SI1312477395

Dari widuri
(Dialihkan dari Pengguna:Samira putri srikandi saleh)
Lompat ke: navigasi, cari


PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, September 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 99001
       
NIP : 10002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NID : 12003
   
NID : 10002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM PENCARIAN

BAGASI LOST AND FOUND

PADA PENERBANGAN CITILINK SOEKARNO-HATTA

Disusun Oleh :

NIM
: 1312477395
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain,

serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, September 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1312477395

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

In this era of globalization age technology is developing very fast, many applications or systems that have sprung up to help people in their daily processes. The success of the company or the industry in the face of current challenges contrary to the ability of companies in the processing and upgrading the information system. The need for a trip is also felt by the customer in selecting the transportation services that are considered to carry on their journey to be able to get to their destination quickly, safely and affordable by its economic needs. Those things are a form of consideration that even suing ground handling and a wide range of airlines to provide solutions to a growing market demand will need to use air transport. Ground handling companies and airlines try to improve the quality of services and facilities to meet the needs of passengers. Flights have two categories, the full service airlines and Low Cost Carrier (LCC). Based on observations of the authors in the baggage handling baggage carried passengers did not escape from a variety of problems. The usual baggage services deviation occurs when the passenger arrives at the final destination station or when post flight services, it could be one measure of performance of a ground handling, good or bad in providing services to passengers. Cases relating to baggage irregularities is still using manual processes that ultimately takes quite a long time. We need a system that can meet the needs of service-based rapid computerization. Based on the above cases of irregularities baggage, ground handling companies have a unit that is responsible for assisting and providing services related to passenger baggage problems. The Unit is named Lost and Found. Therefore, this paper will explain how and how important are unit Lost and Found in passenger baggage handling cases of irregularities and the current system is, by describing the system analysis using UML (Unified Modeling Language) diagram. This is the rationale author to be able to make Baggage Tracer is not only accessible unit Citilink Penerbanagn Lost and Found in the Cengkareng area only, but can be accessed by Lost and Found unit Citilink flights throughout Indonesia as well. In order to know about the various kinds of problems in passenger baggage damaged or lost without having to wait quite a long time. Thus the author is referring to how the Baggage Tracer can be accessed by all employees in the unit Lost and Found to facilitate the employees in the process of passenger baggage handling and also provides convenience in accessing Passenger Baggage Tracer itself.
Keyword: Baggage Tracer, Lost and Found Unit, Passenger.


ABSTRAK

Zaman era globalisasi ini teknologi berkembang sangat cepat, banyak aplikasi atau sistem yang bermunculan guna membantu manusia dalam proses kesehariannya. Keberhasilan perusahaan atau industri dalam menghadapi tantangan saat ini bertolak pada kemampuan perusahaan dalam pengolahan dan peningkatan sistem informasi tersebut. Kebutuhan akan suatu perjalanan juga dirasakan pelanggan dalam memilih jasa transportasi yang dianggap bisa membawa perjalanan mereka untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan cepat, aman serta terjangkau oleh kebutuhan ekonominya. Hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk pertimbangan yang bahkan menuntut perusahaan ground handling dan berbagai maskapai penerbangan untuk memberikan solusi terhadap permintaan pasar yang semakin banyak akan kebutuhannya menggunakan transportasi udara. Perusahaan ground handling dan airlines berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Penerbangan memiliki dua kategori yaitu kategori penerbangan full service dan Low Cost Carier (LCC). Berdasarkan pengamatan penulis dalam penanganan bagasi-bagasi yang dibawa penumpang tidak luput dari berbagai masalah. Penyimpangan layanan bagasi tersebut biasa terjadi pada saat penumpang tiba di stasiun tujuan akhir atau saat post flight services, hal tersebut bisa menjadi salah satu tolak ukur kinerja suatu ground handling, baik atau tidaknya dalam memberikan layanan kepada penumpang. Kasus-kasus yang berhubungan dengan penyimpangan bagasi tersebut masih menggunakan proses manual yang pada akhirnya memakan waktu yang cukup lama. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan yang cepat berbasis komputerisasi. Berdasarkan latar belakang diatas kasus penyimpangan bagasi tersebut, perusahaan ground handling memiliki suatu unit yang bertanggung jawab membantu dan memberikan pelayanan terkait dengan masalah bagasi penumpang. Unit tersebut bernama Lost and Found. Oleh karena itu penulisan ini akan dijelaskan bagaimana dan seberapa pentingkah peran unit Lost and Found dalam menangani kasus penyimpangan bagasi penumpang dan sistem yang berjalan saat ini, dengan menggambarkan analisa system menggunakan UML (Unified Modeling Language) diagram. Hal ini menjadi dasar pemikiran Penulis untuk dapat membuat Baggage Tracer tidak hanya dapat diakses unit Lost and Found Penerbanagn Citilink di wilayah Cengkareng saja, melainkan dapat diakses oleh unit Lost and Found Penerbangan Citilink di seluruh indonesia juga. Sehingga dapat mengetahui mengenai berbagai macam permasalahan bagasi penumpang yang rusak atau hilang tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama. Dengan demikian Penulis lebih mengacu kepada bagaimana Baggage Tracer dapat diakses oleh seluruh pegawai di unit Lost and Found agar memudahkan para pegawai dalam proses penanganan bagasi penumpang dan juga memberikan kemudahan Penumpang dalam mengakses Baggage Tracer itu sendiri.
Kata kunci: Kata Kunci: Baggage Tracer, Unit Lost and Found, Penumpang

