SI1022465151

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

BAHAN BAKU BERBASIS WEB PADA

PT ANY JATA PERKASA

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :


NIM
: 1022465151
NAMA



JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2014/2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFROMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BERBASIS WEB PADA PT ANY JAYA PERKASA

Disusun Oleh :

NIM
: 1022465151
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,.........2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaedi, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 007002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANAGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BERBASIS WE PADA PT ANY JAYA PERKASA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022465151
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang,..........2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Haerudin, S.Kom.,MM)
   
(Padeli, M.Kom)
NID : 05065
   
NID : 03002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BERBASIS WEB PADA PT ANY JAYA PERKASA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022465151
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang,.......2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SITEM INFORMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BERBASIS WEB PADA PT ANY JAYA PERKASA

Disusun Oleh :

NIM
: 1022465151
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Teknik Informatika
Konsentrasi
:Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,........2015

 
 
 
 
 
NIM : 1022465151

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

PT Any Jaya Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa kontruksi yang mengerjakan pekerjaan bangunan, interior, maupun mekanikal elektrikal. Kualitas merupakan suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana. Namun dalam kenyataannya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, karena terbatasnya sistem komputerisasi yang digunakan oleh PT Any Jaya Perkasa. Dalam pengolahan data yang dilakukan oleh PT Any Jaya Perkasa telah menggunakan sistem komputerisasi yang aplikasinya menggunakan Microsoft Excel, akan tetapi menggunakan aplikasi Microsoft Excel pun belum optimal, sehingga didalam menghasilkan seluruh laporan yang akurat dan tepat relatif lama. Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan di PT Any Jaya Perkasa. Metodologi yang digunakan yaitu dengan pendekatan siklus hidup pengembangan sistem mulai dari menganalisa sistem yang berjalan melalui UML (Unified Modeling Languange), melakukan elisitasi serta hasil akhir yang dicapai dari laporan yaitu terbentuknya suatu prosedur sistem persediaan bahan baku yang terkomputerisasi dengan menggunakan program UML untuk menggambarkan analisa sistem yang berjalan dan analisa sistem yang diusulkan. Selain itu dihasilkan pula perancangan sistem informasi persediaan bahan baku yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional pada pegawai PT Any Jaya Perkasa.

Kata Kunci : Komputerisasi, Bahan Baku, Prosedur

ABSTRACT

PT Any Jaya Perkasa is a company engaged in the business of construction services that do the work of building, interior, electrical and mechanical. Quality is an activity researching, developing, designing and meet customer satisfaction, gives good service which involves executing all activities within the company ranging from top leadership to executive employees. But in reality it is sometimes not in accordance with the wishes and expectations to be achieved, due to the limited computerized system used by PT Any Jaya Perkasa. In the data processing carried out by PT Any Jaya Perkasa has been using a computerized system that uses Microsoft Excel application, but using Microsoft Excel was not optimal, so that the entire report in generating accurate and precise relatively long. The aim of the research by the author is analyzing the system running in PT Any Jaya Perkasa. The methodology used is the approach to system development life cycle starting from analyzing the system that runs through the UML (Unified Modeling Language), perform elicitation and the outcomes achieved from the report that the establishment of a system of procedures computerized inventory of raw materials by using UML to describe the analysis program system running and analysis of the proposed system. In addition, the design also produced raw material inventory information system that is expected to improve the operational performance of employees of PT Any Jaya Perkasa.

Keywords : Computerized , Raw Materials , Procedures

Puji Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan iman sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas pelaksanaan Skripsi sampai pada pembuatan laporan. Laporan ini disusun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Skripsi yang telah penulis laksanakan di PT MIFTAH BAHTERA MANDIRI. Semoga laporan ini dapat berguna bagi diri penulis, kampus dan siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya yang tak ternilai harganya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan selaku Ketua Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Bapak Haerudin, S.Kom.,M.M selaku Pembimbing 1.
  5. Bapak Padeli, M.Kom selaku Pembimbing 2.
  6. Bapak Zaenal Arifin, S.Sos, selaku pembimbing lapangan.
  7. Seluruh Dosen dan Asisten dosen, serta staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja atas kerja samanya.
  8. Seluruh Pimpinan serta staff dan karyawan PT Any Jaya Perkasa.
  9. Keluarga saya tercinta yang telah memberikan semangat.
  10. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan 09,10,11 pada khususnya.
  11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demi kemajuan dan kelengkapan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya.


Tangerang, 2015
Agus Ilham Kurniawan
NIM. 1022465151

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini komputer merupakan sarana yang penting dalam segala aspek kehidupan. Dimana komputer dibutuhkan sebagai alat yang dapat mempermudah pekerjaan di segala bidang. Baik pada bidang pendidikan, perusahaan, perdagangan dan lain sebagainya.

Seiring pesatnya perkembangan informatika saat ini, untuk membantu pencapaian sasaran atau kegiatan maka penggunaan teknologi informasi yang handal menjadi kebutuhan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat. Penggunaan komputer sebagai alat bantu untuk mengelola suatu pekerjaan menjadi kebutuhan yang sangat penting dimana informasi yang cepat dan akurat menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan pada saat ini.

PT Any Jaya Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa kontruksi yang mengerjakan pekerjaan bangunan, interior, maupun mekanikal elektrikal. Pendataan persediaan material yang akurat adalah hal yang utama dan menjadi suatu tujuan yang harus dicapai guna memberikan kepuasan dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh karyawan dan atasannya. Dengan sistem yang lebih baik maka karyawan tidak akan rumit untuk mendapatkan data informasi yang akurat.

Namun sistem yang berjalan saat ini pada PT Any Jaya Perkasa belum optimal karena belum adanya sistem yang dapat mendukung untuk persediaan bahan baku karena jumlah bahan baku yang banyak dan bervariasi, hal ini mengakibatkan data yang dibutuhkan kurang akurat. Karena belum ada sistem untuk membantu perhitungan persediaan bahan baku yang mudah maka terkadang terjadi pemborosan waktu untuk menghitung persediaan bahan baku secara manual.

Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem atau aplikasi khusus yang dapat menyajikan informasi dengan mudah cepat dan akurat dalam memberikan informasi persediaan bahan baku yang memuaskan bagi karyawan dan atasannya. Melalui sistem informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dan memberikan solusi dari hasil analisa penelitian dengan judul Skripsi “ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS WEB PADA PT ANY JAYA PERKASA ”.

Perumusan Masalah

Pada analisa sistem informasi persediaan barang yang terdapat di PT Any Jaya Perkasa, sering kali menghadapi permasalahan, berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem persediaan bahan baku PT Any Jaya Perkasa ?
  2. Bagaimana mengontrol keluar masuk barang pada PT. Any Jaya Perkasa ?
  3. Bagaimana perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan barang secara cepat dan akurat ?
  4. Bagaimana sistem secara otomatis memberikan informasi ketika jumlah persediaan bahan baku akan habis ?

    Ruang Lingkup

    Untuk dapat menghasilkan penelitian yang lengkap dan akurat maka perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah, ruang lingkup dari penelitian ini dimulai dari penerimaan material bahan baku sesuai SPK ( Surat Perintah Kerja ), penginputan data material bahan baku datang, material bahan baku keluar untuk proses produksi sampai menghasilkan laporan persediaan bahan baku.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui sistem persediaan bahan baku pada PT Any Jaya Perkasa.

    2. Agar dapat menghasilkan data dan informasi yang lebih akurat.

    3. Untuk merancang suatu sistem informasi persediaan bahan baku berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan pegawai.

    Manfaat Penelitian

    1. 1.Dapat menjadi refrensi guna untuk membangun sistem Pakar yang lebih handal dan hemat.
    2. 2.Memahami Penelitian dengan menggunakan metode sistem Pakar.
    3. 3.Memahami kekurangan dan kelebihan dalam analisa metode penelitian.
    == Metode Penelitian ==

    Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

    Metode Pengumpulan Data

    1. Metode Observasi

      Melakukan tinjauan langsung ke PT.TELKOM Tangerang Selatan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai hal hal yang bersngkutan.

    2. Metode Wawancara

      Melakukan tanya jawab kepada pegawai PT.TELKOM Tangerang Selatan untuk memeperoleh data dan informasi yang diperlukan.

