SI1131469084

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE

ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH

KEC.PASAR KEMIS KAB. TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

Disusun Oleh :

NIM  : 1131469084
NAMA  : Febri Wibowo

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE

ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH

KEC.PASAR KEMIS KAB. TANGERANG

 

Disusun Oleh :

NIM  : 1131469084
Nama  : Febri Wibowo
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 27 Mei 2015

Ketua

 

 

 

 

Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA

 

 

 

 

Jurusan Sistem Komputer

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)

 

 

 

 

(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd)
NIP : 00594

 

 

 

 

NIP : 079010

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE

ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH

KEC.PASAR KEMIS KAB. TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1131469084
Nama  : Febri Wibowo

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 28 Mei 2015

Pembimbing I

 

 

Pembimbing II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gunawan Putrodjojo, Ir., MM)

 

 

(Zakaria, Ir)
NID : 14007

 

 

NID : 00002

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE

ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH

KEC.PASAR KEMIS KAB. TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1131469084
Nama  : Febri Wibowo

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2014/2015

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2015

Ketua Penguji

 

Penguji I

 

Penguji II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(_______________)

 

(_______________)

 

(_______________)
NID :

 

NID :

 

NID :

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS

MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE

ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH

KEC.PASAR KEMIS KAB. TANGERANG

 

Disusun Oleh :

NIM  : 1131469084
Nama  : Febri Wibowo
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

 

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Mei 2015

 

 

 

 

 

(Febri Wibowo)
NIM : 1131469084

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAKSI

 

Pengembangan teknologi bertujuan untuk memberikan fasilitas dan kemudahan kepada manusia dalam melakukan aktifitas. Salah satu aktifitas manusia yang dilakukan adalah mengambil dan mengumpulkan sampah. Pengambilan sampah sampai saat ini masih dilakukan secara konvesional yaitu pengambilan sampah terdapat di jalan atau ruanganruangan masih dilakukan oleh manusia. Peranan smartphone sebagai media kontrol untuk penunjang dalam mempermudah penggunaanya semakin hari semakin besar dan berkembang, pengontrolan robot yang menggunakan media smartphone telah menghasilkan berbagai kemudahan yang bisa meringankan pekerjaan manusia terutama masalah sampah. Oleh sebab itu, dirancang dan dibuat robot pengumpul sampah menggunakan media smartphone dan bluetooth sebagai interface antara robot dengan smartphone berbasis mikrokontroller Atmega2560 yang di program sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah robot pengumpul sampah

Kata kunci : Bluetooth, Mikrokontroller Atmega2560, Robot

 

 

ABSTRACT

 

Technology development aims to provide basic amenities to human activity. One human activity that does is take and collect garbage . Garbage collection is still done in conventional namely garbage collection are on the road or spaces still done by humans . The role of the smartphone as a media control to support in facilitating its use increasingly large and growing , controlling a robot that uses a smartphone media has resulted in a wide range of amenities that could alleviate human work mainly waste problems . Therefore , designed and manufactured robot garbage collector uses a smartphone and a Bluetooth media as an interface between the robot with a microcontroller -based smartphone Atmega2560 that in the program so as to produce a robot garbage collector.

Keywords: Bluetooth, microcontroller Atmega2560, Robot

 

 

KATA PENGANTAR

 

Bismillahirrahmanirrahim

Asslamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, anugerah dan ijin-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul “PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB. TANGERANG”.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Gunawan Putrodjojo, Ir, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan Skripsi ini.
  5. Zakaria, Ir selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan konsep dalam pembuatan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Raharja.
  7. Bapak Giyanto dan Ibu Darsitem selaku Kedua Orang Tua tercinta yang tanpa lelah memberikan segala dukungan moral, materi dan spiritual, “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada beliau, Amin.”
  8. Arpa, Aan, Herdian, Harry, Siti Nurlala selaku Rekan-rekan dan sahabat yang telah memberikan dukungan semangat untuk dapat menyelesaikan penulisan ini tepat waktu.
  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang, 28 Mei 2015
Febri Wibowo

 

 

Daftar isi

 

 

DAFTAR TABEL

 

Tabel 2.1 Kelebihan dan kekuranga Prototype

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan black box

Tabel 2.3 Metode Technical(T),Operational(O), Economic(E)

Tabel 2.4 Metode High(H), Middle(M), Low(L)

Tabel 2.5 Tabel data bahasa C

Tabel 2.6 Tabel baca Resistor

Tabel 2.7 Bahan dielektrik yang di sederhanakan

Tabel 2.8 Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Pola Pemberian pada Driver mtor DC L293

Tabel 4.2 Pengolahan Jadwal Proses pembuatan sistem

Tabel 4.3 Pengolahan jadwal penerapan

Tabel 4.4 Estimasi biaya yang dikeluarkan

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Sistem pengendali loop terbuka

Gambar 2.2 Sistem pengendali loop tertutup

Gambar 2.3 Bagan alir sistem (system flowchart)

Gambar 2.4 Bagan alir dokumen (document flowchart)

Gambar 2.5 Bagan alir skematik (schematic flowchart)

Gambar 2.6 bagan alir program (program flowchart)

Gambar 2.7 bagan alir proses (process flowchart)

Gambar 2.8 Contoh variasi aplikasi flowchart

Gambar 2.9 Metode Prototype

Gambar 2.10 Kompilasi linking dari program C

Gambar 2.11 Arduino Mega

Gambar 2.12 Tampilan Basic4android

Gambar 2.13 Designer Basic4android

Gambar 2.14 Tampilan tools SDK

Gambar 2.15 Tampilan android simulator

Gambar 2.16 Bluetooth simbol

Gambar 2.17 Konfigurasi pinout Bluetooth HC-05

Gambar 2.18 Pinout relay SPDT

Gambar 2.19 Bentuk fisik motor servo mini

Gambar 2.20 Pulsa kendali motor servo

Gambar 2.21 Bagian dalam motor DC

Gambar 2.22 Sensor jarak ultrasonik

Gambar 2.23 Diagram waktu sensor PING

Gambar 2.24 Prinsip kerja sensor ultrasonik

Gambar 2.25 Bentuk fisik dan simbol resistor

Gambar 2.26 Bentuk fisik dan simbol resistor tidak tetap

Gambar 2.27 Susunan lapisan kapasitor

Gambar 2.28 Lapisan dalam kapasitor

Gambar 2.29 Simbol transistor dari berbagai tipe

Gambar 2.30 Rangkaian IC regulator

Gambar 2.31 Lampu Led

Gambar 3.1 Peta wilayah kelurahan pasar kemis

Gambar 3.2 Struktur organisasi

Gambar 3.3 Diagram blok rangkaian sistem

Gambar 3.4 Membuka aplikasi fritzing

Gambar 3.5 Halaman utama fritzing

Gambar 3.6 menyimpan project pada fritzing

Gambar 3.7 Memasukkan komponen pada layar breadboard

Gambar 3.8 Rangkaian power supply

Gambar 3.9 Rangkaian Bluetooth HC-05

Gambar 3.10 Rangkaian motor DC

Gambar 3.11 Rangkaian sensor ultrasonik

Gambar 3.12 Rangkaian motor servo

Gambar 3.13 Rangkaian sistem keseluruhan

Gambar 3.14 Memulai IDE arduino

Gambar 3.15 Tampilan layar program arduino 1.0.5

Gambar 3.16 membuka device manager

Gambar 3.17 Memilih arduino Mega pada port com

Gambar 3.18 Menentukan koneksi port 4 pada arduino 1.0.5

Gambar 3.19 Memilih jenis board mikrokontroller

Gambar 3.20 Menyimpan file program pada arduino

Gambar 3.21 Memilih lokasi penyimpanan project

Gambar 3.22 Tampilan listing program

Gambar 3.23 Listing program keseluruhan

Gambar 3.24 Flowchart sistem

Gambar 4.1 Pengujian rangkaian catu daya

Gambar 4.2 Output dari pengujian rangkaian catu daya

Gambar 4.3 Pengujian rangkaian lampu led

Gambar 4.4 Listing program pengujian lampu led blink

Gambar 4.5 Listing program pengujian lampu led saat menyala

Gambar 4.6 Listing program pengujian lampu led saat mati

Gambar 4.7 Pengujian rangkaian sensor ultrasonik

Gambar 4.8 Listing program sensor ultrasonik

Gambar 4.9 Kondisi lampu led sebelum aktif

Gambar 4.10 Kondisi lampu led saat aktif

Gambar 4.11 Rangkaian Bluetooth HC-05

Gambar 4.12 Listing program bluetooth

Gambar 4.13 Kondisi motor DC pada posisi off

Gambar 4.14 Kondisi motor DC pada kondisi on

Gambar 4.15 Rangkaian pengujian rangkaian motor servo

Gambar 4.16 Listing program pengujian rangkaian motor sevo

Gambar 4.17 Pengujian rangkaian motor servo

Gambar 4.18 Pengujian rangkaian motor dc dengan driver L293D

Gambar 4.19 Listing program untuk pengujian motor DC

Gambar 4.20 Pengujian rangkaian motor DC

Gambar 4.21 Listing program keseluruhan

Gambar 4.22 Flowchart sistem yang diusulkan

Gambar 4.23 Tampilan listing program pada Ide arduino

Gambar 4.24 Proses upload program kedalam arduino

Gambar 4.25 Tampilan prototype form Bluetooth controller

 

 

DAFTAR SIMBOL

  1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
  2. SIMBOL ELEKTRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi robot pada masa sekarang ini terus diikuti oleh sebagian bahkan hampir semua kalangan di seluruh dunia. Terlepas dari hal di atas, perkembangan robot yang umumnya berbasis komputer dan sistem kontrol yang menggunakan mikrokontroller sudah sangat maju.

Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol robot sebagai penunjang dalam membantu kegiatan manusia semakin besar. Dengan kemajuan teknologi tersebut, banyak pekerjaan yang dilakukan dengan bantuan robot-robot canggih, misalnya robot pengumpul sampah dengan menggunakan media bluetooth berbasis mikrokontroller ATmega2560. Pemahaman tentang komponen-komponen elektronika untuk perakitan robot sangat diperlukan. Rancangan robot pengumpul sampah dengan menggunakan media bluetooth berbasis mikrokontroller ATmega2560.

Pada perkembangan teknologi robot saat ini, memungkinkan kita untuk merancang sistem kontrol robot. Khususnya dengan penggunaan bluetooth dan mikrokontroller Atmega2560 dalam membantu suatu pekerjaan, khususnya mengumpulkan sampah.

Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan teknologi mikrokontroller ATmega2560 adalah robot tersebut dapat dihubungkan dengan bluetooth melalui mikrokontroller Atmega2560.