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Penerapan Sistem Bagasi Lost and Found Pada Penerbangan Citilink Soekarno-Hatta”. Sekalipun banyak kesulitan yang penulis hadapi, namun semua itu adalah sebuah proses belajar dan pengalaman dengan hasil akhir yaitu Skripsi ini terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Skripsi ini ditulis dan tersusun rapi untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang, dan sekaligus sebagai implementasi ilmu yang di dapat oleh Penulis setelah dipelajari selama masa perkuliahan dan Skripsi.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya doa, bimbingan dan dukungan dari semua pihak yang tercinta, maka penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom., selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  5. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Pertama yang dari awal telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu dengan penuh cinta serta semangat kepada penulis selama Skripsi.
  6. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan serta motivasi kepada Penulis selama Skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.
  8. Bapak Tigor Sarumpaet selaku VP. SBU BISNIS PT Gapura Angkasa Gapura Learning Center (GLC)
  9. Bapak I Gusti Bagus Parta D selaku Manager Administrasi & Umum PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  10. Bapak Budi Arifianto selaku Station Manager LCC Service PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  11. Bapak Farhan Said selaku Duty Manager LCC Service PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng.
  12. Ibu Faradina Andin selaku Supervisor HRD PT Gapura Angkasa, Cab. Cengkareng dan pembimbing di penerbangan Citilink.
  13. Bapak Agung Bagus selaku Stakeholder yang telah memberikan masukan dan arahan serta ilmu di unit Lost and Found Citilink.
  14. Para Staff Citilink Airlines Cengkareng dari mulai Check-in, Gate, Lost and Found yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan masukan selama proses penulisan skripsi.
  15. Kakak Senior Staff Citilink Kak Fitri, Kak Putri, Bang Aryo, Bang Afif, Bang Oki, Bang Iqbal, Kak Vivi, Bang Aryanto, Bang Deri, dan Bang Agus yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan selama magang sampai penulisan skripsi selesai.
  16. Kedua Orang Tua, serta kedua Adik tercinta dan juga Oppung boru yang ada di Porsea yang telah memberikan semangat, dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  17. Teman-teman bimbingan YKS yang telah berjuang mencapai keberhasilan Skripsi dengan baik.
  18. Teman-teman OJT Aceh, Padang dan Nasa yang telah menjadi partner selama proses observasi berlangsung.
  19. Sahabat-sahabat Muhammad Kaffi Nurul Fajri, Florenzya K, Kak Etti, Ulan, Rara, dan Aswati yang telah menemani dan memberi keceriaan selama proses observasi berlangsung baik di Citilink maupun di rumah.
  20. Bobby Alkehzi Babeheer yang selalu setia memberi semangat serta dukungan selama penulisan Skripsi untuk kesuksesan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu Penulis harapkan kritik dan saran yang membangun, agar jadi pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, September 2017
Samira Putri Srikandi Saleh
NIM. 1312477395

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa SWOT

Tabel 3.2 Matriks SWOT

Tabel 3.3 Elistasi Tahap I

Tabel 3.4 Elistasi Tahap II

Tabel 3.5 Elistasi Tahap III

Tabel 3.6 Elistasi Tahap Final


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Citilink Soekarno-Hatta

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Baerjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.4 Sequence Sistem Yang Berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Yang Diusulkan


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

   

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

   