    3. Metode Studi Pustaka

      Selain melakukan observasi penulis juga melakukan data dengan cara studi pustaka dalam metode ini penulis berusaha untuk melengkapi data-data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari dari buku-buku, dari media internet dan data-data yang relevan dalam pemilihan judul yang penulis ajukan. Buku dan data tersebut digunakan penulis untuk membantu penganalisaan dan perancangan yang dilakukan.

    Metode Analisa Sistem

    1. Metode Analisa Sistem

      Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining. Dengan memakai Metode Forward chaining Di harapkan bisa membantu menyeleseikan metode metode penyusunan penulisan maupun Metode Analisa Sistem itu sendiri. Selain itu juga mampu mengoptimalkan alur dari semua penyeleseian mulai dari input, proses, dan output.

    Metode Perancangan Perogram

    Pada metode analisa perancangan program akan dijabarkan pada BAB IV. Metode perancangan program ini saya menggunakan Tabel Keputusan (Decision Table), dan Bagan Alir Program (Flowchart Program).

    Metode Pengembangan

    Metode Pengembangan yang saya gunakan yaitu menggunakan metode pengembangan seseorang yang bernama dan berjudul “Jaka Fahrial ([email protected]) Sistem Pakar Mengidentifikasi Kerusakan Gangguan Sambungan Telepon PT. TELKOM.

    Metode Perancangan

    Flowchart merupakan sebuah metode penggambaran alur dari logika yang kita terapkan pada sebuah algoritma. Biasanya, Flowchart adalah langkah analisa paling awal sebelum membuat sebuah algoritma atau program. Tujuan Pembuatan Flowchart sebenarnya adalah menjelaskan cara kerja program yang kita buat bagi user agar lebih mudah dimengerti. Namun seiring berkembangnya waktu, flowchart kini digunakan untuk mengajari seseorang yang termasuk “pemula” dalam dunia programming untuk menguatkan logika mereka. Alasan saya mengapa memakai flowchart karna Metode Perancangan dengan memakain flowchart dapat menjelaskan cara kerja program yang kita buat bagi user agar lebih mudah dimengerti.


    Metode Prototipe


    Low fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi. Alasan saya mengapa memakai Low fidelity prototype karna dapat menjelaskan mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem .

    Metode Testing


    Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Alasan saya mengapa memakai Black-Box karna Metode ini dapat melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. .

    Sistematika Penulisan

    Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

    BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat SMK Karya Pembangunan Jambe, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sebelum adanya sistem yang diusulkan.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan (Flowchart) dari sistem yang diimplementasikan, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, dijabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Definisi Sistem

    Pengertian penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi Perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (system flowchart), yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem (Syifaun Nafisah, 2003 : 2).

    1. Pemrograman; Untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian klien.

    2. Perencanaan; Untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah yang standar yang mudah dipecahkan.

    3. Perancangan; Mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan.

    Karakteristik Sistem

    Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sitem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakateristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut : .

    1. Komponen Sistem (Component)

      Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang saling berinteraksi, artinya elemenelemen tersebut saling berinteraksi membentuk suatu keasatuan.

    2. Batas Sistem (Boundary)

      Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

      Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    4. Penghubung (Interface)

      Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    5. Masukan (Input)

      Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer. “Program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran (Output)

      Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

    7. Pengolahan Sistem (Proses)

      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    8. Sasaran Ssitem (Objective)

      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Rancangan Basis Pengetahuan

    Suatu sistem pakar memerlukan basis pengetahuan yang baik. Pengetahuan harus diperoleh, disusun dan direpresentasikan untuk pengumpulan pengetahuan dalam sistem pakar. Ada hal yang terpenting dalam menentukan aplikasi sistem pakar yang akan dibuat dan juga untuk menentukan batasan-batasan system pakar yang ada. Pengumpulan pengetahuan ini digunakan untuk menentukan ruang lingkup yang diperlukan pada system.

    Perancangan Sistem

    Perancangan sistem adalah proses, cara ataupun desain agar sebuah sistem dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan. Sistem pakar identifikasi kerusakan pada gangguan jaringan telepon merupakan software yang dirancang dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi user juga bagi teknisi telepon untuk mengantisipasi kerusakan yang terjadi pada jaringan telepon .

    Sistem Pakar

    Sistem pakar (arhami: 2005) adalah salah satu cabang dari artificial intelegence yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia oleh seorang pakar dan dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan di semua bidang. Seorang pakar adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Sifat utama sistem pakar adalah ketergantungan sistem ini pada pengetahuan manusia dalam suatu bidang dalam menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh sistem. Teknologi sistem pakar ini meliputi bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang dirancang untuk membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar. Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli atau knowledge yang terdapat dalam buku, majalah dan orang yang mempunyai pengetahuan dalam suatu bidang. Istilah sistem pakar, sistem knowledge-base atau sistem pakar knowledge-base sering digunakan dalam arti yang sama. Kebanyakan orang mengunakan istilah sistem pakar karena lebih singkat (Arhami, Muhamad, 2005).

    Sejarah Sistem Pakar

    Perkembangan kecerdasan buatan merupakan terobosan baru dalam dunia komputer. Kecerdasan buatan berkembang setelah perusahaan General Electric mengunakan komputer pertama kali di bidang bisnis pada tahun 1956, istilah kecerdasan buatan mulai dipopulerkan oleh John McCharty sebagai suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Dartmounth College Pada tahun 1941 telah ditemukan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan sebuah program. Hal ini sangat meropotkan programmer. Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan progam sehingga membuat pekerjaan untuk memasukan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar untuk pengembangan program yang mengarah ke AI. Pada tahun 1943.

    Ciri-ciri Sistem Pakar

    Sistem pakar merupakan program-program paraktis yang mengunakan strategi heruistik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus (spesifik) (Arhami: 2005). Di sebabkan oleh keberagamannya dan sifatnya yang berdasarkan pengetahuan, maka sistem pakar mempunyai ciri :

    1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.

    2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya..

    3. Heuristic dalam mengunakan pengetahuan untuk mendapat penyelesaiannya.

    Komponen-komponen Dasar Sistem Pakar

    Suatu sistem disebut sebagai sistem pakar apabila mempunyai ciri dan karakteristik tertentu. Hal ini juga harus didukung oleh komponen-komponen sistem pakar yang mampu mengambarkan tentang ciri dan karakteristik tersebut (arhami: 2005). Sitem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pegembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation enviroinment ) (Turban: 1995).Lingkungan pengembang sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar kedalam sistem lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar. Berikut digambarkan pada arsitektur tentang hubungan antara lingkungan pengembangan (development environment) dengan lingkungan konsultasi (consultation enviroinment) pada sistem pakar. Pada komponen sistem pakar sebenarnya dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari pengembangan sistem pakar yaitu adanya pakar, pemakai dan sistem. Pakar adalah orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus akan suatu bidang (Turban:1995). Dalam sistem, pengalaman tersebut disimpan sebagai basis pengetahuan dan basis aturan. Sedangkan pemakai adalah orang yang ingin berkonsultasi dengan pakar dengan mengunakan sistem yang menghubungkan antara pakar dan pemakai dengan fasilitas- fasilitas yang ada pada sistem tersebut.

    Siklus Pakar

    Di dalam akuisisi pengetahuan dilakukan proses akumulasi, transfer dan transformasi kepakaran. Pemecahan persoalan dari sumber pengetahuan ke perangkat lunak untuk membantu atau mengembangkan basis pengetahuan- pengetahuan tentang dasar tentang domain meliputi istilah dan konsep dasar. Pengetahuan pakar tersebut terdapat dalam jurnal, buku dan sebagainya. Namun, tidak semua kepakaran dapat didokumentasikan. Prosedur interaktif diperlukan untuk mendapatkan informasi tambahan dari pakar dalam mengembangkan pengetahuan dasar. Proses ini cukup kompleks dan biasanya membutuhkan bantuan rekayasa pengetahuan. Sistem Pakar petama kali dikembangkan oleh komunitas AI (Artificial Intellegence) pada pertengahan tahun 1956. Sistem Pakar yang munculpertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon (Sri Kusumadewi, 2003).Pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E.Feigenbauh dari Universitas Stanford dan kemudian diikutu oleh MYCIN.Awal tahun 1980-an, teknologi Sistem Pakar yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersial, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General).

    Basis Pengetahuan

    Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalam domain tertentu. Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

    1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.

    2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning) Basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang.

