wisatawan.

Prof. Moratti juga berpendapat bahwa terdapat tiga hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Ketiga hal tersebut adalah benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (contoh : pemandangan, iklim, flora, dan fauna), benda-benda hasil ciptaan manusia (contoh : monumen dan museum), dan tata cara hidup masyarakat setempat. Ketiga hal inilah yang dimaksud dengan obyek dan atraksi wisata.

Pada dasarnya seseorang atau yang disebut wisatawan memiliki kriteria khusus dalam memilih daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya, baik yang berdasarkan pada minat hobinya maupun tujuan perjalanannya. Pemilihan daerah tujuan wisata secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal yaitu :

  1. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

  2. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

  3. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.

  4. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

  5. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

  6. Wisata Politik, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik.

  7. Wisata Konvensi, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk menghadiri konvensi, konferensi, musyawarah atau pertemuan yang bersifat nasional mapun internasional.

  8. Wisata Sosial, yaitu pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar, dan sebagainya.

  9. Wisata Pertanian, yaitu perjalanan yang diorganisasikan oleh proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan sehingga wisatawan dapat melakukan kunjungan dan peninjauan dengan tujuan studi.

  10. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau laut.

  11. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

  12. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

  13. Wisata Buru, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk berburu ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan sebagai tempat berburu oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

  14. Wisata Pilgrim, yaitu perjalanan ziarah ke tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan dengan niat memperoleh restu, kekuatan batin, dan keteguhan iman.

  15. Wisata Petualangan, yaitu perjalanan ke daerah atau hutan belantara yang belum pernah dijelajahi.

Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Nugroho (2011:119) [32], “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkontruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis”.

Menurut Rosa (2013:133) [6], “Unified Modeling Languae (UML) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi, requirement, membuat analisi & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Unified Modeling Language (UML) adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemogramam untuk memvisualisasikandan mendokumentasikan bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak suatu sistem.

Tujuan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012:268) [25], tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Tipe-Tipe Diagram UML

Menurut Yasin (2012:268) [25], UML terdiri dari banyak diagram, yaitu :

  1. Use Case Diagram

    Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.

    1. Aktor

      Aktor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan sistem. Aktor bias didefinisikan sebagai berikut:

      1. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem.

      2. Aktor hanya menerima informasi dari sistem.

      3. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.

    2. Use Case

      Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem.

      1. Use Case Relationship

        Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara aktor dan use case disebut dengan communicate association.

      2. Association/Directed Association

        Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen.

      3. Generalization/Pewarisan

        Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

  2. Activity Diagram

    Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

    1. Activity

      Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari aliran pekerjaan.

    2. Transition

      Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity.

    3. Decision

      Notasi yang menandakan control cabang aliran berdasarkan decision point.

    4. Sychromization Bar

      Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

  3. Sequence Diagram

    Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.
    Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu :

    1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.

    2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.

  4. Class Diagram

    Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek.Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol – 04 NO.3 (2011:302) [33], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.


      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67) [33], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk :

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries).
    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan.

  3. Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  4. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.
    Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75) [33], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68) [33], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni : masalah cakupan (scope), masalahan pemahaman, dan masalah perubahan.

  1. Masalah ruang lingkup

    Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

  2. Masalah pemahaman

    Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

  3. Masalah perubahan

    Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

White Box

Pengertian White Box

White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.

Pengujian White Box

  1. Untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak secara internal.

  2. Untuk menjamin operasi-operasi internal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang.

Pelaksanaan Pengujian White Box

  1. Menjamin seluruh independent path dieksekusi paling sedikit satu kali. Independent path adalah jalur dalam program yang menunjukkan paling sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru.

  2. Menjalani logical decision pada sisi dan false.

  3. Mengeksekusi pengulangan (looping) dalam batas-batas yang ditentukan.

  4. Menguji struktur data internal.
    Berdasarkan konsep pengujian White box (structural) testing/glass box testing : memeriksa kalkulasi internal path untuk mengidentifikasi kesalahan.

Langkah-Langkah White Box

  1. Mendefinisikan semua alur logika

  2. Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian

  3. Melakukan pengujian

Kelebihan White Box Testing

  1. Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.

  2. Ketidaksesuaian asumsi. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.

  3. Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.

Kelemahan White Box Testing

  1. Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.

Literature Review

Definisi Literature Review

Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi untuk kedepannya. Literature Review berfungsi untuk memperoleh informasi melalui referensi-refernsi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan melaui study pustaka maupun melalui media internet.