Akses untuk mengontrol robot pembersih sampah harus di jaga dengan baik agar tidak setiap orang dapat mengakses dan mengoperasikan karena sudah digunakan kode akses tertentu yang telah dimasukan kedalam pemrograman mikrokontroller Atmega2560.

Adapun keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan kode atau karakter yang ada di smartphone yang berbasis android adalah tidak setiap orang dapat mengoperasikan robot tersebut, hal itu disebabkan karena robot memiliki kode tersendiri dalam setiap pengoperasiannya, dan hanya operator yang dapat melakukan setiap perintah pada robot.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengambil judul “PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE ANDROID PADA KELURAHAN DS.SUKA ASIH KEC.PASAR KEMIS KAB.TANGERANG ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut :

  1. Bagaimana membuat sistem kontrol robot pembersih sampah dengan menggunakan smartphone yang dapat dikomunikasikan melalui bluetooth agar mikrokontroller Atmega2560 dapat menerima perintah?
  2. Bagaimana cara menanamkan bluetooth kedalam sistem mikrokontroller Atmega2560, sehingga dapat terkoneksi dengan smartphone?
  3. Bagaimana membuat kode-kode khusus untuk pengontrolan?
  4. Bagaimana cara merancang sistem kontrol keseluruhan sehingga dapat dikontrol melalui mikrokontroller Atmega2560?

Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diarahkan pada perancangan dan pembuatan sebuah robot yang dapat diakses melalui mikrokontroller ATmega2560 dan bluetooth sebagai media komunikasinya, dan pada sistem kontrolnya ditanamkan juga sistem rangkaian elektronika. Jenis mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroller ATmega2560 serta dapat dirancang dengan komponen pendukung sistem meliputi:

  1. Motor DC
  2. Bluetooth HC-05
  3. Motor Servo

Tujuan Dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Memenuhi syarat kelulusan jenjang Strata (S1).
  2. Merealisasikan suatu sistem robot pembersih sampah dengan menggunakan media bluetooth yang berbasis mikrokontroller Atmega2560 sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap masalah sampah.
  3. Sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang didapat pada perkuliahan di STMIK Raharja.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

  1. Dapat mengembangkan ilmu yang penulis dapatkan pada perkuliahan.
  2. Memberikan kemudahan dalam membersihkan sampah. 3. Mengimplementasikan sebuah system control robot pembersih sampah yang berbasis mikrokontroller ATmega2560 dan Bluetooth.

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penulisan laporan Skripsi ini menggunakan beberapa metode, adapun metode yang digunakan adalah :

  1. Observasi

    Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung pada KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB.TANGERANG. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut.

  2. Wawancara

    Interview adalah Interview adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data suatu hal dengan cara wawancara atau tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait dalam hal ini. Penulis melakukan sesi tanya-jawab kepada stakeholder pada KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB.TANGERANG.

  3. Study Literature

    Metode ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian landasan teori yang mendukung. Informasi yang dikumpulkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan,dan penyusunan laporan.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam metode ini peneliti menganalisa teori dari data-data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam penelitian.

  2. Metode Analisa Perancangan Program

    Dalam metode ini penulis menggunakan perancangan program dengan metode flowchart. Flowchart adalah representasi bergambar dari suatu algoritma dimana langkah-langkah digambarkan dalam berbagai bentuk kotak dan aliran logikanya terhubung dengan garis panah.

Metode Perancangan

Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu sistem rangkaian yang dapat bermanfaat, sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Metode Prototype

Prototipe yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan evolutionary, di mana penulis melakukan pengembangan terhadap motor DC secara terkontrol melalui media Bluetooth.

Metode Testing

Metode ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pada sistem yang telah ada dan mencari solusi bagaimana membuat sistem sesuai dengan yang diharapkan tidak ada kesalahan sehingga akan sesuai dengan apa yang dirancang.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman, maka penulis membuat sistematika penulisan. Penulisan ini terdiri lima bab dan lampiran.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar elektronika yang akan mendukung pembahasan, serta penulisan dalam penyusunan Skripsi ini. Uraian tersebut menjelaskan tentang konsep dasar Mikrokontroller ATmega2560, Motor Servo, Motor DC, Bluetooth HC-05, dan komponen-komponen pendukung lainnya.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab berisikan gambaran umum KELURAHAN DS.SUKA ASIH, sejarah singkat, struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang ada di KELURAHAN DS.SUKA ASIH, serta tujuan perancangan, langkahlangkah perancangan, diagram blok, cara kerja alat, pembuatan alat, analisa sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alernatif pemecahan masalah, user requirement : elisitasi 1,2,3 dan final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini merupakan pembahasan laporan penulisan skripsi, yang berisi tentang : Analisa blok rangkaian, fungsi diagram blok rangkaian yang didalamnya meliputi : Unit pengendali, catu daya, prosedur sistem pengontrolan, konfigurasi sistem dan flowchart program serta sistem yang dibuat serta berisi tentang merupakan penjelasan mengenai uji coba serta analisa pengoperasian dari sistem yang dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Mulyanto (2009:1), “Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan”.

Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

Menurut Jerry Fithgerald (2009 : 2), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Diana dan Setiawati ( 2011 : 3 ), “Sistem adalah serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Karakteristik Sistem

Menurut Mulyanto (2009:2), Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

  1. Komponen Sistem (Component System)

    Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut super sistem.Sebagai contoh apabila fakultas dianggap sebuah sistem, maka perguruan tinggi merupakan super sistem.

  2. Batasan Sistem (boundary)

    Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  3. Lingkungan Luar (environment)

    Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.

  4. Penghubung Sistem (interface)

    Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, apabila di dalam perusahaan memiliki beberapa sistem seperti produksi, finansial, pemasaran, dan HRD yang tidak memiliki penghubung satu sama lain tentu saja proses bisnis di dalam perusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan semestinya. Penghubung (interface) merupakan media peghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsystem yang lain yang membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem

    Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah bahan yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenanceinput yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. Contoh lain di dalam suatu perusahaan, karyawan merupakan maintenance input yang akan mengoperasikan sistem tersebut, sedangkan data merupakan signal input yang akan diolah menjadi informasi.

  6. Keluaran Sistem

    Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan. Misalnya, dalam sistem pencernaan, energi merupakan keluaran yang dibutuhkan oleh sistem lain, sedangkan ampasnya merupakan sisa yang harus di buang.

  7. Pengolahan Sistem

    Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. Sistem pencernaan akan mengolah makanan menjadi energi. Sistem produksi akan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam sistem informasi, pengolahan dapat berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengurutan, atau operasi lainnya yang nantinya akan mengubah masukan berupa data menjadi informasi yang berguna.

  8. Sasaran Sistem

    Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem menjadi tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.Tujuan sistem informasi tergantung pada kegiatan yang ditangani. Secara umum suatu sistem memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

    1. Mendukung fungsi kepengurusan manajemen.
    2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.
    3. Mendukung kegiatan operasi perusahaan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Mulyanto (2009:8), Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
  2. Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem teologi, yaitu sebuah pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan.
  3. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem transportasi, dan lain sebagainya.
  4. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Mode System).
    1. Sistem alamiah (natural system) yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya perputaran bumi.
    2. Sistem buatan manusia (human mode system) yaitu sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin.
  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tertentu (Probabilitas System)
    1. Sistem tertentu melibatkan operasi yang sudah dapat di duga dengan pasti, dapat dideteksi dan diramalkan hasil keluarannya, contohnya adalah sistem komputer dimana tingkah lakunya dapat diatur dengan baris-baris program yang dijalankan.
    2. Sistem tak tentu (Probabilitas System) yaitu sistem yang tidak dapat diprediksikan kejadiannya, misalnya kejadian-kejadian dimasa yang akan datang merupakan hal rahasia dan tidak dapat diprediksikan karena menyangkut unsur probabilitas.
  6. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Opened System)
    1. Sistem tertutup yaitu merupakan sistem yang tidak terpengaruh atau tidak terganggu oleh lingkungan luarnya. Karena bekerja secara otomatis tanpa campur tangan dari pihak luarnya. Walaupun tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah sistem relatif tertutup (relatively closed system).
    2. Sistem terbuka adalah sistem yang bekerja karena pengaruh dari pihak luarnya. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian yang dapat menjaga agar pengaruh tersebut hanya berupa pengaruh yang baik saja.

Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tampa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

Jenis – Jenis Pengontrolan

Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

Gambar 2.1. Sistem pengendali loop terbuka

Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar diagram blok di atas menggambarkan bahwa di dalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.2. Sistem pengendali loop tertutup

Sumber : Erinofiardi (2012:261)

Gambar di atas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Robot

Definisi Robot

Robot berasal dari kata “robota” yang dalam bahasa Ceko yang berarti budak, pekerja atau kuli. Pertama kali kata “robota” diperkenalkan oleh Karel Capek dalam sebuah pentas sandiwara pada tahun 1921 yang berjudul RUR (Rossum’s Universal Robot). Pentas ini mengisahkan mesin yang menyerupai manusia yang dapat bekerja tanpa lelah yang kemudian memberontak dan menguasai manusia. Istilah “robot” ini kemudian mulai terkenal dan digunakan untuk menggantikan istilah yang dikenal saat itu yaitu automation. Dari berbagai litelatur robot dapat didefinisikan sebagai sebuah alat mekanik yang dapat diprogram berdasarkan informasi dari lingkungan (melalui sensor) sehingga dapat melaksanakan beberapa tugas tertentu baik secara otomatis ataupun tidak sesuai program yang di inputkan berdasarkan logika.

Sejarah dan Perkembangan Robot

Robot pada awalnya diciptakan untuk mengantikan kerja manusia untuk sesuatu yang berulang, membutuhkan ketepatan yang tinggi dan juga untuk menggantikan manusia bila harus berhubungan dengan daerah berbahaya. Penggunaan robot lebih banyak terletak pada industri, misalnya untuk proses welding pada industri otomotif. Selain pada industri, penggunaan robot semakin berkembang luas. Sementara itu, pada dunia pendidikan di tingkat universitas telah dilakukan berbagai macam kontes yang memacu para akademisi dan mahasiwa dalam melakukan riset tentang robot. Kedepannya, robot akan semakin berkembang sehingga mampu bergerak dan berpikir seperti manusia berdasarkan logika-logika pemograman yang diinputkan.

Seiring berkembangnya teknologi, berbagai robot dibuat dengan spesialisasi atau keistimewaan tertentu. Robot dengan keistimewaan tertentu sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dalam dunia industri modern, dimana industri modern menuntut adanya suatu alat dengan kemampuan tinggi yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan manusia ataupun menyelesaikan pekerjaan yang tidak mampu diselesaikan manusia. Pemanfaatan teknologi robot mempunyai sisi lain yang mendatangkan ancaman bagi sebagian orang, karena kehilangan kesempatan kerja. Dari survei yang dilakukan terhadap pemakai robot di Inggris, penghematan tenaga kerja ditulis sebagai faktor terpenting dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi robot. Meskipun demikian, walau beberapa pekerjaan dan tugas dihasilkan dengan campur tangan robot, tetapi tedapat kecenderungan untuk tidak menggantikan tenaga manusia seluruhnya. Secara teoritis robot dimasukkan bukan pada faktor produksi yang berupa masukan buruh, melainkan pada masukan modal.

