SI1014464565

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN PETTY CASH

PADA PT. JALUR SEJUK


SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM : 1014464565

NAMA : PIPIT FITRIANINGSIH



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN PETTY CASH

PADA PT. JALUR SEJUK

Disusun Oleh :

NIM
: 1014464565
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN PETTY CASH

PADA PT. JALUR SEJUK

Dibuat Oleh :

NIM
: 1014464565
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd)
   
NID : 10001
   
NID : 07133

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN PETTY CASH

PADA PT. JALUR SEJUK

Dibuat Oleh :

NIM
: 1014464565
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Penguji :

Tangerang, 19 Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(xxx)
 
(xxx)
 
(xxx)
NID : xx
 
NID : xx
 
NID : xx

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

NIM
: 1014464565
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1014464565

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

PT. Jalur Sejuk is a national refrigeration company located in Tangerang this company engaged in the manufacture of insulation panels Coldstorage / Cooling, Shelter / Space Telecommunications and cleanroom (production space for medicines and food). Information is one of the important things needed in a company, role of information becomes a very important function in managing financial data to meet the needs of the company and the information is needed anyway right information, accurate and transparent, the development of information technology is growing rapidly, the impact of high demands for information that makes companies want things systematically and fast-paced and one important thing is information about petty cash reports on the company. In PT Strip Cool, reports of petty cash is still considered not deliver maximum results, in the face of constraints that exist..

Kata Kunci : PT. Jalur Sejuk, Information, Petty Cash

ABSTRAKSI

PT. Jalur Sejuk merupakan sebuah perusahaan pendingin nasional yang berada di wilayah Tangerang perusahaan ini yang bergerak di bidang pembuatan panel insulasi Coldstorage/Pendingin, Shelter/Ruang Telekomunikasi dan Cleanroom (ruang produksi untuk obat-obatan dan makanan). Informasi adalah salah satu hal yang penting diperlukan dalam sebuah perusahaan, Peranan fungsi informasi menjadi sangat penting dalam mengelola data-data keuangan perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut maka dibutuhkan pula informasi yang tepat, akurat dan transparan, perkembangan teknologi infomasi berkembang pesat, dampak dari tuntutan kebutuhan yang tinggi akan informasi tersebut membuat perusahaan menginginkan segala sesuatunya serba sistematis dan cepat dan salah satu hal penting tersebut adalah informasi tentang laporan petty cash pada perusahaan. Pada PT Jalur Sejuk ini, laporan petty cash dinilai masih belum memberikan hasil yang maksimal, dalam menghadapi kendala-kendala yang ada..

Kata Kunci : PT. Jalur Sejuk, Informasi, Petty Cash

KATA PENGANTAR

Assalamu”alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik.

Adapun judul laporan Skripsi ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash pada PT. Jalur Sejuk”.

Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang jauh dari sempurna, karena tidak menutup kemungkinan di dalamnya masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan, hal ini disebabkan pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas.

Namun demikian dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Sugeng Santoso, M.Kom selaku pembantu Ketua I (PK I) STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.
  5. Bapak Ir. Abdul Hayat, M.T.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Ibu Berty Sutanto selaku Manager Akunting & Keu PT Jalur Sejuk yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data serta memberikan pengetahuan mengenai laporan petty cash.
  7. Ayahanda, Ibunda, Kakak tercinta Ani Sumarni serta Adikku Kiki Klisnawati yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat untuk keberhasilan penulis.
  8. Suryaningrat yang selalu memberikan dukungan doa serta semangat untuk keberhasilan penulis
  9. Cyntia Hardi, Ferawati, dan sahabat-sahabatku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis penulis

Penulis menyadari akan adanya kekurangan yang ada pada penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik.

Billahi Taufiq Walhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang, 19 Januari 2015


 

 

 

(Pipit Fitrianingsih)
NIM : 1014464565

DAFTAR GAMBAR

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Laporan petty cash berbeda di setiap perusahaan tergantung seberapa banyak kebutuhan operasional perusahaan, petty cash merupakan uang yang dicadangkan atau disimpan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran sehari-hari yang rutin digunakan tetapi dalam jumlah rupiah yang relatif kecil dan dibatasi sesuai ketentuan yang diberlakukan oleh manajemen, kas pada perusahaan harus juga diawasi penggunaannya untuk menghindari hal yang dapat merugikan perusahaan, untuk itu diperlukan informasi data yang akurat mengenai penggunaannya.

Peranan fungsi informasi menjadi sangat penting dalam mengelola data-data keuangan perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut maka dibutuhkan pula informasi yang tepat, akurat dan transparan, perkembangan teknologi infomasi berkembang pesat, dampak dari tuntutan kebutuhan yang tinggi akan informasi tersebut membuat perusahaan menginginkan segala sesuatu nya serba sistematis dan cepat bahkan dalam pembuatan laporan, karena hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat disajikan kepada para penerima informasi.

Informasi adalah salah satu hal yang penting diperlukan dalam sebuah perusahaan, informasi di nilai berguna jika dapat membantu pimpinan dalam menentukan kelangsungan organisasi kedepannya, dan salah satu hal penting tersebut adalah informasi tentang laporan pengeluaran petty pada perusahaan.

PT. Jalur Sejuk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan panel insulasi Coldstorage/Pendingin, Shelter/Ruang Telekomunikasi dan Cleanroom (ruang produksi untuk obat-obatan dan makanan). Pada PT Jalur Sejuk ini, laporan kas kecil dinilai masih belum memberikan hasil yang maksimal. Sejalan dengan permasalahan diatas penulis maka penulis mengambil judul “ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN PETTY CASH pada PT JALUR SEJUK”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan permasalahannya sebagai berikut:

  1. Bagaimana memonitoring penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga dapar meminimalisir selisih kas?
  2. Bagaimana membuat sistem yang dapat menghasilkan laporan bulanan petty cash karena sistem yang berjalan saat ini masih terdapat kendala, yaitu laporan bulanan tersebut masih harus merekap dari laporan harian petty cash?
  3. Bagaimana membuat sistem yang dapat membantu mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan petty cash?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan di bahas dalam penulisan skripsi ini hanyalah sebatas sistem laporan petty cash yaitu kasir menerima permintaan anggaran dari berbagai departemen, lalu kasir mengajukan anggaran, direktur mengeluarkan dana sesuai permintaan dan kasir menerima dana tersebut, kasir menyalurkan dana kepada masing-masing departemen, dan masing-masing departemen tersebut membuat laporan pertanggungjawaban, setelahnya kasir membuat laporan petty cash yang di serahkan kepada manager akunting & keuangan.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Dalam penulisan laporan SKRIPSI ini, penulis mempunyai tujuan antara lain:

  1. Membuat sebuah sistem untuk mengontrol pemasukan serta pengeluaran dana petty cash harian
  2. Membuat sebuah sistem untuk mengurangi kendala dalam proses pembuatan laporan petty cash harian
  3. Membuat sebuah sistem dalam merekap pembuatan laporan bulanan petty cash
  4. Membuat sebuah sistem yang dapat membantu serta memudahkan dalam membuat laporan petty cash, sebagai dasar pengambilan keputusan.
  5. Menerapkan Ilmu yang penulis miliki selama kuliah di Perguruan Tinggi Raharja.
  6. Memperbaiki sistem yang ada, sehingga memudahkan user dalam menggunakannya.


Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Pimpinan dan Manager Akunting & Keuangan dapat memonitor penggunaan petty cash sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dana petty cash, kasir dapat mengontrol pengeluaran dana petty cash.
  2. Memudahkan kasir dalam pembuatan laporan petty cash, dan mengurangi resiko selisih dana.
  3. Memudahkan kasir dalam pembuatan laporan bulanan, sehingga tidak perlu merekap penggunaan dana petty cash selama 1 bulan.
  4. Membantu mempermudah pembuatan laporan kasir serta pengajuan dana anggaran kepada pimpinan.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode dengan cara mengumpulkan data dan mengobservasi secara langsung dari sumber lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara yang akurat.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode Observasi (Observasi Research)
    Dalam metode ini penulis melakukan observasi sebagai sumber informasi terhadap data pada PT. Jalur Sejuk yang berlokasi di Jalan Moch Toha Km 6 No 32 Tangerang 15131 yang ada di bagian Kasir selama 3 bulan, agar penulis bisa mendapatkan data yang diinginkan, yaitu berupa tata cara pembuatan laporan pengeluaran petty cash beserta kendala-kendala yang dihadapi sistem yang ada saat ini di PT. Jalur Sejuk.
  2. Metode Wawancara (Interview Research)
    Selain metode observasi sebagai informasi penulis juga melakukan interview/wawancara langsung kepada Ibu Berty selaku Manager Akunting & Keuangan dan Pimpinan yang berhubungan untuk mengetahui apa saja kesulitan seputar laporan petty cash.
  3. Metode Kepustakaan (Library Research)
    Adalah metode memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari Artikel yang berkaitan dengan permasalahan sistem laporan petty cash, dan browsing internet, sebagai referensi untuk pembuatan aplikasi yang memudahkan untuk penulis kembangkan.

Metode Analisa

Metode Analisa

Analisa merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan. Dalam tahap analisa sistem diambil langkah-langkah analisis data yang menggunakan value chain.


Metode Analisa Perancangan Program

Metode analisa perancangan program yang digunakan yaitu bagan alir program (flowchart program).


Metode Perancangan

Dalam pembuatan skripsi ini peneliti menggunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition metode perancangan sistem UML yang berfungsi menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.


Metode Prototipe

Dalam pembuatan skripsi ini metode prototype yang digunakan yaitu metode prototype evolutionary karena metode prototype ini secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem.


Metode Testing

Dalam pembuatan skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu black box testing. Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.


Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penyusunan Skripsi ini, maka penulis mengelompokan materi laporan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan secara garis besar sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian yang terdiri dari: metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan, metode prototype, metode testing dan sistematika penulisan. yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.


BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum yang terdiri dari: konsep dasar sistem, konsep dasar data, konsep dasar informasi, konsep dasar analisa sistem, konsep dasar perancangan sistem, metode penelitian, konsep dasar analisa value chain dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari: konsep dasar petty cash, konsep dasar dreamweaver, konsep dasar XAMPP, konsep dasar PHP, konsep dasar HIPO, konsep dasar MySQL, unified modeling language (UML), konsep dasar prototipe, konsep dasar flowchart, konsep dasar waterfall, konsep dasar database, konsep dasar normalisasi, konsep dasar pengujian, konsep dasar requirement elicitation, konsep dasar literatur review, dan literature review.


BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari profile perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta uraian sistem yang diusulkan dengan digambarkan melalui UML (United Modelling Language)


BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang rancangan sistem usulan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan dalam pembuatan laporan skripsi ini.

BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem
  2. Menurut Hartono (2013:9)[1], ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar 0fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut Taufiq (2013:2)[2], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Dari kedua pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan yang menghubungkan antara sistem yang satu dengan sistem yang lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan berdasarkan fungsinya masing-masing.


  3. Karakteristik Sistem
  4. Menurut Hartono (2013:14)[1], bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik sebagai berikut:

    1. Komponen (component) bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.
    2. Penghubung antarbagian (interface), sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.
    3. Batas (boundary). Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau dengan sistem-sistem lain.
    4. Lingkungan (environment). Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.
    5. Masukan (Input). Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.
    6. Mekanisme pengolahan (processing). Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.
    7. Keluaran (ouput). Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.
    8. Tujuan (goal/Objective). Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
    9. Sensor dan kendali (sensor and Control). Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.
    10. Umpan balik (feedback). Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.


  5. Klasifikasi Sistem
  6. Menurut Taufiq (2013:8)[2], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
      Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.
      Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.
      Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
    2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan
      Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.
    3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
      Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada factor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tettutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.
    4. sistemterbuka_zps40782128.png

      Sumber: Taufiq (2013:9)[2]

      Gambar 2.1 Sistem Tertutup

      sistemterbuka_zps2f6b18ca.png

      Sumber: Taufiq (2013:9)[2]

      Gambar 2.2 Sistem Terbuka

    5. Sistem Manusia dan Sistem Mesin
      Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya.
      Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.
    6. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
      Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
    7. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi
      Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
    8. Sistem Buatan Allah/Alam dan Sistem Buatan Manusia
      Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.
    9. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya
      Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.


  7. Daur Hidup Sistem
  8. Menurut Sutabri (2012:27)[3], “Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”.

    Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

    1. Mengenali adanya kebutuhan
      Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
    2. Pembangunan sistem
      Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
    3. Pemasangan sistem
      Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.
    4. Pengoperasian sistem
      Program-program computer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
    5. Sistem menjadi usang
      Kadang perubahan yang terjadi begitu drastic sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


  9. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yangbermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkanuntuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

daurhidupsistem_zpsaa815892.png

Sumber: Sutabri (2012:29)[3]

Gambar 2.3 Daur Hidup Sistem


Konsep Dasar Data

  1. Klasifikasi Data
  2. Menurut Sutabri (2012:3)[3], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

    1. Klasifikasi data menurut jenis data:
      1. Data Hitung (enumeration/counting data)
        Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
      2. Data Ukur (measurement data)
        Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
    2. Klasifikasi data menurut sifat data:
      1. Data Kuantitatif (quantitative data)
        Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
      2. Data Kualitatif (qualitative data)
        Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
    3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    1. Data Internal (internal data)
      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data Eksternal (external data)
      Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:
    1. Data Eksternal Primer (primary external data)
      Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
    2. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)
      Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.


  3. Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Menurut Sutabri (2012:6)[3] pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage)
    Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.
    Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah “referensi silang” (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

    Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

  2. Penanganan Data (Data Handling)
    Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).
    Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.
    Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.


Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Informasi
  2. Menurut Hartono (2013:15)[1],“Infromasi adalah sehimpunan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki arti dan kegunaan lebih luas”.

    Menurut Darmawan (2012:2)[4], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangkat menguji tingkat kebenarannnya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

    Dari kedua pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan dari data-data yang sudah melalui proses pengolahan terlebih dahulu sehingga memiliki arti.


  3. Klasifikasi Informasi
  4. Menurut Sutabri (2013:34)[3], informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
      Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
      1. Informasi yang tepat waktu
        Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
      2. Informasi yang relevan
        Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
      3. Informasi yang bernilai
        Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
      4. Informasi yang dapat dipercaya
        Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
    2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
      Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
      1. Informasi masa lalu
        Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
      2. Informasi masa kini
        Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
    3. Informasi Berdasarkan Sasaran
      Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi individual
      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.


  5. Nilai Informasi
  6. Menurut Sutabri (2012:37)[3], Menurut Sutabri nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif disbanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

    Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

    1. Mudah diperoleh
      Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan Lengkap
      Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.
    3. Ketelitian
      Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    4. Kecocokan
      Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
    5. Ketepatan Waktu
      Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.
    6. Kejelasan
      Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
    7. Keluwesan
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
    8. Dapat dibuktikan
      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak ada prasangka
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat diukur
      Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.


  7. Komponen-komponen Informasi
  8. Menurut Darmawan (2012:5)[4], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
    2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
    3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
    4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
    5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
    6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.


  9. Kualitas Informasi
  10. Kualitas Informasi Menurut Sutabri (2012:41)[3], kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

    1. Akurat (Accurate)
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
    2. Tepat Waktu (Timeline)
      Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
    3. Relevan (Relevance)
      Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.


  11. Fungsi Informasi
  12. Menurut Sutabri (2012:31)[3], fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.


  13. Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:33)[3], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (information Cycle).

siklusinformasi_zps8040c44e.jpg

Sumber: Sutabri (2012:26)[3]

Gambar 2.4 Siklus Informasi


Konsep Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi
  2. Menurut Taufiq (2013:17) [2], “Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memilki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

    Menurut Sutabri (2012:46)[3], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

    Dari kedua definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan yang diolah terlebih dahulu sehingga bermanfaat bagi organisasi.


  3. Komponen Sistem Informasi
  4. Menurut Sutabri (2012:47)[3], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

    1. Blok masukan (input block)
      Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
    2. Blok model (model block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
    3. Blok keluaran (output block)
      Produk dari sistem informasi adalah keluarab yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
    4. Blok teknologi (technology block)
      Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
    5. Blok basis data (database block)
      Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras computer dan menggunakan pernagkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data didalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)
    6. Blok kendali (control block)
      Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.