  1. Manfaat Literature Review

  2. Meningkatkan pemahaman mengenai penelitian yang sedang dilakukan.

  3. Memberikan pengaruh signifikan pada penelitian yang dilakukan dengan adanya perbandingan dengan penelitian lain.

  4. Menambah kompetensi dengan subjek yang terkait.

  5. Tujuan Literature Review

  6. Membentuk kerangka teoritis mengenai suatu bidang penelitian

  7. Menjelaskan kata kunci, definisi dan terminologi.

  8. Menentukan studi, model dan studi kasus dan lain-lain yang mendukung topik.

  9. Menentukan lingkup penelitian topik penelitian

Berikut beberapa penelitian yang memiliki korelasi dengan penelitian yang sedang dibuat antara lain :

  1. Penulisan yang dilakukan oleh Irvan Arifin (2011) [34], Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dengan judul Implementasi Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Aplikasi E-Tourism atau travel and tour agent online di Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai Implementasi Service Oriented Architecture menggunakan Web Service yang menyediakan layanan guna melayani user berupa informasi jadwal penerbangan, jadwal kereta api, informasi kamar serta dapat melakukan pemesanan tiket pesawat dan kamar hotel pada aplikasi e-tourism. Sistem yang dibuat merupakan antara aplikasi Server dengan aplikasi Client dalam pertukaran data yang mengakses semua layanan yang diberikan web service. Untuk perancangan dan pembangunan aplikasi client menggunakan metode pendekatan fungsional. Sedangkan pemodelan integrasi datanya digambarkan dengan BPMN (Bisnis Proses Modelling Notation).

  2. Penulisan yang dilakukan oleh Ghoffar Setiawan (2007) [35], Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, dengan judul Penerapan Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Sistem Informasi Akademik. Penelitian ini adalah menerapkan konsep Service Oriented Architecture pada pengembangan sistem informasi akademik sehingga memiliki interoperability lintas platform dan mampu berkomunikasi dengan unit lain dengan menyediakan service yang dapat diakses oleh aplikasi lain. Publikasi service dilakukan pada Universal Description Discovery and Integration server yang menyimpan informasi alamat untuk proses service binding. Strategi tertentu perlu digunakan untuk mengembalikan data dalam web service tergantung pada data yang dikembalikan. Pembuatan web service harus memastikan SOAP dapat dibentuk dari objek yang menjadi nilai kembalian bagi web service client. Pada penelitian ini, penggunaan array suatu tipe data struktur digunakan untuk mengganti objek yang tidak dapat dikonversi menjadi SOAP.

  3. Penulisan yang dilakukan oleh Riski Jumadi (2011) [36], Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dengan judul Penerapan XML Web Service Menggunakan SOAP (Simple Object Access Protocol) Pada Situs Web Periklanan. Penelitian pada tugas akhir ini dirancang bangun sebuah aplikasi periklanan berbasis web dengan XML Web Service menggunakan SOAP (Simple Object Access Protocol) dimana iklan ditayangkan pada sebuah jaringan web/blog milik publisher, sehingga iklan akan ditampilkan lebih dari satu situs web.
    Hasil implementasi dari rancang bangun aplikasi ini adalah iklan yang dipasang oleh advertiser berhasil ditayangkan pada jaringan web/blog milik publisher sesuai dengan kategori iklan yang ditentukan. Proses pertukaran data melalui SOAP Message berhasil dilakukan antara aplikasi dengan web/blog publisher.

  4. Penulisan yang dilakukan oleh Iwan Iskandar (2014) [37], Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan judul Analisa Service Oriented Architecture (SOA) Menggunakan Web Service Untuk Penjadwalan Muballigh Pada IKMI dan DDI. Pada analisa ini dihasilkan beberapa Service penting untuk mengatur dan melakukan integrasi dari beberapa sistem yang ada. Arsitektur sistem dihasilkan sebagai proyeksi sistem dalam menjalankan Service-Service yang telah dibuah dan dapat dikembangkan pada aplikasi yang lain. Pengiriman informasi pada aplikasi yang berbeda dengan memanfaatkan web Service menjadi solusi yang baik dari kendala yang dihadapi oleh pengurus IKMI selama ini.

  5. Penulisan yang dilakukan oleh Ridho Hilmawan (2014) [38], Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan judul Implementasi Service Oriented Architecture Menggunakan Teknologi Web Service Untuk Aplikasi Pendataan PDTA Se-Kota Pekanbaru. Pada penenlitian ini diimplementasikan metode Service Oriented Architecture (SOA) menggunakan teknologi web service untuk menerapkan suatu sistem yang berbasiskan integrasi data.