Negara yang paling getol mengadakan penelitian mengenai berbagai macam robot ini adalah Jepang. Hal ini tak lain karena Jepang juga gigih dalam melakukan penelitian teknologi infrastruktur seperti komponen dan piranti mikro (microdevices) yang akhirnya bidang ini terbukti sebagai inti dari pengembangan robot modern. Sebenarnya, robot bukanlah 'barang baru' bagi masyarakat Jepang. Robot pertama Jepang sudah diciptakan berabad-abad yang lalu. Tentunya tidak dengan bentuk yang ada saat ini. Mulai dari robot yang bisa menyirami sawah buatan Kaya no Miko seperti yang diceritakan dalam koleksi cerita abad ke-12, Konjaku Monogatari Shu, hingga boneka robot karakuri-ningyo yang dikembangkan dengan tingkat teknologi yang cukup tinggi dan ditampilkan dalam bentuk boneka sebagai hiburan di teater dan dalam festival (hingga sekarang tetap ditampilkan dalam Festival Takayama di Prefektur Gifu).

Pada tahun 1927 muncul robot Jepang yang pertama yang dikembangkan dengan mempergunakan teknologi barat, diberi nama Gakutensoku. Robot ini bisa tersenyum, mengedip-ngedipkan mata dan bahkan bisa menulis. Dengan adanya pengembangan robot ini, robot kini bisa menjadi teman, mempunyai kecerdasan, dan perasaan manusia, seperti dalam cerita kartun Astro Boy.

Keunggulan dalam teknologi robot tak dapat dipungkiri, telah lama dijadikan ikon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Kecanggihan teknologi yang dimiliki, gedung-gedung tinggi yang mencakar langit, tingkat kesejahteraan rakyatnya yang tinggi, kota-kotanya yang modern, belumlah terasa lengkap tanpa popularitas kepiawaian dalam dunia robot. Pada awalnya, aplikasi robot hampir tak dapat dipisahkan dengan industri sehingga muncul istilah industrial robot dan robot manipulator. Definisi yang populer ketika itu, robot industri adalah suatu robot tangan (arm robot) yang diciptakan untuk berbagai keperluan dalam meningkatkan produksi, memiliki bentuk lengan-lengan kaku yang terhubung secara seri dan memiliki sendi yang dapat bergerak berputar (rotasi) atau memanjang/memendek (translasi atau prismatik). Satu sisi lengan yang disebut sebagai pangkal ditanam pada bidang atau meja yang statis (tidak bergerak), sedangkan sisi yang lain yang disebut sebagai ujung (end effector) dapat dimuati dengan tool tertentu sesuai denga tugas robot. Dalam dunia mekanikal, manipulator ini memiliki dua bagian, yaitu tangan atau lengan (arm) dan pergelangan (wrist). Pada pergelangan ini dapat diinstall berbagai tool. Begitu diminatinya penggunaan manipulator dalam industry, menyebabkan banyak perusahaan besar di dunia menjadikan robot industri sebagai unggulan. Bahkan beberapa perusahaan di Jepang masih menjadikan manipulator sebagai produk utamanya, seperti Fanuc Inc. yang memiliki pabrik utamanya di lereng gunung Fuji.

Dewasa ini mungkin definisi robot industri itu sudah tidak sesuai lagi karena teknologi mobile robot juga sudah dipakai meluas sejak awal tahun 1980-an. Seiring itu pula kemudian muncul istilah humanoid robot (konstruksi mirip manusia), animaloid (mirip binatang), dan sebagainya. Bahkan kini dalam industri spesifik seperti industri perfilman, industri angkasa luar dan industri pertahanan atau mesin perang, arm robot atau manipulator bisa jadi hanya menjadi bagian saja sistem robot secara keseluruhan.

Konsep Dasar Analisis SWOT

Definisi Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199), penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth OrientedStrategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan questionmark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk- produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini (2011:68), definisi analisa SWOT sebagai berikut:

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan- kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

Menurut Rangkuti (2011:8) Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

  1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT

    Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

  2. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)

    Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

  3. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI

    Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

  4. Kuisioner Riset SWOT

    Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).

  5. Identifikasi Penyebab Masalah

    Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

  6. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis

    Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

  7. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis

    Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.

  8. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT

    Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

  9. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators

    Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi cinitiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.

  10. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja

    Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.

  11. Melakukan Cascading SWOT

    Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.

  12. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators

    Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

  13. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan

    Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

  14. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT

    Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197), tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Pendekatan Pemecahan Masalah

Menurut Puspitasari dkk di dalam jurnal Teknik Industri Vol 7, No.2 (2012:96), Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
  2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.
  3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
  4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
  5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
  6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.
  7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni di dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan di dalam Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2 (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

Cara Membuat Flowchart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni dalam Jurnal SAINTIKOM Vol. 9, No. 2 (2010:8):

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas
  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standart.

Jenis-Jenis Flowchart

Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

    Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.

    Gambar 2.3 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

  2. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

    Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

    Gambar 2.4 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

  3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

    Mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

    Gambar 2.5 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

  4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

    Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

    Gambar 2.6 Bagan Alir Program ( Program Flowchart )

  5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

    Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.

    Gambar 2.7 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

    Gambar 2.8 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[1], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”

Menurut Mall (2009:43), “Prototype is a toy implementation of the system”. (Prototype adalah sebuah implementasi tiruan dari sebuah sistem)

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

Jenis-Jenis Prototype

Menurut Simarmata dalam O’Brien (2010:64)[1], Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototyping

    Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner

    Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum.Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang.Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993)

Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Sumber :Simarmata(2010:68)[1]

Pengujian

Jenis-jenis Pengujian

  1. White Box

    Menurut Sodikin di dalam Jurnal Teknologi Informasi (2009:750), “Pengujian White Box berfokus pada strukutr control pengguna”.

  2. Black Box

    Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

    Menurut Budiman (2012:4) Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

    Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

    Berbeda dengan white Box, Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

    Uji coba Black Box bukan merupakan alternatif dari uji coba white Box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white Box. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

    Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    2. Kesalahan interface
    3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
    4. Kesalahan performa
    5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Tidak seperti metode white Box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

    1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
    2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
    3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
    4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
    5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
    6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

    1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
    2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
    3. Menentukan output untuk suatu jenis input. d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
    4. Melakukan pengujian.
    5. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
    6. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  2. Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  3. Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph
    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan
    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
  4. Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau backto-back Testing.

  5. Sample and Robustness Testing
    1. Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

    2. Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    1. Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2. Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  7. Requirement Testing

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program
    2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix
  8. Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

    Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Metode Prototype

Menurut Simarmata (2010:64)[1],” Prototype adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan Prototype”.

Menurut Wiyancoko (2010:120),”Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan model produk dalam perancangan.

Prototype Jenis I

Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari sistem baru.

Langkah-langkah pengembangan prototype jenis I adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
  2. Mengembangkanp prototype
  3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
  4. Menggunakan prototype

Gambar 2.9. Metode Prototype

Prototype Jenis II

Prototype jenis II merupakan suatu model yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.

Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototype jenis II sama seperti untuk prototype jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut menurut

  1. Mengkodekan sistem operasional
  2. Menguji sistem operasional
  3. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima
  4. Menggunakan sistem operasional

Menurut Sasankar dan Vinay Chavan di dalam jurnal International Journal of Computer Science & Technology (2011:139) Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

  1. THROW-AWAY

    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

  2. INCREMENTAL

    Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

  3. EVOLUTIONARY

    Pada metode ini, prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Sampah

Pengertian Sampah

Sampah adalah barang yang tidak diperlukan atau yang tidak digunakan orang lagi. Pengertia sampah adalah barang yang tidak diperlukan atau barang yang tidak digunakan lagi. Pada saat ini sampah dikalangan masyarakat sangatlah memperihatinkan, karena masyarakat membuang sampah tidak ada tempatnya, seperti sisungai atau dibelakang rumah mereka dan mereka tidak memikirkan akibatnya.

Jenis-Jenis Sampah

Adapun jenis-jenis sampah, yaitu :

  1. Sampah organik ialah sampah yang dapat membusuk sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, yaitu pupuk kompos yang berguna untuk petani sebagai pupuk tanamannya.
  2. Sampah non organik ialah sampah yang tidak dapat membusuk, tetapi dapat juga di manfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku.

Cara Menanggulanginya

Cara menanggulangi sampah ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain :

  1. Masyarakat seharusnya tidak membuang sampah ke sungai karena dapat mengakibatkan banjir dan tidak membuang sampah di lingkungan sekitarnya, karena dapat mengakibatkan sumber penyakit. Jika perlu masyarakat dapat memanfaatkan sampah atau barang yang tidak diperlukan lagi dengan cara.
    1. Sampah organik di jadikan pupuk
    2. Sedangkan sampah non organik di daur ulang

Elisitasi

Jenis-jenis Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), “Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Berikut penjelasan mengenai MDI :

    “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    "D” pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    “I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem

  3. Elisitasi tahap III

    merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requiremen dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    Tabel 2.3 Metode Technical (T), Operational (O), Economic (E)

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu

    Tabel 2.4 Metode High (H), Middle (M), Low (L)

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Mikrokontroller

Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1), “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:2), mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
  4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Sensor.
  6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

  1. RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory)

    ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  3. Register.

    Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  4. Special Function Register.

    Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

  5. Input dan Output Pin.

    Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt.

    Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

    Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai beriku:

    1. Interrupt Eksternal.

      Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

    2. Interrupt Timer.

      Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

    3. Interrupt Serial.

      Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

Bahasa C

Bahasa BCPL yang dikerjakan oleh Martin Richards pada tahun 1967 merupakan awal dari lahirnya bahasa C. Ken Thompson memulai pengembangan bahasa BCPL yaitu bahasa B pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari bahasa B dikembangkan menjadi bahasa C oleh Dennis Ritchie beberapa bulan berikutnya di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang AT&T Bell Laboratories). Beberapa alasan mengapa Bahasa C banyak digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Bahasa C hampir tersedia di semua jenis komputer.
  2. Bahasa C adalah bahasa yang terstruktur.
  3. Memiliki dukungan pustaka yang banyak.
  4. Proses eksekusi program lebih cepat.
  5. Kode Bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis komputer.
  6. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci, hanya terdapat 32 kata kunci.