  5. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47)[3], “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Menurut Yuliastrie (2013:28)[5], Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Integrasi sistem
    1. Menghubungkan sistem individu/kelompok.
    2. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.
    3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.
  2. Efisiensi pengelolaan
    1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.
    2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.
    3. Penggunaan dan pengambilan Informasi.
  3. Dukungan keputusan untuk manajemen
  1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.
  2. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.
  3. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem
  2. Menurut Taufiq (2013:155)[2], “Analisa sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah terkomuterisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem analisa, masalah, desain logic dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

    Menurut Rosa (2013:18)[6], “Analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

    Dari kedua defnisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisa sistem adalah suatu kegiatan untuk mengukur sejauh mana sistem yang ada apakah sudah berjalan baik dan sesuai dengan yang harapkan sesuai dengan hasil yang ada.


  3. Tahap-Tahap Analisa Sistem
  4. Langkah-langkah analisa sistem Menurut Taufiq (2013:159)[2], untuk melakukan analisa sistem, supaya hasil analisa dapat maksimal makan langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi

    Menurut Whitten L.Jeffery dalam Taufiq (2013:159), langkah-langkah sistem dijelaskan pada gambar dibawah ini:

    langkahanalisasistem_zps3506e2d0.jpg

    Sumber: Taufiq (2013:160)[2]

    Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem

    1. Definisi Lingkup
      Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
    2. Analisis Masalah
      Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan.
      Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
    3. Analisis Persyaratan
      Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternative, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.” Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
    4. Desain Logic
      Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
    5. Analisa Kebutuhan
      Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


  5. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Sutabri (2012:220)[3], proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi. Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengumumkan penelitian sistem
    Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegaawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
  2. Mengorganisasikan tim proyek
    Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
  3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
    Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
  4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
  5. Menyiapkan usulan rancangan
    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
  6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
    Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin dimintas melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

Menurut Murad (2013:51)[7], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

  1. Definisi Perancangan Sistem
  2. Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227) [8], “Perancangan Sistem adalah Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Menurut Al-Jufri (2011:141)[9], “Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi perlatan yang akan dipergunakan”.

    Dari kedua definisi di atas dapat di simpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan dari sebuah proses pendefinisian kebutuhan-kebutuhan dari siklus perkembangan sistem baru atau sistem yang akan dibentuk.


  3. Tujuan Perancangan Sistem
  4. Menurut Darmawan (2013:228)[8], tahap perancangan/disain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

    Menurut Sutabri (2012:225)[3], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.
    2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
    4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
    5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.


  5. Tahap-tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[9], Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahpa mengarah lebih rinci. Pendekatan top dwon ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaiut rancangan bergerak dari tingkat sistem ke ingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data ( Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi Kelas
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan computer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternative. alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  4. Memilih Konfigurasi Terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui.Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  5. Menyiapkan Usulan Penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, makan penerapan akan disetujui.

diagramtahapperancangan_zps2101cf56.jpg

Sumber: Al-Jufri (2011:141) [9]

Gambar 2.6 Diagram Tahap Perancangan


Metode Penelitian

  1. Tahapan Pengumpulan Data

Menurut Rapina (2011:15) (2011:15)[10], teknik pengumpulan data, yaitu:

  1. Studi Lapangan
    Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara:
    1. Observasi
      Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.
    2. Wawancara
      Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.
    3. Dokumentasi
      Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.
  2. Studi Kepustakaan
    Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
    Menurut Tamodia (2013:26), pengumpulan data dengan melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi:
  1. Observasi
    Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap pokok permasalahan yang dihadapi. Pengamatan observasi ini dilakukan dengan tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain seperti proses kinerjanya.
  2. Wawancara
    Penulis melakukan wawancara langsung dengan karyawan-karyawan untuk memperoleh keterangan informasi data dan pendapat yang dibutuhkan serta gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti oleh penulis.
  3. Dokumentasi
    Teknik yang berupa informasi dan berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.


Konsep Dasar Analisa Value Chain

  1. Definisi Value Chain
  2. Menurut Wisdaningrum (2013:41)[11]“ Rantai Nilai (Value Chain) menggambarkan cara untuk memandang suatu perusahaan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan”.

    Menurut Dewi (2012:62)[12], “Value Chain merupakan suatu metode untuk merinci suatu rangkaian dari bahan baku hingga produk akhir yang digunakan, menjadi kegiatan strategi yang relevan untuk memahami perilaku biaya dan perbedaan sumber daya”.

    Menurut Porter dalam Wisdaningrum (2013:41)[11], “Analisis Value Chain merupakan alat analisis strategik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif”.

    Berdasakan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa value chain adalah metode dalam merinci suatu rangkaian proses aktivitas dari perusahaan yang bernilai bagi pelanggan serta untuk memahami terhadap keunggulan dari perusahaan lain.


  3. Kerangka Rantai Nilai (Value Chain)

Menurut Hitt dalam Wisdaningrum (2013:42)[11], kerangka rantai nilai membagi aktivitas dalam perusahaan menjadi dua kategori umum:

  1. Aktivitas Primer (Primary Activities)
    Aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualannya dan distribusinya ke para pembeli, dan servis setelah adanya penjualan.
  2. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
    Membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas-aktivitas primer dilakukan secara berkelanjutan.

Menurut Pears and Robinson dalam Wisdaningrum (2013:42)[11], berikut gambar yang menjelaskan mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan, yaitu:

diagramvaluechain_zps7db47dab.jpg

Sumber: Pears and Robinson dalam Wisdaningrum (2013:42)[11]

Gambar 2.7 Diagram Value Chain


Konsep Dasar Jaringan Komputer

  1. Konsep Dasar Jaringan Komputer (Value Chain)

  2. Menurut Joefrie (2013:3) [13], Network atau jaringan dalam bidang komputer dapat diartikan sebagai dua atau lebih perangkat cerdas yang dihubungkan sehingga dapat berkomunikasi, yang kemudian akan menimbulkan suatu efisensi, sentralisasi/desantralisasi, dan optimasi kerja. Pada jaringan komputer, yang dikomunikasikan adalah data sehingga bila ingin bertukar antara komputer, misalnya, maka kita dapat proses unduh atau ungah berkas tanpa membawa media penyimpanan. Ada beberapa jenis jaringan komputer bila dilihat dari pemrosesan data dan pengkasesannya:

    1. Host – Terminal
      Dimana terdapat satu atau lebih server yang dihubungkan dalam suatu dump terminal. Karena dumb terminal hanyalah sebuah monitor yang dihubungkan dengan menggunakan kabel RS-232 maka pemrosesan data dilakukan didalam server. Oleh karena itu, server tersebut haruslah sebuah sistem komputer yang memiliki kemampuan pemrosesan data yang tinggi dan penyimpanan data yang besar.
    2. Client – Server
      Dimana sebuah server atau lebih yang dihubungkan dengan beberapa client. Server bertugas menyediakan berbagai macam layanan, misalnya pengaksesan berkas, basis data. Sedangkan client adalah sebuah terminal yang menggunakan layanan tersebut. Perbedaannya dengan hubungan dumb terminal adalah sebuah terminal client melakukan pemrosesan data di terminalnya sendiri dan hal itu menyebabkan spesifikasi dari server tidaklah harus memiliki performansi tinggi dan kapasitas penyimpanan data yang besar karena semua pemrosesan data yang merupakan permintaan dari client dilakukan diterminal client.
    3. Peer to Peer
      Dimana terdapat beberapa terminal komputer yang dihubungkan dengan media jaringan komputer. Secara prinsip, hubungan peer to peer ini adalah bahwa setiap komputer dapat berfungsi sebagai server dan client, keduanya dapat difungsikan dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan bila dilihat dari sisi jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi 3 jenis:
    1. Local Area Network (LAN)
      Adalah sebuah jaringan komputer yang bersifat lokal fisik jaringan komputernya, misalnya di satu ruang laboratorium komputer.
    2. Wide Area Network (WAN)
      Adalah sebuah jaringan komputer antara satu gedung dengan gedung lain yang terletak agak berjauhan.
    3. Metropolitan Area Network (MAN)
      Adalah jaringan komputer yang melibatkan beberapa jaringan komputer yang terhubung satu sama lain dan secara geografis tersebar cukup jauh namun masih dalam satu wilayah atau kota.
  3. Topologi Jaringan Komputer
  4. Dalam dunia jaringan komputer, jika dilihat dari jeis hubungannya, terdapat 3 jenis topologi jaringan yang tersdia guna menghubungkan komputer satu dengan yang lain. Jaringan-jaringan ini mempunyai ciri-ciri tertentu dan juga terdapat kelebihan dan kekurangan yang ada. Berikut disajikan beberapa jenis topologi jaringan:

    1. Topologi cincin (ring topology)
      Topologi jenis ini satu komputer di dalam satu loop tertutup. Pada topologi ini, data atau message berjalan mengelilingi jaringan dengan satu arah pengiriman ke komputer selanjutnya, terus hingga mencapai komputer yang dituju. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai terminal tujuan disebut walk time (waktu transmisi)
    2. Gambar Topologi Jaringan

      Sumber: Joefri (2013:3))[13]

      Gambar 2.8 Topologi Jaringan Tipe Cincin'

      Ada dua hal yang dilakukan oleh suatu terminal ketika menerima data dari komputer sebelumnya, yaitu:

      1. Memeriksa alamat yang dituju dari data tersebut dan menerimanya jika terminal ini merupakan tujuan data tersebut.
      2. Terminal akan meneruskan data ke komputer selanjutnya dengan memberikan tanda negatif ke komputer pengirim.
    3. Topologi bus (bus topology)
    4. Topologi jaringan jenis ini menggunakan sebuah kabel pusat yang merupakan media utama dari jaringan. Terminal-terminal yang akan membangun jaringan dihubungkan dengan kabel utama yang merupakan inti dari jaringan. Data yang dikirimkan akan langsung menuju terminal yang dimaksud tanpa harus melewati terminal-terminal dalam jaringan. Atau akan di-routing-kan ke head end controller. Tidak bekerjanya sebuah komputer tidak akan menghentikan kerja dari jaringan, namun jaringan tidak akan bekerja jika kabel utamanya putus.


      Gambar Topologi Jaringan

      Sumber: Joefri (2013:3))[13]

      Gambar 2.9 Topologi Jaringan Tipe Bus'

      Jaringan ini bisannya mengguanakan kabel koaksial sebagai media transmisinya. Kabel ini mempunyai kapasitas lebar pita yang besar (2MB) sehinga apabila dihubungkan dengan banyak terminal maka akan terlayani dengan baik.


    5. Topologi bintang (star topology)

    Jenis topologi jaringan ini mengguankan satu terminal sentral yang menghubungkan ke semua terminal client. Terminal sentral inilah yang akan mengarahkan setiap data yang dikirimkan ke komputer yang dituju. Apabila ada satu terminal client yang tidak berfungsi atau media transmisi (kabel) yang putus maka tidak akan mempengaruhi kerja dari jaringan karena gangguan tersebut hanya mempengaruhi terminal yang bersangkutan.

    Gambar Topologi Jaringan

    Sumber: Joefri (2013:3))[13]

    Gambar 2.9 Topologi Jaringan Tipe Bintang'

  5. Konsep Dasar TCP/IP
  6. Transmission Control Protocol/Internet Protocol adalah salah satu jenis protokol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data didalam satu jaringan. Sedangkan yang dimaksud protokol adalah himpunan aturan yang telah ditetapkan yang mengatur bagaimana dua atau lebih proses berkomunikasi dan berinteraksi untuk saling bertukar data. Dalam protokol ini, tersedia berbagai macam layanan, antara lain:

    1. File Transfer Protocol (FTP) File Transfer Protocol (FTP) yang memungkinkan pengguna komputer untuk dapat saling bertukar berkas.
    2. Remote login (telnet) yang membuat seorang administrator dapat mengendalikan komputer lain dari jarak jauh.
    3. Dan lain-lain
  7. Alamat IP
  8. IP Address atau alamat IP adalah pengenal suatu host dalam satu jaringan. Pada IP Address sendiri terdapat kelas-kelas. Pembagian alamat IP didasarkan pada dua hal, yaitu network ID, dan host ID. Network ID digunakan untuk menunjukan jaringan-jaringan tempat komputer itu berada. Sedangkan host ID digunakan sebagia pengenal komputer yang bersifat unik dalam satu jaringan. Berikut disajikan kelas-kelas alamat IP:

    1. Kelas A
      1. Panjang network ID adalah 8 bit,panjang host ID adalah 24 bit.
      2. Kelas A digunakan untuk jaringan yang sangat besar. Jumlah host yang dapa di tampung adalah sekitar 16 juta host.
    2. Kelas B
      1. Panjang network ID adalah 16 bit,panjang host ID adalah 16 bit.
      2. Kelas B diimplementasikan untuk jaringan yang relatif besar. Jumlah host yang mampu ditampung adalah 65.532 host
    3. Kelas C
      1. Panjang network ID adalah 24 bit,panjang host ID adalah 8 bit.
      2. Kelas C diimplementasikan untuk jaringan yang relatif besar. Jumlahhost yang mampu ditampung adalah 254 host
    4. Kelas D
      1. Alamat IP kelas D digunakan untuk keperluan multicasting
    5. Kelas E
    1. Alamat IP di kelas E tidak digunakan untuk umum.

    Ada beberapa aturan yang ditetapkan untuk memberi alamat IP pada suatu host:

    1. Network ID tidak boleh sama dengan 127 karena nilai ini digunakan untuk loopback.
    2. Network ID dan Host ID tidak bolehsama dengan 0 karena nilai 0 diartikan sebagai alamat jaringan. Pengertian alamat jaringan itu sendiri adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjuk kesuatu host.
    3. Host ID harus unik di satu jaringan yang sama.
  9. Perangkat Jaringan Komputer

Untuk membangun jaringan komputer,diperlukan beberapa peralatan seperti:

  1. Komputer.
    Jumlah komputer untuk membangun jaringan komputer minimal ada 2 yang masing-masing komputer harus ada kartu jaringan (kartu ethernet) yang tertancap dan terinstal sempurna drivernya.
  2. Kabel
    Jenis kabel dapat menggunakan UnshieldedTwisted Pair (UTP). Sebenarna bisa juga menggunakan Shielded Twisted Pair (STP)atau Fiber Optik (FO) tapi biayanya relatif mahal.
  3. Hub atau switch
    Jika menghubungkan komputer lebih dari 2maka wajib menggunakan switch atau hub,namun jika menggunakan 2 komputer saja maka tidak wajib menggunakan perlatan ini.
  4. RJ45
    Merupakan konektor yang terpasang dimasing-masing ujung kabel.
  5. Tang crimping
    Untuk memasang konektor di ujung kabel.Sebenarnya dalam membuat jaringan komputer bisa juga menggunakan wifi,dimana ada sebuah perangkat pemancar dan penerima yang bekerja secara wireless untuk menghubungkan jaringan komputer ke jaringan. Namun dalam perancangan ini,semua perangkat terhubung menggunakan kabel.

TEORI KHUSUS

Konsep Dasar Petty Cash

  1. Konsep Dasar Petty Cash

Menurut Adhie (2010:86)[14], “Kas Kecil (Petty Cash) adalah kas yang digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan yang nilainya itu tidak terlalu besar (kebijakan perusahaan atas kas kecil berbeda-beda, sebagai contoh beberapa perusahaan mengendalikan kas kecilnya dengan memberikan batasan 1 juta rupiah untuk tiap transaksinya.

Menurut Harnanto dalam jurnal Astuti (2002 : 153)[15], “Kas kecil merupakan sejumlah dana yang disediakan khusus untuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan kecil jumlahnya”.

Tiap-tiap dana kas kecil yang dibentuk ditunjuk seorang kasir yang masing-masing bertanggungjawab pada penggunaan atau pengeluaran dari dana kas kecil tersebut. Pada umumnya, dana kas kecil yang dibentuk dibatasi jumlahnya, dan secara periodik atau pada saat-saat tertentu diadakan pengisian kembali untuk mengganti dana kas kecil yang telah digunakan. Terdapat dua alternatif metode atau prosedur penyelenggaraan dana kas kecil yaitu:

  1. sistem dana tetap
  2. sistem dana berfluktuasi.