  6. Penulisan yang dilakukan oleh Ari Tunggul Sri Christanto (2015) [39], Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Kantor Sistem Informasi, dengan judul Penerapan Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Aplikasi Perpustakaan Berbasis Android. Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah salah satu unit pendukung dalam kegiatan akademis. Saat ini perpustakaan telah menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan layanan kepada pengguna dan meningkatkan efektifitas proses bisnisnya, termasuk dalam hal menangani masalah sirkulasi buku. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan penggunaan Service Oriented Architecture, yaitu mengintegrasikan web service pada android. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi berbasis android yang menerapkan Service Oriented Architecture menggunakan web service untuk mengintegrasikan sistem informasi akademik, sistem informasi perpustakaan dan sistem informasi kepegawaian, sehingga pertukaran data dan informasi dapat semakin mudah dan cepat.
    Berdasarkan 6 literature review di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti mengembangkan penelitian sebelumnya dari literature review dengan menggunakan metodologi yang sama seperti beberapa literature review diatas.

BAB III

ANALISIS SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat

Dinas Kominfo adalah suatu Lembaga Instansi Pemerintahan yang membidangi pengolahan data informasi dan komunikasi yang dibutuhkan oleh Pemerintahan Kota Tangerang. Adapun lembaga tersebut terletak di Gedung Pusat Pemerintahan Lt.4 yang beralamatkan di Jl.Satria Sudirman Kota Tangerang. Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, serta terdapat satu sekretariat dan tiga bidang. Diantaranya, bidang pengolahan data dan desiminasi informasi, bidang pos dan telekomunikasi dan bidang telematika. Lembaga inidibentuk pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Nomor 28 tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Informasi dan Komunikasi.

Dinas Kominfo mempunyai visi dan misi yaitu “Pelopor Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Yang Maju Dalam Tata Laksana Pemerintahan dan Komunikasi Publik yang Baik” Penjabaran atas makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pelopor Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang Maju, maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu menjadi institusi yang mempelopori penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang maju di lingkungan Pemerintah Daerah kota Tangerang.

  2. Tata Laksana Pemerintahan; maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu memfasilitasi terselenggaranya kegiatan administrasi yang efektif dan efisien melalui penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas administrasi pemerintah daerah dan mampu menjadi institusi yang dapat membuat jejaring koordinasi lintas dinas dalam lingkup Pemerintah Daerah Kota Tangerang menjadi lebih baik, optimal dan mudah, melalui penerapan sistem koordinasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

  3. Komunikasi Publik yang Baik, maksudnya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika mampu menjadi institusi yang dapat memfasilitasi komunikasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat. Menginformasikan dan mensosialisasikan berbagai aktivitas pemerintah berikut kebijakan dan programnya, sekaligus menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat terkait dengan kebutuhan pelayanan dari Pemerintah Daerah Kota Tangerang.

Struktur Organisasi

Tugas Dan Tanggung Jawab

  1. Kepala Dinas

    Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas dalam penyelenggaraan urusan Daerah yang berkenaan dengan komunikasi dan informatika.

  2. Sekretariat

  3. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijaksaaan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perencanaan.

  4. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

    Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umun dan administrasi kepegawaian.

  5. Sub Bagian Keuangan

    Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat dibidang administrasi keuangan.

  6. Sub Bagian Perencanaan

    Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan.

  7. Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi

    Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkuup pengolahan data, penyebarluasan informasi dan promosi Daerah, pengendali opini publi, serta pembinaan multi media dan lembaga informasi.

  8. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

    Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi yang berkenaan dengan peliputan, pendokumentasian, pengolahan data dan penyiapan informasi bagi masyarakat mengenai kegiatan dan hasil penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Daerah serta pengendalian opini publik.

  9. Seksi Pengembangan Multi Media

    Seksi Pengembangan Multi Media dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi yang berkenaan dengan pembinaan dan penyebarluasan informasi melalui multimedia serta promosi Daerah melalui media telivisi dan radio.

  10. Seksi Pengembangan Lembaga Informasi

    Seksi Pengembangan Lembaga Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi yang berkenaan dengan pembinaan pers, percetakan dan kelompok komunikasi; penyebarluasan informasi melalui media cetak, media tradisional dan media tatap muka; serta promosi Daerah melalui media cetak.

  11. Bidang Pos Dan Telekomunikasi

    Bidang Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembangunan, pengadaan, pemeliharaan, perbaikan prasarana dan sarana, serta layanan teknis persandian dan telekomunikasi yang di lingkungan Pemerintahan Daerah; pengendalian penggunaan frekuensi radio; serta perijinan di bidang pos dan telekomunikasi.

  12. Seksi Pos Dan Pengendalian Frekuensi Radio

    Seksi Pos dan Pengendalian Frekuensi Radio dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi yang berkenaan dengan pembinaan serta pengendalian di bidang pos dan pengguna frekuensi radio.

  13. Seksi Sandi dan Telekomunikasi

    Seksi Sandi dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi yang berkenaan dengan pembangunan, pengadaan dan pengembangan sistem persandia (sissan) untuk jaring persadian, peralatan sandi (palsan) dan jaringan telekomunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta peijinan di bidang Telekomunikasi.