Kompilasi Program C

Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer, program harus diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang digunakan biasa berupa interpreter atau kompiler. Interpreter suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris instruksi untuk setiap saat. Proses awal dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable (dapat dieksekusi secara langsung) ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gambar 2.10. Kompilasi Linking dari program C

Tipe Data Bahasa C

Tipe data merupakan bagian yang paling penting karena tipe data mempengaruhi seriap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer. Misalnya:

Saat 5 dibagi 2 bisa saja memberikan hasil yang berbeda tergantung pada tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer, akan menghasilkan nilai 2. Namun jika kedianya bertipe float maka akan memberikan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien. Tipe data pada bahasa C dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Tipe data bahasa C

Modul Arduino

Arsitektur Modul Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open- source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka- pustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:

  1. Murah – Papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (antara 125ribu hingga 400ribuan rupiah saja) dibandingkan dengan platform mikrokontroler pro lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua sumber daya untuk membuat sendiri Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.
  2. Sederhana dan mudah pemrogramannya – Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan Processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino.
  3. Perangkat lunaknya Open Source – Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka-pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.
  4. Perangkat kerasnya Open Source – Perangkat keras Arduino berbasis mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328 dan ATMEGA1280 (yang terbaru ATMEGA2560). Dengan demikian siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat lunak Arduino IDE-nya. Bisa juga menggunakan breadoard untuk membuat perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.

Kelebihan Arduino

Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, Sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya.

Memiliki modul siap pakai ( Shield ) yang bisa ditancapkan pada board arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll.

  1. Soket USB

    Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop. Yang berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.

  2. Input/Output Digital dan Input Analog

    Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk menghubungkan arduino dengan komponen atau rangkaian digital. contohnya , jika ingin membuat LED berkedip, LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin input atau output digital dan ground. komponen lain yang menghasilkan output digital atau menerima input digital bisa disambungkan ke pin pin ini. Input analog atau analog pin adalah pin pin yang berfungsi untuk menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog. contohnya, potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dll.

  3. Catu Daya

    pin pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan arduino. Pada bagian catu daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk memberikan tegangan langsung kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor, sedangkan Reset adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol atau rangkaian eksternal.

  4. Baterai / Adaptor

    Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan dari baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Jika arduino sedang disambungkan kekomputer dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak perlu memasang baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.

Arduino Mega 2560

Arduino mega 2560 adalah papan mikrokontroler ATmega2560 berdasarkan (datasheet) memiliki 54 digital pin input / output (dimana 15 dapat digunakan sebagai output PWM), 16 analog input, 4 UART (hardware port serial), osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler,hanya menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau power dengan adaptor AC-DC atau baterai. Arduino Mega kompatibel dengan sebagian besar shield,dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Diecimila.

Arduino Mega2560 berbeda dari semua board sebelumnya ,tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur ATmega16U2 (ATmega8U2 dalam revisi 1 dan revisi 2 papan) diprogram sebagai konverter USB-to-serial.

Revisi 2 dewan Mega2560 memiliki resistor menarik garis 8U2 HWB ke tanah, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU. Revisi 3 dari dewan memiliki fitur-fitur baru berikut:

  1. 1,0 pinout: menambahkan SDA dan pin SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET, yang IOREF yang memungkinkan perisai untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia dari papan. Di masa depan, perisai akan kompatibel baik dengan dewan yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan.
  2. Stronger RESET sirkuit.
  3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2.

Gambar 2.11. Arduino Mega

(Sumber : http://arduino.cc/en/Main/

Android

Definisi Android

Menurut Teguh Arifianto (2011 : 1), android merupakan perangkat bergerak pada sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis linux.

Menurut Hermawan (2011 : 1), Android merupakan OS (Operating System) Mobile yang tumbuh ditengah OS lainnya yang berkembang dewasa ini. OS lainnya seperti Windows Mobile, i-Phone OS, Symbian, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, OS yang ada ini berjalan dengan memprioritaskan aplikasi inti yang dibangun sendiri tanpa melihat potensi yang cukup besar dari aplikasi pihak ketiga. Oleh karena itu, adanya keterbatasan dari aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan data asli ponsel, berkomunikasi antar proses serta keterbatasan distribusi aplikasi pihak ketiga untuk platform mereka.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa android adalah sistem operasi berbasis linux yang sedang berkembang ditengah OS lainnya.

Android adalah sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka

Android merupakan generasi baru platform mobile yang memberikan kesempatan kepada pengembang untuk melakukan pengembangan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem operasi yang mendasari Android merupakan lisensi di bawah naungan GNU, General Public License Versi 2(GPLv2), yang biasa dikenal dengan istilah Copyleft. Istilah copyleft ini merupakan lisensi yang setiap perbaikan oleh pihak ketiga harus terus jatuh di bawah terms.

Distribusi Android berada di bawah lisensi Apache Software (ASL/Apache2), yang memungkin untuk distribusi kedua atau seterusnya. Pengembang aplikasi Android diperbolehkan untuk mendistribusikan aplikasi mereka di bawah skema lisensi apapun yang mereka inginkan.

Pengembang memiliki beberapa pilihan dalam membuat aplikasi yang berbasis Android. Namun kebanyakan pengembang menggunakan Eclipse sebagai IDE untuk merancang aplikasi mereka. Hal ini diikarenakan Eclipse mendapat dukungan langsung dari Google untuk menjadi IDE pengembangan aplikasi Android.

Aplikasi Android dapat dikembangkan pada berbagai sistem operasi, diantaranya adalah:

  1. Windows XP/Vista/7
  2. Mac OS X (Mac OS X 10.48 atau yang lebih baru)
  3. Linux

Perkembangan Android

Wahana (2012:2) didalam bukunya mengemukakan perkembangan Android dan keunggulannya diantaranya sebagai berikut:

  1. Android versi 1.1

    Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

  2. Android Versi 1.5 (Cupcake)

    Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

  3. Android Versi 1.6 (Donut)

    Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, gestures, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech, pengadaan resolusi VWGA.

  4. Android Versi 2.1 (Eclair)

    Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1. Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikutnya, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

  5. Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yogurt)

    Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuanWiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

  6. Android Versi 2.3 (Gingerbread)

    Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

  7. Android Versi 3.0 (Honeycomb)

    Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

  8. Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

    Ice Cream Sandwich didesain untuk baik itu telepon ataupun tablet. Android ICS menawarkan banyak peningkatan dari apa yg sudah ada di Gingerbread dan Honeycomb dengan pada saat yang sama memberikan inovasi-inovasi baru. Beberapa peningkatan itu antara lain kemampuan copy paste yang lebih baik, data logging dan warnings, dan kemampuan utk mengambil screenshot dengan menekan power dan volume bersamaan. Selain itu keyboardnya dan kamus juga mendapat perbaikan. Inovasi-inovasi baru di ICS antara lain penggunaan font “Roboto”. di Android 4.0 Ice Cream Sandwich System Bar dan Action Bar. adanya Android 4.0 Ice Cream Sandwich voice control yang memungkinkan kita mendikte teks yang ingin kita ketik. Selain itu Face Unlock merupakan salah satu hal yang menonjol di Android versi baru ini. Juga ada NFC based app yang disebut Android Bump, yang memungkinkan pengguna untuk bertukar informasi/data hanya dengan menyentuhkan gadget.

  9. Android Versi 4.1 (Jelly Bean)

    Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat. Tidak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga. Sistem operasi Android Jelly Bean 4.1 muncul pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.

Definisi Basic4Android

Basic4android adalah Development Tool sederhana yang powerful untuk membangun aplikasi android. Bahasa Basic4android mirip dengan bahasa Visual Basic dengan tambahan dukungan untuk objek. Aplikasi android (APK) yang di-compile oleh Basic4android adalah aplikasi android native/asli dan tidak ada extra runtime seperti di Visual Basic yang ketergantungan file msvbvm60.dll, yang pasti aplikasi yang di- compile oleh Basic4android adalah NO DEPENDENCIES (tidak ketergantungan file lain). IDE Basic4android hanya fokus pada Development Android.

Gambar 2.12. Tampilan Basic4android

Sumber: Basic4android Datasheet (2012:1)

Basic4android termasuk designer GUI untuk aplikasi android yang powerful dengan dukungan Built-in untuk multiple screens dan orientations, serta tidak dibutuhkan lagi penulisan XML yang rumit.

Gambar 2.13. Designer Basic4android

Sumber: Basic4android Datasheet (2012:2)

Android SDK

Menurut Nazruddin Safaat H (2011:15), “SDK (Software Development Kit) merupakan alat bantu dan API dalam mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”

SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tool yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah:

Gambar 2.14. Tampilan tools SDK

  1. Adb Shell

    Adb sendiri merupakan bagian dari android development bridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.

  2. Android Simulator

    Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google.

    Gambar 2.15. Tampilan android simulator

  3. DDMS

    DDMS dapat mencatat semua log yang aktif yang di lakukan pada ponsel android, hal ini memungkinkan para pengembang juga dapat melakukan benchmark terhadap aplikasi yang dibuatnya apabila sudah di terapkan langsung dalam ponsel android.

APK Android

APK adalah paket aplikasi Android (Android PacKage). APK umumnya digunakan untuk menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan dijalankan pada perangkat Android.

APK pada dasarnya berupa compress file seperti zip file, karena berisi dari kumpulan file. APK dapat diperoleh melalui berbagai metode, seperti menginstall sebuah aplikasi melalui Play Store, download dari sebuah situs web kemudian diinstall secara manual, atau membuat dan mengembangkan sendiri dengan bahasa yang sebagian besar berbasis Java.

Bluetooth

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan. Spesifikasi dari peralatan Bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host Bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan transfer data yang rendah.

Gambar 2.16. Bluetooth Simbol

Teknologi Bluetooth adalah komunikasi yang menghubungkan antara pengguna antara satu sama lainnya di rumah, kantor, tempat umum, dan dimanapun juga. Bluetooth benar-benar bermanfaat dan sangat mudah pemakaiannya. Menurut catatan dari situs resmi www.Bluetooth.com tahun 2012 komunikasi Bluetooth telah terpasang pada berbagai perangkat elektronik sebanyak 5 milyar produk. Dan aplikasi Bluetooth digunakan 50 juta kali setiap harinya dan 50 koneksi setiap detiknya.

Gambar 2.17. Konfigurasi Pinout Bluetooth HC-05

Relay SPDT

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.

Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.

Gambar 2.18. Pinout Relay SPDT

Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:

  1. Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).
  2. NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
  3. NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
  4. Common : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)

Membedakan NC dengan NO:

  1. NC ( Normally Closed ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
  2. NO ( Normally Open ) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.

