SI1211472650

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari



PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI

PEKERJAAN KARYAWAN DENGAN LOGIKA FUZZY

PADA PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1211472650
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI

PEKERJAAN KARYAWAN DENGAN LOGIKA FUZZY

PADA PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO

Disusun Oleh :

NIM
: 1211472650
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah M,Akt,M.kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI PEKERJAAN KARYAWAN

DENGAN LOGIKA FUZZY PADA

PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO


Disusun Oleh :

NIM
: 1211472650
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Aris Martono, S.Kom., M.M.S.I)
   
(Bayu Purnomo, S.Kom., MTI)
NID : 08097
   
NID : 14023

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI

PEKERJAAN KARYAWAN DENGAN LOGIKA FUZZY

PADA PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO


Disusun Oleh :

NIM
: 1211472650
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI

PEKERJAAN KARYAWAN DENGAN LOGIKA FUZZY

PADA PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO

Disusun Oleh :

NIM
: 1211472650
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2017

 
 
 
NIM : 1211472650

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

PT. Agung Pelita Industrindo yang bergerak dalam bidang asesories sepatu, dimana perusahaan dalam mengevaluasi kinerja karyawan sebanyak 716 masih menggunakan sistem manual. Penggunaan dengan sistem manual sangat menyulitkan bagi administrasi tiap bagian, karena untuk mendapatkan suatu informasi mengenai update data karyawan, bagian admin membutuhkan waktu untuk memasukan data karyawan yang berkompeten dan disiplin. Dengan adanya Perancangan sistem yang dibutuhkan pada PT Agung Pelita Industrindo adalah “Perancangan Sistem Informasi Evaluasi Pekerjaan Dengan Logika Fuzzy” sistem komputerisasi dalam menyajikan informasi karyawan yang lengkap dan dapat mengakses data dan informasi secara cepat dalam segi pengolahan data, efisien dalam segi tenaga, akurat dalam segi informasi yang lengkap dan mempermudah dalam mengetahui karyawan yang inovatif dalam suatu bagian. Ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Dalam menganalisis sistem yang berjalan digunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan internal dan eksternal perusahaan, sedangkan untuk menganalisis dirancang menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman yang berorientasi objek. Kemudian, untuk rancangan sistem baru yang akan diusulkan peneliti menggunakan elisitasi yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu elsitasi tahap I, tahap II, tahap III, dan draft final elisitasi. Untuk pengujian sistem, metode yang digunakan yaitu black box testing yang memfokuskan pada keperluan software. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem evaluasi yang berjalan pada PT Agung Pelita Industrindo apakah sudah terintregasi dan tertata dengan baik dan memberikan informasi terhadap manajemen mengenai sistem evaluasi pekerjaan tiap karyawan tepat, akurat dan efisien. Dengan adanya analisa sistem ini maka diharapkan mengetahui sistem evaluasi pekerjaan pada PT Agung Pelita Industrindo.


Kata Kunci: Perancangan,Sistem, Evaluasi Pekerjaan

ABSTRACT

PT. Agung Pelita Industrindo is engaged in shoes accessories, where the company in evaluating the performance of 716 employees still use manual system. Use with manual system is very difficult for the administration of each section, because to get an information about the update of employee data, the admin section takes time to enter the data of employees who are competent and disciplined. With the design of the system is needed at PT Agung Pelita Industrindo is "Design of Information Systems Evaluation Work with Fuzzy Logic" computerized system of presenting the employee information is complete and can access data and information quickly in terms of data processing, efficient in terms of power, accurate Facet of complete information and facilitate in knowing the innovative employees in a section. There are several methods used in this research. To collect the required data, researchers used observation methods, interviews, and literature study. In analyzing the system running SWOT analysis method to determine the company's internal and external forces, while to analyze designed using the Unified Modeling Language (UML) as a tool that can be used in object-oriented programming language. Then, for the design of the new system that will be proposed the researcher uses elicitation done through three stages, namely stage I, stage II, stage III, and final draft elicitation. For system testing, the method used is black box testing that focuses on software requirements. The purpose of this study was to determine how the evaluation system that runs on PT Agung Pelita Industrindo whether Integrate, well-organized and provide information to management regarding each employee's job evaluation system proper, accurate and efficient. With the analysis of this system is expected to know the job evaluation system at PT Agung Pelita Industrindo.


Keywords : Purchase Order, Web-based application, payment

KATA PENGANTAR


Puji syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Evaluasi Pekerjaan Dengan Logika Fuzzy Pada PT Agung Pelita Industrindo”. Penulisan laporan Skripsi ini sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Komputer di STMIK Raharja. Sebagai bahan penulisan, peneliti memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan juga sebagai Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. Selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  5. Bapak Aris Martono, S.Kom, M.M.S.I. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  6. Bapak Bayu Pramono, S.Kom, M.T.I selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  8. Seluruh Pimpinan dan Karyawan PT. Agung Pelita Industrindo yang telah memeberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada peneliti dalam menyelesaikan Skripsi.
  9. Bapak Aspuri selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan, dukungan, semangat sampai penulisan ini selesai.
  10. Suami tercinta dan anak yang tidak pernah henti-hentinya memberikan doa, semangat, dan dukungan baik moril maupun materiil demi keberhasilan peneliti.
  11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa/i Perguruan Tinggi Raharja yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah saling berbagi ilmu dan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi materi maupun teknis hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki, sehingga peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Peneliti berharap Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi Pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat untuk kedepannya.


Tangerang, ..... 2017
SUCIYANI
NIM. 1211472650

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisis SWOT Faktor Internal

Tabel 3.2 Analisis SWOT Faktor Eksternal

Tabel 3.3 Strategi S-O

Tabel 3.4 Strategi S-T

Tabel 3.5 Strategi W-O

Tabel 3.6 Strategi W-T

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi


DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Analisis SWOT Faktor Internal

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Agung Pelita Industrindo

Gambar 3.3 Use case Diagram Sistem Evaluasi Kinerja Karyawan

Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem Evaluasi Kinerja Karyawan

Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem Evaluasi Kinerja Karyawan


DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

 

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

 

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang dirasakan semakin cepat dan pesat, pada saat ini khususnya dalam perkembangan teknologi komputer. Hal ini menuntut perusahaan menengah maupun besar untuk mengikuti perkembangan teknologi, agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Maka peran komputer untuk menghasilkan informasi yang lebih cepat, tepat dan akurat sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan.

Untuk dapat memepertahankan eksistensi dan tujuan sebuah perusahaan, untuk itu perusahaan harus membangun sebuah sistem yang dapat mendukung kemajuan. Agar perusahaan bisa memeperbaiki sistem – sistem yang ada. Karena yang kita perlu sadari bahwa sebuah perusahaan tidak hanya membutuhkan ahli komputer saja. Tetapi perlunya keterlibatan orang dalam perusahaan merupakan suatu keharusan agar sistem yang diciptakan, dikembangkan dan digunakan dapat berfungsi sesuai tujuan yang diharapkan.

Seperti halnya PT. Agung Pelita Industrindo yang bergerak dalam bidang asesories sepatu, dimana perusahaan dalam mengevaluasi kinerja karyawan sebanyak 716 masih menggunakan sistem manual. Penggunaan dengan sistem manual sangat menyulitkan bagi administrasi tiap bagian, karena untuk mendapatkan suatu informasi mengenai update data karyawan, bagian admin membutuhkan waktu untuk memasukan data karyawan yang berkompeten dan disiplin. Pada tahun 2000, perusahaan sudah menggunakan komputer. Dimana pencatatan untuk data karyawan menggunakan Microsoft Office Excel.

Hal-hal tersebut dapat dihindarkan, dengan laporan absensi karyawan yang menggunakan sistem terkomputerisasi. Dengan adanya suatu sistem komputerisasi dalam menyajikan informasi karyawan yang lengkap dan dapat mengakses data dan informasi secara cepat dalam segi pengolahan data, efisien dalam segi tenaga, akurat dalam segi informasi yang lengkap dan mempe rmudah dalam mengetahui karyawan yang inovatif dalam suatu bagian.

Selain itu, sistem informasi dapat membantu pemilik perusahaan untuk menata dengan baik proses pengevaluasian pekerjaan karyawan yang terjadi pada perusahaan tiap harinya, agar mengurangi terjadinya kesulitan mencari data absensi yang diperlukan.Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sistem yang mampu melihat pentingnya evaluasi pekerjaan, Sehingga penelitian dalam penyusunan skripsi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada PT Agung Pelita Industrindo dengan mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EVALUASI PEKERJAAN KARYAWAN DENGAN LOGIKA FUZZY PADA PT. AGUNG PELITA INDUSTRINDO ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, penelitian ini ada kaitannya dengan sistem penilaian pekerjaan karyawan pada PT Agung Pelita Industrindo. Ada beberapa hasil analisa yang akan dijelaskan mengenai sistem evaluasi pekerjaan karyawan yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu penulis mengambil beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana Sistem Evaluasi Pekerjaan karyawan yang sedang berjalan pada PT Agung Pelita Industrindo ?

  2. Apakah kendala yang dialami PT. Agung Pelita Industrindo pada penggunaan sistem evaluasi pekerjaan selama ini ?

  3. Bagaimana Merancang Aplikasi Sistem untuk Mengevaluasi Pekerjaan Karyawan supaya efektif dan efisien pada PT Agung Pelita Industrindo ?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan nanti berjalan dengan baik, lebih terfokus, dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada sistem dapat menginput data karyawan, surat ijin karyawan , pembuatan surat cuti karyawan yang berdasarkan atas indikator yaitu pengevaluasian pekerjaan yang meliputi kompleksitas pekerjaan, kebutuhan pengawasan, ketahanan fisik, kinerja, kreatifitas, dan motivasi pekerjaan sehingga dapat menampilkan keputusan berdasarkan data yang dinput dan dapat di cetak

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

  1. Untuk mengetahui sistem evaluasi pekerjaan yang sedang berjalan pada PT. Agung Pelita Industrindo.

  2. Untuk menganalisis kendala yang dialami PT. Agung Pelita Industrindo pada penggunaan sistem evaluasi pekerjaan selama ini.

  3. Mengetahui bagaimana merancang aplikasi evaluasi pekerjaan pada PT. Agung Pelita yang sesuai dengan kebutuhan.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Dengan adanya analisa sistem ini maka diharapkan mengetahui sistem evaluasi pekerjaan yang berjalan pada PT Agung Pelita Industrindo.

  2. Dapat mengurangi kelemahan sistem informasi yang ada pada PT. Agung Pelita Industrindo.

  3. Dapat menciptakan sistem informasi yang lebih terkomputerisasi sehingga dapat mempermudah dalam proses pengevaluasian pekerjaan pada PT. Agung Pelita Industrindo.

Metodeologi Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

  1. Sumber Data Sekunder, diperoleh dari buku-buku literatur, jurnal ilmiah, thesis, dan sebagainya, yang memuat informasi-informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

  2. Sumber Data Primer, diperoleh dan narasumber-narasumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini adalah admin dan pihak manajemen pada Penginputan Data Penjualan dan penyewaan.

Metode Perancangan

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) yang merupakan suatu keseluruan dari sebuah proses perubahan sistem, metode ini memiliki 5 tahapan, yaitu :

  1. Perencanaan (Planning)

    Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya, seperti : perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Didalam tahapan ini juga dapat dilakukan langkah-langkah berupa : mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem dan studi kelayakan.

  2. Analisis (Analysis)

    Pada metode ini penulis menggunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service). Dari analisis ini biasanya dapat dilihat beberapa masalah utama. Hal ini penting karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan sebuah masalah utama, tetapi hanya sebuah gejala dari masalah utama.

Tahapan analisis ini merupakan tahapan penelitian yang sistem berjalan dengan tujuan merancang sebuah sistem yang baru dengan menggunakan alat bantu UML (Unified Modelling Language) dengan Software Visual Paradigm yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, memvisualisasikan, menspesifikan, membangun dan mendokumentasikan dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis Object Orientied melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram yang dilakukan melalui 4 (empat) tahapan, yaitu :

  1. Survey terhadap sistem yang berjalan
  2. Analisa terhadap temuan survey

    Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan sebuah alat bantu elisitasi melalui 4 V tahapan, yaitu tahap 1 (satu) mencakup semua kebutuhan sistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inesential), selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE (Technical, Operational, Economic) serta tahap final. Identifikasi persyaratan sistem, hasil analisa kemudian dibuat sebagai laporan untuk masuk dalam perancangan sebuah data sistem yang diusulkan.