  14. Seksi Layanan Teknis Telekomunikasi

    Seksi Layanan Teknis Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi yang berkenaan dengan layanan, pemeliharaan serta perbaikan prasarana dan sarana persandian dan telekomunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

  15. Bidang Telematika

    Bidang Telematika dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pembangunan, pengembangan, pengelolaan serta pemberdayaan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dan Website Kota Tangerang.

  16. Seksi Pemberdayaan Telematika

    Seksi Pemberdayaan Telematika dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Telematika yang berkenaan dengan sosialisasi serta pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi dalam rangka optimalisasi penerapan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Daerah.

  17. Seksi E-Government

    Seksi E-Government dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Telematika yang berkenaan dengan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah serta pengelolaan Bank Data dan Website Kota Tangerang.

  18. Seksi Sarana Dan Prasarana Telematika

    Seksi Sarana Dan Prasarana Telematika dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Telematika yang berkenaan dengan pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana telematika serta pembinaan Pranata Komputer dan Operator Komputer di lingkungan Pemerintahan Daerah.

Tata Laksana Sistem Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian yang di luncurkan baru-baru ini pada pemerintahan Kota Tangerang bernama Visit Tangerang. Aplikasi Visit Tangerang yang berisi informasi tempat-tempat yang menarik untuk di kunjungi yang ada di sekitar kota Tangerang. Di visittangerang.com juga akan di suguhkan lokasi-lokasi yang menarik di antara nya objek wisata, kuliner, hotel, dan taman yang berada di Tangerang.

Rancangan Sistem Yang Berjalan

Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case memperesentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan system.

Proses berikut menjelaskan proses yang terkait dengan aktor dan sistemnya. Interaksi tersebut dapat digambarkan dengan use case diagram. Berikut ini adalah use case diagram untuk sistem yang berjalan :

  1. Identifikasi Aktor

    Aktor berperan dalam menjalankan sistem dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  2. Deskripsi Use Case Diagram Aplikasi Pariwisata

    Menggambarkan atau menjelaskan bagaimana fungsi Use Case ini bekerja dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

Activity Diagram

  1. Activity Diagram Pencarian (User)

    Activity Diagram menggambarkan suatu aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar pariwisata.

    Gambar activity diagram Pencarian diatas menjelaskan tentang aktivitas yang terjadi pada website pariwisata yang dilakukan oleh pengguna. Dimulai dari pengguna memilih menu pencarian dan menginputkan nama wisata yang diinginkan kemudian sistem akan menampilkan wisata berdasarkan hasil pencarian. Setelah hasil ditampilkan pengguna mengklik dan sistem akan menampilkan informasi objek wisata berdasarkan hasil pencarian.

  2. Activity Diagram Melihat Kategori Pariwisata (User)

    Gambar activity diagram melihat kategori pariwisata diatas menjelaskan tentang aktivitas yang terjadi pada website pariwisata yang dilakukan oleh pengguna. Dimulai dari pengguna membuka halaman website kemudian sistem menampilkan halaman website dan pengguna mengklik menu pariwisata dan sistem menampilkan menu pariwisata. Pengguna mengklik pariwisata yang diinginkan kemudian sistem menampilkan informasi pariwisata.

  3. Activity Diagram Mengolah Data Pariwisata (Admin)

    Gambar activity diagram Mengolah data Objek Wisata diatas menjelaskan tentang aktivitas yang terjadi pada aplikasi server pariwisata yang dilakukan oleh admin. Dimulai dari admin menginputkan username dan password pada aplikasi server kemudian sistem memvalidasi username dan password. Jika username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan halaman login. Jika username dan password sesuai maka sistem menampilkan halaman web. Kemudian admin memilih link pengolahan data dan sistem menampilkan halaman link pengolahan data dan admin melakukan pengolahan data dan sistem melakukan proses yang diinginkan admin.

Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan alur kerja dari fungsi-fungsi dalam sistem dengan use-case dimana didalamnya terdapat actor dimana diagram ini sangat memperhatikan waktu atau terurut berdasarkan kejadian. Berikut sequence diagram dari sistem Aplikasi visit Tangerang.

  1. Sequence Diagram Mengolah Data Pariwisata

  2. Sequence Diagram Pariwisata

  3. Sequence Diagram Pencarian

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Di dalam membuat analisa program untuk penulisan laporan Skripsi, penulis menggunakan komputer dengan konfigurasi sebagai berikut :

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel Pentium Dual Core

  2. Monitor : LG 17 Inci

  3. Harddisk : 500 GB

  4. RAM : 2 GB

  5. Keyboard : Logitech USB

  6. Mouse : Logitech USB

  7. Camera : Action Cam

Spesifikasi Software

  1. XAMPP

  2. Dreamweaver

  3. Microsoft Windows 7 Ultimate

Hak Akses (Brainware)