Gambar 2.19. Bentuk fisik motor servo mini

Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

Jenis motor servo

  1. Motor servo standar 180° Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.
  2. Motor servo continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

Pulse kontrol motor servo operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulse selebar ± 20 ms, dimana lebar pulse antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulse dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan pulse kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulse lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Gambar pulse kendali motor servo dapat dilihat pada gambar 2.20. sebagai berikut:

Gambar 2.20. Pulsa kendali motor servo

Sumber: http://elektronika-dasar.web.id

Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

Motor DC

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada dasarnya energi ini digunakan untuk memutar benda benda yang ada di sekitar kita, seperti untuk memggerakan kipas , menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dan masih banyak yang lainnya.

Motor DC adalah jenis motor yang menggunakan tegangan DC (tegangan yang searah) sebagai sumber energi. Dengan memberikan tegangan yang berbeda di kedua terminal, motor akan berputar dalam satu arah, dan apabila polaritas tegangan dibalik maka arah putaran motor akan terbalik juga. Adapun motor DC terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

  1. Stator merupakan bagian yang tetap / stasioner. Stator menghasilkan medan magnet, baik yang dihasilkan dari sebuah kumparan (magnet elektro) atau magnet permanen.
  2. Rotor yaitu bagian yang berputar. Rotor dalam bentuk coil di mana sebuah arus listrik.

Adapun yang dapat diperhatikan dari DC Motor ini adalah polaritas dari tegangan diterapkan pada dua terminal menentukan arah putaran motor, sedangkan perbedaan besar pada kedua tegangan terminal menentukan kecepatan motor.

Gambar 2.21. Bagian Dalam Motor DC

Sensor Ultrasonik

Sensor jarak ultrasonik adalah sensor 40 KHz produksi parallax yang banyak digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas untuk mendeteksi jarak suatu objek.

Gambar 2.22. Sensor jarak ultrasonik

Sensor mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 KHz ) selama t = 200 us kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroller pengendali ( pulsa trigger dengan tout min 2 us ). Spesifikasi sensor ini :

  1. Kisaran pengukuran 3cm-3m.
  2. Input trigger –positive TTL pulse, 2uS min., 5uS tipikal.
  3. Echo hold off 750uS dari fall of trigger pulse.
  4. Delay before next measurement 200uS.
  5. Burst indicator LED menampilkan aktifitas sensor.

Gambar 2.23. Diagram waktu sensor PING

Prinsip Kerja Sensor PING

Pada dasanya, Sensor PING terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor PING mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 kHz) selama tBURST (200 μs) kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs).

Gambar 2.24. Prinsip kerja sensor ultrasonik

Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor. PING mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi PING akan membuat output low pada pin SIG. Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan obyek. Maka jarak yang diukur adalah :

S = (tIN x V) ÷ 2

Dimana :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi

V = Cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344 m/s)

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.

Komponen Elektronika

Resistor

Resistor atau tahanan adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan karbon. Berdasarkan hokum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W(Omega). Untuk menghitung hambatan pada resistor dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

V = tegangan listrik (volt)

I = arus yang mengalir (ampere)

R = tahanan (ohm)

Untuk mengetahui nilai resistor berdasarkan warnanya dapat dilihat pada table 2.6. sebagai berikut:

Tabel 2.6. Tabel baca resistor

Penjelasan dari kode warna resistor pada tabel 2.6. sebagai berikut:

  1. Kode I, menyatakan angka ke satu
  2. Kode II, menyatakan angka ke dua
  3. Kode III, menyatakan faktor pengali
  4. Kode IV, menyatakan nilai toleransi atau batas antara nilai tahanan terbesar dengan nilai tahanan yang terkecil.

Misalkan diketahui warna tahanan terdiri dari merah-hijau-orange-emas, berarti nilai resistansinya = 25.000 ohm ± 5% = 25 K ohm ± 5%. Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 + (25.000 X 5%) = 26.250 ohm. Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 - (25.000 X 5%) = 26.250 ohm. Menurut macamnya resistor terbagi atas dua macam yaitu:

  1. Resistor Tetap ( Fixed Resistor)

    Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Apabila nilai tahanannya semakin besar, maka arus semakin kecil. Sebaliknya bila nilai tahanannya kecil, maka arus yang mengalir semakin besar. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt. Artinya resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya. Adapun resistor tetap dapat dilihat pada gambar 2.25.

    Gambar 2.25. Bentuk fisik dan simbol resistor tetap

  2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

    Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah- ubah. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

    1. Tahanan Variabel adalah jenis tahanan yang resistansinya bisa diubah-ubah, seperti Potensiometer dengan cara diputar dan Trimpot (trimer potensiometer).
    2. LDR (Light Dependent Resistance) adalah tahanan yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh cahaya, nilai tahananya akan mengecil apabila terkena cahaya dan membesar apabila tidak terkena cahaya.
    3. NTC (negative thermal coeffisien) dan PTC (positive thermal coeffisien) adalah jenis tahanan yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. NTC pada suhu yang tinggi nilai tahanannya turun dan pada suhu yang rendah nilai tahananya naik, sedangkan PTC kebalikannya pada suhu yang tinggi nilai tahanannya naik dan pada suhu yang rendah nilai tahanannya turun.

Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat seperti pada gambar 2.26 sebagai berikut:

Gambar 2.26. Bentuk fisik dan simbol resistor tidak tetap

Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad.

Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain.

Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan- muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas. Untuk melihat kontruksi dari kapasitor, dapat dilihat pada gambar 2.27 sebagai berikut:

Gambar 2.27. Susunan lapisan kapasitor

(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id)

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Dimana :

Q = muatan elektron dalam C (coulomb)

C = nilai kapasitansi dalam F (farad)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

Contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang di sederhanakan dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut:

Tabel 2.7. Bahan dielektrik yang di sederhanakan

Prinsip Pembentukan Kapasitor
  1. Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
  2. Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
  3. Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan

Gambar 2.28. Lapisan dalam kapasitor

(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id)

Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk. Besaran Kapasitansi Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan tegangan kapasitor dapat ditulis menggunakan rumus sebagai berikut: C = Q / V

Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad

D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2.

d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad. Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa milifarad.

Jenis-jenis kapasitor sesuai bahan dan konstruksinya

Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar. Berdasarkan dielektrikum kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. kapasitor keramik
  2. kapasitor film kapasitor elektrolit
  3. kapasitor tantalum
  4. kapasitor kertas

Berdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :

  1. Kapasitor Non-Polar, kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda dan tidak perlu dibedakan kaki elektrodanya dalam pesangannya pada rangkaian elektronika.
  2. Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian elektronika dan tidak boleh terbalik. Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film.

Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya

cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Jenis-jenis transistor

Gambar 2.29. Simbol Transistor dari Berbagai Tipe

  1. Transistor BJT

    BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).

    Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

  2. Transistor FET

    FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.

    FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif.

    Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode

IC regulator

Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifi. Regulator tegangan 78XX dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.

Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:

Tabel 2.8. Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx

(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id)

Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx, MC78xx) regulator tegangan positif 78xx.

IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini digunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan diatas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (surface mount device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A

Gambar 2.30. Rangkaian IC regulator

(Sumber: http://www.ladyada.net/make/logshield/design.html)

Lampu led

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan led indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu led power dan power saving. Lampu led terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu led, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.31 sebagai berikut:

Gambar 2.31. Lampu led

(Sumber: http://chip.co.id/news/technology/5984/)

  1. Fungsi lampu led

    Led (light emitting diode) merupakan sejenis lampu yang akhir- akhir ini muncul dalam kehidupan kita. Led dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya.

Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:86),”Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan- pertanyaan penenlitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Raden Muhammad Syafruddin dan Nyayu Fitri dari STMIK GI MDP Palembang yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK LENGAN ROBOT PENGIKUT GERAK LENGAN MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLLER” pada tahun 2012. Penelitian ini pergerakan robot dengan sensor gerak. Kelebihannya mampu bergerak mengikuti gerakan lengan manusia . Kelemahannya barang yang diangkat besar dan masih dibatasi.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Deny Wiria Nugraha dari Universitas Tadulako Palu yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM KONTROL ROBOT LENGAN YANG DIHUBUNGKAN DENGAN KOMPUTER” pada tahun 2010. Penelitian ini membahas tentang pengendalian robot berbentuk lengan yag dihubungkan dengan komputer. Kelemahannya bahwa standar deviasi atau simpangan baku untuk error masih terlihat berarti, dan kelebihannya robot pemindah barang yang memiliki lima derajat kebebasan dengan menggunakan sistem pint-to-point programming.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdansyah dari STMIK Raharja yang berjudul “HOME APPLIANCES CONTROLING WITH MOBILE DIVICE BASED ON ANDROID OS” pada tahun 2013. Penelitian ini membahas tentang pengendalian peralatan rumah menggunakan smartphone android menggunakan media jaringan wireless. Kelebihan alat tersebut menggunakan teknologi nirkabel sehingga bisa dikendalikan dari jarak yang cukup jauh dan bisa menggunakan mobile based device. Kelemahannya gangguan dalam hal jaringan.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh ilham Janu Saputro (2010). Yang berjudul ‘‘Robot Internet Nirkabel”Penelitian ini membahas tentang mengendalikan robot secara remote local. Yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan protocol TCP/IP.Robot internet Nirkabel ini juga dapat dikendalikan melalui jaringan internet dengan menggunakan Web Browser yang membuka interface web robot melalui internet.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh M, Shafanizam, Y, Z Arief Z Adzis, yang ditulis diinternasional journal of Egineering and innovatie Technology(IJEIT) Volume 1,yang diterbitkan pada 14 april 2012. dengan judul ‘‘Development of Electrical Apliance Controlling System using Bluetooth Technology”Penelitian tersebut menggunakan Bluetooth sebagai sarana komunikasinya dan computer sebagai pengontrolnya.

Dari sumber Literature review di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang mikrokontroller, aplikasi android dan pengontrolan secara nirkabel sudah banyak dibahas. Tapi belum ada penelitian membuat kontrol robot pemindah barang yang dimanfaatkan untuk mengambil sampah dengan smartphone android. Untuk itu saya melakukan penelitian untuk kemajuan teknologi yang saat ini sudah berkembang dengan pesat, sehingga pengontrolan dapat dilakukan dengan menggunakan smartphone.

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Kelurahan Desa Suka Asih

Sejarah Singkat Kelurahan Desa Suka Asih

Pasar kemis memiliki sejumlah desa/kelurahan, yaitu

  1. Desa Kutabumi
  2. Desa Pasarkemis
  3. Desa Pangadegan
  4. Desa Wanakerta
  5. Desa Sindang Sono
  6. Desa Sindang Jaya

Terletak ditengah kabupaten tangerang yang berbatasan dengan kecamatan jatiuwung

Selain nama-nama desa tersebut, Kelurahan Pasarkemis mempunyai batas wilayah sendiri dengan batas-batas sebagai berikut:

  1. Utara: Kecamatan Balaraja dan KecamatanRajeg
  2. Timur: Kecamatan Rajeg dan Kecamatan Sepatan
  3. Barat: Kecamatan Cikupa
  4. Selatan: Kecamatan Curug (sekarang Jatiuwung)

Batas-batas wilayah Kota Pasar Kemis meliputi sebelah barat dengan Kecamatan Sindang Jaya, sebelah selatan dengan Kecamatan Cikupa, sebelah timur dengan Kota Tangerang,dan sebelah utara dengan Kecamatan Rajeg dan Sepatan.