  3. Desain (Design)

    Metode ini adalah tahap desain yaitu menentukan prosesan data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan user dengan alat batu UML (Unified Mandatory Language). Sebuah proses desain ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada sebuah struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, presentasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5 dan detail algoritma prosedural dengan pembuatan database yang digunakan adalah XAMPP yang sudah mencakup Apache, PHP dan MySQL. Sebagai sebuah aplikasi browsing yang dipakai penulis menggunakan Google Chrome. Tahapan ini akan menghsilkan sebuah dokumen yang disebut Software Requirement. Dokumen inilah yang digunakan untuk melakukan sebuah aktivitas dalam pembuatan sistemnya, konfigurasi sistem dan menyampaikan usulan implementasi.

  4. Testing dan Implementasi

    Pada metode ini, penulis mengajukan pengujian menggunakan Black Box Testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantara fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan dalam performa. Penggunaan metode ini diharapkan dapat diketahui apakah sistem dapat diharapkan oleh stakeholder. Tahap Implementasi adalah tahap rancangan sebuah sistem yang dibentuk menjadi satu program yang siap untuk di operasikan.

  5. Pemeliharaan (Maintenance)

    Tahapan selanjutnya diperlukan adanya pemeliharaan secara berkala terhadap pemakaian program, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem. Agar program aplikasi yang sudah dibuat dapat diperbaiki dan dikembangkan dengan baik sesuai kebutuhan perusahaan seiring dengan kemajuan teknologi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berisi uraian singkat pada setiap bab, dimana uraian ini memberikan gambaran secara langsung tentang isi dari tiap-tiap bab yang ada dalam laporan ini. Laporan Skripsi ini terdiri dari Lima bab, yang setiap bab terdapat pembahasan masing-masing. Adapun sistematika dari laporan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan penjelasan teori yang relevan dengan judul atau pokok permasalahan. Landasan ini berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat PT. Agung Pelita Industrindo, struktur organisasi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah dan user requirements serta analisis SWOT.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisikan mengenai rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, melakukan testing, evaluasi, implementasi serta penyusunan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Skripsi yang ada kaitannya dan menjawab dari permasalahan yang diajukan, serta saran-saran yang dapat dilakukan supaya rancangan yang dihadapi dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Berikut adalah definisi sistem menurut beberapa ahli, diantaranya : Menurut Jogiyanto Hartono Mustakini[1], sistem mengandung dua pengertian yaitu pengertian sistem yang dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur yaitu

“Kumpulan dari prosedur – prosedur yang mempunyai tujuan tertentu” (Mustakini, 2010:34). Pengertian sistem menurut pendekatan komponen yaitu “Kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya memebentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu” (Mustakini, 2010:34) [1]. Definisi lain menyebutkan sistemdalam bidang sistem informasi sebagai “sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur”. Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto,2011:2) [2]. Sedangkan menurut Lucat yang dikutip dalam bukunya Syahrul mengatakan bahwa” Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsure, komponen atau variable – variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantungan satu sama lain dan terpadu” (Lucat, 1987:5 dalam Syahrul, 2010:8) [2].

Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan. (Agus Mulyanto, 2011:1) [2].

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20) [3], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai sistem. Adapun karkteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Component System) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang memebatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem(Environment System) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem(Interface System) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya yang mengalir dari subsistem satu ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang memebentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem(Input System) Energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang disebut masukan ssitem, yang dapat berupa peemliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasika komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem(Processing System) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masuka menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  7. Keluaran Sistem(Output System) Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi sistem. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut : (Agus Mulyanto,2011:247) [2]

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem teologi, yaitu sebuah pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sedangkan sistem fisik (phisikal system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Sistem sistem komputer, sistem akuntansi,sistem tranformasi dan lain sebagainya.

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya sistem tata surya, siste rotasi bumi. Sistem buatan manusia ( human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya sistem komputer, sistem transportasi. Sedangkan sistem yang melibatkan interaksi manusia dan mesin di sebut dengan human machine system.

c. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tertentu
Sistem tertentu (deterministic system) yaitu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagiannya dan dapat diprediksi dengan pasti, Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdassrkan program yang dijalankan. Sistem tak tentu (probabilistic system) yaitu sistem yang hasilnya dapat diprediksi karena mengandung unsusr probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

d. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah ssitem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar sistem. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Dalam kenyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah sistem yang relatife tertutup ( relative closed system). Sistem relatife tertutup biasanya mempunyai masukan dan pengeluaranyang tertentu serta tiodak terpengaruhi oleh keadaan diluar ssitem. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungna dengan lingkungan luar dan dapat terpengaru dengan keadaan lingkungan luar.sistem ternbuka menerima input dari subsistem lain dan mengahasilkan output untuk subsistem lain. Sistem ini harus mampu beradaptasi dan memiliki sistem pengendalian yang baik karena lingkungan luar yang bersifat merugikan dapat mengganggu jalannya sistem.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Menurut Thompson & Handelman dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15) [4], Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian.

Menurut Suprihadi dalam Jurnal CCIT (2013:310) [5], “Data merupakan sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.”

Berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai data, maka suatu Data merupakan hasil dari sekumpulan keterangan dan fakta-fakta tentang sesuatu yang masih belum diolah.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:12) [3], data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai di bawah ini

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu: a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
    b. Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu: Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. a. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.
  3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
    a. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    b. Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Menurut Sutabri (2012:6) [3], pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, harddisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi dua jenis, yaitu: file induk dan file transaksi.
  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaa dalam pengambilan keputusan. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

a) Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang meenrimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. (Agus Mulyanto, 2011:247) [2]
b) Informasi (information) adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti bagi manusia. (Laudon, 2010:10) [6]
c) Informasi adalah data yang diolah enjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. ( Jogiyanto,2010:36) [4]
d) Menurut Leitel dan Davis [7]dalam bukunya “Accounting Information System” menjelaskan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerima.
e) Menurut Satzinger (2010, p7) [7], Informasi adalah data yang telah dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
f) Sedang kan menurut O’Brien dan Marakas (2010,p32)[8], informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.
g) Stair dan Reynolds(2010,pp5) [9], mendefinisikan informasi sebagai kumpulan fakta yang teroganisir sehingga mereka memiliki nilai tambahan selain nilai fakta individu.
h) Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8)< ref name= " Yakub.2012 “>Yakub.2012.Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta:Graha Ilmu.</ref>, Informasi adalah datayang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagipeenrimanya”.Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Informasi adalh sebagai data yang telah diolah, di bentuk, ataupun dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok,yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timelines). (Agus Mulyanto,2011:247) ) [2]

a. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusask atau mengubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah :

  1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu maslah dengan baik.
  2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.
  3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama

b.Tepat Waktu (timelines)
Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang), Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupkan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengabil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan Informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

c.Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa Informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya, Relevansi informasi untuk tiap- tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditunjukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada penanggung jawab laboratorium.

Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun dalam kenyataan informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula.

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntunganny dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto,2011:247) [2]

Menurut Gordon B. Davis(2012:12) [7] nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Karakteristik Informasi

Untuk mendukung suatu keputusan dibutuhkan informasi yang berguna, Dibutuhkan pula informasi dengan karakteristik yang berbeda berdasarkan tingkatan manajemen. Berikut karakteristik Informasi, (Mustakini, 2010:71) [4]yaitu :

  1. Kepadatan Informasi
    Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci (detail) dan kurang padat, karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersarinh (terfilter), lebih ringkas dan padat.
  2. Luas informasi
    Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena di gunakan oleh menejer bawah yang mempunyai tugas yang khusus. Untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya,membutuhkan informasi dengan karasteristik informasi yang lebih luas, karena manajemen atas perhubungan dengan masalah yang luas.
  3. Frekuensi informasi
    Untuk manajementingkat bawah,frekuensi informasi yang diterima adalah rutin,karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu. Untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya,frekuensinya adalah tidak rutin atau ad_hoc(mendadak),karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstrukturyang pola dan waktunya tidak jelas.
  4. Skedul informasi
    Untuk menajeman tingkat bawah, informasi yang di terimanya mempunyai jadwal atau skedul yang jelas dan periodic, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur.utuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya, skedul informasinya adalah tidak terskedul,karena manajeman atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur.
  5. Waktu informasi
    Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis,karena di gunakan manajer bawah didalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi.untuk menajemen yang lebih tinggi tingkatanya,waktu informasinya lebih ke masa depaan berupa informasi prediksi, karena di gunakan manajemen atas untuk pengambilan keputusan stratejik yang menyangkut nilai masa depan.
  6. Akses informasi
    Manajemen tingkat bawah membutuhkan informasi yang periodenya jelas dan berulang-ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian,akses,akses informasi untuk manajemen bawah dapat tidak secara on-line,tetapi dapat secara off-line. Sebaliknya, untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatanya, periode informasi yang dibutuhkannya tidak jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu di sediakan akses on-line untuk mengambil informasi kapanpun mereka membutuhkannya.
  7. Sumber informasi
    Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian operasi internal perusahaan,maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhkan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Akan tetapi,manajer-manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan stratejik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan,sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

Konsep Dasar Sistim Informasi

Istilah teknologi dan sistim informasi dapat digunakan secara informal tanpa mendefinisikan istilah tersebut. Penerapan sistim informasi pada prinsipnya lebih rumit,hal tersebut dapat difahami secara baik dengan baik dengan melihat perspektif teknologi yang berada dalam suatu organisasi.

Definisi Sistim Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistim informasi menurut beberapa ahli, diantaranyasebagai berikut:

  1. James mengungkapkan “sistim informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja,informasi,orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.” (Agus Mulyanto,2011:247) [2]
  2. Gelinnas mendefinisikan “sistim informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang buat untuk menhimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.”(Agus Mulyanto,2011:247) [2]
  3. Sistem informasin merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia,teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses,menyimpan,menganalisis, dan menyebarkan informasiuntuk mencapai suatu tujuan. (Agus Mulyanto, 2011:247) [2]
  4. Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
  5. Manusia hidup didunia yang penuh dengan sistem,dan apa yang kita lihat di sekelilimg kita adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem.(jogiyanto, 2010:34) [4]
  6. Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

Dari berbagai definisi sistem informasi seperti di atas,maka dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sistem yang mengkoordinasikan orang-orang,fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang kemudian menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan di distribusikan kepada pemakai.

Komponen Sistem Informasi

Tata Sutabri (2012:47) [3] mengemukakan bahwa “Sistem informasi “ terdiri dari komponen-komponen yang di sebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan,blok model, blok keluaran, blok teknonlogi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem , keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran:
Blok bangunan itu terdiri dari:

  1. Blok Masukan ( Input Bllock)
    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.Input di sini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang mau dimasukan,yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang di inginkan.
  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (Technology block)
    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware),perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).
  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis data (Database Block) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).
  6. Blok Kendali (Controls Block)
    Beberapa pengendalian perlu di rancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Sebagai suatu sistem,keenam komponen tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaranya.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, utuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing- masing organisai. Klasifikasi sistem informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi
    Dikelompokan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.
  2. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen
    Dikelompokan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.
  3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis
    Dikelompokan menjadi sistem informasi akuntansi,sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (Information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Jogiyanto H.M., 2010:13)< ref name= " Mustakini, Jogiyanto Hartono.2010“>Mustakini, Jogiyanto Hartono.2010. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.</ref>.

Tujuan sistem informasi terdiri dari kegunaan (Usefulness),Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility)

  1. Kegunaan (Usefulness)
    Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat,tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.
  2. Ekonomi (Economic)
    Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan,pengendalian-pengendalian,mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  3. Keandalan (Realibility)
    Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.
  4. Pelayanan Langganan (Customer Service)
    Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada pelanggan.Sehingga sistem tersebut dapat di minati oleh para pelanggannya.
  5. Kesederhanaan (Simplicity)
    Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.
  6. Fleksibilitas (Fleksibility)
    Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi,kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi di mana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Berikut ini terdapat definisi-definisi mengenai perancangan sistem menurut para ahli :

  1. Menurut Al-Jufri (2011:141)< ref name= " Ustadiyatun, Nanik. Skripsi Tahun 2013 “>Ustadiyatun, Nanik. Skripsi Tahun 2013. “Evaluasi Kinerja Karyawan BMT Mitra Usaha Ummat Ngeplak Sleman Jogjakarta”. Jogjakarta.</ref> “rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan”.
  2. Menurut Darmawan (2013:228) [10] “tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 (dua) tujuan utama”, yaitu :
    a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (end-user).
    b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Untuk mengetahui pengertaian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut adalah pengertian teknologi dan informasi :

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunaannya.
Pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi :

Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar (Kamus Oxford,1995) [11].