  1. Admin

  2. Masyarakat

Permasalahan Yang Dihadapi Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan masalah yang dihadapi adalah bahwa sistem yang berjalan saat ini masih kurang dalam pengembangan sistemnya yang masih belum memiliki sistem keamanan. Selain itu web visit juga membutuhkan sistem dalam pertukaran data antar database server dan client. Dalam pengintegrasiannya sekarang ini menyebabkan aplikasi web visit menjadi kurang cepat dalam service yang dilakukan oleh client dikarenakan masih banyak fungsi-fungsi yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan suatu sistem baru.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati beberapa masalah yang terjadi didalam sistem yang berjalan, penulis mempunyai pemecahan masalah yang dihadapi sistem berjalan nya yaitu untuk merancang dan membangun suatu sistem web service yang akan digunakan pada aplikasi web visit. Maka perlu melakukan pengembangan dengan mengimplementasikan Service Oriented Architecture menggunakan layanan web service pada web visit di dinas kominfo dengan NuSOAP PHP. Dengan tujuan agar web visit memiliki keamanan yang lebih karna format yang dikirimkan kepada client berekstensi XML yang dapat diakses oleh semua bahasa pemrograman dan juga tidak terpengaruh oleh operasi sistem apapun.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian ketua Dinas Kominfo. Berikut dilampirkan Tabel Elisitasi Tahap 1 :

Elisistasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Keterangan :M = Mandatory ( Yang diinginkan )

D = Desirable ( Diperlukan )

I = Inessential ( Yang tidak mutlak diinginkan )

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut :

Keterangan

T = Technical
O = Operational
E = Economic

L = Low
M = Middle
H = High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap–tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi.

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah mengadakan penelitian dan analisa sistem yang berjalan maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa ulasan prosedur baru, yang bertujuan menyediakan layanan bagi aplikasi client dan menyempurnakan sistem yang ada sekarang. Prosedur yang diusulkan yaitu membangun sistem Interface dengan layanan web service berdasarkan pada prinsip-prinsip Service Oriented Architecture (SOA). Langkah berikutnya adalah implementasi atau desain sistem usulan yang bertujuan untukmengembangkan suatu aplikasi visit Tangerang serta memberikan gambaran yang jelas tentang proses desain sistem dari awal hingga akhir, penelitian sistem usulan ini menggunakan program Visual Paradigm for UML 6.4 untuk menggambarkan Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram, dan Activity Diagram. Adapun diagram-diagram usulan yang saya gambarkan dalam program Visual Paradigm for UML 6.4 adalah sebagai berikut.

Prosedur Sistem Usulan

Admin

  1. Melakukan login

  2. Menampilkan halaman admin

  3. Mengelola Web Service

User

  1. Membuka halaman utama pada website visit Tangerang

  2. Menampilkan kategori pariwisata

  3. Menampilkan informasi dari setiap pariwisata

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Use Case Diagram

Use Case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari seluruh sistem yang dibangun. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana.

Berdasarkan gambar 4.1 Use Case Diagram sistem yang diusulkan terdapat :

  1. Satu sistem yang mencakup kegiatan sistem

  2. Terdapat 2 actor yang melakukan kegiatan di dalam sistem, yaitu admin dan user.

  3. Ada 9 Use case yang dilakukan oleh actor yaitu sebagai berikut :

    1. Admin : mengolah data pariwisata

    2. User : Melihat informasi pariwisata, melihat peta, melihat kolom pencarian, dan melihat informasi aplikasi.

  4. Terdapat 3 include sebagai kategori yaitu, hotel, kuliner, dan objek wisata.

  5. Terdapat 1 extend yaitu rute, menampilkan informasi posisi keberadaan user menuju lokasi pariwisata.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Activity Diagram

Activity Diagram dapat menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang.

Activity Diagram Mengolah Data Pariwisata (Admin)

Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram Mengolah Data Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 15 action, aktivitas Admin untuk memanipulasi dan melihat data.

  3. 1 Decision Node, sebagai pesan pemberitahuan Username dan Password valid atau tidak.

  4. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Activity Diagram Melihat Informasi Pariwisata (User)

Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram Melihat Informasi Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 10 Action, aktivitas User untuk menampilkan informasi detail pariwisata.

  3. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Activity Diagram Melihat Rute (User)

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram Melihat Rute yang diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 8 Action, aktivitas User untuk menampilkan informasi posisi keberadaan user menuju lokasi pariwisata.

  3. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Activity Diagram Melihat Kolom Pencarian Pariwisata(User)

Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram Melihat Kolom Pencarian Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 8 Action, aktivitas user untuk menampilkan informasi pariwisata berdasarkan inputan.

  3. 1 Decision Node, sebagai pesan pemberitahuan inputan ditemukan atau tidak ditemukan.