Kemudian pada tahun 1996 Kecamatan Pasarkemis mengalami lagi pemekaran. Sehingga terjadi beberapa nama dari hasil pemekaran tersebut, yaitu:

  1. Desa Kutabumi dimekarkan dengan Desa Kutabaru
  2. Desa Kutajaya dimekarkan dengan Desa Gelam Jaya
  3. Desa Pasarkemis dimekarkan dengan Desa Suka Asih

Kemudian pada tahun 2008 terjadi peningkatan status dari Desa menjadi Kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah dan desa-desa yang menjadi kelurahan berjumlah 4desa, yaitu:

  1. KelurahanKutabumi
  2. KelurahanKutajaya
  3. KelurahanKutabaru
  4. KelurahanSindang Sari

Gambar 3.1.Peta Wilayah kelurahan pasar Kemis

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian- bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkap fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Mempelajari tugas dan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh sekretaris lurah.
  2. Melaksanakan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja,dan anggaran tahunan sub bagian umum dan kepegawaian
  3. Melaksanakan penerimaan dan pengendalian surat masuk.
  4. Melaksanakan pengendalian dan pengiriman surat keluar
  5. Melaksanakan penggandaan naskah dinas.
  6. Melaksanakan pembinaan tata naskah dinas di lingkup tugas kelurahan.
  7. Melaksanakan dan membina kegiatan kearsipan.
  8. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan hubungan masyarakat, keprotokolan dan penerimaan tamu.

Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan. Untuk mulai membangun sebuah program sistem kontrol dengan menggunakan mikrokontroler yang berfungsi untuk menanamkan suatu program sehingga menjadi suatu system embedded, maka penulis terlebih dahulu merencanakan alur kerja berdasarkan kebutuhan user yang akan menggunakan sebuah sistem ini.

Konsep Perancangan Dan Pembahasan

Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang akan digunakan meliputi, Bluetooth, sensor ultrasonic, motor DC, motor servo, lampu led, arsitektur arduino, serta rangkaian sistem kontrol prototype robot pengumpul sampah menggunakan smartphone android serta mekaniknya. Perancangan perangkat kerasnya menggunakan Modul Arduino Mega sebagai media untuk menanamkan program dan perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Ide Arduino.

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram Blok pada gambar 3.3. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem yang berjudul “ PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC.PASAR KEMIS KAB.TANGERANG ”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

  1. Alat yang digunakan meliputi:
    1. Personal Computer (PC).
    2. Solder timah.
    3. Motor servo
    4. Solder karet.
    5. Software Ide Arduino.
    6. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematic)
    7. Modul Arduino Mega 2560
    8. Bluetooth HC-06
    9. Sensor ultarasonik HC-sr04
  2. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:
    1. Motor DC (Direct Current) + Gearbox.
    2. IC regulator (LM7805, LM7806)
    3. Kapasitor Elco 1000 microFarad/35volt, 100 microFarad/16volt
    4. Resistor 330 ohm, 10 kOhm.
    5. Lampu led.
    6. Heatshink (alumunium pendingin).
    7. Switch On/Off.
    8. Timah solder.
    9. Kabel konektor.
    10. Pin header.
    11. Dioda
    12. Power bank
    13. Driver motor L293D
    14. Baterai 11.1 volt
    15. Printed circuit board.
    16. Driver L293d

Diagram Blok

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.3 di bawah ini :

Gambar 3.3. Diagram Blok Rangkaian Sistem

Pada gambar 3.3 merupakan alur dari diagram blok, yang dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan. Prinsip dari kerja sistem yang di rancang adalah smartphone, Bluetooth, dan sensor ultrasonik menjadi media untuk memberikan inputan pada mikrokontroller, dan media untuk menghubungkan dengan mikrokontroller menggunakan jalur data usb serial dan ketika smartphone memberikan perintah maka akan di proses oleh mikrokontroller dan data hasil proses tersebut lalu dikirimkan ke motor dc, motor dc akan dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan untuk komunikasi menggunakan Bluetooth sebagai media komunikasinya.

Merancang Schematik Hardware

Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi fritzing, penggunaan fritzing adalah untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library arduino. Dan untuk memulainya dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.4. Membuka Aplikasi fritzing

Setelah melakukan langkah diatas, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 3.5. halaman utama fritzing

Sebelum memulai menggambar skematik ada baiknya kita menyimpan terlebih dahulu, adapun langkah-langkahnya akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 3.6. menyimpan project pada fritzing

Setelah melakukan langkah diatas maka akan masuk ke tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela Part nya. Adapun tampilannya akan terlihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.7. memasukan komponen pada layar breadboard

Setelah melakukan langkah diatas, maka gambar rangkaian dapat dilihat pada penjelasan rangkaian-rangkaian yang digunakan dibawah ini.

Perancangan Modul-Modul yang digunakan

Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan meliputi lampu led, arsitektur mikrokontroller arduino mega, sensor ultrasonic, bluetooth serta perangkat lunak yang digunakan yaitu program Ide Arduino 1.0.5.

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.3. Alat yang akan dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTYPE ROBOT PENGUMPUL SAMPAH MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS SMARTPHONE ANDROID PADA KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC.PASAR KEMIS KAB.TANGERANG”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

Rangkaian Power Supply

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari baterai sebesar 11.1 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari sumber baterai akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

Gambar 3.8. Rangkaian Power Supply

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan empat buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 Volt DC adalah rangkaian kontrol L293, rangkaian motor DC, sensor ultrasonik.

Rangkaian Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.

Gambar 3.9. Rangkaian Bluetooth HC-05

Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang diperlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan, pada perancangan sistem ini menggunakan bluetooth HC-05 yang memerlukan daya sebesar +5 volt DC.

Fungsi bluetooth dalam sistem ini yaitu sebagai media penghubung antara smartphone dan mikrokontroller, dimana bluetooth tersebut dihubungkan dengan sistem mikrokontroller pada jalur RX dan TX yang berfungsi sebagai jalur pengirim dan jalur penerima, sehingga smartphone dan mikrokontroller dapat berkomunikasi dengan baik.

Rangkaian Motor DC

Pada rangkaian motor DC ini, hanya akan ditampilkan bagaimana motor DC dihubungkan dengan IC driver motor. Sehingga motor dapat diubah arah putaran motor dengan memberikan polaritas yang dibalik, yang akan menyebabkan motor dapat bergerak dengan arah yang berlawanan maupun searah dengan jarum jam.

Gambar 3.10. Rangkaian Motor DC

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Pada rangkaian sensor ultrasonik dimaksudkan untuk mengontrol pergerakan lengan robot dalam mengambil sampah. Adapun untuk melakukan perancangan sensor ultrasonik pada mikrokontroler arduino dapat terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.11. Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian Motor Servo

Pada dasarnya penggunaan rangkaian motor servo dimaksudkan untuk pengontrolan terhadap lengan robot agar dapat bergerak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gambar 3.12. Rangkaian Motor Servo

Dalam melakukan perancangan rangkaian motor sevo mebutuhkan tegangan sebesar +5 vdc agar motor servo dapat bekerja, rangkaian motor servo diatas menggunakan power eksternal dengan input +12 vdc dari adaptor switching dan dirubah menjadi tegangan +5 vdc oleh IC regulator LM7805, sedangkan penggunaan jalur konektor diatas yaitu, jalur merah sebagai tegangan positif sebesar +5 vdc, jalur hitam yang berfungsi sebagai ground dan jalur kuning sebagai jalur control untuk motor servo yang dapat dihubungkan dengan pin mikrokontroller pada pin digital 6.

Rangkaian Sistem Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.13 sebagai berikut:

Gambar 3.13. Rangkaian Sistem Keseluruhan

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Jalur merah sebagai arus positif (+)
  2. Jalur hitam sebagai arus negatif (+)
  3. Jalur biru sebagai jalur data.
  4. Jalur kuning sebagai jalur PWM untuk motor DC dan Motor Servo.
  5. Jalur hijau sebagai jalur komunikasi dengan bluetooth

Cara Kerja Alat

Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat yaitu dikontrol menggunakan smartphone dan sensor ultrasonik. Sedangkan mikrokontroller digunakan sebagai otak atau tempat pemrosesan data yang diinput dari perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media inputan, setelah data yang masuk tersebut diolah maka akan dikirimkan kembali ke perangkat-perangkat yang diprogram sebagai media output sehingga dapat bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan. Media output yaitu berupa motor dc, motor servo dan lampu led sedangkan media yang digunakan sebagai media input yaitu berupa smartphone dan sensor ultrasonik.

Pembuatan Alat

Perangkat Keras (Hardware)

  1. Personal Computer (PC)

    Merupakan alat yang sangat berperan penting karena penulisan listing program dan merancang interface menggunakan komputer.

  2. Solder Timah

    Merupakan sebuah alat yang dapat mencairkan timah yang nantinya untuk menghubungkan koneksi antar satu komponen dengan komponen lainnya.

  3. Solder Karet

    Merupakan sebuah alat yang digunakan antara bahan seperti kayu sehingga tidak menggunakan alat perekat lain dalam membangun prototype.

  4. Arduino mega

    Merupakan modul arduino yang menggunakan mikrokontroller ATmega 2560 yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller ATmega 2560 sudah sangat cukup karean pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem.

  5. IC Regulator

    Merupakan alat yang dapat merubah tegangan masuk menjadi tegangan keluar yang stabil.

  6. Kapasitor

    Merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik dan merupakan komponen yang penting dalam membangun suatu rangkaian elektronika.

  7. Resistor

    Merupakan komponen elektronika dengan dua kutub yang didesain untuk megatur tegangan listrik dan arus listrik, resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronika dan sirkuit elektronika.

  8. Lampu led

    Merupakan komponen elektronika yang digunakan sebagai lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukan status dari perangkat elektronika tersebut.

  9. Dioda

    Merupakan komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor yang digunakan sebagai penyearah arus tegangan.

  10. Transistor

    Merupakan komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal.

  11. Heatshink (Aluminium Pendingin)

    Merupakan alat pendingin IC yang dapat membantu menyetabilkan suhu pada IC Regulator.

  12. bluetooth

    merupakan media yang dapat digunakan sebagai jalur komunikasi antara device dan device lainnya.

  13. Switch On/Off

    Merupakan alat yang biasa di gunakan untuk memutus dan menyambung arus listrik.