Menurut Daryanto (2010:3) [12], Teknologi informasi adalah sistem atau sistem bagian dari sistem informasi”.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan., akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang memanfaatkab komputer sebagai perangkat utanma untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Konsep Dasar Aplikasi

Definisi Aplikasi

Menurut Pranama (2012) aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game, pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hampir dilakukan manusia.

Menurut Yuhefizar (2012) [13] aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi adalah sebuah program yang dibuat sebuah perangkat lunak dengan komputer untuk memenuhi, melayani kebutuhan manusia dan memudahkan dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu.

Konsep Dasar Analisis SWOT (Strenghts Weakness Opportunities Threats)

Definisi Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64) [14], “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman”.

Menurut Risza (2010:174) [15],“SWOT adalah suatu penelaahan yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar perusahaan sehingga kita dapat memahami gambaran yang tepat tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya”.

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan SWOT adalah gabungan indikator yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal sehingga dapat memahami keadaan perusahaan yang kondusif.

Komponen Analisis SWOT

Analisis SWOT terdiri dari 4 komponen, yaitu:

  1. Strength (Kekuatan) Analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan dan kelemahan dibandingkan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju.
  2. Weakness (Kelemahan) Situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
  3. Opportunity (Peluang) Situasi atau kondisi peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang di masa depan atau di masa yang akan datang.
  4. Threats (Ancaman) Cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Tipe-tipe Strategi SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64) [16], “Matriks Threats –Opportunities – Weakness –Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”. Berikut ini tipe –tipe strategi SWOT, yaitu :

  1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.
  2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
  3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
  4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.


Tujuan Analisis SWOT

Menurut Dewi (2011:61) [17], “Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi”.

Teori Khusus

Konsep Dasar Evalusi

Devinisi Evaluasi

Wirawan ( 2012 : 7 ) [10] mengatakan bahwa evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.

Definisi lain dikemukakan oleh Evert Vendung dalam Wirawan ( 2012 : 7 ) [10]mengatakan bahwa “ Careful restrospective assessment of the merit, worth, and valuae of administration, output, and outcome of government intervention, which is itended to play a role in future, practical situations “. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa evaluasi merupakan salah satu jenis riset dimana evaluasi tunduk kepada kaidah-kaidah ilmu penelitian.

Model Evaluasi

Dalam menentukan apakah sebuah model tepat bagi suatu jenis program, maka perlu dianalisis masing-masing pihak yang akan dipasangkan. Dalam hal ini yang dipasangkan adalah program dengan jenisnya dan model evaluasi.Ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi program adalah stufflebeam, Metfessel, Michael Sriven, Stake, dan Glaser. Model-model evaluasi antara lain yaitu :

  1. Model Goal Oriented Evaluation, adalah model evaluasi yang dikemukakan oleh Tyler, yaitu goal oriented evaluation atau evaluasi yang berorientasi pada tujuan, yaitu sebuah model evaluasi yang menekankan peninjauan pada tujuan sejak awal kegiatan dan berlangsung secara berkesinambungan. Model evaluasi yang berorietasi pada tujuan cocok diterapkan untuk mengevaluasi program yang jenisnya pemrosesan dalam bentuk pembelajaran. Peninjauan atas keterlaksanaan tujuan, dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
  2. Goal Free Evaluation Model, model evaluasi dikembangkan oleh Michael Scriven ini dapat dikatakan berlawanan dengan model pertama yang dikembangkan oleh Tyler. Dalam model Goal Free Evaluation Model ( evaluasi lepas dari tujuan ) justru menoleh dari tujuan. Yang perlu diperhatikan adalah apa yang menjadi tujuan program yaitu bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilna-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif ( yang sebetulnya memang tidak diarapkan
  3. Formatif-Sumatif Evaluation Model, model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek evaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan ( disebut evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir ( disebut evalusi sumatif).
  4. Countenance Evauation Model, model ini dikembangkan oleh Stake. Model Stake menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi (description) dan (2) pertimbangan (judgments) serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu (1) anteseden, (2) transaksi dan (3) keluaran.
  5. CSE-UCLA Evaluation Model, CSE merupakan singkatan dari Center for the study of evaluation, UCLA merupakan singkatan dari University of california in los angeles. Ciri dari model CSE_UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak.
  6. CIPP Evaluation Model, model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Oleh karena itu, uraian yang diberikan relatif panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. Model CIPP ini dikembagkan oleh Stufflebeam, dkk. CIPP yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu 1) context evaluation : evaluasi terhadap konteks, 2) Input Evaluation : evaluasi terhadap masukan, 3) Procces Evaluation : evaluasi terhadap proses, 4) Product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
  7. Discrepancy Model, model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap komponen.

Tujuan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Menurut Wirawan ( 2011 : 22 ) [10] tujuan dalam melaksanakan evaluasi antara lain : mengukur pengaruh program terhadap masyarakat, menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar, evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan dan mana program yang tidak jalan, pengembangan staf program dimana evaluasi dapat dipergunakan mengembangkan kemampuan staf serta memberikan masukan kepada pimpinan/manajer program mengenai kinerja staf dalam melayani masyarakat, jika terjadi staf kompotensinya rendah maka perlu dilakukan pengembangan dengan segera, tujuan evaluasi lainnya adalah untuk memenuhi ketentuan undang-undang, akreditasi program, mengambil keputusan mengenai program, memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program.

Senada dengan tujuan sebelumnya ada beberapa tujuan evaluasi juga disebutkan yaitu :

  1. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus,
  2. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien dan ekonomis,
  3. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek-aspek tertentu.

Dalam organisasi pendidikan kegiatan evaluasi ini sering di sama artikan dengan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan, maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.

Prosedur Pelaksanaan Evaluasi

Prosedur pelaksanaan evaluasi adalah bagaimana seorang evaluator menyiapkan cara atau langkah-langkah yang akan digunankan selama proses pelaksanaan evaluasi, dan hal ini dilakukan secara sistematis, beraturan, sesuai dengan kaidah-kaidah dalam penelitian evaluasi.

Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :

  1. Perencanaan ( mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, apa tujuan dari evaluasi, tekhnik apa yang akan digunakan nanti pada evaluasi, siapa yang hendak di evaluasi, kapan waktu pelaksanaan evaluasi, dimana objek yang akan dievaluasi, seperti apa instrumen yang akan digunakan untuk evaluasi, indikator apa saja yang digunakan untuk mengevaluasi, data apa saja yang ingin di teliti)
  2. Pengumpulan data ( pengumpulan data dilakuakn sesuai dengan kebutuhan yang akan dievaluasi dan dilakukan melalui tes, observasi, kuesioner, dan lain sebagainya sesuai dengan tujuan yang hedak dicapai )
  3. Verifikasi data ( uji instrumen, uji validitas, uji reabilitas ),
  4. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul jika ingin menggunakan metode kualitatif dan menggunakan statistik atau non statistik untuk penelitian kuantitatif.

Definisi Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2010) [18], mengatakan pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan.

Faktor pekerjaan juga mempangaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai informasi (Khusniyah, 2011) [5]. Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dr. Franz Von Magnis di dalam Anogara (2009 : 11) [19], pekerjaan adalah “kegiatan yang direncanakan”. Sedangkan Hegel di dalam Anogara (2009 : 12) [20]menambahkan bahwa “inti pekerjaan adalah kesadaran manusia”.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pekerjaan memungkinkan orang untuk dapat menyatakan diri secara objektif kedunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami kebenaran dirinya. Menurut Camus di dalam, “tanpa bekerja hidup akan terasa tidak enak, pekerjaan yang tidak berarti membuat hidup tidak bergairah dan kerja merupakan sesuatu yang diinginkan oleh manusia”. Henderson di dalam http://dhimaskasep.files.wordpress.com menambahkan bahwa, “manusia perlu bekerja dan ingin bekerja serta pekerjaan yang berarti memberikan dampak fisik dan emosi”.
Ada beberapa jenis pekerja yaitu:

  1. Workaholic yaitu orang yang kecanduan kerja, sangat terikat pada pekerjaan dan tidak bisa berhenti bekerja
  2. Workshy yaitu orang yang malas bekerja, tidak mau melakukan pekerjaan, dan pekerjaan sesuatu yang menjijikan.
  3. Work Tolerant yaitu orang yang bekerja sesedikit mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimum dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak disenangi tetapi harus dilakukan.
    Menurut Benneth di dalam orientasi manusia dalam bekerja adalah sebagai berikut:
  1. Orientasi Ekonomi (Instrumental) yaitu pekerja memandang pekerjaan dari sudut uang yang didapat.
  2. Orientasi Sosial (Relasional) yaitu pekerajaan sebagai suatu lingkungan sosial yang didominasi oleh hubungan interpersonal/ loyalitas personal
  3. Orientasi Psikologis (Personal) yaitu pekerja mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhannya dari pekerjaan yang dilakukan.

Selanjutnya, Dr. May Smith di dalam Anogara (2009 : 12) [20] menyatakan bahwa “tujuan kerja adalah untuk hidup”. Dengan demikian, mereka yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan hidup, berarti bekerja.

Pengertian Fuzzy

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Fuzziness dapat didefinisikan sebagai logika kabur berkenaan dengan semantik dari suatu kejadian, fenomena atau pernyataan itu sendiri. Seringkali ditemui dalam pernyataan yang dibuat oleh seseorang, evaluasi dan suatu pengambilan keputusan. Sebagai contoh:

  1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari.
  2. Pelayan restoran memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan.
  3. Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan,saya akan mengatur putaran kipas yang ada pada ruangan ini.

Fuzzy system (sistem kabur) didasari atas konsep himpunan kabur yang memetakan domain input kedalam domain output. Perbedaan mendasar himpunan tegas dengan himpunan kabur adalah nilai keluarannya. Himpunan tegas hanya memiliki dua nilai output yaitu nol atau satu, sedangkan himpunan kabur memiliki banyak nilai keluaran yang dikenal dengan nilai derajat keanggotaannya.

Logika fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian. Dimana logika klasik (crisp) menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak). Logika fuzzy menggantikan kebenaran Boolean dengan tingkat kebenaran. Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistic, konsep tidak pasti seperti “sedikit”, “lumayan”, dan “sangat”. Logika ini diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas California, Barkeley pada tahun 1965. Logika fuzzy telah digunakan pada bidang-bidang seperti taksonomi, topologi, linguistik, teori automata, teori pengendalian, psikologi, pattern recognition, pengobatan, hukum, decision analysis, system theory and information retrieval. Pendekatan fuzzy memiliki kelebihan pada hasil yang terkait dengan sifat kognitif manusia, khususnya pada situasi yang melibatkan pembentukan konsep, pengenalan pola, dan pengambilan keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti atau tidak jelas.

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy (Kusumadewi S, Purnomo H, 2010) [15] antara lain:

  1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
  2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
  3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
  4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
  5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
  6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
  7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

Konsep Fuzzy Logic

Teori logika fuzzy yang diajukan oleh Zadeh pada pertengahan tahun 1960 (Nikola K, 1998 dari Setiyowati, M.I dan Seta, B.A, 2007) [21], memberikan suatu pemecahan masalah terhadap persoalan yang tidak pasti ini. Sehingga sistem informasi yang akan dibuat menggunakan model DBMS dan query yang berbasis fuzzy karena model DBMS konvensional, non fuzzy kurang dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi ini. Banyak model DBMS dan query fuzzy yang ada, salah satunya adalah model Tahani yang ditemukan pada tahun 1977. Prof. Lutfi Zadeh berpendapat bahwa logika benar dan salah dari logika boolean/konvensional tidak dapat mengatasi masalah gradasi yang ada di dunia nyata. Untuk mengatasi masalah gradasi tersebut maka ia mengembangkan sebuah himpunan samar (fuzzy).

Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan μA[x], memiliki 2 kemungkinan (Kusumadewi S, Purnomo H, 2010) [15] yaitu:

  1. Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau
  2. Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun interprestasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan bernilai suatu himpunan fuzzy USIA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Di lain pihak, nilai probabilitas 0,9 usia berarti 10% dari himpunan tersebut diharapkan tidak muda. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu:

  1. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA
  2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variable seperti: 40, 25, 50, dsb.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy (Aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan, Sri Kusumadewi,Hari Purnomo, Edisi kedua, Graha Ilmu, 2010), yaitu:
a. Variable fuzzy
Variable fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperature, permintaan, dsb.
b. Himpunan Fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

“Dalam aplikasi-aplikasi bisnis, metodologi pengembangan dan alat bantu (tools) yang sesuai dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan harapan pengguna adalah UML (Unified Modelling Language). UML merupsksn salah satu standart bahasa yang banyak digunakan didunia industry untuk mendefinisikan requirement, membuat analis, dan desain serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek (OOP [ Object Oriented Programming]). Dalam proses analisa berbasis bisnis, UML yang terdiri dari beberapa komponen, diagram tersebut seringkali hanya diambil komponen terpenting (dan juga paling umum) yakni use case modeling”. Rossa A.S, M.Shalahudin,(2011:113) [22]

Menururt Adi Nugroho, (2010:6-7) [23], “UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa permodealn untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek). “

Menurut Padeli dkk dalam jurnal CCIT,(2008:70) [19], “UML (Unified Modelling Language) adalah salah satualat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem yang berorientasi objek”. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa permodelan visual yang memungkinkan pengenbang sistem untuk memebuat cetak baru atas visi merka dalam bentuk yang baku. Sebagai sebuah sketsa, UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek sistem.

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) merupakan salah satu alat bantu (tools) berupa bahasa permodelan yang digunakan untuk mendukung pembuatan sistem berorientasi objek. Uml mempunyai sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. Dalam UML terdapat banyak diagram yang dapat mengakomodasi dari banyak sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram ini digunakan untuk:

  1. Mengkomunikasikan ide.
  2. Melahirkan ide-ide baru dan peluang-peluang baru.
  3. Menguji ide dan membuat prediksi.
  4. Memahami struktur dan relasi-relasinya.

Konsep Permodelan Menggunakan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho, (2010:10) [23], “Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan kontruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi permodelan UML yang mempresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi structural (structural classification), perilaku dinamis (dynamic behavior), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho, (2010:16) [23], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantara sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktifitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah development diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan scenario use case.
  8. Berdasrkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hinarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia beraksi dengan baik.
  10. Pehalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detikan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi,jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji intergrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual.
  13. Perangkat lunak siap dirilis.

Fokus Unifed Modelling Language(UML)

Menurut Adi Nugroho, (2010:10) [23] “Dlam kerangka spesifikasi, Unified modeling language (UML) menyediakan model-model yang tepat, tidak memiliki dua arti (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified Modelling Language (UML) menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis, perancangan serta implemintasi dalam sistim yang sangan bernuansa perangkat lunak (sofyware intensive system). Dalam hal ini, Unified Modelling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model- model yang di buat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemprograman berorientasi objek, seperti Java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu:

  1. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modelling Language (UML) forward engineering.
  2. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat interative dari implementasi ke Unified Modelling Language (UML) sehingga didapat sistem/peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho,(2010:24) [23], bangunan dasar metodologi Unified Modelling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar yang di gunakan untuk mendeskripsikan sistem/perangakat lunak yang akan dikembangkan yaitu:

  1. Sesuatu (things)
    Ada 4 (empat) things dalam Unified Modelling Language (UML),yaitu:
    a. Structural things
    Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modelling Language (UML).Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
    b. Behavioral things
    Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modelling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modelling Language (UML),yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu. c. Grouping things
    Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modelling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut, Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
    d. Annotational things
    Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modelling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan funsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modelling Language (UML)
  2. Relasi (Relationship)

    Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modelling Languge (UML),yaitu:

    a. Kebergantungan
    Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya. b. Asosiasi
    Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek yang lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
    c. Generalisasi
    Merupakan hubungan di mana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi,sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi. d. Realisasi
    Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

  3. Diagram

    Setiap sistem yang kompleks seharusnya bisa dipandang dari sudut yang berbeda beda sehingga kita bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh. Untuk upaya tersebut, UML menyediakan Sembilan jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdassrkan sifatnya statis atau dinamis. Kesembilan diagram dalam UML itu adalah:

    a. Class Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
    b. Object Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan objek-objek sert relasi-relasi antar objek. Diagram objek memperlihatkan instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas.
    c. Use Case Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memeperlihatkan himpunan usecase dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). d. Squence diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram urutan merupakan diagram interaksi yang meenkankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu. e. Collaboration diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang menekankan organisasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan(message).
    f. Statechart diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagrm ini memeperlihatkan state-state pada sistem memuat state, transisi, event, serta aktifitas.
    g. Activity diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas lainnya dalam suatu sitem.
    h. Component diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memmperlihatkan organisasi serta kebergantungan pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
    i. Deployment diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (saat run-time). Diagram ini memuat simpul-simpul (node) beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Riyanto (2013:1) [24],”XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP, XAMPP mengkombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda kedalam satu paket”.

XAMPP yang merupakan singkatan dari X (empat operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Berikut ini penjelasan mengenai Apache, MySQL, PHP dan Perl :

  1. Apache bersifat open source, artinya setiap orang boleh menggunakannya, mengambil bahkan mengubah kode. Tugas utama apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada peminta berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web.
  2. SQL kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan untuk mengolah database, MySQL juga bersifat opensource dan relational yang artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengolah database beserta isinya, serta untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data yang berada dalam database.
  3. PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting, PHP juga bersifat open source. Sistem management database yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQL, namun PHP juga mendukung system management database oracle, Microsoft acces, interbase, d-base dan postgreSQL.
  4. Perl adalah bahasa pemrograman untuk segala keperluan yang dikembangkan pertama kali oleh Larry Wall di mesin UNIX pada tanggal 18 Desember 1987. Perl sangat populer digunakan dalam program-program CGI (Common Gateway Interface). Kelemahan Perl adalah sintaksnya susah dibaca karena banyak menggunakan simbol-simbol, bukan huruf dan angka.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

Menurut Madcoms (2013:309) [24], “PHP adalah sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML”.

Menurut Arief (2011:43) [12], PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatui dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.

Menurut Anhar (2010:3) [12], “PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source.” PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embeded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru up to date. Semua script dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.

Berdasarkan definisi PHP diatas disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa pemograman web server-side scripting yang digunakan untuk membuat halaman web dinamis dan kemudian datanya diolah lalu dikirimkan kembali ke web browser dengan format HTML.

Dasar-dasar PHP

Menurut Anhar (2010) [12] Konsep kerja PHP prinsipnya serupa dengan kode HTML. Hanya saja berkas PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan kemesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya web server menyampaikan ke klien. Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML. Sebagaimana diketahui , HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar untuk membuat halaman - halaman web.

PHP mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal: Apache.
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti: MySQL.
  4. Merupakan software yang bersifat open source.
  5. Gratis untuk di-download dan digunakan.
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti: Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Hidayati dalam Jurnal CCIT (2011:238), menjelaskan bahwa “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mundah, terjamin keakuratannya, efisiensi dalam penyampaiannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali.”

Dalam Tata Sutabri (2011 : 161), “Database adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data dengan cara tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol”.

Dalam Esa Wijayanti (2014:22) [12] “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang di simpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL server”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah suatu kumpulan data yang saling terhubung disimpan secara bersama-sama dalam satu media data sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Dalam Esa Wijayanti (2014:23) [25] “MySQL adalah suatu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS-Relational Database Management System) yang mampu bekerja dengan cepat, kokoh, dan mudah digunakan”.

Dalam Esa Wijayanti (2014:23) [25] “ SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses data di dalam database relasional. Setiap server database resional atau Relational Database Management System (RDBMS) mendukung SQL untuk mengatur dan mengolah datanya. MySQL termasuk jenis RDBMS ( Relational Database Management System ). Sedangkan RDBMS sendiri akan lebih banyak mengenal istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan perintah-perintah di MySQL.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut Agustiar Budiman (2012:4) [26], “pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak, data dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai yang diharapkan”.

Menurut Rizky (2011:261) [26], Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

Berdasarkan definisi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian black box adalah metode pengujian berdasarkan perangkat lunak yang diuji di bagian luarnya apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Pengujian Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, yaitu :

  1. Equivalence Partioning Equivalence Partioning merupakan metode uji coba black box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
  2. Boundary Value Analysis Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input daripada nilai tengah. Untuk alasan ini Boundary Value Analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus yang melengkapi equivalence partitioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
  3. Cause-Effect Graphing Techniques Cause-Effect Graphing Techniques merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :
    a. Causes (kondisi input) dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang ditunjukan untuk masing-masing.
    b. Pembuatan grafik Cause-Effect Graph.
    c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
    d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
  4. Comparison Testing Dalam beberapa situasi (seperti : aircraft avionic, nuclear power plant control) dimana kehandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan hasil real time untuk memastikan konsistensi. Diajurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back testing.
  5. Sample and Robustness Testing
    a. Sample Testing, melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
    b. Robustness Testing, pengujian ketahanan adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    a. Behavior Testing , hasil uji coba tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
    b. Performance Testing, digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan, misalnya : aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi dll. Selain itu digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
  7. Requirement Testing
    a. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input-output-fungsi-performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
    b. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
    c. Untuk memfasilitasinya setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
  8. Endurance Testing Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh : untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating, point, rounding, off dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources), input/output (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51) [27], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu

  1. Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Tahap II
    Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE :
    1) T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
    2) O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
    3) E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:
    a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
    b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    c. Low (L) : Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Definisi Literature Review

Literature adalah kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindak meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga dalam literature review dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan.

Literature Review

Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan pengembangan ini perlu dilakukan study pustaka (Literature Review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan, diantaranya sebagai berikut:

  1. Tinjauan studi dari penelitian Heny Kurniasih, KKP 2015/2016, STMIK Raharja Tangerang, dengan judul “Analisa Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Argo Manunggal Triasta Tangerang”. Pada penelitian ini menjelaskan tentang Penilaian Kinerja Karyawan di PT. Argo Manunggal Triasta Tangerang. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui analisa sistem informasi penilaian kinerja karyawan yang sedang berjalan di PT.Argo Manunggal Triasta dan merancang sistem informasi penilaian kinerja karyawan yang baru, yang lebih cepat, akurat dan rapi. adapun manfaatnya adanya hasil penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam membangun analisa sistem informasi penilaian kinerja karyawan yang lebih efektif dan efisien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan diterapkannya aplikasi analisa sistem informasi penilaian kinerja karyawan yang baru pada perusahaan, menjadikan proses pengarsipan data-data penilaian kinerja karyawan menjadi lebih rapi dan pembuatan laporan penilaian kinerja karyawan menjadi cepat, tepat waktu dan lebih informatif. Permasalahan pada penelitian ini adalah tidak menggunakan metode Logika Fuzzy.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh cahyo wibowo (2010) ini berjudul “Analisa penelitian kinerja karyawan PT.PLN (PERSERO) disrtibusi Jakarta Raya dan Tangerang “. Penelitian ini membahas mengenai proses penilaian kinerja karyawan yang di lakukan staff personalia seperti supervisor. Dalam penlitian ini sistem yang di usulkan menggunakan bahasa pemograman PHP dari database-nya menggunakan MYSQL sedangkan untuk analisa menggunakan Unfied Modelling language (UML). Pada sistem yang di usulkan terdapat kekurangan , yaitu perlu adanya rancangan yang lebih interaktif dan mempuyai fasilitas pendistribusian datamasukan sehingga tidak perlu menginput lagi .karena ruang lingkup yang di ambil penulis hanya unit pelayanan gangguan di sarankan ruang lingkup yang di perluas karena dalam perusahaan penilian karyawan bukan hanya berlaku pada unit pelayanan gangguan, tetapi juga seluruh karyawan dalam perusahaan. Dengan ini penelitian selanjutnya di harapkan dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem tersebut supaya lebih baik lagi.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Riski Amalia (2013). “Penerapan Dashboard Informasi Sistem Penilaian Kinerja Pegawai pada SDM (Sumber Daya Manusia di PT. PLN Disjaya Area Cikokol” ,2013). Penelitian ini membahas bagaimana penerapan Dasboard Informasi Sistem Penilaian KinerjaPegawai pada SDM di PT.PLN Dis jaya Area Cikokol untuk membantu bagian SDM dalam melakukan Penilaian terhadap Karyawannya. Dalam melakukan Penilaian terhadap karyawan terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat di lakukan ,seperti cara kinerja karyawan,perilaku dan seterusnya tergantung kepada cara Penilaian masing-masing perusahan .
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Okta Cantika Wardani, Jurnal tahun 2011, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, dengan judul “Analisis Dan Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Puskesmas Tlogosari Wetan”. Puskesmas Tlogosari Wetan telah menerapkan TI sebagai infrastruktur untuk memberikan pelayanan registrasi pasien dan Puskesmas Tlogosari Wetan juga telah menerapkan sistem informasi puskesmas (SIMPUS). Akan tetapi SIMPUS dan pengolahan registrasi pasien di instansi ini, ada beberapa yang masih mempunyai kendala yaitu masih kurang efektif dan belum memaksimalkan proses kerjanya pada bidang registrasi pasien dimana sering terjadi penumpukan pendaftaran pasien sehingga terjadi pengantrian pasien, sistem yang sulit dimengerti user sehingga user kurang paham dan waktu menajadi tidak efektif, trobel jaringan yang berakibat pada proses pengiriman registrasi pasien ke pusat atau Dinas Kesehatan Kota (DKK) menjadi terganggu, administrasi dokumen yang kurang baik sehingga dokumen buat pasien salah dan pasien harus kembali ke bagian registrasi lagi, prosedur yang tidak standart, penempatan SDM yang tidak sesuai kebutuhan sehingga pengolahan registrasi pasien menjadi lebih lama. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dilakukanlah langkah awal yaitu menganalisis kinerja sistem yang dilakukan dengan cara pengukuran kinerja, pada penelitian ini pengukuran kinerja berdasarkan pada penelitian TRADE.
  5. Tinjauan studi dari penelitian R. Kartika Dwi Astuti, Tugas Akhir tahun 2013, Universitas Widyatama Bandung dengan judul “Analisis Penilaian Kinerja Karyawan Pada Pt Pln (Persero) P3b Region Jawa Barat”. Dalam Laporan Tugas Akhir ini menjabarkan tentang hasil Analisis Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) P3B Region Jawa Barat. Dimana perusahaan dituntut agar memiliki karyawan yang berkualitas, baik dari segi kinerja karyawan maupun dari segi kepribadian. PT. PLN dalam hal ini merasa perlu untuk melakukan penilaian kinerja pada karyawannya guna keperluan kenaikan regular peringkat secara berkala, pemberian kompensasi lainnya atas prestasi kerja yang dilakukan karyawannya serta sanksi bagi tindakan karyawan yang menyalahi atau tidak sesuai target dan tujuan. PT. PLN menggunakan metode penilaian kategori (daftar periksa) dalam melaksanakan penilian kinerja terhadap karyawannya. Pada saat melaksanakan penilaian kinerja terhadap karyawan, PT PLN juga mengalami permasalahan seperti efek halo, sikap dan perilaku karyawan, pengetahuan akan teknologi, serta tingkat kejenuhan karyawan. Namun PT. PLN juga memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan. Jadi dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa untuk menunjang keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan khususnya dalam bidang sumber daya manusia, maka perrlu diadakan penilaian kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fitriana, Jurnal pada tahun 2013, Universitas Brawijaya Malang dengan judul “Analisis Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Dengan Metode Analytic Network Process (Anp) Dan Rating Scale (Studi Kasus Di Pt Erindo Mandiri Pasuruan)”. PT Erindo Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Salah satu upaya yang dapat ditempuh PT Erindo Mandiri untuk meningkatkan produktivitas karyawan adalah dengan melakukan penilaian kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kompetensi yang dapat digunakan untuk analisis kinerja karyawan dan bagaimana mendapatkan bobot kriteria dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) serta mendapatkan hasil penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan rating scale. Hasil yang didapatkan adalah bobot masing-masing cluster yaitu task skills (0.719), task management skills (0.100), contingency management skills (0.008), dan job/role environment skills (0.174). Hasil bobot pada masing-masing subkriteria adalah memenuhi tingkat kehadiran (0.275), datang dan pulang tepat waktu (0.375), mengoperasikan mesin (0.038), menjaga kebersihan area kerja (0.030), menyelesaikan tugas sesuai target (0.080), menyelesaikan tugas secara efisien (0.005), melaporkan data aktivitas produksi secara akurat (0.015), melakukan perawatan mesin (0.003), mendeteksi gejala kerusakan mesin (0.004), melakukan perbaikan mesin (0.001), bekerjasama dengan karyawan lain (0.035), menjalin komunikasi dengan baik (0.020), dan melaksanakan instruksi kerja dari atasan dengan baik (0.119). Hasil dari penilaian kinerja terhadap 30 karyawan kontrak dengan rating scale dan pembobotan kriteria dan subkriteria didapatkan 9 karyawan kontrak yang memiliki nilai kinerja tinggi dan 21 karyawan kontrak yang memiliki nilai kinerja sesuai standar. Nilai yang didapatkan tersebut digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam proses pengangkatan karyawan kontrak menjadi karyawan tetap di PT Erindo Mandiri.
  7. Tinjauan studi dari penelitian Nanik Ustadiyatun, Skripsi Tahun 2013 , dengan judul “Evaluasi Kinerja Karyawan BMT Mitra Usaha Ummat Ngeplak Sleman Jogjakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa BMT Mitra Usaha Ummat telah mengimplementasikan evaluasi kinerja karyawan secara rutin. Evaluasi kinerja karyawan dapat dilakukan dengan menetapkan tujuan, unsur-unsur yang dievaluasi waktu pelaksanaan, pelaku evaluasi serta metode yang digunakan dalam evaluasi. Hal ini sangat diperlukan untuk mengukur sejauh mana tingkat perkembangan BMT Mitra Usaha Ummat. Tujuan penelitiannya adalah untuk mendiskripsikan sistem kinerja karyawan yang saat ini diterapkan oleh BMT Mitra Usaha Ummat.

Dari 7 (tujuh) Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai evaluasi kinerja karyawan dalam bentuk apa saja dan bermacam-macam program yang digunakan pada sistem informasi tersebut. Untuk menindak lanjuti penelitian sebelumnya seperti yang dikemukakan diatas, maka dilakukan penelitian perihal Perancangan Sistem Informasi Evaluasi Pekerjaan Dengan Logika Fuzzy Pada PT Agung Pelita Industrindo.

BAB III

PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Agung Pelita Industrindo merupakan salah satu customer dari PT. Pratama Abadi Industri. Sebelum perusahaan ini didirikan PT. Pratama Abadi Industri memberikan ordernya ke perusahaan lain. Karena adanya pemborosan waktu, maka PT. Pratama Abadi Industri membuka cabang perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo dengan dasar kerjasama yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan memenuhi produk yang diinginkan.

Sejarah singkat perusahaan

PT. Agung Pelita Industrindo (API). Perusahaan tersebut merupakan satu group dengan PT. Pratama Abadi Industri yang terletak di Jalan Raya Serpong Km. 7 Rt/Rw: 02/01 Kelurahan Pakualam Kecamatan Serpong Utara Kabupaten Tangerang. Didirikan pada tanggal 28 Oktober 1998 oleh Mr. Seo Yeong Yul dan Mr. Dong Jo Shin, keduanya warga negara Korea Selatan yang juga merupakan pemegang saham perusahaan, hal ini berdasarkan pada akte pendirian perusahaan dengan Akte Notaris No. 20 yang ditanda tangani oleh Ny. Djumaini Setyohadi, S.H pada tanggal 28 Oktober 1998. Notaris yang berkedudukan di Jakarta, dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C.8182HT.01.01 – TH1999.

PT. Agung Pelita Industrindo adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang asesoris sepatu olah raga, dengan luas tanah 1300 M2, Total karyawan 1600 yang merupakan Penanaman Modal Asing ( PMA ). Pada Tahun 2008 telah terjadi perubahan kepemilikan modal PT. Agung Pelita Industrindo yaitu Mr. Seo Yeong Yul dan PT. Sinar Timur Industrindo hal ini berdasarkan akte perubahan Nomor 11 Tahun 2008. PT. Agung Pelita Industrindo merupakan salah satu customer dari PT. Pratama Abadi Industri. Sebelum perusahaan ini didirikan PT. Pratama Abadi Industri memberikan ordernya ke perusahaan lain. Karena adanya pemborosan waktu, maka PT. Pratama Abadi Industri membuka cabang perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo Industrindo dengan dasar kerjasama yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan memenuhi produk yang diinginkan.

Yang mana letak perusahaan dalam satu lingkup dengan PT. Pratama Abadi Industri. Perusahan yang bekerja sama antara lain PT. Tunas Mandiri, PT. Kukje, PT. Mi Kwang, PT. Hong Ik Abadi, PT. Sunglindo, PT. Purnama. Namun karena adanya pemborosan waktu yang tidak efisien dan persaingan harga produk maka didirikanlah perusahaan asesoris sepatu yaitu PT. Agung Pelita Industrindo.

Visi dan Misi PT. Agung Pelita Industrindo

Adapun Visi dan Misi PT.Agung Pelita Industrindo, yaitu:

  1. Visi
    Visi kami selalu mengutamakan kualitas dan pengiriman yang tepat waktu, menciptakan manajemen yang sempurna, untuk menambah lapangan kerja di wilayah kabupaten Tangerang pada khususnya dan umumnya untuk menanamkan modalnya serta sekaligus melakukan ekspansi ( perluasan usaha ) di Indonesia.
  2. Misi
    Misi kami memberikan kebijakan mutu perusahaan menghasilkan dan mengembangkan produk dan pelayanan yang bermutu di bidang industri assesories sepatu dalam menunjang pembangunan Indonesia. Kebijakan mutu PT. Agung Pelita Industrindo : Merupakan tugas utama dari manajemen perusahaan di semua tingkat dan lapisan untuk melaksanakan kebijakan mutu yaitu :

    “ MEMBERIKAN MUTU TERBAIK UNTUK KEPUASAN PELANGGAN “

    Mutu produk dan pelayanan adalah perwujudan dari bermacam-macam mutu meliputi :
    a. Mutu Produk
    b. Mutu Penyerahan Barang
    c. Mutu Sumber Daya Manusia
    d. Mutu Penerapan Teknologi.

Struktur Organisai

Struktur organisasi PT. Agung Pelita Industrindo berdasarkan informasi dari bagian Personalia dan General affairs adalah sebagai berikut :

  1. Presiden Director : Mr. J.Y. Lee
  2. General Manager : Mr. Kim Gwang DO
  3. Manager Marketing : Suratno
  4. Manager Personalia & GA : Dodi Subagia
  5. Manager Accounting & Finance : Rasiman

Untuk melancarkan tugas sehari-hari, directur dibantu masing-masing oleh seorang pimpinan departement / mandor. Departement leader dalam tugasnya dibantu oleh seorang manager departement atau bagian.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Agung Pelita Industrindo

Akte Notaris No. 20 yang ditanda tangani oleh Ny. Djumaini Setyohadi, S.H pada tanggal 28 Oktober 1998. Notaris yang berkedudukan di Jakarta, dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C.8182HT.01.01 – TH1999.

Wewenang dan Tanggung Jawab

Sejak berdiri sampai dengan saat ini, PT. Agung Pelita Industrindo telah mengembangkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan ini peneliti akan menggambarkan sekilas proses kerja pembuatan asesoris sepatu. Adapun bagian-bagian atau departemen yang mendukung/berkaitan di PT. Agung Pelita Industrindo dibagi jadi dua, yaitu bagian support dan bagian produksi.
Bagian support terdiri dari  :

  1. Bagian Personalia dan General Affairs
    Bagian ini mensupport untuk administrasi yang berhubungan dengan produksi dan karyawan.
  2. Bagian Planning
    Bagian ini yang membuat suatu perencanaan dalam proses produksi pembuatan asesoris. Bagian ini yang pertama merencanakan dalam pembuatan asesoris sepatu dengan berbagai jenis, model dan ukuran.
  3. Bagian Development ( sample )
    Bagian ini mendapatkan instruksi dari bagian perencanaan ( planning ) untuk membuatkan beberapa contoh ( sample ) asesoris sepatu yang diinginkan oleh pihak buyer/ konsumen.
  4. Bagian Purchasing
    Bagian ini bertugas sebagai berikut :
    a. Menerima rekap surat order pembelian dari material b. Membuat surat purchase order ( PO ) untuk supplier.
    c. Mengirim surat tembusan PO ke tiap bagian yang mengajukan permohonan pembelian dan tembusan untuk bagian accounting.
    d. Menerima surat tagihan dari supplier dengan melampirkan PO dan tanda terima barang dari bagian material.
    e. Ceking ke bagian material
    f. Kirim dokumen tersebut ke bagian accounting untuk proses pembayaran
    g. Buat arsip dokumen
  5. Bagian Marketing
    Bagian ini bertugas sebagai berikut :
    a. Mencari order untuk kelancaran produktivitas
    b. Melakukan negoisasi dengan pihak buyer
    c. Membuat jurnal penjualan untuk penagihan
    d. Menjaga kerja sama yang baik kepada buyer
  6. Bagian Accounting dan Finance
    Bagian accounting bertugas membuat laporan keuangan serta menganalisa biaya produksi dalam penentuan laba rugi untuk kepentingan manajemen perusahaan.
    Bagian finance bertugas mencari dan mengelola sumber dana perusahaan untuk kepentingan biaya operasional pabrik baik untuk kas kecil maupun kas besar.
    Bagian produksi terdiri dari :
    a. Bagian Material
    b. Bagian Injection
    c. Bagian Spray/Painting
    d. Bagian Bordir /Embroidery
    e. Bagian Cup Insole
    f. Bagian Outsole Press
    g. Bagian Molding
    h. Bagian Sablon
    i. Bagian Sublim
    j. Bagian Laborat
    k. Bagian Gojupa
    l. Bagian Proses/Setting

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Tata laksana sistem yang berjalan menjelaskan tentang prosedur atau alur kerja dan pelaksanaan sistem penilaian kinerja karyawan yang sedang berjalan pada PT Agung Pelita industrindo.Analisa tata laksana ssitem yang berjalan digambarkan melalui gambar alur kerja dan rancangan prosedur mengunakan UML (Unified Modelling Language).