  4. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Activity Diagram Peta Pariwisata (User)

Berdasarkan gambar 4.6 Activity Diagram Peta Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 6 Action, aktivitas user untuk menampilkan peta beserta simbol pariwisata.

  3. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Activity Diagram Melihat Informasi Aplikasi (User)

Berdasarkan gambar 4.7 Activity Diagram Melihat Informasi Aplikasi yang diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.

  2. 4 Action, aktivitas user untuk menampilkan informasi apikasi pariwisata.

  3. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan alur kerja dari fungsi-fungsi dalam sistem dengan use-case dimana didalamnya terdapat actor dimana diagram ini sangat memperhatikan waktu atau tuerurut berdasarkan kejadian. Berikut sequence diagram dari sistem yang diusulkan.

Sequence Diagram Mengolah Data Pariwisata

Berdasarkan gambar 4.8 Sequence Diagram Mengolah Data Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. 4 Life Line yang berinteraksi.

  2. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu User.

  3. 32 message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Sequence Diagram Pariwisata

Berdasarkan gambar 4.9 Sequence Diagram Pariwisata yang diusulkan terdapat :

  1. 4 Life Line yang berinteraksi.

  2. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu User.

  3. 18 message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Sequence Diagram Pencarian

Berdasarkan gambar 4.10 Sequence Diagram Pencarian yang diusulkan terdapat :

  1. 3 Life Line yang berinteraksi.

  2. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu User.

  3. 8 message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Sequence Diagram Peta

Berdasarkan gambar 4.11 Sequence Diagram Peta yang diusulkan terdapat :

  1. 3 Life Line yang berinteraksi.

  2. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu User.

  3. 7 message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Rancangan Sistem State Machine Diagram Yang Diusulkan

State Machine Diagram Yang Diusulkan Admin

State Diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state yang lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima.

Bedasarkan Gambar 4.12 State Machine Diagram Admin Yang Diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Pseudo State, sebagai awal objek.

  2. 25 State, nilai atribut dan nilai link pada suatu waktu tertentu, yang dimiliki oleh suatu objek tersebut.

  3. 1 Final State, objek yang di akhiri.

State Machine Diagram Yang Diusulkan User (Pengunjung)

State Machine Diagram User yang diusulkan yaitu sebagai berikut :

Bedasarkan Gambar 4.12 State Machine Diagram Admin Yang Diusulkan terdapat :

  1. 1 Initial Pseudo State, sebagai awal objek.

  2. 5 State, nilai atribut dan nilai link pada suatu waktu tertentu, yang dimiliki oleh suatu objek tersebut.

  3. 1 Final State, objek yang di akhiri.

Rancangan Sistem Class Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram Yang Diusulkan

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstalisasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari perkembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan suatu objek, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Pada rancangan struktur basis data ini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang akan digunakan :

  1. Tabel admin

    1. Nama File : admin

    2. Media : Hardisk

    3. Primary Key : kode_admin

    4. Panjang Record : 173

  1. Tabel statistikp

    1. Nama File : Statistik

    2. Media : Hardisk

    3. Primary Key : id

    4. Panjang Record : 66

  1. Tabel comment>

    1. Nama File : tb_comment

    2. Media : Hardisk

    3. Primary Key : kode_comment

    4. Panjang Record : 340

  1. Tabel event>

    1. Nama File : tb_event

    2. Media : Hardisk

    3. Primary Key : kode_event

    4. Panjang Record : 180

  1. Tabel objekwisata>

    1. Nama File : tb_objekwisata

    2. Media : Hardisk

    3. Primary Key : kode_objekwisata

    4. Panjang Record : 640

Rancangan Sistem

Desain Halaman Utama

Desain Halaman Login

Desain Halaman Web Service Admin

Desain Halaman Web Service Objekwisata

Desain Halaman Web Service Event

Desain Halaman Web Service Comment

Implementasi Sistem

Implementasi Halaman Utama

Implementasi Halaman Login

Implementasi Halaman NuSOAP Admin

Implementasi Halaman NuSOAP Objekwisata

Implementasi Halaman NuSOAP Event

Implementasi Halaman NuSOAP Comment

Pengujian Sistem

Rencana Pengujian

Rencana pengujian yang akan dilakukan pada perangkat lunak pencarian objekwisata di Kota Tangerang ini dapat dilihat sebagai berikut :

Pengujian White Box

Pengujian white box bertujuan untuk mengetahui kinerja logika yang dibuat pada sebuah perangkat lunak apakah dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian ini akan digunakan pada pencarian objekwisata, untuk mengukur kinerja logika berdasarkan sifat Service Oriented Architecture (SOA) yang telah dibuat pada tahap analisis.