    3. Mesin Inferensi Mesin inferensi berfungsi untuk melakukan penelusuran pengetahuan yang terdapat dalam basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan tertentu. Mesin Inferensi menyediakan arahan tentang bagaimana menggunakan pengetahuan sistem dalam membangun agenda yang mengorganisasikan dan mengontrol langkah yang diambil untuk memecahkan persoalan saat konsultasi berlangsung. Ada 3 elemen utama dalam mesin inferensi.

    Forward Chaining

    Sistem pakar (arhami: 2005) Forward chaining merupakan fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Menurut Giarratano dan Riley, 1994). Penalaran ini berdasarkan fakta yang ada (data driven), metode ini adalah kebalikan dari metode backward chaining, dimana metode ini dijalankan dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada untuk menarik kesimpulan. Dengan kata lain, prosesnya dimulai dari facts (fakta-fakta yang ada) melalui proses inference fact (penalaran fakta-fakta) menuju suatu goal (suatu tujuan). Metode ini bisa juga disebut menggunakan aturan IF-THEN dimana premise (IF) menuju conclusion (THEN) atau dapat juga dituliskan sebagai berikut. THEN (konklusi)Ada dua pendapat mengenai pelaksanaan metode ini. Pertama dengan cara membawa seluruh data yang didapat ke sistem pakar. Kedua dengan membawa bagian-bagian penting saja dari data yang didapat ke sistem pakar. Cara pertama lebih baik digunakan jika sistem pakar terhubung.

    Jogianto H.M (2010: 3)[1], Contoh sederhana dari forward dan backward chaning seperti berikut ini:

    1. Misalkan anda sedang mengemudi dan tiba-tiba anda melihat mobil polisi dengan kelap-kelip dan bunyi sirine. Dengan forward chaining mungkin anda akan berkesimpulan bahwa polisi ingin andaatau seseorang untuk berhenti. Itu adalah fakta awal yang mendukung dua kemungkinan konklusi.

    2. Jika mobil polisi membuntuti di belakang anda polisi melambaikan tangan memberhentikan anda, maka kesimpulan lebih lanjut adalah polisi ingin anda yang berhenti. Dengan mengadopsi ini sebagai suatu kerja hipotesis, maka anda dapat menggunakan backward chaining untuk alasan mengapa.

    3. Kekurangan dari pendekatan ini adalah efisiensi. System backward chaining memudahkan pencariandepth first, sementara itu forward chainingmemudahkan pencarian breadth first. Walaupun andadapat menuliskan aplikasi backward chaining kesistem forward chaining dan sebaliknya, sistemtersebut tidak akan efisien dalam hal pencarian penyelesaiannya. Kesulitan yang kedua adalah konseptual. Pengetahuandiperoleh dari pakar yang harus diubah untuk mengimbangi permintaan dari mesin inferensi.

    4. Kelebihan metode forward chaining ini adalah data baru dapat dimasukkan ke dalam tabel database inferensi dan kemungkinan untuk melakukanperubahan inference rules.

    5. Jika mobil polisi membuntuti di belakang anda polisi melambaikan tangan memberhentikan anda, maka kesimpulan lebih lanjut adalah polisi ingin anda yang berhenti. Dengan mengadopsi ini sebagai suatu kerja hipotesis, maka anda dapat menggunakan backward chaining untuk alasan mengapa.

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem


    Flowchart atau diagram alir adalah sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut..

    1. Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.
    2. Merupakan cara penyajian dari suatu algoritma
    3. 3) Ada 2 macam flowchart:a.System flowchart; Urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis penyimpanan dalam proses pengolahan data.b.Program flowchart; Urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.


    Pembuatan Flowchart:

    1. Tidak ada kaidah yang baku.
    2. Flowchart = gambaran hasil analisa suatu masalah.
    3. Flowchart dapat bervariasi antara satu pemrograman dengan pemrograman lainnya.
    4. Secara garis besar ada 3 bagian utama: (Input, Proses, Output).
    5. Hindari pengulangan yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya proses menjadi singkat .
    6. Jalannnya proses digambarkan dari atas ke bawah dan diberikan tanda panah untuk memperjelas.
    7. Sebuah Flowchart diawali dari satu titik START dan diakhiri dengan End.Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut. Oleh karena itu, design sebuah flowchart harus ringkas, jelas, dan logis.
    simbol_flowchart.png

    Sterneckert (2003) menyarankan untuk membuat model diagram alir yang berbeda sesuai dengan perspektif pemakai (managers, system analysts and clerks) sehingga dikenal ada 4 jenis diagram alir secara umum. Diagram Alir Dokumen, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran dokumen. Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran data. Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran secara fisik. Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah program dalam sebuah sistem.

    1. 1)Flow Direction Symbols; dipakai untuk menggabungkan antara symbol yang satu dengan symbol lainnya. diataranya:

      - Symbol Off-line Connector

      - Symbol Connector

      - Symbol Comunication Link

      </div>

    2. 1) Flow Direction Symbols; 2)Processing symbols; menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosedur. diantaranya;

      -Symbol Comunication Link

      -Symbol Manual Operation

      -Symbol Decision

      -Symbol Predefined Process

      -Symbol Terminal

      -Symbol Off-line Storage

      -Symbol Manual Input

      -Symbol Keying Operation

    3. 1) Flow Direction Symbols; 2)Input-output symbols: menyatakan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. diataranya :

      -Symbol input/output

      -Symbol magnetic-tape unit

      -Symbol punched card

      -Symbol disk and on-line storage

      -Symbol display

      -Symbol transmittal tape

      -Symbol dokumen

      </ol>

      Pohon Keputusan

      yang dalam analisis pemecahan masalah pengambilan keputusan adalah pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.

      Manfaat Pohon Keputusan

      Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Pohon keputusan memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai langkah awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai model akhir dari beberapa teknik lain. Sering terjadi tawar menawar antara keakuratan model dengan transparansi model. Dalam beberapa aplikasi, akurasi dari sebuah klasifikasi atau prediksi adalah satu-satunya hal yang ditonjolkan, misalnya sebuah perusahaan direct mail membuat sebuah model yang akurat untukmemprediksi anggota mana yang berpotensi untuk merespon permintaan, tanpa memperhatikan bagaimana atau mengapa model tersebut bekerja.

      Kelebihan Pohon Keputusan dan Kelebihan dari metode pohon keputusan

      a. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.

    b. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.

    c. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional

    d. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.

    d. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.

    e.Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan criteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.

    f.Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.

    g.Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.

    h.Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.

    Model Pohon Keputusan

    Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Contoh dari pohon keputusan dapat dilihat di Gambar berikut ini.Model Pohon Keputusan (Pramudiono,2008) Disini setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. Contoh di Gambar 1 adalah identifikasi pembeli komputer,dari pohon keputusan tersebut diketahui bahwa salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah orang yang berusia di bawah 30 tahun dan juga pelajar. Setelah sebuah pohon keputusan dibangun maka dapat digunakan untuk mengklasifikasikan record yang belum ada kelasnya. Dimulai dari node root, menggunakan tes terhadap atribut dari record yang belum ada kelasnya tersebut lalu mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil dari tes tersebut, yang akan membawa kepada internal node (node yang memiliki satu cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang keluar), dengan cara harus melakukan tes lagi terhadap atribut atau node daun. Record yang kelasnya tidak diketahui kemudian diberikan kelas yang sesuai dengan kelas yang ada pada node daun. Pada pohon keputusan setiap simpul daun menandai label kelas. Proses dalam pohon keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon (tree) kemudian mengubah model pohon tersebut menjadi aturan (rule).</ref>.