Menurut ulfa (2010:23)[16], Kas Kecil adalah uang yang disediakan untuk pengeluaran yang sifatnya kecil”

Menurut ulfa (2010: 23)[16], sistem dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan dua metode yaitu:

  1. Sistem saldo fluktuasi (fluctuating fund balance system) Dalam sistem fluktuasi, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
    1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
    2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga setiap saldo rekening ini berfluktuasi.
    3. Pengisian kembali dana kas kecil ini dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
      Dengan demikian, dalam saldo berfluktuasi, catatan kas perusahaan tidak dapat direkonsiliasi dengan catatan bank, oleh karena rekonsiliasi bank bukan merupakan alat pengendalian bagi catatan kas perusahaan.
  2. Imprest System
    Dalam imprest system, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
  1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikan atau diturunkan.
  2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak mengkredit rekening dana kas kecil). Bukti –bukti pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil.
  3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening-rekening biaya dan mengkredit rekening kas.

Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil yaitu:

  1. Bukti Kas Keluar.
  2. Cek
  3. Permintaan pengeluaran kas kecil
    Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil olehnya. Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas kecil.
  4. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
    Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggung jawabkan pemakai dana kas kecil. Dokumen ini dilampirkan dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemmakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
  5. Permintaan pengisian kembali dana kas kecil
    Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar di buatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil

Konsep Dasar Dreamweaver

  1. Definisi Dreamweaver

Menurut Madcoms (2011:2)[17], “Adobe Dreamweaver CS5 adalah versi terbaru dari Dreamweaver yang merupakan bagian dari Adobe Creative Suite 5. Dreamweaver sendiri merupakan aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual”.

Menurut Madcoms (2011:2)[17], Dreamweaver adalah sebuah HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web. Pada Dreamweaver CS5, terdapat beberapa kemampuan bukan hanya sebagai software untuk desain web saja tetapi juga untuk menyunting kode serta pembuatan aplikasi Web dengan menggunakan berbagai bahasa pemograman Web, antara lain: JPS, PHP, ASP, dan Coldfusion.

Dari kedua definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Dreamweaver adalah sebuah aplikasi yang digunakan sebagai HTML untuk mendesain web secara visual.

Konsep Dasar Xampp

  1. Definisi XAMPP

Menurut Wardana (2010:8)[18], “XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web Server Apache, database MySQL dan PHP Interpreter”.

Menurut Februariyanti (2012:129)[19], “XAMPP adalah sebuah software web server apache yang di dalamnya sudah tersedia database server MySQL dan dapat mendukung pemograman PHP”.

Berdasrkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support PHP programming.


Konsep Dasar Php

  1. Definisi PHP
  2. Menurut Madcom (2013:) [20], PHP adalah merupakan singkatan dari “Hypertex Preprocessor”. pada awalnya PHP merupakan kependekan dari personal home page (situs personal) dan PHP itu sendiri pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdof pada tahun 1995, dan pada saat PHP masih bernama FI (form interpreter), yang wujudnya berupa sekumpulan Script yang digunakan untuk mengolah data form dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode tersebut untuk umum. PHP adalah sebuah bahasa Scripting yang terpasang pada HTML.

    Menurut Arief (2011:43)[21], “PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis”.

    Menurut Anhar (2010:3)[22], “PHP singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan”. Dapat dijelaskan sejarah PHP, yaitu sebagai berikut:

    1. Tahun 1995 PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf, yang diberi nama FI (Form Interpreted) dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya , kode tersebut dirilis ke umum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer di seluruh dunia.
    2. Tahun 1997 PHP 2.0 dirilis. Pada versi ini sudah terintegrasi dengan bahasa pemrograman C dan dilengkapi dengan modulnya sehingga kualitas kerja PHP meningkat secara signifikan. Pada tahun ini juga sebuah perusahaan yang bernama Zend merilis ulang PHP dengan lebih bersih, baik, dan cepat.
    3. Tahun 1998 PHP 3.0 diluncurkan.
    4. Tahun 1999 PHP versi 4.0 dirilis. PHP versi ini paling banyak digunakan pada awal abad 21 karena sudah mampu membangun web komplek dengan stabilitas kecepatan yang tinggi.
    5. Tahun 2004 Zend merilis PHP 5.0. dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientaso objek.
    6. Lalu versi 6 PHP sudah support untuk Unicode. Juga banyak fitur penting lainnya yang telah di tambah ke dalam PHP 6.

    Dari kedua definisi di atas dapat di tarik kesimpulah bahwa PHP adalah sekumpulan Script yang digunakan untuk mengolah data form untuk membuat halaman web yang dinamis.


  3. Cara Kerja PHP

Menurut Saputra (2012:5), PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya. Secara prinsip, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client, yaitu kode-kode PHP. Client tersebut akan dikirimkan ke server, kemudian server akan mengembalikan pada halaman sesuai instruksi yang diminta. Berikut adalah uraian per pointnya:

  1. Server membaca permintaan dari client/browser.
  2. Kemudian dilanjutkan untuk mencari halaman/page pada server.
  3. Server melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.
  4. Selanjutnya hasil modifikasi tersebut akan dikembalikan kepada client/browser.

carakerjapjp_zpsdf5768be.jpg

Sumber: Saputra (2012:5)[23]

Gambar 2.12 Cara Kerja PHP

Konsep Dasar Hipo

Menurut Praptiningsih (2012:03)[24], “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amansyah (2008) dalam Rahmawati (2014)[25], bagan HIP0 dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program, secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkan. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visualtable of contents / VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.


Konsep Dasar MySQL

  1. Definisi MySQL
  2. Menurut Anisya (2013:15)[26], “adalah suatu perangkat lunak database relasi (Relational Database Management System atau DBMS), seperti halnya ORACLE, POSTGRESQL, MSSQL, dan sebagainya. SQL merupakan singkatan dari Structure Query Language, didefinisikan sebagai suatu sintaks perintah-perintah tertentu atau bahasa program yang digunakan untuk mengelola suatu database. Jadi MySQL adalah softwarenya dan SQL adalah bahasa perintahnya”.


    Menurut Wahana Komputer (2012:13)[27],, “MySQL adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat query dalam pembuatan database, tabel maupun manipulasi data”

    Dari kedua definisi di atas dapat di simpulkan bahwa MySQL adalah aplikasi perangkat lunak dalam pembuatan database untuk sistem database.


  3. Kelebihan MySQL

Menurut Saputra (2012:8)[23], beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL adalah sebagai berikut:

  1. Bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat dikembangkan lagi.
  2. Menggunakan bahasa SQL (Structure Query Language), yang merupakan standar bahasa dunia dalam pengolahan data.
  3. Super performance dan realible, tidak bias diragukan, pemrosesan database-nya sangat cepat dan stabil.
  4. Sangat mudah dipelajari (easy of use).
  5. Memiliki dukungan support (group) pengguna MySQL.
  6. Mampu lintas Platform, dapat berjalan di berbagai sistem operasi.
  7. Multiuser, dimana MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami konflik.


Unified Modelling Language (UML)

  1. Definisi UML
  2. Menurut Nugroho (2011:119)[28], “United Modelling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memfisualisasikan, serta mengkonstruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis. UML merupakan perkaskas utama untuk analisis dan perancangan sistem berorientasi objek”.

    Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:13)[6], “UML (Unified Modelling Language) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan didunia industri untuk mendefinisikan requirment, membuat analisa & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek”.

    Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan adalah bahasa untuk menggambarkan dan mendefinisikan analisa serta desain dalam dasar sistem perangkat lunak.


  3. Tujuan Unified Modeling Language (UML)
  4. Menurut Yasin (2012:268)[29], tujuan UML diantaranya adalah:

    1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
    2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.
    3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.


  5. Tipe_Tipe UML

Menurut Yasin (2012:268)[29], tipe-tipe diagram UML adalah:

  1. Use case diagram
    Use case diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu, use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relationship.

  2. Activity diagram
    Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut:
    1. Activity
      Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari berbagai proses dalam aliran pekerjaan.
    2. Transaction
      Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity
    3. Decision
      Notasi yang mendakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point
    4. Syncronitation bars
      Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel)

    Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sebuah sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan sifat internal pada sebuah sistem dan interaksi antara beberapa sub sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dari jalur aktifitas dari level atas secara umum. Pada UML 2.X aktivitas tidak lagi disebut sebagai activity, akan tetapi cukup disebut dengan action saja. Activity adalah struktur yang lebih tinggi yang terdiri atas action-action yang berurutan. Oleh karenanya activity diagram menunjukan action-action yang membangun sebuah aktivitas.


  3. Sequence diagram
    Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu:
    1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.
    2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.
  4. Class diagram
    Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek besertahubungan antara lain seperti contaiment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity.


Konsep Dasar Prototype

  1. Definisi Prototipe
  2. Menurut Simarmata (2010:62)[30], “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

    Menurut Aisyah (2012:114), “Prototype adalah proses membangun sebuah sistem dalam sebuah model. Dalam pengertian sistem informasi prototype digunakan untuk membantu sistem desain yang akan dibangun sistem informasi secara intitusi dan mudah diubah untuk end user, prototype merupakanbagian dari proses iterative phase analisa dari metodologi SDLC”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah gambaran dari produk atau sistem dalam bentuk tiruan sebelum dirubah kedalam bentuk aslinya sesuai keinginan.


  3. Jenis-Jenis Prototipe
  4. Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Simarmata (2010:64)[30]

    1. Rapid Throwaway Prototyping
      Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.
    2. Prototype Evolusioner
      Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).
  5. Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

21_zps6e0f0dba.jpg

Sumber: Simarmata (2010:68)[30]


Konsep Dasar Flowchart

  1. Definisi Flowchart
  2. Menurut Sulindawati (2010:8)[31], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

    Menurut Adelia (2011:116)[32], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk penggambaran dari suatu program sesuai langkah prosedur secara grafik.

    Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.


  3. Cara Membuat Flowchart
  4. Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati(2010:8)[31]

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.
    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.


  5. Jenis-Jenis Flowchart

Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
    Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam system.


  2. 213_zps079e8a08.jpg

    Sumber: Rachman (2012:78)

    Gambar 2.13 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)


  3. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
    Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.

  4. 214_zps82fd24a1.jpg

    Sumber: Rachman (2012:90)

    Gambar 2.14 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)


  5. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)
    Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.

  6. 215_zps33c0e1ee.jpg

    Sumber: Rachman (2012:93)

    Gambar 2.15 Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)


  7. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
    Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.


  8. 216_zpsae4887d9.jpg

    Sumber: Rachman (2012:95)

    Gambar 2.16 Bagan Alir Program (Program Flowchart)


  9. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
    Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.


217_zps3e22d592.jpg

Sumber: Rachman (2012:97)

Gambar 2.17 Bagan Alir Proses (Process Flowchart)



218_zps6bf36dc8.jpg

Sumber: Rachman (2012:98)

Gambar 2.18 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart


Konsep Dasar Waterfall

Menurut Rizky (2011:61)[33], waterfall model sebagai salah satu teori dasar dan seakan wajib dipelajari dalam konteks siklus hidup perangkat lunak, merupakan sebuah siklus hidup yang terdiri dari mulai fase hidup perangkat lunak sebelum terjadi hingga pasca produksi. Waterfall model memiliki definisi sendiri bahwa sebuah hidup perangkat lunak memiliki sebuah proses yang linear dan sekuensial.



219_zps12f3fb44.jpg

Sumber: Rizky (2011:61)[33]

Gambar 2.19 Waterfall Life Cycle


Dalam buku ini menganut paham bahwa waterfall model memiliki enam tahapan, yakni:

  1. Definisi kebutuhan (Requirement Definition)
  2. Desain sistem dan perangkat lunak (Software Design and System)
  3. Implementasi dan testing unit (Implementation and Unit Testing)
  4. Integrasi dan testing sistem (Integration and Systen Testing)
  5. Uji coba (Testing)
  6. Operasional dan pemeliharaan (Operation and Maintenance)


Konsep Dasar Database

  1. Definisi Database
  2. Menurut Yasin (2012:274)[29], “Basis Data (Database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat digunakan oleh suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut”.

    Menurut Pramono (2011:34),[34] “Database adalah sarana untuk menyimpan dan mengorganisir informasi”.

    Dari kedua definisi di atas dapat di simpulkan bahwa database adalah kumpulan informasi yang terorganisir di dalam komputer sehingga dapat diperoleh informasi yang sistematik.


  3. Alur Hidup Basis Data
  4. Menurut Rosa (2013:48), [6] tidak hanya perangkat lunak yang memiliki alur hidup, dalam membuat perencanaan basis data juga memiliki alur hidup atas Database Life Cycle (DBLC). Alur hidup basis data dapat dilihat pada gambar berikut:
    Fase-fase DBLC antara lain:

    1. Analisis kebutuhan/requirement analysis
      Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap ini adalah:
      1. Didefinisikan dengan mewawancarai produsen dan pemakai data, data apa sajakah yang butuh untuk disimpan dan terkait dengan aplikasi komputer yang akan dikembangkan.
      2. Membuat kontrak spesifikasi basis data.
      3. Entity Relationship Diagram (ERD) sebagai bagian dari desain konseptual.
    2. Desain lojik basis data/logical database design.
      Pada tahap ini harus dibuat rancangan lojik basis data. Biasanya pada tahap ini dibuat Conceptual Data Model (CDM).
    3. Desain fisik basis data/physical database design
      Pada tahap ini harus dibuat rancangan fisik basis data. Biasanya pada tahap ini dibuat Physical Data Model (PDM).
    4. Implementasi
    1. Membuat Query SQL.
    2. Aplikasi ke DBMS atau file.


  5. Tahap Perancangan Database

Menurut Pramono (2011:56),[34] tahap-tahap perancangan database sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan informasi.
  2. Mengenali objek.
  3. Membuat model objek.
  4. Mengenali jenis informasi masing-masing objek.
  5. Mengenali relasi di antara objek-objek.

Konsep Dasar Normalisasi

  1. Definisi Normalisasi

Menurut Nugroho (2011:199)[28], normalisasi dapat dipahami sebagai tahapan-tahapan yang masing-masing berhubungan dengan bentuk normal. Bentuk normal adalah keadaan relasi yang dihasilkan dengan menetapkan aturan sederhana berkaitan dengan konsep kebergantungan fungsional pada relasi yang bersangkutan. Kita akan menggambarkannya secara garis besar sebagai berikut:

  1. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form)
    Bentuk normal pertama adalah suatu bentuk relasi di mana atribut bernilai banyak (multivalues attribute) telah dihilangkan sehingga kita akan menjumpai nilai tunggal (mungkin saja nilai null) pada pemotongan setiap baris dan kolom pada tabel.
  2. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)
    Semua kebergantungan fungsional yang bersifat sebagian (partial functional dependency) telah dihilangkan.
  3. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Thrid Normal Form)
    Semua kebergantungan transitif (transitive dependency) telah dihilangkan.
  4. Bentuk Normal Keempat (4NF/Fourth Normal Form)
    Semua anomaly yang tersisa dari hasil penyempurnaan kebergantungan fungsional sebelumnya telah dihilangkan.
  5. Bentuk Normal Keempat (4NF/Fourth Normal Form)
    Semua kebergantungan bernilai banyak telah dihilangkan.
  6. Bentuk Normal Kelima (5NF/Fifth Normal Form)
    Semua anomaly yang tertinggi telah dihilangkan.

Menurut Paillin (2012:69), [35] "Normalisasi adalah proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya (Marlinda, 2004). Pada proses ini selalu di uji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan pada saat menambah (insert) pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi tersebut dapat dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan yang dilakukan belum mendapatkan suatu database yang optimal. Sebelum mengenal lebih jauh mengenai normalisasi ada beberapa konsep yang harus diketahui lebih dahulu seperti field atau attribute kunci dan ketergantungan kunci (Functional Depencendy)".