  14. Timah solder

    Merupakan alat yang dapat di cairkan ketika dipanaskan.

  15. Kabel konektor

    Merupakan alat yang digunakan sebagai jalur penghubung baik antara sesama piranti internal maupun piranti eksternal.

  16. Pin header

    Merupakan socket yang dapat disambungkan dengan kabel konektor.

  17. Printed Circuit Board (PCB)

    Merupakan alat yang digunakan untuk merakit komponen-komponen elektronika sehingga menjadi sebuah rangkaian yang diinginkan.

  18. Sensor ultrasonik

    Merupakan sensor yang dapat digunakan sebagai pengukur jarak.

  19. Driver motor L293d

    Merupakan ic driver yang dapat digunakan untuk mengontrol arah dari putaran motor dc, sesuai dengan keinginan baik searah ataupun berlawanan jarum jam.

  20. Motor servo

    Merupakan motor yang dapat ditentukan sudut putarannya sesuai dengan keinginan.

  21. Motor DC

    Merupakan jenis motor yang berputar searah dengan jarum jam.

  22. Bluetooth HC-05

    Merupakan perangkat yang digunakan sebagai media komunikasi antara device ke device lainnya.

Perangkat Lunak (Software)

Perancangan Software Arduino

Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan oleh developer arduino. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, Arduino mega 2560 sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.14. sebagai berikut:

Gambar 3.14. Memulai IDE Arduino

Dalam pemrograman mikrokontroller arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.15. sebagai berikut:

Gambar 3.15. Tampilan layar program Arduino 1.0.5

Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.

Gambar 3.16. Membuka Device Manager

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuaka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.17. sebagai berikut:

Gambar 3.17. Memilih Arduino Mega pada Port COM

Gambar 3.18. Menentukan koneksi port 4 pada Arduino 1.0.5

Seting koneksi port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

Gambar 3.19. Memilih Jenis Board Mikrokontroller

Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino mega 2560 yang dimana arduino ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.20. Menyimpan file program pada Arduino

Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde

Gambar 3.21. Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan.

Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar 3.22 sebagai berikut:

3.22. Tampilan Listing Program

Dan berikut gambar listing program keseluruhan, dapat di lihat pada gambar 3.23 sebagai berikut:

3.23. Listing Program Keseluruhan

Flowchart Sistem

Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur dan langkah-langkah dari cara kerja sebuah sistem yang dibuat, seingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar alir diagram alur sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan diagram alur adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:

Gambar 3.24. Flowchart Sistem

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan petugas kelurahan, perlunya sistem yang dapat menjaga lingkungan tetap bersih tanpa harus mengandalkan petugas kebersihan.

Dikarenakan dengan lingkungan yang terjaga kebersihannya maka akan memberikan kenyamanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:

  1. Kebersihan lingkungan masih mengandalkan petugas kebersihan.
  2. Ingin meningkatkan kenyamanan kepada masyarakat.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat sistem kontrol yang dapat secara otomatis dapat mengumpulkan sampah yang berserakan.
  2. Sistem ini dapat dikontrol secara otomatis dengan sensor dan secara manual dengan menggunakan smartphone via bluetooth.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan / berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu penting

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical

O : Operating

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : High

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub bab berikut.

Prosedur Sistem Usulan

Pengujian rangkaian catu daya

Catu daya sebagai power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa motor DC, driver L293, motor servo dan keseluruhan rangkaian sistem keseluruhan arduino disini membutuhkan catu daya. Gambar 4.1 adalah merupakan gambar rangkaian catu daya yang terhubung dalam suatu rangkaian sistem. Uji coba dilakukan dengan menggunakan lampu led (light-emitting diode), sebagai output dari tegangan kerja pada sebuah rangkaian catu daya, uji coba rangkaian catu daya dapat di lihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1. Pengujian rangkaian catu daya

Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

  1. Hasil pengukuran pada IC regulator satu yang merupakan output untuk mesin pendorong berupa tegangan DC sebesar +5 volt. Setelah dilakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.
  2. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator dua yaitu merupakan tegangan untuk driver motor IC L293 sebagai Vcc pada pin 16 dan tegangan untuk motor DC yang di pasang pada IC L293 di pin 8 sebasar 4.82 volt.
  3. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator tiga yaitu merupakan tegangan untuk sensor ultrasonik sebesar 4.82 volt.
  4. Hasil pengukuran keluaran dari IC regulator empat yaitu merupakan tegangan input untuk motor servo sebesar 4.82 volt.

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik. Adapun hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2. Output dari pengujian rangkaian catu daya

Prosedur Pengujian Lampu Indikator

Lampu led adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya digunakan sebagai indikator dari sebuah rangkaian elektronika, pada pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink , uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3. Pengujian rangkaian lampu led

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Listing program pengujian lampu led blink

Program diatas akan dijalankan secara terus menerus selama arus listrik mengalir, dikarenakan program yang dipakai adalah tipe blink tampa ada device yang mengontrolnya. Dan adapun hasil ujicobanya dapat dilihat pada gambar 4.5 dan gambar 4.6 sebagai berikut.

Gambar 4.5. Listing program pengujian lampu led saat menyala

Gambar 4.6. Listing program pengujian lampu led saat mati

Prosedur Pengujian Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Pada uji coba yang dilakukan adalah untuk mengontrol lampu Led dan buzzer, yang dimana lampu Led dan buzzer tersebut digunakan sebagai media indikator ketika sensor ultrasonik bekerja atau mendapat tegangan ’HIGH’.

Dari proses kerja sensor ultrasonik tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi objek yang mendekatinya, yang dimana pada penerapannya memiliki tingkat pembacaan yang sangat bervariasi bergantung pada level dekatnya suatu objek yang dideteksi, sehingga bisa diprogram sesuai dengan kondisi jarak yang diingikan, uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.7. Pengujian rangkaian Sensor ultrasonik

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika sensor ultrasonik mendeteksi keberadaan objek yang mendekati maka lampu indikator tersebut akan nyala artinya sensor ultrasonik tersebut membaca data yang berupa data analog dengan cara mendekatkan tangan pada sensor ultrasonik tersebut dan akan diproses oleh arduino sehingga lampu Led aktif, dan sebaliknya ketika sensor ultrasonik tidak mendeteksi objek maka lampu Led tidak aktif.

Setelah melihat hasil yang didapatkan dalam pengujian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian sensor ultrasonik bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah seperti terlihat pada gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8. Listing program sensor ultrasonik

Gambar 4.9. Kondisi Lampu led sebelum aktif

Gambar 4.10. Kondisi Lampu led saat aktif

Prosedur Pengujian Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun antara device.

Gambar 4.11. Rangkaian Bluethooth HC-05

Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui adalah jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan bluetooth juga memerlukan sumber daya, sumber daya yang diperlukan adalah tergantung jenis bluetooth yang digunakan, pada perancangan sistem ini menggunakan bluetooth HC-05 yang memerlukan daya sebesar +5 volt Dc.

Pengujian ini dilakukan dengan mengontrol lampu led pada posisi on ataupun off. Adapun listing program yang digunakan adalah sebagai berikut.

Gambar 4.12. Listing Program bluetooth

Setelah melakukan penulisan listing program diatas maka akan diketahui bahwa motor dc akan berputar kekanan jika menekan tombol ”a” pada keyboard handphone, maka led akan menyala dan jika menekan ”b” mapu akan mati. Adapun hasil ujicoba yang dilakukan akan terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.13. Kondisi Motor Dc pada posisi Off

Gambar 4.14. Kondisi Motor Dc pada posisi On

Prosedur Penggunaan Motor Servo

Pengujian motor servo menggunakan rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan dihubungkan langsung dengan pin data pada motor servo, kemudian untuk tegangan kerja motor servo membutuhkan power sebesar 5 volt DC agar motor servo dapat berputar sesuai yang di inginkan. Dan untuk melakukan pengujian terhadap motor servo diperlukan listing program untuk mengontrol arah putaran motor servo, uji coba selanjutnya akan menggerakan motor servo dengan arah putaran jarum jam sebesar 180 derajat, dan akan kembali pada posisi awal yaitu 0 derajat ketika arah putaran sudah mencapai 180 derajat, proses ini secara terus menerus sampai power supply di matikan. Setelah melakukan proses memasukan listing program kedalam mikrokontroller, uji coba motor servo akan terlihat seperti pada gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15. Rangkaian pengujian rangkaian motor servo

Uji coba motor servo menggunakan listing program sederhana dan dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut:

Gambar 4.16. Listing program pengujian rangkaian motor servo

Gambar 4.17. pengujian rangkaian motor servo

Prosedur Pengujian rangkaian pengendali motor DC

Rangkaian pengendali motor DC digunakan untuk mengendalikan motor DC untuk melakukan perputaran ke arah kanan dan kiri. Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian pengendali motor DC menggunakan IC L293, hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa arah putaran dan besar tegangan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan sistem tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan tegangan pada rangkaian L293 untuk menentukan tegangan yang sesuai dengan tenaga ( torsi ) yang dihasilkan dan tidak terlalu cepat perputarannya untuk motor DC. Berikut adalah merupakan hasil pengujian perbandingan antara tegangan dengan torsi yang dihasilkan.

  1. Motor DC diberikan tegangan sebesar 12 volt, torsi yang dihasilkan terlalu cepat, sehingga IC regulator akan cepat panas.
  2. Motor DC diberikan tegangan sebesar 9 volt, torsi yang dihasilkan dapat menggerakan motor dc , tetapi kecepatan motor dc masih terlalu tinggi sehingga terlalu cepat panas.
  3. Motor DC diberikan tegangan sebesar 5 volt, torsi yang dihasilkan mampu menggerakkan motor dc pada kecepatannya yang diinginkan.

Tabel 4.1. Pola pemberian pada driver motor DC L293

Setelah melakukan beberapa tahapan pengujian pada rangkaian pengendali motor DC, hasil pengujian yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan sistem. Sehingga tegangan 5 volt yang digunakan sudah cukup untuk mengendalikan motor DC tersebut, sedangkan lampu led digunakan sebagai penanda arah dari putaran motor dc. Lampu led berwarna merah menyala ketika motor dc berputar kearah kiri sedangkan lampu hijau menyala ketika motor dc berputar kearah kanan. Adapun gambar rangkaian pengujian motor dc dapat dilihat seperti gambar 4.18 sebagai berikut.

Gambar 4.18. Pengujian rangkaian motor dc dengan driver L293D

Dalam pengujian motor dc dengan driver L293D menggunakan listing program seperti terlihat pada gambar 4.19 sebagai berikut.