    Algoritma

    Salah satu algoritma induksi pohon keputusan yaitu ID3 (Iterative Dichotomiser 3). ID3 dikembangkan oleh J. Ross Quinlan. Dalam prosedur algoritma ID3, input berupa sampel training, label training dan atribut. Algoritma C4.5 merupakan pengembangan dari ID3. Sedangkan pada perangkat lunak open source WEKA mempunyai versi sendiri C4.5 yang dikenal sebagai J48 Algoritma C4.5 Pohon dibangun dengan cara membagi data secara rekursif hingga tiap bagian terdiri dari data yang berasal dari kelas yang sama. Bentuk pemecahan (split) yang digunakan untuk membagi data tergantung dari jenis atribut yang digunakan dalam split. Algoritma C4.5 dapat menangani data numerik (kontinyu) dan diskret. Split untuk atribut numerik yaitu mengurutkan contoh berdasarkan atribut kontiyu A, kemudian membentuk minimum permulaan (threshold) M dari contoh-contoh yang ada dari kelas mayoritas pada setiap partisi yang bersebelahan, lalu menggabungkan partisi-partisi yang bersebelahan tersebut dengan kelas mayoritas yang sama. Split untuk atribut diskret A mempunyai bentuk value (A) ε X dimana X ⊂ domain(A).Jika suatu set data mempunyai beberapa pengamatan dengan missing value yaitu record dengan beberapa nilai variabel tidak ada, Jika jumlah pengamatan terbatas maka atribut dengan missing value dapat diganti dengan nilai rata-rata dari variabel yang bersangkutan.[Santosa,2007]Untuk melakukan pemisahan obyek (split) dilakukan tes terhadap atribut dengan mengukur tingkat ketidakmurnian pada sebuah simpul (node). Pada algoritma C.45 menggunakan rasio perolehan (gain ratio). Sebelum menghitung rasio perolehan, perlu menghitung dulu nilai informasi dalam satuan bits dari suatu kumpulan objek. Cara menghitungnya dilakukan dengan menggunakan konsep entropi.S adalah ruang (data) sampel yang digunakan untuk pelatihan, p+ adalah jumlah yang bersolusi positif atau mendukung pada data sampel untuk kriteria tertentu dan p- adalah jumlah yang bersolusi negatif atau tidak mendukung pada data sampel untuk kriteria tertentu. Entropi(S) sama dengan 0, jika semua contoh pada S berada dalam kelas yang sama. Entropi(S) sama dengan 1, jika jumlah contoh positif dan negative dalam S adalah sama. Entropi(S) lebih dari 0 tetapi kurang dari 1, jika jumlah contoh positif dan negative dalam S tidak sama [Mitchell,1997].Entropi split yang membagi S dengan n record menjadi himpunan-himpunan S1 dengan n1 baris dan S2 dengan n2 baris adalah :Kemudian menghitung perolehan informasi dari output data atau variabel dependent y yang dikelompokkan berdasarkan atribut A, dinotasikan dengan gain (y,A). Perolehan informasi, gain (y,A), dari atribut A relative terhadap output data y adalah:nilai (A) adalah semua nilai yang mungkin dari atribut A, dan yc adalah subset dari y dimana A mempunyai nilai c. Term pertama dalam persamaan diatas adalah entropy total y dan term kedua adalah entropy sesudah dilakukan pemisahan data berdasarkan atribut A.Untuk menghitung rasio perolehan perlu diketahui suatu term baru yang disebut pemisahan informasi (SplitInfo). Pemisahan informasi dihitung dengan cara :bahwa S1 sampai Sc adalah c subset yang dihasilkan dari pemecahan S dengan menggunakan atribut A yang mempunyai sebanyak c nilai. Selanjutnya rasio perolehan (gain ratio) dihitung dengan cara :Contoh Aplikasi Credit Risk.Berikut ini merupakan contoh dari salah satu kasus resiko kredit (credit risk) yang menggunakan decision tree untuk menentukan apakah seorang potential customer dengan karakteristik saving, asset dan income tertentu memiliki good credit risk atau bad credit risk. Dapat dilihat pada gambar tersebut, bahwa target variable dari decision tree tersebut atau variable yang akan diprediksi adalah credit risk dengan menggunakan predictor variable : saving, asset, dan income. Setiap nilai atribut dari predictor variable akan memiliki cabang menuju predictor variable selanjutnya, dan seterusnya hingga tidak dapat dipecah dan menuju pada target variable. Penentuan apakah diteruskan menuju predictor variable (decision node) atau menuju target variable (leaf node) tergantung pada keyakinan (knowledge) apakah potential customer dengan nilai atribut variable keputusan tertentu memiliki keakuratan nilai target variable 100% atau tidak. Misalnya pada kasus di atas untuk saving medium, ternyata knowledge yang dimiliki bahwa untuk seluruh potential customer dengan saving medium memiliki credit risk yang baik dengan keakuratan 100%. Sedangkan untuk nilai low asset terdapat kemungkinan good credit risk dan bad credit risk. Jika tidak terdapat pemisahan lagi yang mungkin dilakukan, maka algoritma decision tree akan berhenti membentuk decision node yang baru. Seharusnya setiap branches diakhiri dengan “pure” leaf node, yaitu leaf node dengan target variable yang bersifat unary untuk setiap records pada node tersebut, di mana untuk setiap nilai predictor variable yang sama akan memiliki nilai target variable yang sama. Tetapi, terdapat kemungkinan decision node memiliki “diverse” atributes, yaitu bersifat non‐unary untuk nilai target variablenya, di mana untuk setiap record dengan nilai predictor variable yang sama ternyata memiliki nilai target variable yang berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan tidak dapat dilakukan pencabangan lagi berdasarkan nilai predictor variable. Sehingga solusinya adalah membentuk leaf node yang disebut “diverse” leaf node, dengan menyatakan level kepercayaan dari diverse leaf node tersebut. Misalnya untuk contoh data berikut ini: Dari training data tersebut kemudian disusunlah alternatif untuk candidate split, sehingga setiap nilai untuk predictor variable di atas hanya membentuk 2 cabang, yaitu sebagai berikut:Kemudian untuk setiap candidate split di atas, dihitung variabel‐variabel berikut berdasarkan training data yang dimiliki. Adapun variabel‐variabel tersebut, yaitu :di mana Adapun contoh hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :Dapat dilihat dari contoh perhitungan di atas, bahwa yang memiliki nilai goodness of split * Φ(s/t) + yang terbesar, yaitu split 4 dengan nilai 0.64275. Oleh karena itu split 4 lah yang akan digunakan pada root node, yaitu split dengan : assets = low dengan assets = {medium, high}. Untuk penentuan pencabangan, dapat dilihat bahwa dengan assets=low maka didapatkan pure node leaf, yaitu bad risk (untuk record 2 dan 7) Sedangkan untuk assets = {medium, high} masih terdapat 2 nilai, yaitu good credit risk dan bad credit risk. Sehingga pencabangan untuk assets = {medium, high} memiliki decision node baru. Adapun pemilihan split yang akan digunakan, yaitu dengan menyusun perhitungan nilai Φ(s/t) yang baru tanpa melihat split 4, record 2 dan 7. Demikian seterusnya hingga akhirnya dibentuk leaf node dan membentuk decision tree yang utuh (fully grown form) seperti di bawah ini :Sistem Pakar Diagnosa Penyakit (Kusrini) Dalam aplikasi ini terdapat tabel-tabel sebagai berikut:

    1. Tabel Rekam_Medis, berisi data asli rekam medis pasien
    2. Tabel Kasus, beisi data variabel yang dapat mempengaruhi kesimpulan diagnosis dari pasien-pasien yang ada, misalnya Jenis Kelamin, Umur, Daerah_Tinggal, Gejala_1 s/d gejala_n, Hasil_Tes_1 s/d Hasi_Tes_n. Selain itu dalam tabel ini juga memiliki field Hasil_Diagnosis.
    3. Tabel Aturan, berisi aturan hasil ekstrak dari pohon keputusan.Proses akuisisi pengetahuan yang secara biasanya dalam sistem pakar dilakukan oleh sistem pak\\r, dalam sistem ini akan dillakukan dengan urutan proses ditunjukkan pada gambar berikut:

    Hasil pembentukan pohon keputusan bisa seperti pohon keputusan yang tampak pada gambar:Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan sebagai node akar atau cabang (bukan daun) sedangkan kotak melambangkan node daun. Jika pengetahuan yang terbentuk beruka kaidah produksi dengan format. Jika Premis Maka Konklusi Node-node akar akan menjadi Premis dari aturan sedangkan node daun akan menjadi bagian konklusinya. Dari gambar pohon keputusan pada gambar 4, dapat dibentuk aturan sebagai berikut:

    1. 1) Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_9

    Maka H_1

    2. Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_10

    Dan Atr_4 = N_11

    Maka H_2

    3. 3) Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_10

    Dan Atr_4 = N_12

    Maka H_2

    4. 4) Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_5

    Maka H_4

    5. 5)Jika Atr_1 = N_2

    Maka H_5

    6.6)Jika Atr_1 = N_3

    Dan Atr_5 = N_6

    Maka H_6

    Model case based reasoning dapat digunakan sebagai metode akuisisi pengetahuan dalam aplikasi system pakar diagnosis penyakit. Aturan yagn dihasilkan system ini mampu digunakan untuk mendiagnosis penyakit didasarkan pada data-data pasien. Dalam penentuan diagnosis penyakit belum diimplementasikan derajat kepercayaan terhadap hasil diagnosis tersebut.