  1. Calon Kunci (Candidate key)
    Kunci kandidat atau calon kunci adalah suatu attribute atau satu set minimal attribute yang mengidentifikasi secara unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entity.
  2. Kunci Primer (Primary Key)
    Kunci primer adalah suatu attribute atau satu set minimal attribute yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian yang spesifik, akan tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kunci kandidat punya peluang menjadi kunci primer, akan tetapi sebaiknya dipilih satu saja yang dapat mewakili secara menyeluruh terhadap entity yang ada..
  3. Kunci Alternatif (Alternate Key)
    Kunci Alternatif adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key. Dimana kerap kali kunci alternatif ini dipakai sebagai kunci pengurutan dalam pembuatan laporan..
  4. Kunci Tamu (Foreign Key)
    Kunci tamu adalah satu attribute atau satu set attribute yang melengkapi satu relationship (hubungan) yang menunjukan ke induknya.

Teknik normalisasi ini juga merupakan satu teknik yang menstrukturkan data dalam cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database.

Dalam pembuatan normalisasi terdapat beberapa tahap pembentukan, setiap tahap mempunyai bentuk normalisasi yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut antara lain:

  1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
    Bentuk ini merupakan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu. Dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat penginputan atau saat kedatangannya.
  2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form)
    Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record, nilai dari field-field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya menjadi lain.
  3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)
    Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria dari bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama/primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua harus sudah ditentukan kunci-kunci fieldnya. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
  4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)
    Untuk menjadi normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan yang transitif. Dengan kata lain, semua atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.


Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Desai (2012:43)[36], “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup perangkat lunak untuk memvalidasidan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkan memenuhi harapan yang ditetapkan di awal.”

Menurut Simarmata (2010:323)[30], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.

Menurut Rizky (2011:237)[33], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi
    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
  2. Validasi
    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.
    Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:
  3. Failure
    Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.
  4. Fault
    Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.
  5. Error
    Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.
  6. Incident
    Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.


Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256)[33], “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu
    Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.
  2. Biaya
    Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.
  3. Kinerja testing
    Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.
  4. Kerusakan
    Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.


Jenis-Jenis Pengujian

  1. Black Box
    1. Definisi Black Box
    2. Menurut Rizky (2011:261)[33], Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenali proses testing dibagian luar. Teknik Testing dalam Black Box.

      Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
      2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Menurut Rizky (2011:265)[33], beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe black box adalah:

      1. Equivalence Partitioning
        Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokkan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
      2. Boundary Value Analysis
        Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data.
      3. Cause Effect Graph
        Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menguhubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan.
      4. Random Data Selection
        Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari output yang dihasilkan.
      5. Feature Test
        Pada teknik ini, dilakukan proses testing pada spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri nilai.
    3. Klasifikasi Black Box

    Menurut Simarmata (2010:316)[30], klasifikasi black box mencakup beberapa pengujian, yaitu:

    1. Pengujian fungsional (functional testing)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan dibagiab akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian dan proses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga dapat meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).
    2. Pengujian tegangan (stress testing)
      Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi di dalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih menuntut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerja normal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan, dan memerlukan upaya bersama dari sebuah tim.
    3. Pengujian beban (load testing)
      Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian beban beroperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikan ketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem yang banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.
    4. Pengujian khusus (ad-hoc testing)
      Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (case test). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai penguji lainnya dan juga membantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan dan spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menemukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa kelengkapan yang Anda uji.
    5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)
      Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak ini merupakan pendeketan yang menyenangkan untuk pengujian.
    6. Pengujian usabilitas (usability testing)
      Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing for user friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkan kesulitan bagi pengguna dan untuk mempengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum.
    7. “pengujian asap” (smoke testing)
      Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja! Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur container dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses “daily buiding and smoke test”. Setiap file dikompilasi, dihubungkan, dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk “berasap” ketika produk dijalankan.
    8. Pengujian pemulihan (recovery testing)
      Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakukan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.
    9. Pengujian volume (volume testing)
      Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diproses melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memeriksa keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval).
    10. Pengujian domain (domain testing)
      Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis beberapa tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwa Anda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu dan membaginya lagi ke dalam subset (dalam bebrapa cara) yang sama. Kemudian, Anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.
    11. Pengujian skenario (scenario testing)
      Pengujian scenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholder, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variabel dan fungsi yang sangat berarti daripada kombinasi buatan yang Anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujian kombinasi.
    12. Pengujian regresi (regression testing)
      Pengujian regresi adalah gaya pengujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi resiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi resiko sebagai berikut:
      1. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.
      2. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki bug lama atau memperkenalkan bug baru.
    13. Penerimaan pengguna (user acceptance)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing), pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal pengguna akan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.
    14. Pengujian alfa (alpha testing)
      Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang memcatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku yang tidak normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.
    15. Pengujian beta (beta testing)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar lebih memastikan bahwa perangkat lunak tersebut memiliki beberapa kesalahan atau bug.


  2. White Box
  1. Definisi White Box
  2. Menurut Rizky (2011:261)[33], White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih “mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemograman bagi para testernya.


  3. Teknik Testing dalam White Box
  4. Menurut Rizky (2011:262)[33], beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah:

    1. Decision (branch) Coverage
      Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian luar perangakat lunak yang mengandung percabangan (if…then…else).
    2. Condition Coverage
      Teknik ini hamper mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.
    3. Path Analysis
      Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengkoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.
    4. Execution Time
      Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengkuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.
    5. Algorithm Analysis
      Teknik ini pada umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena didalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.


  5. Klasifikasi White Box

Menurut Simarmata (2010:321)[30], klasifikasi white box testing mencakup beberapa pengujian, yaitu:

  1. Pengujian unit (unit testing)
    Pengembang melaksanakan pengujian unit untuk memeriksa apakah modul tertentu atau kode unit bekerja dengan baik. Pengujian unit berada pada tingkat yang sangat dasar seperti ketika unit kode dikembangkan atau fungsi tertentu dibangun. Pengujian unit berkaitan dengan unit secara keseluruhan. Hal ini akan menguji interaksi antara berbagai fungsi, tetapi membatasi pengujian di dalam satu unit. Lingkup yang tepat dari unit ditinggalkan kepada interpretasi, pendukung kode pengujian, kadang-kadang disebut perancah (scaffolding), mungkin diperlukan untuk mendukung setiap pengujian. Jenis pengujian ini digerakkan oleh tim arsitektur dan implementasi.
  2. Analisis statis dan dinamis (static and dynamic analysis)
    Analisis statis dilibatkan melalui kode untuk mengetahui segala kemungkinan cacat dalam kode, sedangkan analisis dinamis akan melibatkan pelaksanaan kode dan penganalisisan hasilnya.
  3. Cakupan pernyataan (statement coverage)
    Dalam hal ini, jenis pengujian kode dijalankan dengan setiap pernyataan dari aplikasi yang dijalankan minimal sekali. Hal tesebut membantu dalam memastikan semua pernyataan untuk dijalankan tanpa efek samping.
  4. Cakupan cabang (branch coverage)
    Tidak ada aplikasi perangkat lunak yang dapat ditulis dengan cara pengodean, di beberapa titik kita perlu mengetahui cakupan cabang untuk melakukan fungsi tertentu. Pengujian cakupan cabang membantu pamvalidasian semua cabang di dalam kode dan memastikan bahwa tidak ada yang mengarah ke percabangan perilaku abnormal dari aplikasi.
  5. Pengujian mutasi (mutation testing)
    Pada pengujian ini, aplikasi diuji untuk kode yang telah dimodifikasi setelah pemasangan bug/cacat tertentu. Hal ini juga membantu dalam menemukan kode dan strategi pengodean yang dapat membantu dalam mengembangkan fungsi secara efektif.

Konsep Dasar Requirrement Elicitation

  1. Requirement
  2. Menurut Guritno (2011:301)[37], “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

    1. Unambiguous (tidak ambigu)
    2. Complete (lengkap)
    3. Consistent (konsisten)
    4. Modifiable (dapat diubah)
    5. Traceable (dapat dilacak)
    6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

    Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Functional requirements
      Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya ayang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
    2. Nonfunctional requirements
      Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.
    3. Constraints (psudo requirement)
      Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.
  3. Definisi Elisitasi
  4. Menurut Guritno (2011:302)[37], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[38], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Dari kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa elisitas adalah rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat sesuai keinginan pihak lain.

  5. Tujuan Elisitasi Kebutuhan
  6. Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67)[38], elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

    1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries).
      Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.
    2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan.
      Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem),dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.
    3. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.
      Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.
  7. Tahap-Tahap Elisitasi
  8. Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[37] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I
      Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II
      Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
      Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:
      1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III
      Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
      1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
      2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
      3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
      2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
      3. Low (L): Mudah dikerjakan.
    4. Final Draft Elisitasi
      Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
  9. Masalah dalam Elisitasi
  10. Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[38], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni: masalah cakupan (scope), masalahan pemahaman, dan masalah perubahan.

    1. Masalah ruang lingkup
      Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.
    2. Masalah pemahaman
      Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.
    3. Masalah perubahan
      Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.
  11. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75)[38], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Literature Review

  1. Definisi Literatur Review
  2. Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:86)[37], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

    Menurut Semiawan (2010:104)[39], mendefinisikan Literature Review sebagai berikut:

    Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

  3. Langkah-Langkah Literatur Review
  4. Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:87)[37], dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
    4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
    5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.
  5. Jenis-Jenis Penelitian
  6. Menurut Guritno (2011:22)[37], jenis-jenis penelitian yaitu:

    1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
      Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik.
      1. Penelitian Dasar
        Penelitian dasar (basic research) disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research). Penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
      2. Penelitian Terapan
        Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
      3. Penelitian Evaluasi
        Penelitian evaluasi (evaluation research) fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja; sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.



      Tabel 2.2 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluasi

      22_zps91afacf0.jpg

      Sumber: Guritno (2011:26)[37]


    2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
      Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu:
    1. Penelitian Deskriptif
      Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.
    2. Penelitian Prediktif
      Penelitian prediktif (predictive research). Studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
    3. Penelitian Improftif
      Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan, atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu program.
    4. Penelitian Eksplanatif
      Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
    5. Penelitian Eksperimen
      Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
    6. Penelitian Ex Post Facto
      Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
    7. Penelitian Partisipatori
      Bonnie J. Cain, penulis buku Parsticipatory Research; Research with Historical Consciousness, mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
    8. Penelitian dan Pengembangan
      Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.


  7. Tujuan Literatur Review

Menurut Hermawan (2009:45)[40], tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.
  2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
  3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuam penelitian lain dengan topik serupa.


Literatur Review

Penerapan merode penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah:

  1. Hary Nela Tri Yudhi Astuti, Resi Yudhaningsih
    Penelitian ini membahas mengenai : Petty Cash Berbasis Kompetensi pada PT. Holcim Tbk. Pabrik Cilacap, pada penelitian ini lebih fokus terhadap tujuan untuk mengetahui penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia unit kompetensi memproses dokumen dana kas kecil. Metode pencatatan yang digunakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. dalam memproses dokumen dana kas kecil membuktikan apakah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia untuk unit kompetensi memproses dokumen dana kas kecil telah sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Metode yang digunakan dalam mengelola dana petty cash adalah metode dana tetap. Hal ini membuktikan bahwa rumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia unit kompetensi memproses dokumen dana kas kecil telah sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang dalam hal ini adalah PT. Holcim Indonesia Tbk. Pada sistem yang diusulkan ini masih terdapat kekurangan, karena PT. Holcim Indonesia Tbk. Memiliki dua macam petty cash berdasar sumber dana dan penggunaan dananya. Sehingga Proses identifikasi ini rumit. dan tidak di jelaskan pula sistem saldo apa yang digunakan dalam pembentukan dana kas kecilnya.
  2. Umi Maria Ulfa
    Penelitian ini membahas mengenai: “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas pada PT. Global Engineering Technology Jakarta”, pada penelitian ini lebih fokus terhadap Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern pengeluaran kas di PT. Global Engineering Technology Jakarta sudah dilaksanakan dengan memadai atau belum. Pada sistem yang diusulkan ini masih terdapat kekurangan, karena tidak di jelaskan secara rinci sistem saldo apa yang digunakan dalam pembentukan dana kas kecilnya.
  3. Ony Widileatariningtyas, Dwi Rahayu Boedi Kartini, Rio Yunanto (2012)
    Penelitian ini membahasa tentang “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan (Studi Kasus pada PT. 212 Siaga Property Management)” penulis merancang sebuah sistem informasi akuntansi laporan keuangan berbasis client server menggunakan Software Microsof Visual Basic & MySQL Server sebagai databasenya alasannya karena memiliki kemudahan pengoperasian sehingga tidak menyulitkan pengguna, perancangan sistem dengan kelengkapan sistem menggunakan diagram konteks, data flow diagaram, entity relationship diagram, dan Flowchart yang berupa input dari data penerimaan dan pengeluaran perusahaan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan, selain itu untuk membantu dalam pengefektifan waktu menghasilkan informasi keuangan perusahaan. Kekurangan dalam sistem ini adalah aplikasi perancangannya menggunakan aplikasi berbasis dekstop yaitu sebelum menjalankan aplikasi ini harus di install terlebih dahulu di tiap komputer, jika membutuhkan banyak komputer biasanya memerlukan hardware dengan spesifikasi tinggi.
  4. Siti Saridatur Rohmi (2010)
    Penelitian ini membahas tentang “Sistem Informasi Laporan keuangan berbasis web, penulis membuat aplikasi berbasis web karena segala informasi laporan keuangan dapat di update sehingga user tidak mengalami kesulitan dalam mencari informasi, perangkat lunak yang digunakan adalah internet explorer sebagai we browser yang telah ada dalam ms Window dan MySQL sebagai databasenya, sedangkan kelemahan dari aplikasi ini adalah user atau pengguna aplikasi ini hanya sebatas admin saja sehingga tidak adanya pengawasan dari pihak lain atau pihak yang terkait (rentan penggunaan) serta perlu di lakukan evaluasi berkala terhadap sistem.
  5. Maulida (2014)
    Penelitian ini membahas tentang “Laporan Keuangan Penjualan pada PT. Putera Pasar Baru” aplikasi perancangan program yang digunakan adalah berbasis web dengan bahasa pemograman Php, App Serv sebagai pendukung aplikasi yang di gunakan adalah Web Server dan juga di gunakan MySQL sebagai data base yang di bangun dan media tampilannya menggunakan dreamweaver sehingga dapat menyelesaikan permasalahan laporan keuangan penjualan yang ada, serta dapat menghasilkan data yang akurat, pada sistem yang di rancang masih terdapat kekurangan yang perlu untuk di perbaiki, yaitu menampilkan laporan arus kas untuk dijadikan evaluasi untuk pengembangan sistem ke depannya.
  6. Karmelia Ester Lamia (2012)
    Penelitian ini membahas tentang “Perancangan Sistem Laporan Keuangan pada CV. Chara Florist Berbasis Web” sistem yang di usulkan oleh penulis yaitu dengan menggunakan bahasa pemograman php dan mySql sehingga di nilai mampu memperbaiki masalah dalam menyusun laporan keuangan menjadi lebih efektif dan efisien, dengan laporan yang terperinci.


BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat PT. Jalur Sejuk

PT. Jalur Sejuk adalah merupakan sebuah perusahaan pendingin nasional yang sepenuhnya didirikan terutama untuk melayani kebutuhan para pelanggan, perusahaan ini resmi berdiri pada tahun 1987, PT. Jalur sejuk sendiri di dukung oleh tenaga profesional yang berkompeten dibidangnya masing–masing, PT. Jalur Sejuk memiliki pengalaman dalam pembuatan panel insulasi, produk yang dihasilkan adalah Coldstorage/Pendingin, Shelter/Ruang Telekomunikasi, Cleanroom/ruang produksi untuk obat dan makanan dengan bahan utama baja tahan karat (stainless steel), Panel insulasi yang di produksi mampu menghasilkan panjang panel tunggal hingga 12 m, dengan ketebalan 50 mm hingga 200 mm dalam tinggi 25 mm, Produk tersebut dibuat dengan fungsi yang akan dipergunakan sesuai dengan permintaan kebutuhan pelanggan. produk-produk yang dihasilkan di kerjakan dengan sebaik-baiknya berdasarkan pada komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik, dan berkualitas, serta ketepatan waktu dalam pengerjaannya.