Pengujian white box dilakukan berdasarkan beberapa tahap yaitu :

  1. Mengubah Service Oriented Architecture menjadi Unified Modeling Language.

  2. Mengubah Unified Modeling Language menjadi web service berbasis NuSOAP PHP dan web client.

  3. Tahap pengujian dilakukan dengan cara pertukaran data antara web service dengan web client sebagai tampilan website.

Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Implementasi sistem yang penulis usulkan mencakup :

Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem satu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada desain sistem yang diusulkan adalah :

  1. Processor : AMD A8-6410 APU with AMD Radeon R5 Graphics (4CPUs), ~2.0GHz

  2. Monitor : LCD 14"

  3. cMouse : Logitech

  4. RAM : 8 GB

  5. Printer : Canon MP 230 Series

  6. Harddisk : SATA 500 GB

  7. Kabel UTP

  8. Konektor RJ-45

Perangkat Lunak

  1. Windows 10 Pro

  2. XAMPP

  3. Bahasa Pemrograman PHP 5

  4. Dreamweaver CS6

  5. MySQL sebagai DBMS untuk database

  6. NuSOAP untuk membuat Web Services

  7. Visual Paradigm 6.4

Brainware

  1. Administrator (Admin)

    Admin sudah semestinya mengerti dengan sistem yang dibuat oleh penulis, minimal user ini mengenal dasar-dasar dari penggunaan sistem ini. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang luas sebagai admin dan dalam sistem ini yang bertindak sebagai admin adalah penulis.

  2. User

    Client atau pengguna internet

Schedule Implementasi

Rencana implementasi sistem merupakan dasar bagi pengawasan dan penerapan sistem karena rencana implementasi adalah suatu rencana kerja yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses penerapan sistem.

Rencana implementasi yang diusulkan ini mempunyai kegiatan dan selang waktu pelaksanaan kegiatan tersebut serta urutan pelaksanaannya, antara lain.

  1. Pembuatan sistem

    Melakukan penulisan kode sistem/script untuk dijalankan pada web server.

  2. Penginstalan software pendukung.

  3. Test sistem

    Dilakukan guna mencari kesalahan-kesalahan apa saja yang terjadi.

  4. Evaluasi sistem

    Dilakukan guna mengontrol sistem dan perubahan-perubahan yang terjadi.

  5. Perbaikan sistem

    Hal ini dilakukan apabila terjadi bug pada sistem yang dibuat.

  6. Implementasi sistem

    Kegiatan ini dilakukan setelah diketahui kelayakan dari sistem yang telah dibuat sesudah tidak ada lagi kesalahan dan kekurangan.

  7. Pelatihan admin

    Hal ini dilakukan untuk memahami prosedur dan alur kerja sistem yang baru.

  8. Dokumentasi

    Dokumentasi diperlukan agar suatu saat terjadi kesalahan dapat diketahui secepatnya.

Rancangan Biaya

Untuk dapat melaksanakan perancangan sistem web service dengan baik sesuai rencana kerja yang disusun maka perkiraan besarnya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang WEBGIS Pariwisata di Dinas Kominfo Kota Tangerang yang membutuhkan sistem teknologi web service sebagai jembatan antar aplikasi client dalam pertukaran datanya maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Perancangan aplikasi WEBGIS pariwisata dimulai dari pembuatan diagram UML yang terdiri dari 4 buah diagram yaitu usecase diagram, sequence diagram, activity diagram dan class diagram sebagai awal rancangan sistem yang akan dibuat, selanjutnya dibuatlah sistem dengan bahasa pemrograman PHP sesuai dengan desain prototype yang ada. XAMPP sebagai pendukung aplikasi yang digunakan sebagai web server dan juga menggunakan MySql sebagai database yang bisa menampung data lebih banyak dan menggunakan Dreamweaver CS6 sebagai tools editor.

  2. Web Service dibangun dengan konsep soa yang bertujuan untuk memudahkan dalam pertukaran data antar client dan server yang berekstensi XML.

  3. Dengan penggunaan SOA dan Web Service pada Aplikasi WEBGIS ini akan mempermudah dalam pertukaran data yang juga servicenya. WEBGIS sudah memberikan informasi yang fleksibel dimana alamat lokasi seperti hotel, tempat kuliner dan taman sudah memberikan jalan mana saja yang harus dilalui menuju hotel, tempat kuliner dan taman.

Saran

Setelah menganalisa dan mempelajari permasalahan pemetaan lokasi pariwisata Kota Tangerang seperti yang dibahas sebelumnya, maka penulis memberikan saran atau usulan sebagai berikut :

  1. Dalam melakukan analisa dan perancangan menggunakan prinsip-prinsip Service Oriented Architecture agar benar-benar memperhatikan proses bisnis yang ada supaya dihasilkan service yang dapat benar-benar independent atau tingkat kebergantungan antar service sangat kecil.