    Tabel Keputusan

    Setiap keputusan berkaitan dengan suatu hubungan, variabel atau predikat yang mungkin nilai-nilai yang tercantum di antara alternatif kondisi. Setiap tindakan adalah prosedur atau operasi untuk melakukan, dan entri menentukan apakah (atau dalam apa urutan) tindakan yang akan dilakukan untuk set alternatif kondisi masuk sesuai dengan. Banyak tabel keputusan termasuk dalam alternatif kondisi mereka yang tidak peduli simbol, tanda hubung. Menggunakan tidak peduli dapat menyederhanakan tabel keputusan, terutama ketika kondisi tertentu memiliki pengaruh kecil terhadap tindakan yang akan dilakukan. Dalam beberapa kasus, kondisi seluruh dianggap penting awalnya ditemukan tidak relevan ketika tidak ada pengaruh kondisi yang tindakan yang dilakukan. Selain dari struktur empat kuadran dasar, tabel keputusan sangat bervariasi di jalan alternatif kondisi dan entri tindakan yang diwakili . Beberapa tabel keputusan menggunakan sederhana benar / nilai-nilai palsu untuk mewakili alternatif untuk suatu kondisi (yang serupa dengan if-then-else), tabel lain dapat menggunakan alternatif nomor (mirip dengan switch-kasus), dan beberapa meja bahkan menggunakan logika fuzzy atau representasi probabilistik alternatif kondisi . Dalam cara yang sama, entri tindakan hanya dapat mewakili apakah tindakan yang akan dilakukan (periksa tindakan untuk melakukan), atau lebih tabel keputusan maju, urutan tindakan untuk melakukan (jumlah tindakan untuk melakukan). Keputusan tabel dapat digunakan jika kombinasi dari kondisi yang diberikan. Dalam keputusan kondisi tabel dikenal sebagai penyebab dan nomor serinal kondisi yang dikenal sebagai aturan bisnis.Contoh:Tabel keputusan terbatas-entry adalah yang paling sederhana untuk menggambarkan. Alternatif Kondisi adalah nilai-nilai Boolean sederhana, dan entri tindakan yang check-mark, mewakili mana dari tindakan dalam kolom tertentu harus dilakukan. Sebuah perusahaan dukungan teknis menulis sebuah tabel keputusan untuk mendiagnosa masalah printer berdasarkan gejala yang dijelaskan kepada mereka lewat telepon dari klien mereka. Tentu saja, ini hanyalah sebuah contoh sederhana (dan tidak selalu sesuai dengan realitas pemecahan masalah), tetapi meskipun demikian, hal ini menunjukkan bagaimana tabel keputusan bisa skala untuk beberapa kondisi dengan banyak kemungkinan.

    Literature Review

    Literature Review merupakan uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari berbagai sumber (jurnal, buku, website, dan lainnya) untuk dijadikan landasan/acuan dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang kita buat. Tentu saja, ada beberapa definisi lainnya mengenai Literature Review. Menurut sumber yang saya ambil dari presentasi Bapak Yudi Agusta, PhD tahun 2007 mengenai Metode Penelitian : “Literature Review is a critical analysis of the research conducted on a particular topic or question in the field of science” yang artinya Literature Review merupakan analisa kritis dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau berupa pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan.Literature Review membantu kita dalam menysusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang kita buat. Menurut Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43) menjelaskan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan, yaitu :

    1.Tinjauan studi dari penelitian Edhy Sutanta, 2010, Dioneia M. F. C. Gusmao Lemos, AKPRIND Yogyakarta.

    (Edhy Sutanta, Dioneia, 2010) Dalam penelitian Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Batuan Sedimen. terhadap aplikasi yang dikembangkan menunjukan bahwa aplikasi sudah berfungsi sesuai yang diharapkan dan sesuai dengan pengetahuan dan keahlian seseorang pakar, serta dapat memberikan informasi kepada pengguna tentang macam jenis batuan sedimen berdasarkan ciri-ciri yang di inputkn oleh pengguna. Aplikasi menyediakan pembatasan hak aksessecara tersistem, sehingga proses pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan oleh admin atau pakar, sedangkan user hanya boleh melakukan konsultasi pada sistem Pakar.

    2.Tinjauan studi dari penelitian fery tri sulistiano dan imam rahendra sandhya, 2011, stimk dan komputer asia.

    (fery tri sulistiano, imam rahendra sandhya, 2011) Dalam penelitian yg berjudul Sistem Pakar Terhadap Menentukan Kelulusan Mahasiswa. Penelitian kelulusan mahasiswa merupakan permasalahan yangtermasuk dalam karakteristik permasalahan dalam Artificial Intelligent, sehingga dapat diimplementasikan dalam perancangan sistem pakar. Perancangan sistem pakar kelulusan mahasiswa dapat membantu dosen dalam menentukan kelulusan dan mahasiswa dapat mengetahui secara detail tentang informasi kelulusannya, kemudian mahasiswa mengetahui standar kelulusan yang ada pada STMIK Asia Malang. Data masukan ke dalam sistem sangat menentukan hasil yang di dapatkan, karena data masukan tersebut digunakan dalam proses.

    3.Studi penelitian DINNY Wahyu Widarti, 2011, STMIK Pradnya Paramita Yogyakarta.

    (Dinny, 2011) Dalam Jurnal yg Berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menditeksi Kerusakan Telepon Selular Berbasis WEB akan lebih mudah dan cepat mendapatkan hasilnya. Dalam sistem pakar dengan basis pengetahuan dari para pakar tersimpan dalam sebuah database. Dengan metode yang tepat akan membuat proses diagnosis menjadi cepat dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil. Sistem pakar pun didesain dengan user interface yang mudah digunakan. Dan dimengerti bagi pengguna komputer yang masih awam sekalipun.

    4.Studi penelitian Yaory, 2011, volume XI, No.4, 2011.

    (Yory, 2011) Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing dapat disimpulkan bahwa:a. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kucing ini dapat memberikan kemudahan bagi orang-orang untuk mencari penyebab penyakit kucing serta solusi yang harus diambil oleh pemelihara kucing. b. Sistem pakar ini merupakan implementasi dari pembangunan sistempakar untuk mendiagnosa penyakit kucing. c. Memerlukan seorang yang ahli dalam mendiagnosa penyakit kucing. Sistem pakar tidak akan selalu benar, tergatung pada sumber informasinya (ahli).

    5.Tinjauan Studi dari Penelitian Irfan Subakti, Rahmat Hidayatullah, 2009, TI Falkutas Teknologi Informasi.

    (Irfan Subakti, Rahmat Hidayatullah, 2009) Dalam penelitian yang berjudul Aplikasi Sistem Pakar untuk diagnosis awal gangguan kesehatan secara mandiri menggnakan variable-centred intelligent rule system. Dari sistem yang telah diimplementasikan diperoleh kesimpulan bahwa secara umum sistem ini dapat berjalan dengan baik, namun demikian masih ada beberapa kekurangan karena keberhasilan diagnosis awal gangguan kesehatan sangat bergantung dengan keahlian pengguna sistem dalam membangun KB, dalam hal ini dokter. Jika peletakan node pada saat melakukan knowledge building (pembangunan pengetahuan) salah, maka akan dapat merusak KB yang ada.

    BAB III

    Sejaran Singkat Perusahaan

    pada tahun 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.19 tahun 1960 tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara (P.N) dan dengan perpu No.240 tahun 1961 berubah menjadi P.N POS dan GIRO dan P.N TELEKOMUNIKASI. Lapangan usaha P.N POS dan GIRO dan TELEKOMUNIKASI ternyata berkembang dengan pesat maka berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.29 dan No.30 tahun 1965 terjadi pemecahan P.N POS dan GIRO dan P.N. TELEKOMUNIKASI. Berdasarkan SK Menteri Perhubungan No.129/U/1970 pada tanggal 28April 1970 P.N TELEKOMUNIKASI disingkat menjadi PERUMTEL (Perusahaan Umum Telekomunikasi)dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun1974 yang menetapkan sebagai pengelola telekomunikasi untuk umum. Untuk meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1974.

    VisiDan Misi Perusahaan

    1. Visi

      Kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri Telekomunikasi di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat Komunikasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, dan manajemen kelas dunia.