PT. Jalur Sejuk berada dikawasan industri di daerah Tangerang 30 km dari Jakarta Pusat atau tepatnya di jalan Mochamad Toha km 6 no 32 Nagrak Tangerang 15131,

Denah Lokasi PT Jalur Sejuk Tangerang

denahjalursejuk_zps035b9ca8.jpg

Sumber : www.plus.google.com

Gambar 3.1 Lokasi PT Jalur Sejuk

Denah Lokasi PT Jalur Sejuk Tangerang

petajalursejuk_zpsdc568a18.jpg

Sumber : Sumber Dokumen PT. Jalur Sejuk

Gambar 3.2 Denah Lokasi PT Jalur Sejuk

Gedung PT Jalur Sejuk Tangerang

gedungjalursejuk_zps3583e593.jpg

Sumber : Sumber PT. Jalur Sejuk

Gambar 3.3 Gedung Lokasi PT Jalur Sejuk

Saat ini PT. Jalur Sejuk memiliki staf keseluruhan 135 orang, yang tergolong kedalam beberapa jenis karyawan yaitu:

  1. Karyawan Staff Kantor dan Direktur Meliputi:
    1. Direktur (1 orang)
    2. Sekretaris (1 orang)
    3. Manager Marketing, Staff Marketing, Drafter (3 orang)
    4. Manager Proyek, Koordinator Proyek (3 orang)
    5. Manager Produksi (1 orang)
    6. Manager HRD and Umum (2 orang)
    7. Manager Akunting & Keu, Staff Akunting, Staff Keuangan, Kasir (4 orang)
    8. Manager Logistik, Bagian Pembelian, Bagian Gudang (5 orang)
  2. Karyawan Produksi Meliputi:
    1. Bagian Panel : 20 orang
    2. Bagian Pintu : 6 orang
    3. Bagian Finishing : 5 orang
    4. Bagian Rakit Mesin : 10 orang
    5. Bagian Pemeliharan : 3 orang
  3. Karyawan Pelaksana Meliputi:
    1. Bagian Teknisi : 7 orang
    2. Bagian Security : 6 orang
    3. Bagian Driver : 2 orang
    4. Bagian Cleaning Service  : 2 orang
    5. Bagian Ekspedisi : 4 orang
  4. Pekerja dalam kesepakatan kerja:
  1. Pembantu Teknisi : ±30 orang

Untuk memberikan pelayanan dan kualitas yang terbaik. PT. Jalur Sejuk terus mengembangkan diri dengan menggunakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan teknologi yang modern.

Sampai saat ini perusahaan yang didirikan sejak tahun 1987 dapat dikatakan perusahaan ini berkembang dengan baik dan maju dalam bidang pembuatan panel insulasi dan mesin pendinginnya. Berikut adalah produk-produk yang ditawarkan oleh PT. Jalur Sejuk

  1. Manufacturing polyurethane insulation panels (pembuatan panel insulasi berbahan polyurethane)
  2. Manufacturing Kitchen and Stainless Steel Fabrication (Pembuatan Alat dapur berbahan stainless)
  3. Manufacturing (Custom made) Ice Block Plant (pembuatan es balok)
  4. Stockiest of Refrigeration & Air conditioning spare parts, Tools, Condensing Unit, etc. (spare part mesin pendingan)
  5. Supervision and inspection of cold store, freezer, and associated equipment (pengawasan dan pemeriksaan gudang pendingin, gudang beku, beserta spare partnya, dalam hal ini jasa service)
  6. Commissioning of complete cold store, freezer and related refrigeration plants (Pengunjian atau testing menyeluruh terhadap gudang pendingin, gudang beku, dan pendingin terkait)
  7. Commisioning of ME & CKD Shelter for telecomunication application (pengujian dan testing shelter untuk aplikasi telekomunikasi)

Gambar34produkyangdihasilkanPTJalurSejuk_zps6cf115e9.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.4 Produk Yang Dihasilkan PT Jalur Sejuk

Gedung PT Jalur Sejuk Tangerang

Gambar35produkyangtelahdidistribusikanPTJalurSejuk_zpsc3955599.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.4 Produk Yang Dihasilkan PT Jalur Sejuk

Gambar36CategoryProjectMortuaryRefrigeratorRSTangerang_zps7c9b42b2.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3. Category PRoject Mortuary Refrigator RS Tangerang

Project Description Mortuary Refrigerator RS Tangerang

Dinding atap dan lantai ruangan terbuat dari plat S/S AISI 304 0,8 mm untuk bagian luar dan 0,6 m untuk bagian dalam memakai insulasi polyurethane machine injected, density 38-40 kg/m3 dengan ketebalan 4 inch untuk body dan 3 inch untuk sekat partisi

Project Specification
Aksesoris yang terpasang:

  1. Hinges dan latches
  2. Door heater

Set mesin pendingin:

  1. Temperature: -10C
  2. Condensing unit air cooled condensing unit 220 volt, 50 mhz/ 1 ph memakai freon R-22

(di luar body mortuary)
Evaporator : evaporator di dalam body mortuary
Panel Box: panel box control listrik
Kelistrikan: bilamana suhu naik mencapai batas maka kelistrikannya akan hidup otomatis, bila mana sushu turun mencapai batas makan mesin otomatis stop.

37_zps64f455f4.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.7 Category Project Baliwanto

Project Description
Project untuk baliwanto yang dilakukan pada tanggal 05 maret 2011 yang berlokasi di tangerang, dengan proyek pembuatan coldroom, beserta fasilitas pendingin lainnya sebagai penunjang untuk pendingin ruangan, dengan brand yang di pasang adalah Bitzer
Project Spesification

  1. COLDROOM
    1. Semi Knock Down
      Coldroom 1=P. 20.000 mm x L 6.000 mm x T 6.000 mm
      Coldroom 2=P. 20.000 mm x L 6.000 mm x T 6.000 mm
      Coldroom 3=P. 20.000 mm x L 6.000 mm x T 6.000 mm
    2. Bahan Insulasi:
      1. Untuk dinding polyurethane 125 mm (5 inch) dilengkapi dengan camlock joint system dengan bahan lapisan bagian dalam dan luar dari galvanis colorbond.
      2. Untuk atap polyurethane 100 mm(4 inch) dengan camlock joint sistem dengan bahan lapisan bagian dalam dan luar dari galvanis colorbond.
    3. Pintu sliding door uk. lubang pintu L1800 mm x T 2500 mm, bahan lapisan galvanis colorbond di lengkapi dengan heater dan strip curtain
    4. Lantai polyurethane block foam 100 mm (cor semen by owner)
    5. Asesoris Ventilator
  2. Set mesin pendingin untuk coldroom 1 s/d 3 (-20 Deg C):
  1. Condensing unit : Air cooled condensing unit Bitzer open type III komplit dengan asesoris standart
  2. Evaporator Searle
  3. Panel box listrik kontrol listrik 2 in 1

38_zps92482d2b.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.8 Category ProjectPT. Karya Intertek Kencana Cikarang Jawa Barat

Project Description PT. Karya Intertek Cikarang-Jawa Barat
Proyek untuk PT. Karya Intertek yang dilakukan pada tanggal 02 maret 2011, yang berlokasi di cikarang-Jawa Barat. Dengan proyek pembuatan coldroom beserta fasilitas pendingan lainnya sebagai penunja g untuk pendingin ruangan

Project Specification

  1. Return duck tipe “U”, ukuran variasi
    Bahan lapisan
    Polyurerthane 50 mm (2 inch), lapisan bagian luar dari stainless stell, bagian dalam dari galvanis colorbond.
  2. Return Duck tipe “L”, ukuran variasi
    Bahan lapisan
    Polyurethane 50 mm (2 inch), lapisan bagian luar dari stainless steel bagian dalam dari galvanis colorbond.

39_zps5f13d238.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.9 Category Project PT. Taikisha Kawarang Jawa Barat

Project Description PT. Taikisha Karawang-Jawa Barat

Proyek untuk PT. Taikisha yang dilakukan pada tanggal 02 maret 2011, yang berlokasi di karawang-Jawa Barat. Dengan proyek pembuatan coldroom, beserta fasilitas pendingin lainnya

  1. Coldroom-Semi Knock down
    1. Ukuran luar P 11.800. mm x L 10.000 mm x 2.850 mm
    2. Bahan Insulasi
      Polyurethane 100 mm (4 inch) dilengkapi dengan camlock joint sistem, bahan lapisan bagian dalam dna luar dari galvanis colorbond
    3. Pintu
      2 (dua) set sliding door uk. lubang pintu L 1800 x T 2200 mm, bahan lapisan galvanis colorbond.
    4. Lantai
      Polyurethane block foam 100 mm (cor semen by owner)
  2. Outdoor unit
    Air cooled condensing unit Bitzer 4DC.7.2 komplit dengan aksesoris standar

Visi dan Misi

  1. Visi PT. Jalur Sejuk
  2. “Menjadi salah satu industri pembuatan alat pendingin yang mampu bersaing di pasar global. Membuat produk terbaik dari produk yang serupa dengan kompetitor lain namun unggul dalam segi kualitas dan bahan”

  3. Misi PT. Jalur Sejuk
    1. Memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang dan jasa dengan mutu terbaik.
    2. Memperhatikan keselamatan kerja dan kelestarian dilingkungan sekitar perusahaan.
    3. Menyediakan solusi kepada para pelanggan dalam pembuatan produk panel insulasi dan mesin pendingin sesuai dengan kebutuhan pelanggan meliputi desain dan instalasi.
    4. Menjaga konsistensi serta kualitas dari produk yang di buat dan di instalasi.
  4. Tujuan PT. Jalur Sejuk
  1. Menjaga kualitas produk yang ditawarkan baik dari segi desain, pembuatan serta instalasi.
  2. Meningkatkan produktifitas para pekerja, untuk mencapai keuntungan maksimal sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
  3. Memuaskan kebutuhan dari pelanggan dengan nilai-nilai tertentu.
  4. Nilai ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat disekitar perusahaan, sehingga dapat menampung tenaga kerja.

Struktur Organisasi Perusahaan

Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dimana organisasi tersebut dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam setiap organisasi. Struktur mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi dalam pembuatan keuputusan dan ukuran satuan kerja.

gambar%203.10_zpsyjwpzkkx.jpg

Sumber : Sumber www.jalurSejuk.co.id

Gambar 3.10 Struktur Organisasi PT. Jalur Sejuk

Tugas dan Tanggungjawab

  1. Direktur
    Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan terbatas (PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas.
    Tugas dan Tanggung Jawab Direktur:
    1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
    2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)
    3. Menyetujui anggaran perusahaan
  2. Sekretaris
    Tugas utama seorang sekretaris adalah membantu direktur dalam menyelesaikan tugas-tugas kepemimpinananya:
    1. Menyiapkan agenda rapat Direktur
    2. Menyusun administrasi perusahaan, yang berhubungan dengan pekerjaan direktur.
    3. Mengatur daftar kegiatan perusahaan
  3. Manager Marketing
    Tugas dan tanggung jawab manager marketing yaitu:
    1. Menentukan harga jual, produk yang di disain oleh drafter, Memonitor perolehan order serta memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.
    2. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan sesuai dengan target yang ditentukan.
    3. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design & untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.
    4. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang ditentukan.
  4. Manager Proyek
    Tugas dan tanggung jawab sebagai manajer proyek, antara lain:
    1. Merencanakan atau menjadwalkan proyek, serta mengkomunikasikannya
    2. Melaksanakan tugas-tugas pengarahan dan pendayagunaan serta pengawasan atas semua personil proyek dalam bidang pelaksanaan.
    3. Bertanggungjawab kepada direksi dengan menjalin koordinasi sebaik-baiknya dengan bagian-bagian yang lain.
    4. Pelaksanaan kewajiban-kewajiban perusahaan sesuai perjanjian dengan pemilik proyek
    5. Pelaksanaan yang sesuai dengan rencana kerja dengan ekonomis menguntungkan perusahaan dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
  5. Manager Production
    Tugas dan tanggung jawab manager production yaitu:
    1. Bekerja sama dengan manager marketing dalam penyusunan rencana dan jadwal produksi.
    2. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.
    3. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.
    4. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan. Serta menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya.
    5. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.
    6. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.
  6. Manager HRD/Umum
    Tugas dan tanggung jawab manager Hrd/Umum yaitu:
    1. Mengelola orang-orang yang ada di dalam perusahaan, yang intinya HRD Manager mengelola karyawan agar memiliki performance yang terus meningkat.
    2. Membuat system HR yang efektif dan efisien ; misalnya membuat job description, performance management system, recruitment & selection management system, training & development system, Compensation & Benefit Management System.
    3. Memastikan bahwa karyawan selalu produktif, loyal dan punya kontribusi terhadap perusahaan.
    4. Memastikan setiap karyawan, baik karyawan baru maupun karyawan lama memiliki 3C, yaitu : Competency, Commitment dan Contribution.
    5. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengawasan dan melaksanakan evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
    6. Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan rekapitulasi absensi karyawan,perhitungan gaji, tunjangan dan bonus.
  7. Manager Akunting/Keuangan
    Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan perusahaan ( mulai dari menjurnal sampai dengan mengarsip dokumen) untuk menjamin kelancaran, keakuratan dan ketertiban administrasi keuangan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab
    1. Melakukan pengaturan keuangan perusahaan
    2. Berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal terkait dengan aktivitas keuangan perusahaan.
    3. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan perusahaan
    4. Membuat laporan mengenai aktivitas keuangan perusahaan
    5. Melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen dan rekonsiliasi dengan unit lain.
    6. Melakukan perhitungan gaji karyawan
    7. Melakukan pengecekan laporan petty cash
  8. Manager Logistik
    Tugas dan wewenang manager logistik yaitu:
    1. Merencanakan kebutuhan barang yang diperkirakan akan digunakan
    2. Melakukan pembagian tugas dan perincian pekerjaan setiap personil gudang.
    3. Manajemen logistik berfungsi mengatur pengadaan barang. Menetapkan jumlah stock minimum untuk melakukan pemesanan kembali.
    4. Menyimpanan Barang yang telah sesuai order kemudian dimasukkan lokasi penyimpanan.
    5. Mendistribusikan barang kepada orang yang membutuhkan dengan tepat spesifikasi, tepat jumlah.
    6. Manajemen logistik mencakup fungsi pemeliharaan baik terhadap barang yang disimpan, pencatatannya, maupun pemeliharaan handling material.
  9. Staff Marketing
    Tugas dan tanggung jawab Staff Marketing yaitu:
    1. Menyiapkan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan, surat perkenalan, penawaran harga, terhadap calon pelanggan yang potensial.
    2. Mengumpulkan dan membagi informasi market dengan team sales lainnya dan jika diperlukan dapat mengunjungi pelanggan dalam bentuk team sales
    3. Mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.
    4. Membuat laporan harian/mingguan mengenai target penjualan
  10. Drafter
    Tugas dan tanggung jawab Drafter yaitu:
    1. Membuat gambar pelaksanaan.
    2. Menyesuaikan gambar pelaksana dengan kondisi nyata dilapangan.
    3. Menjelaskan kepada pelaksana nyata dilapangan
    4. Berkerjasama dengan tim marketing mengenai gambar yang di usulkan.
  11. Koordinator Proyek
    Tugas dan tanggung jawab koordinator proyek yaitu:
    1. melaksanakan penjadwalan kegiatan teknis operasional proyek.
    2. melaksanakan pengadaan, pengawasan, pendampingan, dan evaluasi konsultan Teknis.
    3. mengkoordinasikan kegiatan pertemuan teknis.
    4. melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi teknis kegiatan proyek.
    5. menyusun laporan-laporan pelaksanaan teknis secara berkala
  12. Teknisi
    Tugas dan tanggung jawab teknisi yaitu:
    1. Melaksanakan jasa pemasangan insulasi panel yang sudah dipesan oleh konsumen.
    2. Membuat laporan secara berkala kepada koordinator proyek.
    3. Mengkoordinasikan kegiatan sehari-hari selama dilapangan kepada koordinator proyek.
  13. Bagian Panel
    Tugas dan tanggung jawab bagian panel yaitu:
    1. Mencetak panel insulasi berdasarkan permintaan konsumen atas perintah manager produksi.
    2. Mengkoordinasikan kegiatan sehari-hari kepada manager produksi.
  14. Bagian Pintu Panel
    Tugas dan tanggung jawab bagian pintu panel yaitu:
    1. Membuat pintu panel insulasi berdasarkan permintaan konsumen atas perintah manager produksi.
    2. Mengkoordinasikan kegiatan sehari-hari kepada manager produksi
  15. Bagian Kitchen
    Tugas dan tanggung jawab bagian kitchen yaitu:
    1. Memproduksi kelengkapan asesoris dari panel insulasi berdasarkan permintaan konsumen atas perintah manager produksi
    2. Mengkoordinasikan kegiatan sehari-hari kepada manager produksi.
  16. Bagian Finishing
    Tugas dan tanggung jawab bagian finishing yaitu:
    1. Merapihkan pekerjaan dari hasil cetak panel atas perintah manager produksi.
    2. Mengkoordinasikan pekerjaan sehari-hari kepada manager produksi.
  17. Bagian Rakit Mesin
    Tugas dan tanggung jawab bagian rakit mesin yaitu:
    1. Merakit mesin pendingin sesuai dengan permintaan konsumen atas perintah dari manager produksi.
    2. Mengkoordinasikan pekerjaan sehari-hari kepada manager produksi.
  18. Bagian Pemeliharaan
    Tugas dan tanggung jawab bagian pemeliharaan yaitu:
    1. Memelihara mesin-mesin produksi secara berkala untuk dilaporkan kepada manager produksi.
    2. Mengkoordinasikan pekerjaan sehari-hari kepada manager produksi.
  19. Bagian Security
    1. Melaksanakan Pengamanan secara menyeluruh dilokasi kerja.
    2. Melaksanakan Tugas dan Fungsi sesuai dengan penempatan dilokasi masing-masing.
    3. Melakukan pemeriksaan pada tamu / pemilik yang akan masuk ke area kerja.
    4. Menahan KTP/ SIM setiap tamu yang akan memasuki area kerja.
    5. Memeriksa setiap Mobil / Motor yang masuk atau keluar.
    6. Menertibkan Parkir Mobil dan Motor pada saat parkir.
    7. Anggota Bertanggung Jawab atas Tugas dan Fungsi, selama melaksanakan tugas.
  20. Driver
    Tugas dan tanggung jawab driver yaitu:
    1. Mengantar jemput teknisi untuk bertugas dilapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
    2. Mengisi bahan bakar kendaraan sesuai dengan surat perintah dan melaporkan kuitansi/bon hasil pengisiannya.
    3. Membawa kendaraan ke bengkel untuk mengganti olie, tune-up, mengganti spare-parts, mengganti ban, dan lainnya secara berkala sesuai jadwal, berdasarkan surat perintah
  21. Cleaning Service
    Tugas dan tanggung jawab cleaning service yaitu:
    1. Membersihkan area pabrik dan kantor.
    2. Merapihkan area pabrik dan kantor.
    3. Mengkoordinasikan kegiatan sehari-hari kepada manager HRD
  22. Staff Akunting
    Tugas dan tanggung jawab staff akunting yaitu:
    1. Mengelola laporan keuangan perusahaan.
    2. Mengelola laporan perpajakan perusahaan.
    3. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam program
  23. Staff Keuangan
    Tugas dan tanggung jawab staff keuangan yaitu:
    1. Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang/piutang
    2. Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan
    3. Menginput penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembayaran ke supplier dengan tepat waktu dan akurat.
    4. Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan benar.
  24. Kasir
    Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu:
    1. Menginput transaksi harian petty cash secara periodik.
    2. Menginput permintaan anggaran petty cash dari berbagai departemen
    3. Kasir membuat laporan kas harian kemudian diserahkan kepada manajer akunting dan keuangan beserta bukti-bukti pendukung untuk diperiksa.
    4. Membuat laporan bulanan petty cash kepada manager akunting & keuangan
  25. Bagian Pembelian
    Tugas dan tanggung jawab bagian pembelian yaitu:
    1. Membuat laporan pembelian dan pengeluaran barang.
    2. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol.
    3. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriterian perusahaan.
    4. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan.
    5. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme.
  26. Bagian Gudang
    Tugas dan tanggung jawab bagian gudang yaitu:
    1. Memeriksa barang – barang yang di retur dari konsumen.
    2. Menyiapkan barang - barang dengan benar dan cepat sesuai dengan Sales Order
    3. Mempacking barang - barang yang akan dikirim dengan benar.
    4. Membantu mencek perlengkapan/ jumlah/ kondisi atas barang - barang yang akan dikirim.
    5. Mengembalikan semua peralatan dan barang yang telah selesai digunakan.
    6. Turut menjaga kebersihan, keselamatan kerja dan keutuhan barang didalam gudang.
    7. Membantu Proses bongkar muat barang.
  27. Ekspedisi
    Tugas dan tanggung jawab ekspedisi yaitu:
  1. Mengantar jemput teknisi untuk bertugas dilapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  2. Mengantar barang pesanan ke lokasi yang telah ditentukan oleh konsumen.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti melalui wawancara dan observasi, sistem yang berjalan saat ini pada PT. Jalur Sejuk adalah sebagai berikut:

  1. Prosedur Permintaan Anggaran
    Kasir menerima permintaan anggaran dana dari berbagai departemen untuk operasional perusahaan sehari-hari, setelahnya dibuatlah laporan permintaan anggaran lalu diserahkan kepada Manager Akunting & Keuangan untuk dicek dengan detail dan melakukan verifikasi data kepada departemen terkait dana anggaran yang diminta. Apabila tidak sesuai maka laporan tersebut tidak di acc dan diserahkan kembali kepada kasir untuk diperbaiki.
  2. Prosedur Pengajuan Anggaran
    Laporan permintaan anggaran yang sudah di buat di ajukan kepada Manager Akunting & Keuangan. lalu di teruskan kepada Direktur untuk pengajuan dana, apabila direktur menyetujui, maka direktur mengeluarkan dana sesuai dengan permintaan anggaran.
  3. Prosedur Penerimaan Kas
    Direktur mengeluarkan dana sesuai dengan permintaan anggaran, lalu menyerahkannya kepada Manager Akunting & Keuangan kemudian diserahterimakan kembali kepada kasir untuk operasional
  4. Prosedur Pengeluaran Petty Cash
    Kasir mengeluarkan /menyalurkan dana ke masing-masing departemen terkait sesuai dengan anggaran yang di minta, dengan terlebih dahulu menerima bukti penerimaan kas untuk operasional
  5. Prosedur Pertanggung jawaban Petty Cash
    Masing-masing departemen membuat laporan pertanggung jawaban beserta kelengkapan bukti pendukung terkait pertanggung jawaban, kemudian Kasir mencatat transaksi pengeluaran kas harian ke dalam bukti kas.
  6. Prosedur Pembuatan Laporan Petty Cash
    Bukti pengeluaran kas yang sebelumnya sudah di buat oleh kasir kemudian di input di komputer satu persatu, setelah lengkap input semua transaksi tersebut lalu dibuatlah laporan petty cash harian, kemudian diserahkan kepada Manager akunting & Keuangan untuk dicek secara detail antara laporan petty cash beserta bukti pendukung. Apabila tidak sesuai maka laporan tersebut di Tolak dan dikembalikan kepada kasir untuk dilakukan perbaikan.
  7. Prosedur Pembuatan Laporan Bulanan Petty Cash
    Kasir membuat laporan bulanan petty cash berdasarkan hasil rekapan laporan petty cash harian selama 1 bulan yang telah di acc oleh Manager Akunting & Keuangan, maka dibuatlah laporan tersebut, setelah itu diserahkan kepada manager Akunting & Keuangan.


  1. Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem
  2. gambar%203.11_zpsxyfwuiqd.jpg

    Gambar 3.4 Use Case Diagram Yang Sedang Berjalan Pada PT Jalur Sejuk

    Berdasarkan gambar 3.11 Use Case Diagram yang berjalan saat ini dapat dijelaskan:

    1. sistem yang mencakup seluruh kegiatan laporan petty cash.
    2. 3 actor yang melakukan kegiatan diantaranya: Kasir, Manager Akunting & Keuangan, Direktur.
    3. 8 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor, permintaan anggaran petty cash, pengajuan anggaran petty cash, penerimaan kas, pengeluaran petty cash, pertanggung jawaban petty cash, membuat laporan petty cash, cek laporan petty cash, membuat laporan petty cash.
    4. 4 include, acc pengajuan anggaran petty cash, tolak pengajuan anggaran petty cash, acc laporan anggaran petty cash, tidak acc laporan anggaran petty cash.


  3. Analisa Sistem Yang Berjalan pada Activity Diagram
    Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berkahir, activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi ada beberapa eksekusi
  4. Activity Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT. Jalur Sejuk

    gambar3.12_zpsryr34exb.jpg

    Gambar 3.12 Activity Diagram Yang Sedang Berjalan Pada PT Jalur Sejuk

    Berdasarkan gambar 3.12 Activity Diagram Yang berrjalan saat ini terdapat:

    1. 3 Swimline, yaitu Kasir, Manager Akunting & Keuangan, Direktur.
    2. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
    3. 11 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan pembuatan laporan permintaan anggaran petty cash.
    4. 1 decision node, menjelaskan tentang hasil dari action yang dilakukan.
    5. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir
  5. Analisa Sistem Yang Berjalan pada Sequence Diagram
    Sequence diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berkahir, sequence diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi

Sequence Diagram yang berjalan pada PT. Jalur Sejuk


gambar%203.13_zpso0lh3kfn.jpg

Gambar 3.13 Sequence Diagram Sistem Laporan Petty Cash Pada PT Jalur Sejuk

Berdasarkan gambar 3.13 Sequence Diagram Sistem Permintaan Anggaran Petty Cash yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 4 lifetime yaitu anggaran, dana, kas, petty cash.
  2. 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu Kasir, Manager Akunting & Keuangan, Direktur.
  3. 15 message, diantaranya permintaan anggaran, pengajuan anggaran, cek anggaran, acc, tolak, pengajuan dana, dana turun, menyerahkan kas, penerimaan kas, kas diterima, pengeluaran petty cash, pertanggung jawaban petty cash, cek laporan petty cash, acc, tolak


Analisa Sistem Berjalan

Metode Analisa Sistem

Metode analisa yang digunakan yaitu value chain yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

gambar%203.14_zpsdi8a0chl.jpg

Gambar 3.14 Metode Analisa Sistem

  1. Permintaan Anggaran
    Masing-masing departemen (purchasing, proyek instalasi, ekpsedisi, dll) mengajukan permintaan anggaran kepada kasir.
  2. Pengajuan Anggaran
    Kasir mengajukan dana anggaran kepada manager akunting & keuangan besarnya sesuai dengan permintaan anggaran dari masig-masing depatemen yang telah mengajukan permintaan anggaran terlebh dahulu.
  3. Penerimaan Kas
    Direktur mengeluarkan dana sesuai dengan permintaan lalu menyerahkan dana tersebut kepada manager akunting & keuangan untuk di teruskan kepada kasir, kasir mencatat bukti penerimaan kas tersebut kedalam voucher kas masuk besarnya sesuai dengan dana yang diberikan oleh manager akunting & keuangan.
  4. Pengeluaran petty cash
    Kasir mengeluarkan/ menyalurkan dana tersebut kepada masing-masing depatemen sesuai dengan permintaan anggaran, dan sebagai bukti penerimaan dana kasir menerbitkan bukti penerimaan dana yang ditandatangani oleh penerima dana atau dalam hal ini departemen terkait.
  5. Pertanggungjawaban petty cash
    Masing-masing depatemen membuat laporan pertanggungjawaban dana yang telah di ambil sebelumnya dengan menyertakan bukti pendukung yang valid dan sesuai dengan pemakaian dana. kemudian Kasir mencatat transaksi pengeluaran kas ke dalam form bukti kas keluar
  6. Pembuatan laporan petty cash
    Bukti pengeluaran kas yang sebelumnya sudah di buat oleh kasir kemudian di input di komputer satu persatu, setelah lengkap input semua transaksi tersebut lalu dibuatlah laporan petty cash harian, kemudian diserahkan kepada Manager akunting & Keuangan.

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan
    1. Nama Masukan  : Permintaan anggaran
      Fungsi : Sebagai data awal pembuatan laporan Permintaan dana anggaran
      Sumber : Departemen terkait
      Tujuan : Manager Akun & Keuangan, Direktur Media  : Kertas
      Frekuensi : Setiap hari
      Format : Lampiran C.1
      Keterangan : Berisi data permintaan dana anggaran
    2. Nama Masukan : Mencatat transaksi pengeluaran petty cash
      Fungsi : Sebagai data awal pembuatan laporan
      pengeluaran harian petty cash
      Sumber : Kasir
      Tujuan : Manager Akunting & Keuangan, Direktur Media : Kertas
      Frekuensi : Setiap hari
      Format : Lampiran C.2
      Keterangan : Berisi data transaksi pengeluaran petty cash
    3. Nama Masukan  : Laporan bulanan petty cash
      Fungsi  : Sebagai data awal transaksi yang sudah di input harian petty cash
      Sumber : Kasir
      Tujuan : Manager Akunting & Keuangan
      Media : Kertas
      Frekuensi : Setiap transaksi pengeluaran petty cash periode 1 s/d 30 di setiap bulan
      Format : Lampiran C.3
      Keterangan : Berisi data-data hasil rekapan transaksi Pengeluaran kas setiap bulan
  2. Analisa Proses
    1. Nama Modul : Laporan permintaan anggaran
      Masukan : permintaan anggaran dana dari departemen terkait
      Keluaran : Laporan permintaan anggaran
      Ringkasan Proses : Proses dari hasil mencatat permintaan dana dari departemen terkait dan dibuat laporan permintaan anggaran untuk diperiksa manager akunting & keuangan, serta diteruskan untuk pengajuan dana kepada Direktur.
    2. Nama Modul : Laporan petty cash
      Masukan : Transaksi pengeluaran petty cash
      Keluaran : Laporan pengeluaran petty cash
      Ringkasan Proses : Proses dari hasil mencatat transaksi harian kedalam form bukti kas keluar dan di buat laporan pengeluaran petty cash untuk di periksa serta diserahkan kepada manager akunting & keuangan.
    3. Nama Modul : Laporan bulanan petty cash
      Masukan : Rekap laporan harian petty cash
      Keluaran : Laporan bulanan petty cash
      Ringkasan Proses : Proses rekap laporan harian petty cash dan dibuat laporan bulanan untuk diserahkan kepada Manager akunting & keuangan.
  3. Analisa Keluaran
  1. Nama Keluaran  : Laporan permintaan anggaran
    Fungsi : Mencetak atau menampilkan data laporan permintaan anggaran
    Media : Kertas
    Rangkap  : 2 (dua) lembar
    Distribusi : Lembar 1 (satu) asli, untuk Direktur, Lembar 2 (dua) copy, untuk Manager Akunting & Keuangan
  2. Nama Keluaran  : Laporan harian pengeluaran petty cash
    Fungsi : Mencetak atau menampilkan data laporan pengeluaran petty cash
    Media : Kertas
    Rangkap  : 2 (dua) lembar
    Distribusi : Lembar 1 (satu) asli, untuk Direktur, Lembar 2 (dua) copy, untuk Manager Akunting & Keuangan
  3. Nama Keluaran : Laporan bulanan pengeluaran petty cash
    Fungsi : Mencetak atau menampilkan rekap data laporan bulanan pengeluaran petty cash
    Media : Kertas
    Rangkap  : 1 (satu) lembar
    Distribusi : Lembar 1 (satu) asli, untuk Manager Akunting & Keuangan


Konfigurasi Sistem yang Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware
  2. Adapun perangkat keras yang digunakan dalam sistem adalah sebagai berikut:

    1. Microprocessor : PentiumIII
    2. Memory (RAM) : 512MB
    3. Hardisk : 80 GB
    4. Monitor : LDC 14”
    5. Mouse : Optical
    6. Keyboard : 108 keys
    7. Printer : Inkjet
  3. Spesifikasi Software
  4. Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam sistem adalah sebagai berikut:

    1. Sistem operasi windows XP
    2. Microsoft Excell 2010
  5. Hak Akses

Untuk mengolah data atau pembuatan laporan pengeluaran petty cash hanya dapat dilakukan oleh 3 orang yang yaitu:

  1. Direktur
  2. Manager Akunting & Keuangan
  3. Kasir

User Requirement

Requirement Elisitasi Tahap I

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

elisitasi%201_zpszhxzjuqv.jpg


elisitasi%201a_zpsspogyfyw.jpg


Requirement Elisitasi Tahap II

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

elisitasi%202_zps4qfa4tmx.jpg


elisitasi%202a_zps6pydkjn3.jpg

Keterangan :
M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting
D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting
I (Innessential): Di luar sistem atau di eliminasi

Requirement Elisitasi Tahap III

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

elisitasi%203_zpsmrcl7hmj.jpg


elisitasi%203a_zps0juqzhja.jpg


Keterangan :
T  : Technical L  : Low
O  : Operational M  : Middle
E  : Economic H  : High

Requirement Elisitasi Final

Tabel 3.4 Final Elisitasi

elisirasi%204_zpsf7hofbd2.jpg


elisitasi%204a_zpssv9msrja.jpg

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Yang Di Usulkan

Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah peneliti mengadakan penelitian dan analisa sistem yang sedang berjalan pada PT. Jalur Sejuk, maka selanjutnya peneliti akan membahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun yang bertujuan untuk memperbaiki serta menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, Berdasarkan perubahan sistem pembuatan laporan petty cash yang terjadi dan setelah kebutuhan sistem-sistem baru ditentukan, maka langkah-langah berikutnya yaitu peneliti merancang atau desain sistem usulan. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.yaitu

Adapun diagram-diagram yang akan peneliti gambarkan dalam program Visual Paradigm For UML Enterprice Edition Ver. 6.4 adalah sebagai berikut:

Use Case Diagram yang di Usulkan

Rancangan baru yang di usulkan, penambahan usulan

41_zps126ece23.jpg

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash Pada PT. Jalur Sejuk

Berdasarkan gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash yang di usulkan terdapat:

  1. Prosedur Permintaan Anggaran Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : All Departemen dan Kasir
    Skenario : Masing-masing departemen (purchasing, proyek instalasi, ekpsedisi, dll) mengajukan permintaan anggaran kepada kasir.
  2. Prosedur Pengajuan Anggaran Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Staff Akunting & Keu dan Staff Akunting
    Skenario : Masing-masing departemen (purchasing, proyek instalasi, ekpsedisi, dll) mengajukan permintaan anggaran kepada kasir.
  3. Prosedur Penerimaan Kas
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Kasir
    Skenario : Direktur mengeluarkan dana sesuai dengan permintaan lalu menyerahkan dana tersebut kepada manager akunting & keu untuk di teruskan kepada kasir, kasir mencatat bukti penerimaan kas tersebut kedalam voucher kas masuk besarnya sesuai dengan dana yang diberikan oleh manager akunting & keu.
  4. Prosedur Pengeluaran Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Staff Akunting dan Manager Akunting & Keu
    Skenario : Kasir mengeluarkan/ menyalurkan dana tersebut kepada masing-masing depatemen sesuai dengan permintaan anggaran, dan sebagai bukti penerimaan dana kasir menerbitkan bukti penerimaan dana yang ditandatangani oleh penerima dana atau dalam hal ini departemen terkait.
  5. Prosedur Pertanggungjawaban Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Direktur
    Skenario : Masing-masing depatemen membuat laporan pertanggungjawaban dana yang telah di ambil sebelumnya dengan menyertakan bukti pendukung yang valid dan sesuai dengan pemakaian dana. kemudian Kasir mencatat transaksi pengeluaran kas ke dalam form bukti kas keluar.
  6. Prosedur Pembuatan Laporan Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Direktur dan Manager Akunting & Keu
    Skenario : Bukti pengeluaran kas yang sebelumnya sudah di buat oleh kasir kemudian di input di komputer satu persatu, setelah lengkap input semua transaksi tersebut lalu dibuatlah laporan petty cash harian, kemudian diserahkan kepada Manager akunting & Keu.
  7. Prosedur Pengecekan Laporan Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor  : Kasir, Staff akunting dan Manager Akunting & Keu
    Skenario : Kasir menyerahkan laporan petty cash kepada staff akunting beserta bukti kas keluar yang berisi bukti pendukung pengeluaran kas yang sebelumnya sudah di laporkan pertanggungjawabanya oleh departemen terkait, staff akunting mengecek satu persatu diantara laporan petty cash dan buktinya setelah semua selesai kemudian di teruskan kepada manager akunting & keu untuk dilakukan pengecekan saldo kas akhir hari, jika semuanya sesuai maka laporan tersebut di acc jika tidak maka laporan tersebut di tolak.
  8. Prosedur Pembuatan Laporan Bulanan Petty Cash
    Usecase : Sistem Laporan Petty Cash
    Actor : Kasir
    Skenario : Kasir membuat laporan bulanan petty cash hasil rekap dari laporan petty cash. Setelah itu kasir menyerahkan laporan tersebut kepada manager akunting & keu.

Activity Diagram Yang di Usulkan

Activity Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash

42_zpsb1c12f3b.jpg

Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash

Keterangan gambar 4.2 activity diagram sistem informasi laporan permintaan anggaran yang di usulkan terdapat:

  1. 4 Swimline, yaitu kasir, Staff Akunting, Manager Akunting & Keu, Direktur.
  2. 1 Initial Node, sebagai awal objek.
  3. 12 Action yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi yaitu: permintaan anggaran, pengajuan anggaran, pengajuan dana, dana turun, penerimaan kas, kas diterima, perngeluaran petty cash, pertanggungjawaban petty cash, membuat laporan petty cash, cek laporan petty cash, cek detail laporan petty cash, menerima laporan petty cash.
  4. 1 Decision Node. menjelaskan tentang hasil dari action yang dilakukan.
  5. 1 Final Node, menjelaskan bahwa alur berakhir.

Sequence Diagram Yang di Usulkan

Sequence Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash

43_zps11cecfd1.jpg

Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Informasi Laporan Petty Cash

Berdasarkan gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Permintaan Anggaran Petty Cash yang di usulkan terdapat:

  1. 4 lifetime yaitu anggaran, laporan permintaan anggaran, laporan acc anggaran, dana anggaran.
  2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu Kasir, Staff Akunting, Manager Akunting & Keu, Direktur.
  3. 14 message, permintaan anggaran, pengajuan anggaran, cek anggaran, acc, tolak, pengajuan dana, dana turun, menyerhakan kas, penerimaan kas, kas diterima, pengeluaran petty cash, pertanggungjawaban petty cash, cek laporan petty cash, acc, tolak.

Perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dan sistem yang di usulkan

Berikut adalah perbedaaan diantara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang Berjalan dengan Sistem yang Diusulkan

table%204.1_zps4trxk2ym.jpg

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media untuk menyimpan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemograman dalam menampilkan data.
Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang akan diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data

Normalisasi

Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang di sebut proses normalisasi. Langkah-langkah Unormalized, First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2ndNF), sampai ke bentuk Third Normal Form (3NF) akan di bahas dalam bagian berikut ini:

  1. UNNORMALIZED
  2. Tabel 4.2 Tabel Unnormal

    tabel%204.2_zpszqq4knut.jpg

    Dapat dijelaskan tabel Unnormalized Form merupakan sebuah kumpulan data yang akan direkap, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

  3. FIRST NORMAL FORM (1NF)
  4. gambar%204.4_zpsnkwxovx1.jpg

    Gambar 4.4 First Normal Form (1NF)

    Dapat dijelaskan gambar First Normal Form (1NF) merupakan sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan

  5. SECOND NORMAL FORM (2NF
  6. gambar%204.5_zps5awlvf6c.jpg

    Gambar 4.5 Second Normal Form (2NF)


    Dapat dijelaskan gambar Second Normal Form (2NF) merupakan tabel untuk sekelompok nilai yang berhubungan dan terdiri dari 7 tabel, yaitu login, sisa saldo, jenis pengeluaran, detail kas keluar, kas keluar, kas masuk.

  7. THIRD NORMAL FORM (3NF)


gambar%204.6_zps5aulu8nk.jpg

Gambar 4.6 Third Normal Form (3NF)


Dapat dijelaskan gambar Third Normal Form (3NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 7 tabel, yaitu login, sisa saldo, jenis pengeluaran, detail kas keluar, kas keluar, detail historykaskeluar, kas masuk, sisa saldo.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang di anggap telah normal. Design basis data menjelaskan media yang digunakan, isi yang di simpan, primary key, panjang Record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama File: Table Login
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui pengeluaran kas
    Tipe File : File Master
    Organisasi File : Sequential
    Media: Harddisk
    Panjang Record : 43 karakter
    Primary Key: id_login
  2. Tabel 4.3 Table Login

    tabel%204.3_zpsmjl2yjoj.jpg

  3. Nama File: Table Kas_masuk
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui pennerimaan kas
    Tipe File : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 167 karakter
    Primary Key : id_detailkaskeluar
  4. Tabel 4.4 Table Kas_masuk

    tabel%204.4_zpsx8nap158.jpg

  5. Nama File: Table Kas_keluar
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui pengeluaran kas
    Tipe File : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 171 karakter
    Primary Key : id_kaskeluar
  6. Tabel 4.5 Table Kas_keluar

    tabel%204.5_zpsjc9f7t4t.jpg

  7. Nama File: Table Detail_kaskeluar
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui detail kas keluar
    Tipe File : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 130 karakter
    Primary Key : id_detailkaskeluar

  8. Tabel 4.6 Table Detail_kaskeluar

    tabel%204.6_zpswvhduezh.jpg

  9. Nama File: Table Jenis_pengeluaran
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui jenis pengeluaran
    Tipe File : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 61 karakter
    Primary Key : id_jenis
  10. Tabel 4.7 Table Jenis_Pengeluaran

    tabel%204.7_zpsifrp7nid.jpg


  11. Nama File: Table Detail_historykaskeluar
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui pennerimaan kas
    Tipe File : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 128 karakter
    Primary Key : id_detailkaskeluar

  12. Tabel 4.8 Table Detail_historykaskeluar

    tabel%204.8_zpslvfvm9yr.jpg


  13. Nama File: Table Sisa_saldo
    Akronim : -
    Fungsi : Untuk mengetahui sisa saldo akhir
    Tipe Fil : File Transaksi
    Organisasi File : Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang Record : 15 karakter
    Primary Key : id_sisasaldo

Tabel 4.9 Table Sisa_saldo

tabel%204.9_zpsobebukev.jpg


Flowchart Program Yang Diusulkan

  1. Flowchart Program Untuk Login
  2. gambar%204.7_zpsz22wolnu.jpg

    Gambar 4.7 Flowchart Program Untuk Login


    Dapat dijelaskan gambar 4.7 flowchart program untuk login pada “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash” diatas pada saat ini terdiri dari:

    1. 2 (dua) simbol terminator, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada login.
    2. 4 (simbol) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.
    3. 1 (satu) simbol decision, sebagai perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.


  3. Flowchart Program Tampilan Home Kasir

  4. gambar%204.8_zpsmw252wot.jpg

    Gambar 4.8 Flowchart Program Tampilan Home Kasir


    Dapat dijelaskan gambar 4.8 flowchart program untuk tampilan home kasir pada “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash” diatas pada saat ini terdiri dari:

    1. 2 (dua) simbol terminator, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada tampilan home kasir.
    2. 8 (delapan) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.
    3. 14 (empat) simbol decision, sebagai perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
    4. 2 (empat) simbol predefine, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur.



  5. Flowchart Program Tampilan Home Staff Akunting
  6. gambar%204.9_zps9xsdshzg.jpg

    Gambar 4.9 Flowchart Program Tampilan Home Staff Akunting


    Dapat dijelaskan gambar 4.9 flowchart program untuk tampilan home Staff Akunting pada “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash” diatas pada saat ini terdiri dari:

    1. 2 (dua) simbol terminator, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada tampilan home staff akunting.
    2. 3 (tiga) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.
    3. 4 (empat) simbol decision, sebagai perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
    4. 3 (tiga) simbol predefine, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur.


  7. Flowchart Program Tampilan Home Manager Akunting & Keuangan
  8. gambar%204.10_zpsucmvjcrm.jpg

    Gambar 4.10 Flowchart Program Tampilan Home Manager Akunting & Keuangan

    Dapat dijelaskan gambar 4.10 flowchart program untuk tanpoilan home Manager Akunting & Keuangan pada “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash” diatas pada saat ini terdiri dari:

    1. 2 (dua) simbol terminator, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada tampilan home manager akunting & keuangan.
    2. 5 (lima) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.
    3. 6 (enam) simbol decision, sebagai perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
    4. 5 (lima) simbol predefine, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur.


  9. Flowchart Program Tampilan Home Direktur

gambar%204.11_zpskx8obcix.jpg

Gambar 4.11 Flowchart Program Tampilan Home Direktur

Dapat dijelaskan gambar 4.11 flowchart program untuk Tampilan home pada “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash” diatas pada saat ini terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminator, yang berperan sebagai “start” dan “finish” pada aliran proses flowchart program pada tampilan home Direktur.
  2. 5 (lima) simbol data, yang menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.
  3. 8 (delapan) simbol decision, sebagai perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
  4. 4 (empat) simbol predefine, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur.

Rancangan Program

HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan megenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang, yaitu seperti dibawah ini:

  1. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Kasir
  2. gambar%204.7_zpsfb8zdmvw.jpg

    Gambar 4.12 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Menu Bagian Kasir

    Dapat dijelaskan spesifikasi program yang di usulkan tersebut, yaitu:

    Nama Program : Menu Bagian Kasir

    Fungsi Program : Untuk Permintaan Anggaran, Pengajuan anggaran, Penerimaan Kas, Pertanggung Jawaban Kas, Dan Pembuatan Laporan.

    Bahasa Program : PHP

    Proses Program : Pada “menu utama”, kemudian pilih “Home” yang terdapat 11 (sebelas) sub menu di dalamnya, diantaranya yaitu: Permintaan Anggaran, Data Kas Keluar, Dana Masuk, Dana Terima, Penggunaan, Selesai Terpakai, Sisa Saldo, Laporan Kas, Laporan Jenis Pengeluaran, List Permintaan, Logout.

    1. Klik “Permintaan Anggaran” untuk input permintaan anggaran
    2. Klik “Data Kas Keluar” untuk view detail data kas keluar perusahaan, Jika Pilih “View Detail” maka akan terlihat detail permintaan anggaran yang belum acc, dan yang sudah acc.
    3. Klik “Dana Masuk” untuk melihat dana masuk belum terima, jika pilih “View Detail”, maka akan terlihat detail permintaan dana anggaran, jika pilih “Dana Terima” untuk menyimpan permintaan kas.
    4. Klik “Dana Terima”, untuk melihat view detail dana masuk sudah diterima.
    5. Klik “Penggunaan”, untuk melihat status penggunaan dana, jika pilih “View Detail”, maka akan terlihat “Detail Kas Keluar” penggunaan dana, jika pilih “Simpan” maka status penggunaan dana selesai di pertanggung jawabkan
    6. Klik “ Selesai Terpakai”, maka akan terlihat detail pemakain kas keluar yang sudah di pertanggung jawabkan.
    7. Klik “Sisa Saldo” maka akan terlihat detail jumlah sisa saldo yang terpakai.
    8. Klik “Laporan Kas”, maka akan terlihat detail laporan kas harian.
    9. Klik “Laporan Jenis Pengeluaran”, maka akan terlihat detail laporan jenis pengeluaran sesuai dengan rincian biaya.
    10. Klik “List Permintaan”, maka akan terlihat list permintaan user.
    11. Klik “Logout” keluar dari menu home kasir


  3. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Staff Akunting
  4. gambar%204.8_zpss6nm9kpx.jpg

    Gambar 4.13 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Menu Bagian Staff Akunting

    Dapat dijelaskan spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

    Nama Program : Menu Bagian Staff Akunting

    Fungsi Program : Untuk Cek Detail Penggunaan Kas keluar.