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan , pada penelitian ini digunakan program unifield modeling language (UML) untuk menggambarkan dan proses yang berjalan saat ini, pada penggambaran kali ini prosedur digunaan use case diagram yaitu sebagai berikut :


Gambar 3.2. Use case diagram yang berjalan

Berdasarkan gambar 3.2. Use case diagram yang berjalan diatas atau sistem yang berjalan mempunyai/terdiri dari:
1. Tiga aktor yaitu , admin, pengawas ,karyawan
2. Delapan use case yaitu evaluasi, mengecek Kinerja karyawan, Kreatifitas karyawan, Motivasi karyawan , kompleksitas pekerjaan, kebutuhan pengawas, ketahanan fisik dan Data Absen Karyawan.

Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang menggambarkan terhadap waktu. Sequne diagram terdiri dari atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horiszontal (objek-objek yang terakait). Squne Digram bisa digunakan utuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang mentrigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Gambar 3.3. Sequence diagram yang berjalan

a) 1 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Pengawas, Karyawan, Admin.
b) 6 message yang merupakan urutan kegiatan sistem evaluasi pekerjaan karyawan.

Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Activity diagram mengambarkan bebagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang,bagaimana masing-masing alur berawal ,decision yang mungkin terjadi, dan bagamana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya(internal processing).

Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Dipakai pada business modeling unruk memeperlihatkan urutan aktivitas proses bisnis. Struktur diagram ini mirip flowchart atau Flow Diagram pada perancangan terstruktur. Sangat bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk memebantu memahami proses secara keseluruhan. Activity diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa use case pada use case diagram. Sistem yang sedang berjalan saat ini, yaitu:

Gambar 3.4. Activity Diagram

Berdasarkan gambar 3.4. Activity Diagram diatas terdapat :
a. 1 initial node, objek yang diawali
b. 8 Action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi
c. 1 final state, objek yang diakhiri

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisis Sistem

Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi, kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh fakrtor eksternal organisasi.

Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T).Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3 Internal Stategic Factors Analysis

Tabel 3 Ekternal Stategic Factors Analysis

Tabel 3.7 Stategic S-O

Tabel 3 Stategic S-T

Tabel 3 Stategic W-O

Tabel 3. Stategic W-T

Analisis Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (Boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Karena luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini, setiap sistem harus mempunyai batasan sistem. Merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

PT Agung Pelits Industrindo terdapat begitu banyak proses yang dilakukan pada adminitrasi. Agar proses penelitian tidak terlalu luas dan dapat fokus pada tujuan penelitian yaitu perancangan sistem informasi pekerjaan dengan logika fuzzy .

Batasan sistem yang akan dibahas adalah tentang pokok permasalahan sistem informasi yang dimulai dari penilaian karyawan yang sistemnya masih belum sempurna yaitu masih menggunakan program komputer standart (Microsoft Excel) penggunaan komputer belum secara maksimal, prosesnya meliputi input data karyawan secara manual, dan sampai pada pembuatan laporan penilaian karayawan.

Analisis Kebutuhan Sistem

Sistem informasi pendataan pada PT Agung Pelita Industrindo membutuhkan ketelitian dalam proses pengolahan data-datanya. Sistem yang ada seharusnya dapat menunjang terutama dari segi peralatan komputer baik itu perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) komputer. Oleh karena itu, program sistem komputer terasa penting dalam menunjang kalancaran pengolahan data, sehingga faktor kesalahan manusia (human error) dapat diperkecil dan hasil yang dicapai dapat lebih efektif dan effisien serta optimal dalam memberikan hasil laporan penilaian kinerja karyawan kepada atasan.

Analisis Proses

Proses pengolahan data penilaian karyawan memang masih dilakukan secara manual. Akan tetapi prosedur laporan yang ada sudah dapat memenuhi keinginan karyawan dan direktur untuk melihat seluruh data penilaian kinerja, hanya saja kendala yang masih dihadapi adalah karena proses pencatatan laporan masih dilakukan secara manual sehingga pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama. Penjelasan lebih rinci mengenai Sistem penilaian kinerja karyawan pada PT Agung Pelita Industrindo digambarkan dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML).

Analisis Kontrol

Pengendalian yang diterapkan pada sistem penilaian pekerjaan karyawan ini sangat berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kesalahan yang mungkin terjadi bila salah pencatatan laporan penilaian kinerja karyawan. Pengendalian internal diperlukan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Analisa sistem evaluasi pekerjaan

Evaluasi Pekerjaan pada lingkungan fuzzy. Selama ini penggajian karyawan dalam suatu perusahaan seringkali dibuat dengan ketentuan yang sifatnya tegas. Misalkan pembayaran gaji berdasarkan masa kerja, atau berdasarkan golongan , atau berdasarkan pendidikan tertinggi suatu karyawan. Padahal dalam kenyataanya, banyak sekali faktor lain yang mempengaruhi berat ringannya pekerjaan atau tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Faktor-faktor ini cukup sulit apabila harus diidentifikasikan dengan tegas. Seorang karyawan dengan kompleksitas pekerjaan yang biasa biasa saja tentu saja seharusnya akan mendapatkan gaji yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang yang dalam melakukan pekerjaannya harus mendapatkan pengawasan penuh. Ukuran berat/ringan atau sedikit/banyak pengawasan penuh. Ukuran berat/ringan atau sedikit/banyakpengawasan ini bersifat tidak tegas atau kabur(fuzzy).

Pada bagian ini , akan diperkenalkan suatu metode penggajian karyawandengan mempertimbangkan faktor-faktor yang bersifat kabur(fuzzy). Untuk mendapatkan ukuran terhadap suatu pekerjaan,perusahaan harus:

  1. Memiliki kumpulan daftar pekerjaan yang akan digunakan sebagai basis untuk mengavaluasi suatu pekerjaan. Kumpulan pekerjaan yang telah diseleksi tersebut dikenal dengan nama bench-mark.
  2. Menetapkan faktor-faktor kompensasi yang akan menentukan harga relative dari suatu pekerjaan. Faktor kompensasi ini hendaknya bervariasi antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.
  3. Menetapkan level untuk tiap-tiap faktor dalam tiap-tiap pekerjaan. Nilai level dalam satu faktor hendaknya berbeda.
  4. Menetapkan batas bawah untuk jumlah selisih level terendah dan batas atas untuk jumlah level tertinggi.
  5. Menetapkan batas bawah selisih antar level dalam faktor.

ASUMSI

Misalkan untuk menegvaluasi suatu pekerjaan, ada m faktor yang berpengaruh, tiap-tiap faktor teridri dari n level. Sehingga faktor ke-i level ke-j dapat ditulis sebagai Xij. Diasumsikan bahwa , level yang lebih tinggi pada suatu faktor (nilai j naik) menunjukkan bahwa kompleksitas pekerjaannya lebih tinggi. Hubungan ini dapat dituliskan sebagai:

Xij R Xij-1, i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n.

Dengan R adalah relasi ‘Lebih Komplkes’.
Misalkan ditetapkan ada k pekerjaan yang akan digunakan sebagai basis untuk melakukan evaluasi (benchmark), maka benchmark ke-r adalah Zr(X). Level terendah dalam faktor ke-I adalah Xi1, sedangkan level tertinggi dalam suatu faktor adalah Xin. Jumlah skor pda level terendah harus ditetapkan lebih dari atau sama dengan suatu nilai tertentu (Ci), sedangkan jumlah skor pada level tertinggi juga harus ditetapkan kurang dari atau sama dengan suatu nilai tertentu(Wi). Ini dapat ditulis sebagai:

{Xi1 >_ Ci;

{Xin ≤ Wi;
Dengan i=1,2,…m. Juga perlu diperhatikan bahwa, dalam suatu faktor , Harga suatu level harus lebih tinggi dbanding dengan harga level sebelumnya. Selisih yang diperbolehkan untuk kedua level dalam faktor ke-I tersebut minimum harus sama dengan ei. Dari sini dapat ditulis:
Xij –Xij-1≥ ei;
Dengan i=1,2,…,m; dan j=1,2,…n. Tujuan kita adalah mencari berapakah nilai optimum level-level tiap-tiap faktor. Sehingga akhirnya dapat dihitung nilai untuk setiap benchmark. Jika nilai ini sudah diketahui, maka nilai ini dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu pekerjaan.

PENGEMBANGAN

Dari (11.1), (11.2), dan (11.3) dapat disusun suatu model : Tentukan:

X = xij; Dengan batasan:

Zr(X)=dr;

{xi1 ≥ ci;

{Xin ≤ Wi;

Xij-Xij ≥ ei; Xij ≥ 0;

(i=1,2,…,m; dan j=1,2,…,n.)
Dengan ̱͂ menunjukan kesamaan fuzzy.
Kesamaan fuzzy ini dapat dipresentasikan sebagai kombinasi antara 2 ketidaksamaan fuzzy sebagai berikut:

Zr(X)≤ dr; dan

Zr(X) ≥dr.
Misalkan Zmin dan Zmax masing-masing nilai benchmark minimum dan nilai benchmark maksimum, maka fungsi keanggotaan untuk kesamaan fuzzy dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Fungsi keanggotaan (Zr) adalh fungsi yang tidak pernah turun. Jika diasumsikan bahwa nilai 0 akan terjadi pada daerah Zr ≥ Zmin, dan fungsi akan naik secara monoton pada Zmin ≤ Zrdr
    μr [Zr] = {0;
    jika Zr ≤ Zmin
    Zr – Zmin ;
    : jika Zmin < Zr ≤ dr
    dr – Zmin
    jika Zr > dr
    r = 0,1,2,…,k
  2. Fungsi keanggotaan (Zr) adalah fungsi yang tidak pernah naik. Jika diasumsikan bahwa nilai 0 akan terjadi pada daerah Zr ≥ Zmax, dan fungsi akan turun secara monoton pada dr < Zr ≤ Zmax

CONTOH KASUS
Misalkan ada faktor yang mempengaruhi evaluasi pekerjaan:
X1 kompleksitas pekerjaan
X2 kebutuhan akan pengawas
X3 ketahanan fisik
X4 kinerja karyawan
X5 kreatifitas karyawan
X6 motivasi pekerjaan

Ada benchmark/ evaluasi pekerjaan yang ditetapkan, yaitu:
Zr(X) = X14 + X24 + X34 + X44 + X54 + X64 = 100
Zr(X) = X14 + X24 + X33 + X43 + X53 +X63 = 90
Zr(X) = X13 + X23 + X33 + X43 +X53 +X62 = 80
Zr(X) = X13 + X23 + X32 +X42+X52 +X62 = 70
Zr(X) = X12 + X23 + X32 +X42 +X52 +X61 = 60
Keterangan untuk tiap nilai variable adalah sebagai berikut :

Skor Penilaian

A = Sangat Baik 96- 100
D = Kurang Baik 65 – 74.9
B = Baik 85 – 95.9
E = Jelek 55 - 64.9
C = Cukup 75 – 84.9

Dengan Zr(X) merupakan peringkat pekerjaan tertinggi dalam organisasi. Toleransi yang ditetapkan untuk setiap pembelian benchmark seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel Normal