    2. Misi

      Kami bertekad untuk menyediakan layanan Komunikasi yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana Komunikasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau.

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Setiap perusahaan atau organisasi pasi memiliki struktur organisasi yang merupakan jalur pembagian, pengelompokan, dan pengkoordinasian pekerjaan secara formal. Begitupun dengan PT.Telkom, Tbk yang memiliki struktur organisasi sebagai berikut

    Wewenang dan Tanggung Jawab

    Dari urutan tugas dan wewenang adalah penjabaran dari struktur organisasi yang ada di PT. Telkom dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Komisaris

      Tugas utama Komisaris adalah mengawasi Direksi dalam menjalankan kegiatan dan mengelola perseroan.

    2. Direksi

      Direkturbertanggung jawab dalam mengembangkan arahan strategisPerseroan dan memastikan bahwa seluruh target dan tujuan dapattercapai.

    3. General Manager

      General manajer bertugas sebagai penanggung jawab administratif dan parter startegis dalam pengembangan usaha khususnya.

    4. Kepala Administrasi

      Kepala Administrasi bertugasmemastikan pelaksanaan fungsi manajemen SDM diseluruh perusahaan berjalan dengan baik dan meningkatkan kinerja SDM dalammencapai target perusahaan dari waktu ke waktu. Memiliki peran dalam mengelola keuangan perusahaan, sehingga dalamprosesnya perusahaan tetap memiliki keuntungan dan mempertimbangkan biaya-biayayang keluar, dan juga bertanggung jawab terhadap segala transaksi yangdibuat oleh kedua belah pihak baik perusahaan maupun konsumen atau pihak kedua.

    5. Admin

      Adminbertugas dalam membuat laporan keuangan, proses administrasi terkaitpembuatan dokumen penjualan, seperti invoice, purchase order, laporan penjualanharian, mingguan atau bulanan (sesuai dengan kebutuhan kantor).

    6. Sales Manager

      Sales Manajer bertugas dalammerencanakan, mengontrol dan mengkoordinir proses penjualan danpemasaran bersama Sales untuk mencapai target penjualan dan mengembangkanpasar (T & T Out - In bound) secara efektif dan efisien.

    7. Service Manager

      Service manager bertugas dalam mengontrol dan mengkoordinir kegiatan yangberlangsung dibengkel.

    8. Sparepart Manager

      Sparepart Managermemiliki tanggung jawab terhadap keluar masuknya sparepartmobil.

    9. Body Repair Manager

      Manajer Body Repair bertanggung jawab atas pemakaian bahan baku seperti fiber,cat,tiner,serta membuat laporan atas semua barang yang keluar dan yang masuk di dalam bengkel body repair.

    10. Supervisor

      Supervisormemiliki tanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan.

    11. Staf

      Staf bertugas dalamberkomunikasi langsung kepada customer atas keluhan yang dimiliki oleh konsumen terhadap kendaraan yang dimilikinya.


    Analisis Masalah

    Analisis masalah adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan teknisi, tidak setiap saat teknisi dapat datang langsung untuk memperbaiki gangguan-gangguan yang terjadi.Oleh karena itu berdasarkan analisis masalah yang terjadi, maka melalui sistem ini diharapkan menjadi pilihan alternatif konsultasi informasi bagi para user dapat mengetahui tentang kerusakan pada perangkat telpon.

    Analisis Sistem

    Analisis sistem merupakan bagian yang sangat penting, karena apabila terjadi kesalahan dalam tahap ini, maka akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya.Pada bagian analisis sistem ini akan dibahas tentang analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, analisis sistem yang dikembangkan, analisis sumber pengertahuan, analisis penyakit dan gejala, analisis non fungsional, analisis basis data dan analisis kebutuhan fungsional.

    Analisis Sistem yang akan dikembangkan

    Indetifikasi masukan dan keluaran data yang akan diproses pada sistem pakar untuk diagnosa Kerusakan pada Sambungan Telepon adalah sebagai berikut.

    Identifikasi Masukan Data

    Dalam membangun sistem pakar ini masukan kepada sistem berupa kumpulan data, informasi serta fakta yang mendukung dalam hasil keputusan sistem. Pengguna akan memilih gejala pada sistem dan gejala inilah yang nantinya menjadi salah satu masukan data pada sistem.

    Identifikasi Keluaran Data

    Setelah pengguna memilih jawaban pada sistem, maka sistem akan mengolah data tersebut kemudian sistem akan memberikan keluaran data berupa hasil kesimpulan dari gejala pengguna tersebut berupa informasi tentang gangguan yang dialami, dan cara mengatasinya.

    Analisis Sumber Pengetahuan

    Sumber pengetahuan sistem pakar ini yang terdiri dari data gangguan-gangguan beserta definisi, gejala atau penyebab dan penanganannya diperoleh dari berbagai sumber informasi dari hasil wawancara dengan teknisi, dan buku-buku yang telah direferensikan.

    Analisis Tabel keputusan

    Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan. Berikut tabel keputusan pada sistem pakar diagnosa gangguan sambungan Telpon.

    Keterangan :

    G = Gejala/Kerusakan

    A. Kerusakan pada Tegangan Telepon saat terjadi petir.

    B. Kerusakan pada Gangguan Jaringan Telepon.

    C. Kerusakan pada Kabel Jaringan Telepon.

    D. Kerusakan pada Audio Telepon.

    E. Nomor Telepon tidak bisa dihubungi.

    F. Kerusakan pada Distribusi Point.

    G. Kerusakan pada gangguan Telepon.

    H. Kerusakan pada Gangguan Sambungan Telepon.

    tabel secara berurut dari point no 1-5 adalah kemungkinan kemungkinan yang tidak terdiagnosa berdasarkan rule-rule yang telah diberikan, dimana point no 1 memeliki rasio/ presentase kemunkinan paling besar. Sedangkan point no 5 dengan U05 memiliki rasio/presentase paling kecil.

    Production Rules (Aturan Produksi)

    Production rules adalah aturan-aturan yang digunakan untuk melakukan penalaran atau penelusuran basis pengetahuan awal sehingga menghasilkan knowledge baru untuk mencapai tujuan. Production rules ini pada dasarnya berupa antecedent dan konsekuen. Antecedent yaitu bagian yang mempresentasikan situasi atau premis (pernyataan berawalan IF) dan konsekuen yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). data ini tentang pengendalian kerusakan yang telah dimasukkan oleh seorang pakar dapat dilihat. Apabila ada kesalahan dalam pemasukkan datanya maka seorang pakar dapat melihat dan mengubah data yang telah dimasukkan, maka dapat dilihat sebagai berikut:

    1.Rule 1

    If Kerusakan pada Tegangan Telepon saat terjadi petir.

    Then Bisa Dikarenakan Tegangan induktif akibat sambaran petir dapat menimbulkan adanya impuls dan penurunan tengangan sinyal pada saluran telekomunikasi.

    And tidak mendapatkan suara yang jelas.

    And jika menghubungi susah panggilan keluar.

    And sering terputus sinyal.

    And susah menerima Telepon masuk.

    And susah mendapatkan sinyal.

    2. Rule 2

    If Kerusakan pada Gangguan Jaringan Telepon.

    Then Sinyal yg dihasilkan kurang kuat. Bisa dikarenakan Pancaran Sinyal Telpon anda saat ini diluar area jangkauan kami, atau di karenakan cuaca yg buruk.

    And tidak mendapatkan suara yang jelas.

    And Sinyal yg dihasilkan kurang kuat.

    And Daya Pancar Telepon melemah.

    And Sinyal Melemah seketika berada di gunung.

    3. Rule 3

    If Kerusakan pada Kabel Jaringan Telepon.

    Then Di mungkinkan saat ini terjadinya putusnya kabel mdf (main distribusi point) kami. Diantaranya putusnya Kabel-kabel Primer, kabel Skunder dan kabel DW (droft wire/Kabel udara). dan bisa juga terjadinya ada galian-galian tanah sehingga mengakibatkan Kabel kami terputus.

    And tidak mendapatkan suara yang jelas.

    And suara sering kresek kresek.

    And sering terputus telekomunikasi.

    And telepon hanya terdengar suara dengung.

    4. Rule 4

    If Kerusakan pada Audio Telepon.

    Then IC Audio Untuk memeriksanya, tekan bagian speaker lalu minta rekan Anda menelepon ponsel Anda. Jika speaker masih saja tak berbunyi, saatnya Anda harus mengunjungi pusat reparasiAnd speaker kurang jelas.