    Bahasa Program : PHP

    Proses Program : Pada “menu utama”, kemudian pilih “Home” yang terdapat 3 (tiga) sub menu di dalamnya, diantaranya yaitu: Data Kas Keluar, Sudah Di Approve, Sisa Saldo.

    1. Klik “Data Kas Keluar” untuk melihat status sudah terpakai, jika pilih ‘View Detail” maka akan terlihat detail penggunaan kas keluar, lalu Klik ‘Acc” maka status cek sudah dilakukan.
    2. Klik “Sudah Di Approve” untuk melihat detail penggunaan kas keluar yang sudah di acc.
    3. Klik “Sisa Saldo” maka akan terlihat detail jumlah sisa saldo yang terpakai.


  5. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Manager Akunting & Keuangan

  6. gambar%204.14_zpsysbrcpoj.jpg


    Gambar 4.14 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Menu Bagian Manager Akunting & Keuangan

    Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

    Nama Program : Menu Bagian Manager Akunting & Keuangan

    Fungsi Program : Untuk Pengajuan Dana Anggaran.

    Bahasa Program : PHP

    Proses Program : Pada “menu utama”, kemudian pilih “Home” yang terdapat 5 (lima) sub menu di dalamnya, diantaranya yaitu: Permintaan Anggaran, Pengajuan di Acc, Pengajuan di Tolak, Dana Masuk, Sisa Saldo.

    1. Klik “Permintaan Anggaran” untuk melihat detail permintaan pengajuan anggaran. Jika pilih “View Detail” maka akan terdapat option “Acc” dan “Tolak”.
    2. Klik “ Pengajuan di Acc” untuk melihat detail permintaan anggaran yang sudah acc.
    3. Klik “ Pengajuan di Tolak” untuk melihat detail permintaan anggaran yang di tolak.
    4. Klik “ Dana Masuk” untuk melihat detail dana masuk.
    5. Klik “Sisa Saldo”, maka akan terlihat detail jumlah sisa saldo yang terpakai.
  7. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Bagian Direktur


gambar%204.15_zpsn022ufdr.jpg


Gambar 4.15 HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Menu Bagian Direktur

Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

Nama Program : Menu Direktur

Fungsi Program : Untuk Pengajuan Dana Anggaran.

Bahasa Program : PHP

Proses Program : Pada “menu utama”, kemudian pilih “Home” yang terdapat 5 (lima) sub menu di dalamnya, diantaranya yaitu: Permintaan Anggaran, Pengajuan di Acc, Pengajuan di Tolak, Dana Masuk, Sisa Saldo.

  1. Klik “Permintaan Anggaran” untuk melihat detail permintaan pengajuan anggaran. Jika pilih “View Detail” maka akan menampilkan option “Acc” dan “Tolak”. Jika pilih “Acc” maka akan terdapat “Action Direktur Acc” untuk mengisi sejumlah dana yang di acc.
  2. Klik “ Pengajuan di Acc” untuk melihat detail permintaan anggaran yang sudah acc.
  3. Klik “ Pengajuan di Tolak” untuk melihat detail permintaan anggaran yang di tolak.
  4. Klik “ Dana Masuk” untuk melihat detail dana masuk.
  5. Klik “Sisa Saldo”, maka akan terlihat detail jumlah sisa saldo yang terpakai.

Rancangan Prototype

  1. Prototype Halaman Login
  2. gambar%204.16_zpsfmdvpgiu.jpg

    Gambar 4.16 Prototype Halaman Login


  3. Prototype Halaman Home Kasir
  4. gambar%204.17_zpsc6ilkgld.jpg

    Gambar 4.17 Prototype Halaman Home Kasir


  5. Prototype Tampilan Permintaan Anggaran Kasir
  6. gambar%204.18_zpsofoecmln.jpg

    Gambar 4.18 Prototype Tampilan Permintaan Anggaran Kasir


  7. Prototype Tampilan Data Kas Keluar Kasir
  8. gambar%204.19_zpstt0cdyhh.jpg

    Gambar 4.19 Prototype Tampilan Data Kas Keluar Kasir


  9. Prototype Tampilan Dana Masuk Kasir
  10. gambar%204.20_zpspgidh2mf.jpg

    Gambar 4.20 Prototype Tampilan Dana Masuk Kasir


  11. Prototype Tampilan Dana Terima
  12. gambar%204.21_zpsl9kmbnzy.jpg

    Gambar 4.21 Prototype Tampilan Dana Terima


  13. Prototype Tampilan Penggunaan Dana Kasir
  14. gambar%204.22_zpskrwp63ec.jpg

    Gambar 4.22 Prototype Tampilan Penggunaan Dana Kasir


  15. Prototype Tampilan Selesai Terpakai Dana Kasir
  16. gambar%204.23_zpssopcjzjs.jpg

    Gambar 4.23 Prototype Tampilan Selesai Terpakai Dana Kasir


  17. Prototype Tampilan Menu Sisa Saldo Kasir
  18. gambar%204.24_zpsraz1arse.jpg

    Gambar 4.24 Prototype Tampilan Menu Sisa Saldo Kasir


  19. Prototype Tampilan Menu Laporan Kas
  20. gambar%204.25_zpsbfewi2r1.jpg

    Gambar 4.25 Prototype Tampilan Menu Laporan Kas


  21. Prototype Tampilan Menu Laporan Jenis Pengeluaran
  22. gambar%204.26_zpsaqbgbrjs.jpg

    Gambar 4.26 Prototype Tampilan Menu Laporan Kas Jenis Pengeluaran


  23. Prototype Tampilan Menu List Permintaan Anggaran
  24. gambar%204.27_zpsnkaorn1o.jpg

    Gambar 4.27 Prototype Tampilan Menu List Permintaan Anggaran


  25. Prototype Tampilan Menu Home Staff Akunting
  26. gambar%204.28_zpsnw3cmjtd.jpg

    Gambar 4.28 Prototype Tampilan Menu Home Staff Akunting


  27. Prototype Tampilan Menu Data Kas Keluar Acc Staff Akunting
  28. gambar%204.29_zpst7sqsrdh.jpg

    Gambar 4.29 Prototype Tampilan Menu Data Kas Keluar Acc Staff Akunting


  29. Prototype Tampilan Menu Home Manager Akunting & Keuangan
  30. gambar%204.30_zps3halytsk.jpg

    Gambar 4.30 Prototype Tampilan Menu Home Manager Akunting & Keuangan


  31. Prototype Tampilan Menu Permintaan Anggaran Manager Akunting & Keuangan
  32. gambar%204.31_zpsr50ltkny.jpg

    Gambar 4.31 Prototype Tampilan Menu Permintaan Anggaran Manager Akunting & Keuangan


  33. Prototype Tampilan Menu Home Direktur
  34. gambar%204.32_zpsyoafauuu.jpg

    Gambar 4.32 Prototype Tampilan Menu Home Direktur


  35. Prototype Tampilan Menu Permintaan Anggaran Direktur
  36. gambar%204.33_zpsepvqhvdj.jpg

    Gambar 4.33 Prototype Tampilan Menu Permintaan Anggaran Direktur


  37. Prototype Tampilan Menu Pengisian Dana Direktur

gambar%204.34_zpszi9k9zun.jpg

Gambar 4.34 Prototype Tampilan Menu Pengisian Dana Direktur

Konfigurasi Sistem Usulan

  1. Spesifikasi Hardware
  2. Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

    1. Processor: Intel Core i3
    2. Monitor : LCD 14”
    3. Mouse : Wireless
    4. Keyboard : PS2
    5. Memory (RAM) : 2 GB
    6. Hardisk : 320 GB
    7. Printer : Laserjet


  3. Aplikasi Yang Di Gunakanan
  4. Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. XAMPP
    2. PHP MyAdmin
    3. Dreamweaver CS5


  5. Hak Akses

Terdapat 4 actor yang dapat mengakses sistem laporan petty cash, yaitu:

  1. Kasir
    Kasir bertugas untuk meminta anggaran sesuai dengan kebutuhan anggaran yang di minta dari bebagai divisi.
  2. Staff Akunting
    Staff akunting bertugas untuk memferifikasi data pengeluaran kas berdasarkan bukti pendukung.
  3. Manager Akunting & Keu
    Manager Akunting & Keu bertugas untuk mengecek dan acc permintaan anggaran dana dan laporan petty cash yang telah di input terlebih dahulu oleh kasir.
  4. Direktur
    Direktur bertugas untuk menyetujui permintaan anggaran dana yang telah terlebih dahulu di acc oleh manager akunting & keu, lalu direktur mengeluarkan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Testing

Implementasi program Sistem laporan petty cash pada PT. Jalur Sejuk dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.
Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Tabel 4.10 Pengujian Black Box Pada Menu Login

tabel%204.10_zpsoynomkus.jpg


Tabel 4.11 Pengujian Black Box Pada Menu Kasir

tabel%204.11_zpsnynrvpun.jpg


Tabel 4.12 Pengujian Black Box Pada Menu Manager Akunting & Keuangan

tabel%204.12_zpsahysmreq.jpg


Tabel 4.13 Pengujian Black Box Pada Menu Direktur

tabel%204.13_zpslywuucuk.jpg


Tabel 4.14 Pengujian Black Box Pada Menu Staff Akunting

tabel%204.14_zpsukrwr5e9.jpg


Tabel 4.15 Pengujian Black Box Pada Menu Laporan Kas

tabel%204.15_zpszq1ahjir.jpg

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Implementasi

  1. Schedule
  2. Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash pada PT. Jalur Sejuk”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.17 Schedule Implementasi

    tabel%204.17_zpsg2wyzzjz.jpg


  3. Estimasi Biaya
  4. Tabel 4.18 Estimasi Biaya

    tabel%204.18_zps8ipo5gun.jpg

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berikut kesimpulan dari penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash pada PT. Jalur Sejuk berikut:

    1. Dengan dibuatkannya sistem yang di usulkan yaitu terkoneksinya data penerimaan dan pengeluaran kas yang dapat di akses pula oleh staff akunting & manager akunting & keuangan yang memungkinkan pengawasan dapat dilakukan, pada saat tutup buku kas harian perhitungan fisik uang dilakukan oleh manager akunting & keuangan, sedangkan untuk data pengeluaran kas beserta bukti pendukungnya dlakukan pengecekan oleh staff akunting.
    2. Penyajian laporan bulanan petty cash yang semula terdapat kendala yaitu diharuskan merekap dari laporan harian petty cash, dengan di buatkannya sistem maka proses pembuatan laporan bulanan petty cash tersebut dapat terekap secara otomatis, sehingga di nilai mampu mengurangi kendala yang ada.
    3. Sistem yang di usulkan di harapkan mampu memperbaiki sistem yang ada atau berjalan saat ini yang awalnya hanya sebatas laporan dan pengawasan oleh 1 orang saja, kini dapat dilakukan pengawasan oleh 2 orang dapat terkoneksi di antara bagian yang terkait.

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis mengenai Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash pada PT. Jalur Sejuk, maka terdapat beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

    1. Program laporan petty cash ini hendaknya diterapkan di PT. Jalur Sejuk sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan sistem tersebut.
    2. Diadakan training user untuk program laporan petty cash sehingga user dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem laporan petty cash ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 Hartono,Bambang.2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT . Rineka Cipta.
    2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.
    3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 3,11 3,12 3,13 3,14 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    4. 4,0 4,1 Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
    5. Yuliastrie, Nenden Dewi, Junaidi, Khanna Tiara. 2013. Sistem Pakar Monitoring Inventory Control Untuk Menghitung Harga Jual Efektif Dalam Meningkatkan Keuntungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
    6. 6,0 6,1 6,2 Rosa, A.S., dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
    7. Murad. Dina. Fitria. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
    8. 8,0 8,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
    9. 9,0 9,1 9,2 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
    10. Rapina, dkk. 2011. Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada Siklus Persediaa dan Pergudangan. Bandung: Univ.Kristen Maranatha.
    11. 11,0 11,1 11,2 11,3 11,4 Wisdaningrum, Oktavima. 2013. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) dalam Lingkungan Internal Perusahaan. Banyuwangi: Universitas 17 Agustus 1945.
    12. Dewi, Meta Amalia dan Henderi. 2011. Perencanaan Strategik SI/TI Pemerintah Kota Tangerang dalam Mewujudkan E-Government. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 5, No.1-September 2011.
    13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Yuri Yudhaswana Joefrie. 2013. Perancangan Program Simulasi Perintah Dasar Jaringan Komputer. Jurnal Ilmiah Foristek Vol.3, No.2, September 2013.
    14. SEQUOIA Content production & Leviandi Adhi. 2010. Internal Auditor dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
    15. Hary Nela Tri Yudhi Astuti, Resi Yudhaningsih. 2013. Petty Cash Berbasis Kompetensi pada PT Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap. Semarang:Politeknik Negeri Semarang.
    16. 16,0 16,1 Umi Maria Ulfa. 2010. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas pada PT. Global Engineering Technology Jakarta. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
    17. 17,0 17,1 Madcoms, 2011. Mahir dalam 7 Hari Adobe Dreamweaver CS5 dengan Pemograman PHP & MySQL. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    18. Wardana. 2010. Menjadi Master PHP Dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo.
    19. Februariyanti, Herny dan Eri Zuliarso. 2012. Rancang Bangun Sistem Perpustakaan untuk Jurnal Elektronik. Semarang: Universitas Stikubank.
    20. Madcoms. 2013. Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver CS6 dengan Pemograman PHP & MySQL. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    21. Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    22. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.
    23. 23,0 23,1 Saputra, Agus, Ridho Taufiq Subagio, dan Saluky. 2012. Membangun Aplikasi E-Library untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
    24. Praptiningsih. Yulia Eka. 2012. Aplikasi Penyewaan Ruangan PT. Simaeru Indonesia Raya Dengan Visual Basic 6.0. Depok: Universitas Gunadarma, UG Jurnal Vol. 6 No. 01, 2012.
    25. Siti Rahmawati 2014. Pengembangan Sistem Infromasi Rooster Sebagai Penunjang Kegiatan Pelayanan IduHelp Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang. Skripsi STMIK Raharja.
    26. Anisya. 2013. Aplikasi Sistem Database Rumah Sakit Terpusat Pada Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah Padang Dengan Menerapkan Open Source (PHP-MYSQL). Padang. Jurnal Momentum Vol.15 No.2. Agustus 2013.
    27. Wahana Komputer. 2012. Panduan Aplikatif dan Solusi (PAS) Mudah Membuat Portal Berita Online dengan PHP & MySQL. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    28. 28,0 28,1 Nugroho, Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    29. 29,0 29,1 29,2 Yasin, Ferdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
    30. 30,0 30,1 30,2 30,3 30,4 30,5 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    31. 31,0 31,1 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
    32. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
    33. 33,0 33,1 33,2 33,3 33,4 33,5 33,6 33,7 Rizky, Soetam.2011.Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
    34. 34,0 34,1 Pramono, Djoko. 2011. Manajemen Database Relasional dengan Access 2010. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
    35. Paillin, Daniel Bunga. 2012. Perancangan Sistem Informasi Penjualan pada Toko Ribo Jaya Ambon. Ambon: Universitas Pattimura. Volume 06, No. 1.
    36. Desai, Sandeep dan Abhishek Srivastava. 2012. Software Testing a Practical Approach. New Delhi: PHI Learning Private Limited.
    37. 37,0 37,1 37,2 37,3 37,4 37,5 37,6 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
    38. 38,0 38,1 38,2 38,3 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    39. Semiawan, Conny. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
    40. Hermawan. Asep. 2009. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.


    =LAMPIRAN=

Contributors

Admin, Muniroh, Pipit