Level terendah dan tertinggi memiliki batasan sebagai berikut :
∑xi1 ≥20 ;
∑xi4 ≤ 150;
Dengan i=1,2,3.
Antara satu level dengan level sebelumnya dalam setiap faktor memiliki selisih nilai minimum 4 :
Xij – xij-1 ≥ 4;
Dengan i= 1,2,3 dan j=1,2,3.
Solusi :
Max λ
Dengan batasan :
X14 + X24 + X34 + X44 + X54 + X64 + 30 λ <= 130 ;
X14 + X24 + X34 + X44 + X54 + X64 – 10 λ >= 90;
X14 + X24 + X33 + X43 + X53 +X63 + 10 λ <= 100 ;
X14 + X24 + X33 + X43 + X53 +X63 – 20 λ >= 70;
X13 + X23 + X33 + X43 + X53 +X62 + 15 λ <= 95 ;
X13 + X23 + X33 + X43 + X53 +X62 – 10 λ >= 70;
X13 + X23 + X32 + X42 + X52 +X62 + 10 λ <= 80 ;
X13 + X23 + X32 + X42 + X52 +X62 – 10 λ >= 60
X12 + X23 + X32 + X42 + X52 +X61 + 5 λ <= 65 ;
X12 + X23 + X32 + X42 + X52 +X61 – 10 λ >= 50;

X12 + X23 + X32 + X42 + X52 +X61 >= 30;
X14 + X24 + X34 + X44 + X54 +X64 <=150;
X12 – X11 >= 4;
X13 – X12 >= 4;
X14 – X13 >= 4;
X22 – X21 >= 4;
X23 – X22 >= 4;
X24 – X23 >= 4;
X32 – X31 >= 4;
X33 – X32 >= 4;
X34 – X33 >= 4;
X42 – X41 >= 4:
X43 – X42 >= 4;
X44 – X43 >= 4;
X52 – X51 >= 4;
X53 – X52 >= 4;
X54 – X53 >= 4;
X62 – X61 >= 4;
X63 – X62 >= 4;
X64 – X63 >= 4;
Xij ≥ 0 (i=1,2,…m;j=1,2,…,n)

Bentuk diatas dapat diselesaikan dengan linear programming biasa. Hasil diperoleh, nilai λ = 0.86667. Nilai ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil untuk menggunakan benchmark ini 86.67% sempurna. Tabel menunjukan hasil yang dicapai untuk setiap level pada setiap faktor :

Dari hasil skor yang diperoleh untuk setiap level pada setiap faktor ini, akhirnya dapat idtentukan nilai untuk tiap-tiap benchmark.

Berdasarkan hasil Perhitunagnan tersebut diatas, dapat ditentukan nilai kinerja karyawan dengan spesifikasi tertentu. Seorang karyawan adalah karyawan yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a.faktor kompleksitas pekerjaan dengan hasil yang sangat tinggi
b.faktor kebutuhan pengawas yang tidak butuh pengawasan
c.faktor ketahanan fisik yang sangat perlu dimiliki karyawan
d.faktor kinerja karyawan yang dimiliki karyawan sangat baik
e.faktor kreatifitas yang dimiliki karyawan sangat butuh tiap pekerjaan
f.faktor motivasi yang harus dmiliki karayawan sangat tinggi

Darispesifikasi diatas karyawan tersebut memiliki skor sebagai berikut :
Faktor 1 berada pada level 4-> x14
Faktor 2 berada pada level 4-> x24
Faktor 3 berada pada level 4 -> x34
Faktor 4 berad pada level 4 -> x44
Faktor 5 berada pada level 4 -> x54
Faktor 6 berada pada level 4 -> x64
Skor =X14 + X24 + X34 +X44 +X54 +X64

=46,3333 + 12,000 + 12,000 + 12,000 + 12,000

=94.3333
Apabila ditetapkan nilai benchmark tertinggi adalah 105, maka karyawan tersebut dapatdiberi nilai

= 94,3333/98,6666 x 105 = 100,388
Berarti dengan nilai 100,388, karyawan tersebut mendapat nilai A maka karyawan tersebut masuk dalam kategori Sangat Baik.

Konfigurasi sistem yang berjalan

  1. Spesifikasi perangkat keras (Hardware)
    • Processor : Intel Pentium Dual Core
    • Minitor : LG 16 Inci
    • Hardisk : 320 GB
    • RAM : 2 GB
    • Keyboard : Logitech USB
    • Mouse : Logitech USB
  2. Spesifikasi perangkat lunak (Software)
    • Microsoft Windows XP SP-2 32 Bit
    • Microsoft Office 2007 Profesional
  3. Hak Akses (Brainware)
    Untuk mengoperasikan dan mengolah data absensi karyawan yang kemudian digunakan untuk memebuat report ke atasan.

Permasalahan yang dihadapi dan alternatife Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Dari hasil analisa, maka permasalahan yang dihadapi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

  1. Sistem yang sudah terkomputerisasi namun belum maksimal dikarenakan masih ada kegiatan yang manual seperti mencatat dan mencetak laporan.
  2. Ketidakakuratan data, dikareanakan ada data yang terselip dilaporan lain, dan lupa menginput data yang dikerjakan manual.
  3. Tidak bekerja secara live/mobile.

Alternatif pemecahan masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pad sistem yang berjalan, terdapat beberapa alternative peemecahan dari masalah yang dihadapi, antara lain :

  1. Diperlukan sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem evaluasi pekerjaan sehingga tidak ada lagi kegiatan manual.
  2. Diperlukan sistem yang mampu memeberikan informasi akurat untuk menilai kinerja setiap karyawan.
  3. Adanya sistem yang lebih yang tidak banyak memakan waktu lama untuk memeberikan report kepada atasan.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi tahap 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan/berdasarkan pada Observasi dan Wawancara.

Elitasi Tahap I

Elitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut Lampiran Elitasi tahap 1 yang telah dibuat :

Tabel Elitasi I

Keterangan :
M (Mandatory) = Penting
D (Desirable) = Tidak terlalu penting
I (Inessential) = Tidak penting

Elitasi Tahap II

Elitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elitasi Tahap I yang kemudian diklarifikasikan melalui metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement diatas diberi opsi Innessential (I) dan harus dieliminasi.

Tabel Elitasi Tahap II

Keterangan:
H = High
M = Mediu
L = Low

Elisitasi Tahap III

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H): sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M): mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L): mudah untuk dikerjakan.

Tabel Elitasi Tahap III

Keterangan :
T : Technical
E : Economic
L : Low
O : Operational
M : Midle
H : High

Final Draft Elisitasi

Merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Evaluasi Pekerjaan dengan Logika Fuzzy Pada PT Agung Pelita Industrindo Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis untuk membuat suatu Sistem Evaluasi Pekerjaan dengan Logika Fuzzy Pada PT Agung Pelita Industrindo , Berikut Lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat:

Tabel Elistasi Draft Final

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

Rancangan Sistem Usulan

Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi sistem penilaian kinerja karwan yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah sistem yang semula dilakukan secara manual menjadi sistem yang terkomputerisasi dan berbasis web. Langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses desain sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisis usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram dan state machine diagram.

Prosedur Sistem Usualan

  1. Bagian Admin
    Melakukan login sistem.
    Menampilkan menu home.
    Melakukan view, add, edit, delete karyawan
    Melakukan view, add, edit, delete evaluasi kinerja karyawan
    Melakukan view, add, edit, delete unit kerja
    Log Out.
  2. Pengawas
    Menampilkan login sistem
    Menampilkan menu home
    Melakukan Laporan Evaluasi Kinerja Karyawan
    Melakukan Laporan Daftar Karyawan
    Logout

Use Case Diagram Sistem yang diusulkan

Gambaran mengenai use case diagram yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1. Use Case Diagram Yang Diususlkan

Berdasarkangambar 4.1 diatas, rancangan usecase diagram terdiri dari :
a. 1 (satu) buah sistem yang merupakan usulan proses sistem evaluasi kinerja .
b. 2 (dua) buah aktor yaitu admin dan pengawas.
c. 2 (dua) usecase yaitu login dan logout.
d. 1 (satu) include yaitu home.
31 (tiga puluh satu) extend yaitu rekam, proses, laporan, utility,view karyawan add karyawan,edit karyawan,delete karyawan,view evaluasi karyawan,add evaluasi karyawan,edit evaluasi karyawan,delete evaluasi karyawan,view unit kerja,add unit kerja, edit unit kerja,view evaluasi kerja,view daftar kinerja karyawan,print laporan evaluasi kerja, print laporan kinerja karyawan,save backup data,save restored data,save inisialisasi.

  1. NamaUsecase : Login
    Actor : Admin /User
    Deskripsi : Admin Gudang/Userloginsistemdenganmemasukkanusernamedanpassword.
  2. NamaUsecase : Logout
    Actor : Admin /User
    Deskripsi : Admin /Userlogout dari sistem.

Activity Diagram Sistem yang diusulkan

Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktifitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktifitas dari aktor. Activity diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1.3 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1.3 activity diagram sistem yang diusulkan terdapat:


    1 initial node, objek memulai kegiatan..
    26 action state, berawal dari login dengan memasukan username dan password maka akan masuk pada menu home,pilih menu rekam,proses,laporan,utility dan logout.
    1 activity final node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem yang diusulkan

Gambar 4.3 Sequence Diagram Yang Diusulkan

Class Diagram yang Diusulkan

Class diagram Menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk memebangun sistem.

Gambar 4.4 Class diagram sistem yang diusulkan

Berdasarkan gambar tersebut diatas, dapat diterangkan sebagai berikut:

  1. Aktor yang melakukan kegiatan yaitu admin dan pengawas
  2. Terdapat 7 lifeline yaitu login, home, data rekam, proses, , laporan, utility dan logout.
  3. 15 Message, spesifikasi dari komunikasi antar obyek yang memuat informasi-informasi tentang akifitas yang biasa dilakukan aktor tersebut diantaranya:
    a. Masukan username dan password untuk login
    b. Login gagal, kembali ke menu login
    c. Login berhasil, masuk ke menu Home.
    d. Melakukan view,add,edit,delete karyawan.
    e. Melakukan view,add,edit,delete evaluasi karyawan .
    f. Melakukan view,add,edit,delete unit kerja .
    g. Melakukan view evaluasi kerja.
    h. Melakukan view daftar kinerja karyawan.
    i. Melakukan print laporan evaluasi karyawan.
    j. Melakukan print laporan daftar kinerja.
    k. Melakukan save backup data .
    l. Melakukan save restored data
    m. Melakukan inisialisasi.
    n. Log Out.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menganalisis sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan, dapat dijabarkan perbedaan antara sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data memakai class diagram, spesifikasi basis data dan normalisasi. Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data memakai class diagram, spesifikasi basis data dan normalisasi.

Spesifikasi Basis Data

Struktur basis data digunakan untuk membantu dalam pembangunan suatu database yang digunakan dalam program aplikasi ini. Beberapa fungsi dari pembangunan database antara lain adalah mampu mengurangi data double atau duplikat data, mampu mencari lokasi atau tempat di mana data disimpan. Pada rancangan tabel di bawah ini akan menjelaskan nama dari suatu field, tipe data yang digunakan, panjang field dan keterangan dari field-field tersebut.

Pada rancangan struktur basis data ini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang digunakan antara lain :

  1. Nama File  : User
    Media  : Hardisk
    Primary Key  : id
    Panjang Record  : 45

    Tabel 4.2 User

  2. Nama File : evaluasi
    Media : Hardisk
    Primary Key : id_evaluasi
    Panjang Record : 45

    Tabel 4.3 tbl_evaluasi

    Nama File Type Data Panjang Keterangan -tgl Date - Tgl masuk -nik Varchar 10 identitas nik -kinerja Varchar 30 Criteria -kreatifitas Varchar 30 Level -motivasi Varchar 30 Criteria -kompleksitas pekerja Varchar 30 Level -kebutuhan pengawas Varchar 30 Criteria -ketahanan fisik Varchar 30 Level

  3. Nama File : karyawan
    Media : Hardisk
    Primary Key : Id_karyawan
    Panjang Record : 65

    Table 4.4 tbl_karyawan

    Nama File Type Data Panjang Keterangan -nik Varchar - Identitas -Tgl_masuk Date - Tanggal masuk -nama Varchar 30 Identitas karyawan -tempat-lahir Varchar 100 Nomer PO -tanggal-lahir Date - Nomer receive -jk Varchar 6 - -alamat Text -agama Varchar 20 Status check -status Varchar 10 Status chek -id-unit-kerja Int 2 -

  4. Nama File : unit kerja
    Media : Hardisk
    Primary Key : id_unit kerja
    Panjang Record : 233

    Table 4.5 tbl_unit kerja

    Nama File Type Data Panjang Keterangan -Id_unit kerja Int 3 Identitas unit kerja -Nama_unit kerja Varchar 30 Nama unit kerja

Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Prototype Halaman Login

Untuk mengawali terbukanya tampilan, maka akan muncul tampilan awal login admin seperti di bawah ini.