    And mikrofon kurang jelas.

    And Folume yang tidak beraturan.

    And speaker kurang jelas.

    5. Rule 5

    If Nomor Telepon tidak bisa dihubungi.

    Then Gejala yg ditimbulkan bisa dibilang rusaknya kotak yang biasa di sebut KTB.

    And kondisi jaringan terkena air yang sudah lama.

    And menyebabkan telepon anda kontak atau kabel + end - bergabung.

    6. Rule 6

    If Kerusakan pada DP (Distribusi Point).

    Then Di mungkinkan saat ini terjadinya Kerusakan kabel Skunder yang Terhubung ke Kabel DW(droft wire). Diantaranya putusnya Kabel-kabel, dan bisa juga terjadinya ada galian-galian tanah sehingga mengakibatkan Kabel kami terputus.

    And Tidak berfungsinya Kabel dari tiang Distribusi Point.

    And Kabel-kabel Primer/Kabel Skunder tidak sampai.

    7. Rule 7

    If Kerusakan pada gangguan Telepon.

    Then Test Rumah Kabel (RK/PCP) anda apa bila tidak berfungsi.

    And Tidak berfungsinya sambungan dari MDF (Sentral House).

    And Tidak berfungsinya Test Tone.

    And kabel Telepon yang tidak saling berhubungan.

    8. Rule 8

    If Kerusakan pada Gangguan Sambungan Telepon.

    Then Bisa dikarenakan Alur kabel perimer ke kabel Skunder dan dari kabel Skunder menuju Kabel DW (droft wire / Kabel udara).banyak terjadi kendala sehingga menimbulkan banyak Gejala Gangguan Sambungan Telepon.

    And Kerusakan pada Tegangan Telepon.

    And Kerusakan pada Gangguan Jaringan Telepon.

    And Kerusakan pada Kabel Jaringan Telepon.

    And Kerusakan pada gangguan Telepon.

    Rule-rule yang tertulis diatas telah di jelaskan dalam bentuk tabel rule :


    Analisis Pohon Keputusan

    Analisis pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sistem sebuah sistem pakar. Di dalam diagram pohon keputusan akan dicari solusi akhir dari setiap penelusuran. Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan dari setiap penelusuran diagnosis gangguan sambungan Telpon.

    1.Pohon Keputusan Pada Rule 1

    2.Pohon Keputusan Pada Rule 2

    3.Pohon Keputusan Pada Rule 3

    4.Pohon Keputusan Pada Rule 4

    5.Pohon Keputusan Pada Rule 5

    6.Pohon Keputusan Pada Rule 6

    7.Pohon Keputusan Pada Rule 7

    8.Pohon Keputusan Pada Rule 8

    Perancangan Database

    Spesifikasi File Data

    a.Tabel Diagnosa

    Nama tabel : tbl_diagnosa

    Deskripsi : Tabel yang digunakan untuk menampung semua Hasil diagnosa.

    b.Tabel Gejala

    Nama tabel : tbl_gejala

    Primary key : id_gejala

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung informasi dari tabel gejala.

    c.Tabel Kerusakan

    Nama tabel: tbl_Kerusakan

    Primary key: id_kerusakan

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung informasi dari tabel gejala.

    d.Tabel Login

    Nama tabel : tbl_login

    Primary key: Id

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung semua hasil dari login.

    e.Tabel Hasil Nama

    Nama tabel: tbl_nama

    Primary key: id_nama

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung hasil-hasil nama.

    f.Tabel relasi

    Nama tabel: tbl_relasi

    Primary key:

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung hubungan antara gejala dan hasil diagnosis.

    g.Tabel_tmp_diagnosa

    Nama tabel: Tabel_tmp_diagnosa

    Primary key:

    Deskripsi: Tabel yang digunakan untuk menampung hubungan antara gejala dan hasil diagnosis.

    Entity ClassDiagram

    Entity ClassDiagram digunakan untuk menggambarkan struktur logika database dalam bentuk diagram.


    Interface Pembuatan Sistem

    Perancangan tampilan menu dan fitur pada aplikasi sistem pakar ini meliputi perancangan tampilan menu utama, tampilan diagnosa, dan tampilan pengeditan gangguan-gangguan yang terjadi.

    Struktur Menu

    Struktur menu merupakan susunan menu dari aplikasi yang dibuat. Struktur menu yang digunakan pada aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar.

    Perancangan Antarmuka (Interface)

    Perancangan antarmuka bertujuan untuk memberikan gambaran tentang aplikasi yang akan dibangun, sehingga akan mempermudah dalam mengimplementasikan aplikasi dan pembuatan aplikasi yang User friendly. Pada saat user menekan tombol Level akan ada 3 menu yaitu Admin, Pengguna dan Pakar, akan muncul detail Menu selanjutnya apa bila menekan tombol Masuk yang dialami pada gambar 3.14.

    Berikut apa bila memilih menu Admin, admin dapat mengedit, menambah, dan menghapus gejala dan gangguan dari gejala sambungan telepon yang dialami pada gambar 3.15.

    Pada saat user menekan tombol Pengguna pada menu Login akan langsung menuju menu Diagnosis Kerusakan 3.16.

    Pada saat user menekan tombol Diagnosis Kerusakan, akan muncul detail dari pertanyaan Form Pilih Kerusakan yang dialami gambar 3.17.

    Pada saat user menekan tombol Form Pilih Kerusakan, akan muncul detail dari Form Diagnosis Kerusakan dan apa bila user menekan tombol Back atau close maka kan kembali kemenu sebelumnya yang dialami gambar 3.18.

    Pada saat user menekan tombol Tidak pada Form Diagnosis Kerusakan, akan muncul detail dari Form Hasil Diagnosis yang dialami gambar 3.19.

    Perancangan Prosedural

    Perancangan prosedural merupakan perancangan yang dilakukan untuk menetapkan detail algoritma yang akan dinyatakan ke dalam suatu program. Perancangan prosedural pada sistem untuk diagnosa gangguan Sambungan Telepon digambarkan dengan menggunakan flowchart. Flowchart perancangan prosedural aplikasi pengolahan data terdiri dari flowchart proses diagnosa, flowchart penambahan data, flowchart perubahan data, flowchart tampil data, dan flowchart penghapusan data. Adapun penjelasan beserta gambaran dari masing-masing flowchart yang ada adalah sebagai berikut :

    1. 1.Flowchart proses diagnosa
    2. 2.Flowchart Login Admin

      Flowchart login admin menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh admin/pakar dalam proses login. Adapun gambaran flowchart dari proses login dapat dilihat pada Gambar 3.21

    3. 3.Flowchart penambahan data

      Flowchart penambahan data menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh admin/pakar untuk melakukan penambahan data pada aplikasi. Adapun gambaran flowchart dari proses penambahan data dapat dilihat pada Gambar 3.22

    4. 4.Flowchart perubahan data

      Flowchart perubahan data menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh admin/pakar untuk melakukan penambahan data pada aplikasi. Adapun gambaran flowchart dari proses perubahan data dapat dilihat pada Gambar 3.23

    5. 5.Flowchart penghapusan data

      Flowchart penghapusan data menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh admin/pakar untuk melakukan penghapusan data pada aplikasi yang dibangun. Adapun gambaran flowchart dari proses penghapusan data dapat dilihat pada Gambar 3.24

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan teknisi. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I :

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :




    Elisitasi Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut :

    Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:

    BAB IV

    Implementasi Program

    Implementasi merupakan tahapan untuk mempresentasikan sistem sehingga dapat dioperasikan. Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan perancangan dimana rancangan sistem yang telah dibuat dan diwujudkan dalam bahasa pemrograman.

    Spesifikasi Sistem

    Untuk menjalankan perangkat pengembangan sistem pakar ini, diperlukan spesifikasi sistem yang sesuai agar dapat berjalan dengan maksimal. Spesifikasi sistem ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak.

    Spesifikasi Perangkat Keras

    Spesifikasi Perangkat Keras

    Untuk menjalankan aplikasi ini pada sebuah komputer, maka perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

    1. Processor 2.6 GHz.
    2. RAM 1 Gb.
    3. Harddisk requirement 1 Gb.
    4. Monitor, Keyboard, Mouse.

    Spesifikasi Perangkat Lunak

    Untuk menjalankan aplikasi ini pada sebuah komputer, maka dibutuhkan perangkat lunak sebagai berikut :

    1. Sisten Operasi Windows XP atau lebih tinggi
    2. Adobe Dreamweaver cs5.

    Implementasi User Interface

    Pada tahap ini akan diberikan tampilan-tampilan dari aplikasi sistem pakar diagnosa gangguan Sambungan Telepon dengan metode forward chaining.