Gambar 4.19. Listing program untuk pengujian motor dc

Gambar 4.20. Pengujian Rangkaian Motor dc

Analisa listing program pada sistem yang diusulkan

Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras (hardware) yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak (software) yang berupa listing program yang telah di masukan ke dalam sistem arduino.

Gambar 4.21. Listing program keseluruhan

Setelah melakukan penulisan listing program pada Arduino 1.0.5 di lakukan maka dapat dijelaskan seperti berikut:

penulisan listing program harus diawali dengan kode:

#include <Servo.h>

Servo servo1;

Servo servo2;

Servo servo3;

Servo servo4;

Servo servo5;

Kode di atas merupakan fungsi libraries yang ada pada software Arduino yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi yang untuk digunakan pada motor servo.

Sedangkan motor DC tidak dikontrol langsung menggunakan arduino, kerena motor DC hanya berputar searah dengan jarum jam, maka dari itu dengan memanfaatkan driver motor L293D untuk mengontrol motor DC, maka motor DC dapat dikontrol dua arah yaitu searah dengan jarum jam dan sebaliknya bisa di kontrol dengan arah berlawanan jarum jam. Adapun listing program yang digunakan sebagai berikut:

int motor1pin1=2;

int motor1pin2=4;

int motor2pin1=7;

int motor2pin2=8;

Dan untuk mendeklarasikan sensor ultrasnik dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

#define trigkanan 2

#define trigkiri 12

Dan selanjutnya penjelasan seluruh program yang digunakan dalam sistem ini dapat dilihat sebagai berikut.

Servo servo1;

Servo servo2;

Servo servo3;

Servo servo4;

Servo servo5;

#define trigkanan 2

#define trigkiri 12

int motor1pin1=2;

int motor1pin2=4;

int motor2pin1=7;

int motor2pin2=8;

int pos1=150;

int pos2=90;

int pos3=160;

int pos4=150;

int pos5=70;

int star;

int flag=0;

Kode di atas merupakan fungsi untuk mendeklarasikan atau penamaan terhadap variabel komponen yang digunakan, sedangkan barisan kode yang digunakan sebagai fungsi kalibrasi sensor ultrasonik dapat dilihat pada baris program berikut ini.

long durasi1, jarak1;

digitalWrite(trigkanan, LOW);

delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trigkanan, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigkanan, LOW);

durasi1=pulseIn(echokanan, HIGH);

jarak1= (durasi1/2)/29.1;

Sedangkan program yang digunakan untuk melakukan perintah- perintah eksekusi baik berupa input ataupun output dapat dilihat pada blok void setup. Pada bagian ini program akan dialamatkan sebagai media output dan input tergantung pada penggunaan dari device-device yang terhubung.

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(motor1pin1, OUTPUT);

pinMode(motor1pin2, OUTPUT);

pinMode(motor2pin1, OUTPUT);

pinMode(motor2pin2, OUTPUT);

servo1.attach(3);

servo1.write (pos1);

servo2.attach(5);

servo2.write (pos2);

servo3.attach(6);

servo3.write (pos3);

servo4.attach(9);

servo4.write (pos4);

servo5.attach(10);

servo5.write (pos5);

}

Program diatas hanya dijalankan selama sekali ketika pada saat pertama kali sistem mendapat arus listrik, sedangkan program yang dapat berjalan berulang kali akan terlihat seperti baris program berikut ini.

void loop() {

if(Serial.available()>0){

star=Serial.read();

flag=0;

}

if(star=='a'){ // MAJU

digitalWrite(motor1pin1, HIGH);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, HIGH);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='b'){ // MUNDUR

digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, HIGH);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, HIGH);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='c'){ // STOP

digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='d'){ // belok kanan

// digitalWrite(enabel1, 100);

digitalWrite(motor1pin1, HIGH);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, LOW);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='e'){ // belok kiri

// digitalWrite(enabel2, 100);

digitalWrite(motor1pin1, LOW);

digitalWrite(motor1pin2, LOW);

digitalWrite(motor2pin1, HIGH);

digitalWrite(motor2pin2, LOW);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

if(star=='1'){

servo1.write(28);

delay(1000);

servo2.write(70);

delay(1000);

servo3.write(130);

delay(1000);

servo4.write(70);

servo5.write(150);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

//******************************************************

if(star=='2'){

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

delay(1000);

servo3.write(pos3);

delay(1000);

servo2.write(pos2);

delay(1000);

servo1.write(pos1);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

//******************************************************

if(star=='3'){

servo4.write(70);

servo5.write(150);

delay(1000);

servo2.write(20);

delay(1000);

servo3.write(160);

delay(1000);

servo4.write(70);

servo5.write(150);

delay(1000);

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

//******************************************************

if(star=='4'){

servo4.write(pos4);

servo5.write(pos5);

delay(1000);

servo2.write(80);

delay(1000);

servo3.write(pos3);

delay(1000);

if(flag==0){

flag=1;

}

}

}

Penjelasan struktur listing program

Setiap program yang menggunakan bootloader Arduino biasa disebut sketch mempunyai dua buah fungsi yang harus ada yaitu:

  1. Void setup() { }

    yaitu semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program dijalankan untuk pertama kalinya.

  2. void loop( ) { }

    yaitu fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi setup (void setup () { }) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan dalam format penulisan.

  1. pinMode

    digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input atau output. Untuk output digital pin secara default di konfigurasi sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator pinMode (pin, mode) dan digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

  2. digitalWrite

    digunakan untuk mengset pin digital. Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.22. Flowchart sistem yang di usulkan

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program, yang pertama kali harus dilakukan adalah tahap perancangan, sebagai tolak ukur perancangan yang pertama kali harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program.

Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan, adapun tahapan tersebut dapat di gambarkan dalam bentuk navigasi sebagai berikut.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Ide Arduino yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program arduino, sehingga sistem arduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang di inginkan.

Pada perancangan perangkat lunak untuk arduino menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam arduino dengan Ide Arduino, adapun tampilan jendela Ide Arduino pada saat lsiting program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.23 berikut.

Gambar 4.23. Tampilan listing program pada Ide Arduino

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program -> mengecek keslahan terhadap listing program yang ditulis -> mengupload listing program kedalam arduino. Adapun langkah-langkah tersebut dapat di lihat seperti gambar 4.24 berikut.

Gambar 4.24. Proses upload program kedalam arduino

Rancangan Prototype

Pada bagian ini merupakan hasil rancangan dari aplikasi android yang digunakan dalam pembuatan alat ini, adapun hasil dari prototype interface android dapat digambarkan sebagai berikut.

  1. Rancangan Prototype Form Bluetooth Controller

Gambar 4.25. Tampilan prototype form Bluetooth Controller

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware atapun Software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program, baik untuk sisem arduino maupun Interface nya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Arduino Mega.
  2. Laptop : Acer Aspire E1-471 14 inch, 2 Gb DDR3 of RAM, 500 GB of Hardisk
  3. Printer Cannon PIXMA MP237
  4. Motor dc
  5. Rangkaian Elektronika
  6. Sensor ultrasonik
  7. Adaptor baterai
  8. Motor servo

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Bluetooth Controller
  2. Mozilla Firefox
  3. Microsoft Office 2007
  4. Notepad++
  5. IDE Arduino 1.0.5
  6. Paint
  7. Fritzing.2013.12.17

Hak Akses

Dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) harus dan perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang, karena aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang tidak memiliki hak akses akan sangat tidak aman. Adapun sistem ini memiliki dua hak akses user dan satu password yaitu password bluetooth, sehingga hak akses hanya dapat dilakukan oleh user dengan memasukan password bluetooth.

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface blueterm dan arduino, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan.

Evaluasi

Berdasarkan uji coba dari keseluruhan sistem yang dibuat terdapat dua metode pengujian yang dilakukan baik secara software maupun secara hardware, pada saat melakukan pengujian pada aplikasi blueterm hanya kendala saat terkoneksi dengan device lainnya, masalah tersebut tidak terpengaruh terhadap program karena bukan kesalahan dalam program melainkan factor dari handphone.

Lalu uji coba dilakukan lagi secara hardware yaitu dengan melakukan kontroling pada interface blueterm. Hasil dari evaluasi baik secara Software dan Hardware mendapat hasil yang cukup baik sehingga sudah dapat diterapkan dalam bentuk Prototype.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap utnuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga sistem pengontrolan robot pembersih sampah dapat bekerja dengan baik, penulis pun melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan yang merupakan tempat observasi penulis, hal ini dilakukan demi kepentingan pengguna yang dimana pengguna menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam melakukan pekerjaan, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai hingga selesai disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut

Tabel: 4.2. Pengolahan Jadwal proses pembuatan sistem

Penerapan

Pada bagian ini hal yang dilakukan adalah bagian untuk menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan baik bagi penulis maupun oleh instansi yang bersangkutan, instansi dimana tempat melakukan riset.

Tabel 4.3. Pengolahan jadwal penerapan

Estimasi Biaya

Berikut adalah rincian dalam pembuatan prototype robot pengumpul sampah otomatis adalah.

Tabel: 4.4. Estimasi biaya yang dikeluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pengujian Prototype robot pengumpul sampah otomatis menggunakan arduino berbasis smartphone android pada Kelurahan Desa Suka Asih Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

  1. Dengan menggunakan smartphone dan sensor ultrasonik, sensor yang diproses oleh mikrokontroller dapat mengumpulkan sampah yang berserakan di lingkungan kelurahan.
  2. Dengan memanfaatkan smartphone android dapat mengontrol sistem kendali robot tersebut.
  3. Penggunaan sistem ini dapat membantu petugas kebersihan dalam mengumpulkan sampah secara maksimal, karena sistem ini dipasang sensor ultrasonik untuk dapat di fungsikan sebagai pendeteksi objek.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kesimpilan terhadap tujuan penelitian :

Dengan merancang sistem yang baru diharapkan dapat membantu dalam memproteksi kendaraan bermotor dengan cara yang lebih efisien karna mengubah cara konvensional menjadi system yang berbasis Android

Kesimpilan terhadap manfaat penelitian

Dengan adanya Skripsi ini penulis dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang mungkin belum didapat dari perkuliahan serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari dengan cara kerja yang sebenarnya, serta dapat membantu petugas kelurahan dengan memberikan masukan positif serta langkah apa yang harus ditingkatkan dalam hal kebersihan lingkungan di sekitar kelurahan.

Saran

  1. Sebagai Instansi pemerintahan, sistem ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kenyamanan kepada masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan.
  2. Sistem ini tidak hanya dapat digunakan pada lingkungan kelurahan saja, melainkan dapat digunakan di instansi pemerintahan lainnya.
  3. Bagi peneliti selanjutnya, sistem ini dapat dikembang untuk pembuangan sampah agar sistem berjalan secara otomatis tampa campur tangan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 Simarmata, Janer. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset

Contributors

Febri Wibowo