Tampilan Login

Gambar 4. 7 Tampilan Login Admin


Tampilan Home

Gambar 4.8.Tampilan Home

Tampilan Evaluasi

Gambar 4.9. Tampilan Evaluasi

Tampilan Kinerja Karyawan

Gambar 4.10 Tampilan Kinerja Karyawan

Rancangan Tampilan Program

Tahap ini merupakan gambaran yang jelas mengenai rancang bangun yang lengkap ke seorang admin yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan daripada para pengguna sistem.

Tampilan Menu Login

Halaman ini yaitu admin harus membuka local host dan ketika masuk ke sistem admin diharuskan untuk login terlebih dahulu.

Tampilan Menu Home

Tampilan Menu Karyawan

Tampilan Menu Evaluasi Kerja

Tampilan Menu Unit Kerja

Tampilan Menu Proses Evaluasi Kerja

Tampilan Menu Proses Kinerja Karyawan

Tampilan Menu Laporan Evaluasi Karyawan

Tampilan Menu Laporan Kinerja

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Untuk mengimplementasikan sistem ini dengan baik penulis mengklasifikasikannya sebagai berikut :
Perangkat keras yang digunakan adalah sebabai berikut :

  1. Komputer :
  2. Processor Intel quadcore
  3. Type Monitor  : HP LED 16”
  4. Hardisk  : 160 GB Seagate
  5. Type Printer  : Epson Lx 300
  6. Mouse  : LG
  7. Keyboard  : Standard
  8. RAM : 4 GB

Aplikasi yang Digunakan

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan dan menjalankan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

  1. Microsoft Windows 7
  2. Mozila Firefox
  3. PHP
  4. MySql
  5. Macromedia Dreamweaver
  6. Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition

Hak Akses (Brainware)

Pengoperasian aplikasi ini dapat diakses oleh:
1. Admin
2. Pimpinan

Testing

Pengujian yang dilakukan terhadap Perancangan Sistem Informasi Evaluasi Pekerjaan dengan Logika Fuzzy Pada PT. Agung Pelita Industrindo ini menggunakan metode pengujian Black Box atau yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Berikut ini merupakan beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box).

Penanganan Kesalahan (Error Handling)

Penanganan kesalahan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kesalahan yang terjadi pada saat proses penggunaan sistem. Berikut merupakan hasil pengujian dari form-form dalam aplikasi.

Implementasi

Schedule

Setelah sistem usulan ini selesai dianalisa dan didesain secara terinci dengan teknologi dandesain yang terpilih, maka tiba saatnya sistem diimplementasikan dan diterapkan. Tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum sistem yang baru benar-benar digunakan.
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan antara lain:

  1. Pembuatan Proposal
    Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian, dilakukan alam rentang waktu satu minggu.
  2. Pengumpulan Data dan Study Pustaka
    Prosespengumpulan data digunakan sebagai bahan perancangan sistem, sehingga data-data dapat dirangkum sesuai dengan kebutuhan dan dapat dianalisa yang kemudian dibuat program sistemnya, pada pelaksanaannya membutuhkan waktu satu minggu untuk melakukan pengumpulan data.
  3. Seminar Proposal
    Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dilakukan selama satu minggu.
  4. Analisis Data
    Melakukan pengkajian terhadapdata –data yang telah diperoleh, dilakukan selama satu minggu.
  5. Desain Sistem
    Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang embuat program. Perancangan sistem berlangsung selama satu minggu.
  6. Pembuatan Program
    Pembuatan program adalah kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama delapan minggu.
  7. Testing Program
    Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program ke dalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.
  8. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama satu minggu.
  9. Implementasi
    Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.
  10. Dokumentasi
    Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal selama enam minggu berawal pada dimulainya kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasai pada pihak stakeholder.

Tabel 4.22 Schedulle Implementasi

Estimasi biaya

Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang di perlukan untuk menyelesaikan penelitian yang di usulkan di bawah ini adalah rincian biaya yang di perlukan untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Perancangan Sistem Informasi Pekerjaan Dengan Logika Fuzzy Pada PT. Agung Pelita Industrindo ”.

Tabel 4.23 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. Sistem evaluasi kinerja karyawan yang sedang berjalan pada PT Agung Pelita Industrindo saat ini masih belum efektif dan efisien bagi divisi yang terkait khususnya pada bagian admin. Sistem pengolahan data evaluasi kinerja karyawan masih kurang optimal karena bagian yang terkait harus bolak balik jika membutuhkan beberapa data. Selain itu, penyimpanan data hasil inspeksi masih dilakukan secara manual yaitu pada file office seperti word dan excel, seharusnya data disimpan pada sebuah database sehingga lebih aman dan lebih mudah diakses ketika dibutuhkan.
  2. Kendala yang dialami PT Agung Pelita Industrindo pada penggunaan sistem evaluasi kinerja karyawan selama ini adalah kurang efektifnya sistem evaluasi kinerja kerja yang dilakukan oleh bagian admin. karena masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan dokumen-dokumen manual seperti form-form kertas dan komunikasi lisan, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat laporan.
  3. Rancangan aplikasi evaluasi kinerja karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari perusahaan sehingga dapat memberikan kemudahan kepada admin user dalam proses pengolahan data yang dibutuhkan dan memudahkan pimpinan untuk pengevaluasian karayawan dan data kinerja karyawan.
  4. Peneliti merancang aplikasi yang terintegrasi untuk memudahkan proses pengolahan data evaluasi kinerja karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berbasis internet seperti membuat website berisi database yang mampu menyimpan semua data yang diperlukan oleh sistem dengan aman sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk menunjang aplikasi evaluasi kinerja karyawan yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja untuk menghasilkan laporan yang cepat, tepat dan akurat.

Saran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar penerapan Aplikasi Evaluasi Kinerja Karyawan Pada PT Agung Pelita Industrindo dapat berjalan dengan baik yaitu :

  1. Setelah sistem dapat diimplementasikan dengan baik diharapkan untuk dilakukan pengembangan sistem yang lebih baik agar memungkinkan dapat mengatasi kekurangan dari sistem ini dan penggunaan yang lebih maksimal serta sesuai dengan perkembangan dan perubahan teknologi.
  2. Untuk keamanan dan kenyaman dalam pengolahan data diperlukan adanya backup dan restore data-data pada aplikasi tersebut, hal itu sangat penting untuk mengatasi masalah seperti error pada komputer sehingga mengakibatkan data-data menjadi hilang atau jika tiba-tiba websitenya di retas oleh hacker yang tidak bertanggung jawab merusak aplikasi tersebut.
  3. Disarankan adanya pelatihan kepada user dalam hal proses pengolahan data meliputi input data atau perubahan data agar user tidak mengalami kesulitan saat menggunakannya dan perlu juga dilakukan evaluasi masukan untuk menyempurnakan sistem yang ada sesuai dengan kebutuhan user.

Kesan

Peneliti merasa sangat beruntung mendapatkan pengalaman observasi di PT Agung Pelita Industrindo, melalui keseluruhan penelitian tersebut peneliti mendapatkan banyak pengalaman yang sangat bermanfaat mulai dari bagaimana mengetahui proses kerja bagian admin, apa saja kendala yang sering dihadapi, bagaimana sistem evaluasi kinerja karyawan yang berjalan di perusahaan tersebut dan lain-lain. Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada PT Agung Pelita Industrindo, karena telah diberi kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Mustakini, Jogiyanto Hartono.2010. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 Mulyanto, Agus.2011. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 Sutabri, Tata. 2010. Konsep Sistem Informasi. Yoyakarta: Andi Offset.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Mustakini, Jogiyanto Hartono.2010. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.
  5. 5,0 5,1 Nugroho,Adi. 2010. Rekayasa Piranti Lunak Menggunakan UML & Java.Yogyakarta:Andi Offset.
  6. Loudan,Kenneth C.2010. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:Salemba Empat.
  7. 7,0 7,1 7,2 Davis, Gordon B. 2010.”Management Information System (MIS), Encyclopedia of Computer Science, 4th edition”. John Wiley and Sons Ltd
  8. O’Brien dan Marakas. 2010. Introduction to Information System . New York : McGraw-Hill/Irwin
  9. Stair,Ralph, and Reynolds, George. 2010. Principle of Information System 9th Edition.Course – Technology. Cengange Learning, USA.
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 Wirawan, 2012 ; Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia,Teori Aplikasi dan Penelitian Salemba Empat, Jakarta.
  11. Anoraga. 2009. Psikologi Kerja.Jakarta : Rineka Cipta
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 12,4 Daryanto. 2010. Teknologi Jaringan Internet. Bandung :Satu Nusa.
  13. Fitriana, Nur. Jurnal tahun 2013. “Analisis Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Dengan Metode Analytic Network Process (Anp) Dan Rating Scale (Studi Kasus Di Pt Erindo Mandiri Pasuruan)”. Universitas Brawijaya Malang.
  14. Kurniasih, Heny. KKP 2015/2016. “Analisa Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Argo Manunggal Triasta Tangerang”. STMIK Raharja Tangerang
  15. 15,0 15,1 15,2 Kusumadewi, S., Purnomo, H. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy untuk. Pendukung Keputusan Edisi 2. Graha Ilmu. Yogyakarta
  16. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007) Prasetiyowati, M.I., Seta, B.A. 2007.
  17. Kusumadewi, Sri dan Purnomo Hari. 2010, “Aplikasi Logika Fuzzy”,. Cetakan Pertama, Graham Ilmu, Yogyakarta.
  18. Notoatmodjo,S, 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka cipta.
  19. 19,0 19,1 Padeli dkk.2008. Membangun (E-Procerement) Pengadaan Barang dan jasa Dengan Prinsip Good Corporate governance dengan Visual UML.Journal CCIT Vol-2 No.1-September 2008
  20. 20,0 20,1 Astuti, R. Kartika Dwi. Tugas Akhir tahun 2013. “Analisis Penilaian Kinerja Karyawan Pada Pt Pln (Persero) P3b Region Jawa Barat”. Universitas Widyatama Bandung.
  21. Wibowo, cahyo. 2010. “Analisa penelitian kinerja karyawan PT.PLN (PERSERO) disrtibusi Jakarta Raya dan Tangerang “.
  22. A.S, Rossa dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi objek. Bandung : Penerbit Informatika.
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 23,4 Nugroho,Adi. 2010. Rekayasa Piranti Lunak Menggunakan UML & Java.Yogyakarta:Andi Offset
  24. 24,0 24,1 Amalia, Riski. 2013. “Penerapan Dashboard Informasi Sistem Penilaian Kinerja Pegawai pada SDM(Sumber Daya Manusia di PT. PLN Disjaya Area Cikokol”. Tangerang.
  25. 25,0 25,1 Jogiyanto, Hartoni. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta:Andi
  26. 26,0 26,1 Ustadiyatun, Nanik. Skripsi Tahun 2013. “Evaluasi Kinerja Karyawan BMT Mitra Usaha Ummat Ngeplak Sleman Jogjakarta”. Jogjakarta.
  27. Yakub.2012.Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta:Graha Ilmu

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Kartu Bimbingan Skripsi
  2. Surat Pengantar Observasi Skripsi
  3. Daftar Wawancara
  4. Elisitasi
  5. Surat Keterangan Observasi
  6. Surat Keterangan Implementasi
  7. Surat Keterangan Hibah
  8. Daftar Nilai
  9. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
  10. Form Daftar Mata Kuliah Yang Sudah Diambil Dan Tidak Cocok
  11. Kurikulum
  12. Form Validasi Skripsi
  13. Form Validasi Sidang Akademik
  14. Lembar Persetujuan Pembimbing
  15. Formulir Cek List Validasi Sidang
  16. Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi
  17. Kwitansi Pembayaran Pembayaran
  18. Formulir Seminar Proposal
  19. Formulir Pertemuan Stakeholder
  20. Sertifikat Prospek
  21. Sertifikat TOEFL
  22. Sertifikat IT Internasional
  23. Sertifikat IT Nasional
  24. Slide Presentasi
  25. Daftar Riwayat Hidup
  26. Printscreen Sistem Rancangan

Contributors

Sucisuci, Suciyani