    Tampilan Halaman Awal

    Halaman awal aplikasi sesuai dengan rancangan sebelumnya., maka Halaman ini terdiri dari satu tombol utama yaitu ‘Menu Login’ untuk masuk ke halaman diagnosis. Menu lainnya dapat dipilih dengan menekan tombol login pada perangkat yang digunakan untuk login dan memulai pertanyaan terlihat pada gambar 4.1.

    Tampilan Halaman Home

    Pada Tampilan ini Menampilkan Halaman Home atau Beranda. Pada Halaman ini anda dapat mengelola, basis pengetahuan dan sistem pakar ini.

    Tampilan List Pakar / Operator

    Pada Tampilan ini menampilkan Tampilan pada Menu List Pakar / Operator. Pada Tampilan ini dapat menampilkan menu Tambah Pakar, Operator, Ubah Pakar dan Ubah Operator.

    Tampilan List Pakar / Operator

    Pada Tampilan ini menampilkan pada saat menekan tombol Tambah Pakar. Pada Tampilan ini di fungsikan untuk menambah, mengedit, dan mengganti Username dan Password.

    Tampilan List Pakar / Operator

    Pada Tampilan ini menampilkan pada saat menekan tombol Operator. Pada Tampilan ini di fungsikan untuk menambah, mengedit, dan mengganti Username dan Password.

    Tampilan List Keluhan

    Pada Tampilan ini menampilkan pada saat memilih List Keluhan. Pada Tampilan ini menampilkan menu Tambah Nama, Hasil Diagnosa, Ubah, dan Hapus.

    Tampilan Tambah Nama

    Pada Tampilan ini menampilkan setelah menekan tombol Tambah Nama pada Tampilan List Keluhan. Dan di sarankan Terlebih dahulu untuk memasukan id’Nama, Tanggal, Nama, Bagian dan lalu tekan Tombol Submit. Pada Tampilan ini di fungsikan untuk menambah nama Pengguna yang ingin memakai dan memberikan jawaban diagnosa untuk si pemakai.

    Tampilan Diagnosa Masalah

    Pada Tampilan ini saat memasukan nama dan bagian yang ingin dimasukan, dan menekan tombol Submit akan muncul Tampilan Diagnosa Masalah pada gambar tersebut. Setelah mengceklis semua Pertanyaan Gejala yang disarankan Tersebut dan menekan tombol save akan menampilkan Tampilan berikutnya.

    Tampilan Proses Diagnosa Masalah

    Pada Tampilan ini Setelah mengceklis semua Pertanyaan Gejala Tersebut dan menekan tombol save akan menampilkan Jawaban Apakah anda yakin data pertanyaan ini akan disimpan? Lalu Tekan Oke.

    Tampilan List Kerusakan

    Pada Tampilan ini Setelah mengceklis semua Pertanyaan Gejala Tersebut dan menekan tombol save akan menampilkan Jawaban “Apakah anda yakin data pertanyaan ini akan disimpan?” akan kembali ke menu List Kerusakan dan selanjutnya pilih tekan tombol Hasil Diagnosa akan muncul Tampilan Berikutnya.

    Tampilan Diagnosa Kerusakan

    Pada Tampilan ini adalah Setelah memilih dan tekan tombol Hasil Diagnosa akan muncul Tampilan Hasil Diagnosa Kerusakan.

    Tampilan List Kerusakan

    Pada Tampilan ini adalah Pada saat menekan tombol List Kerusakan. Dan Pada Tampilan ini menampilkan Menu Tambah Kerusakan, Ubah, dan Hapus.

    Tampilan Tambah Kerusakan

    Pada Tampilan ini pada saat menekan tombol Tambah Kerusakan pada Tampilan List Kerusakan. Dan setelah itu tulis Nama kerusakan, Definisinya, dan Perbaikan nya. Contoh Nama Kerusakan “Kerusakan pada Tegangan Telepon saat terjadi petir”, Definisi ”aa”, Perbaikan “Apa jual hpnya” Lalu tekan submit akan menampilkan tampilan selanjutnya.

    Tampilan List Kerusakan

    Pada saat Setelah menekan tombol submit pada tampilan Tambah Kerusakan akan kembali kemenu List Kerusakan dan akan muncul di tabel List Kerusakan. setelah itu chek tekan tombol ubah dan akan kembali menampilkan ke menu Tambah Kerusakan.

    Tampilan List Gejala

    Pada Tampilan ini saat menekan tombol List Gejala. Pada Tampilan ini terdapat menu tombol Tambah Gejala,Ubah, dan Hapus.

    Tampilan Tambah Gejala

    Pada tampilan ini menampilkan pada saat menekan tombol Tambah Gejala, pada menu ini di perintahkan memasukan Nama Gejala. Contoh memasukan Nama Gejala “Tidak mendapatkan suara yang jelas” selanjutnya tekan tombol “submit” akan menampilkan Tampilan Berikutnya.

    Tampilan List Gejala

    Pada tampilan ini menampilkan proses tampilan saat memasukan nama gejala pada tampilan Tambah Gejala.

    Tampilan Menu List Relasi

    Pada tampilan ini saat menekan menu Relasi. Fungsi Tampilan Relasi untuk menampilkan Rule-rule yang terhubung maupun yang sama dari list keluhan dan list kerusakan. Pada tampilan ini menampilkan menu nama kerusakan, daftar Gejala, dan save.

    Tampilan proses List Relasi Nama Kerusakan

    Pada Tampilan Menu List Relasi pada saat menekan dan memilih Nama Kerusakan, contoh Nama Kerusakan “Tidak ada Suara”.

    Tampilan Proses List Relasi Nama Kerusakan / Gejala

    Pada Tampilan ini pada saat memilih Nama Kerusakan dan mencocokan dengan nama kerusakan yang lain, contoh “Tidak ada suara” di cocokan dengan “kerusakan paada gangguan jaringan telepon” dan dengan cara otomatis akan menceklis otomatis daftar gejala tersebut lalu save.

    Tampilan Bantuan

    Pada Tampilan ini saat menekan tombol “Bantuan”. Pada Tampilan ini menampilkan Penyaranan maupun Bantuan.

    Tampilan Logout

    Pada Tampilan atau Tombol Logout di fungsikan untuk kembali ke Tampilan Home/Beranda.

    Evaluasi Pakar

    Pada tahap ini pakar melakukan pengecekan terhadap aplikasi sistem pakar yang dibangun dalam memperoleh hasil diagnosa yang seakurat mungkin. Setelah di evaluasi didapatkan bahwa ketepatan hasil diagnosa ada yang mencapai 100%. Berikut adalah hasil evaluasi dari pakar.

    BAB V

    Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Penggunaan metode Forward Chaining dalam pembuatan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Sambungan Telepon bisa dikatakan mampu memberikan pelayanan yang lebih efesien bagi Pengguna.
    2. Dengan cara menggunakan Rancangan-rancangan Sistem dan Basis Pengetahuan yang di kelola untuk menjadi sebuah Sistem Pakar.
    3. Cara Penyampain Bahasa yang di pakai Bahasa yang Baik dan Benar sehingga mampu memudahkan si Pengguna untuk menjalankan sebuah Sistem.

    Saran

    Dalam penerapan sistem keamaan, penulis ingin mengemukakan saran-saran agar sistem bisa berjalan dengan baik, diantaranya:

    1. Penulis menyarankan untuk menggunakan Metode Forward Chaining dalam Rangka pembuatan Sitem Pakar yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yag Efesien dibandingakan dengan Metode Backward Chaining dalam hal melakukan enkripsi dan dekripsi.
    2. Penulis menyarankan juga untuk diterapkan keamanan cryptography yang tidak hanya pada sistem login dan proses Diagnosa, tapi juga pada sistem-sistem seperti upload, penginputan data penting dan pada sistem-sistem lain yang memerlukan pengamanan.
    3. Penulis menyarankan untuk mengembangkan keamanan yang berlapis pada Sistem Pakar, untuk menjamin tingkat keamanan sehingga pengguna merasa aman saat menggunakannya.
    =

    =