  2. Service yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dikembangan dengan perancangan SOA tahap lanjut untuk menghasilkan enkapsulasi service yang memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta : PT . Rineka Cipta.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  3. McLeod Bukunya Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi” Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
  5. 5,0 5,1 5,2 Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
  6. 6,0 6,1 6,2 Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  7. Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  8. 8,0 8,1 Murad, Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  9. Erl, T. 2015. Service Oriented Achitecture : Concept, Technology, and Design. Indiana : Prentice Hall PTR.
  10. Kapojos, Wowor, & Rumagit. (2012). Implementasi Service Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik.
  11. Wijaya, T. (2011). Penerapan Service Oriented Architecture dalam Pengembangan Sistem Informasi Medis Klinik Dokter Gigi XYZ.
  12. Absari, T. D., & Setyawan, H. S. (2012). Analisis dan Perancangan Penerapan Service Oriented Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial. Jurnal ELTEK, 10(2).
  13. Aradea, Shofa, N. R., & Kurnia, B. B. (2013). Penerapan Service Oriented Architecture untuk Pembangunan Web Based Learning. Jurnal Penelitian Statistika, 9(2).
  14. Bhuvaneswari, N.S., & Sujatha, S. 2011. Integrating SOA and Web Services. Denmark : River Publishers.
  15. Dospinescu, O., & Perca, M. 2013. Web Services in Mobile Applications. Informatica Economica, 17(2) : 17-26.
  16. 16,0 16,1 Perdede, dkk, 2013 : e-journal.uajy.ac.id/6550/3/MTF201919.pdf
  17. Hartono, dkk, 2012 : e-journal.uajy.ac.id/6550/3/MTF201919.pdf
  18. Ghifari dan karya, 2011 : e-journal.uajy.ac.id/6550/3/MTF201919.pdf
  19. Marthasari, 2010 : e-journal.uajy.ac.id/6550/3/MTF201919.pdf
  20. Definisi XML (Extensible Markup Language) : http://porsot.org/pengertian-dan-kegunaan-xml-extensible-markup-language/ : diakses 09 September 2014.
  21. Definisi SOAP (Simple Object Access Protocol) : http://fitri-belajarberbagi.blogspot.co.id/2011/10/simple-object-access-protocol-soap.html : diakses 29 Oktober 2011.
  22. Definisi WSDL (Web Services Description Language) : http://blog.dede-gunawan.web.id/2015/02/mengenal-wsdl-dan-strukturnya-dalam-web.html : diakses 02 Februari 2015.
  23. Definisi UDDI (Universal Description, Discovery and Integration) : ttp://pusdiklat.bps.go.id/index.php?r=artikel/view&id=204 : diakses 06 Oktober 2012.
  24. Anhar, 2014. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Jakarta : Mediakita.
  25. 25,0 25,1 25,2 Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: MitraWacana Media.
  26. 26,0 26,1 Pramono, Djoko. 2011. Manajemen Database Relasional dengan Access 2010. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  27. Masria. 2012. Perakitan Komputer. Jakarta: LenteraPrinting.
  28. Wahana Komputer. 2011. Mastering CMS Programming with PHP dan MySQL. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  29. Hanafi, Muhammad. 2011. SIG dan AHP untuk Sistem Pendukung Keputusan Perecanaan Wilayah Industri dan Pemukiman Kota Medan. Skripsi Program Studi Ilmu Komputer. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara.
  30. Komponen Utama dan Sub Sistem SIG (Sistem Informasi Geografis) : http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-informasi-geografis.html : diakses tanggal 10 juni 2015.
  31. 31,0 31,1 31,2 31,3 31,4 Ismayanti 2011. Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo
  32. Nugroho, Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  33. 33,0 33,1 33,2 33,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  34. Irvan Arifin 2011. Implementasi Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Aplikasi E-Tourism. Skripsi/TA.
  35. Ghoffar Setiawan 2007. Penerapan Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Sistem Informasi Akademik. Skripsi/TA.
  36. Riski Jumadi 2011. Penerapan XML Web Service Menggunakan SOAP (Simple Object Access Protocol) Pada Situs Web Periklanan. Skripsi/TA.
  37. Iwan Iskandar 2014. Analisa Service Oriented Architecture (SOA) Menggunakan Web Service Untuk Penjadwalan Muballigh Pada IKMI dan DDI. Jurnal Teknik Informatika.
  38. Ridho Hilmawan 2014. Implementasi Service Oriented Architecture Menggunakan Teknologi Web Service Untuk Aplikasi Pendataan PDTA Se-Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA).
  39. Ari Tunggul Sri Christanto 2015. Penerapan Service Oriented Architecture Menggunakan Web Service Pada Aplikasi Perpustakaan Berbasis Android. Jurnal Sistem Informasi.

Contributors

Saidsalmanf