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka mememnuhi kebutuhan orang laindisertai kemudahan-kemudahan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain agar kebutuhan orang tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan kesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantug kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan. Pemberian pelayanan yang baik merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan kepuasan bagi orang lain. Jika konsumen merasa telah mendapatkan pelayanan yang baik berarti perusahaan mampu memberikan pelayanan yang baik pula. Demikian pula sebaliknya, pelayanan tidak dapat diuraikan secara obyektif seperti sebuah produk, melainkan merupakan interaksi sosial dengan subyektivitas, lebih tergantung pada nilai, perasaan dan perilaku.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sangat pesat dan nyata dirasakan dalam dunia penerbangan domestik maupun internasional. Kebutuhan akan suatu perjalanan juga dirasakan pelanggan dalam memilih jasa transportasi yang dianggap bisa membawa perjalanan mereka untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan cepat, aman serta terjangkau oleh kebutuhan ekonominya. Hal-hal tersebut merupakan suatu bentuk pertimbangan yang bahkan menuntut perusahaan ground handling dan berbagai maskapai penerbangan untuk memberikan solusi terhadap permintaan pasar yang semakin banyak akan kebutuhannya menggunakan transportasi udara.

Perusahaan ground handling dan airlines berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Berbagai macam langkah strategis dilakukan kedua pihak tersebut guna mendapatkan kepercayaan dan kepuasan penuh dari penumpang yang memang memiliki kebutuhan akan transportasi udara.

Penerbangan memiliki dua kategori yaitu kategori penerbangan Full Service dan Low Cost Carier (LCC) tidak sedikit pula pelanggan yang berminat dengan penerbangan LCC tersebut. Selain memberikan tarif yang cukup terjangkau, penerbangan Low Cost Carier pun tetap mengutamakan pelayanan keselamatan dan keamanan yang tidak kalah dengan penerbangan Full Service. Permintaan pasar yang banyak akan kebutuhannya memakai transportasi udara dipacu oleh salah satu alasan yang efisien waktu, namun tidak semua pelanggan memilih untuk menggunakan jasa transportasi Low Cost Carier. Masih banyak pula masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan penerbangan Full Service karena dianggap lebih secure.

Banyak masyarakat yang memiliki kebutuhan untuk menggunakan jasa transportasi udarra inipun memiliki suatu dampak yang bagus, diantaranya memperoleh atau mendapatkan keuntungan yang sangat besar, selain peminat jasa transportasi ini akan semakin bertambah, hal tersebut juga berpengaruh dengan jumlah bagasi atau barang bawaan yang dibawa penumpang tersebut.

Berdasarkan pengamatan penulis dalam penanganan bagasi-bagasi yang dibawa penumpang tidak luput dari berbagai masalah. Penyimpangan layanan bagasi tersebut biasa terjadi pada saat penumpang tiba di stasiun tujuan akhir atau saat post flight services, hal tersebut bisa menjadi salah satu tolak ukur kinerja suatu ground handling, baik atau tidaknya dalam memberikan layanan kepada penumpang.

Kasus-kasus yang berhubungan dengan penyimpangan bagasi tersebut masih menggunakan proses manual yang pada akhirnya memakan waktu yang cukup lama. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan yang cepat berbasis komputerisasi.

Hakikatnya pengangkutan merupakan perjanjian timbale balik antara pengangkut dengan penumpang dan atau pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.

Menurut pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Udara, tanggung jawab pengangkut adalah kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan atau pengirim barang serta pihak ketiga. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan tanggung jawab itu dimulai sebelum masa penerbangan (pre-flight service), pada saat penerbangan (in-flight service), dan setelah penerbangan (post-in flight service). Kerugian sbelum masa penerbangan (pre-flight service) misalnya berkaitan dengan pembelian tiket, penyerahan bagasi, penempatan bagasi pada rute yang salah atau terjadinya keterlambatan. Kerugian pada saat penerbangan (in-flight service) misalnya tidak mendapatkan pelayanan yang baik atau rasa aman untuk sampai di tuijuan dengan selamat. Sedangkan kerugian setelah penerbangan (post-in flight service) antara lain sampai di tujuan terlambat, bagasi hilang atau rusak.

Tanggung jawab maskapai penerbangan bagi penumpang yang mengalami kehilangan bagasi, terlambat serta rusak bagasi maskapai penerbangan udara Citilink adalah memberikan pelayanan yang baik serta bertanggung jawab dalam hal terjadi kerugian pada penumpang, maka penumpang mempunyai hak untuk mendapatkan ganti kerugian terutama dalam objek penelitian ini adalah apakah baggage tracer dapat lebih efektif untuk menangani kasus penyimpangan bagasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji melalui skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Pencarian Bagasi Lost and Found Pada Penerbangan Citilink Soekarno-Hatta”.

Rumusan Masalah

Setiap penelitian dimulai dari rumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Rumusan masalah ini dikategorikan sebagai pertanyaan utama yang dicari dan yang akan dijawab melalui pemecahan masalah. Rumusan masalah itu muncul karena adanya kesenjangan antara kondisi realitas atau nyata dengan kondisi yang nantinya diharapkan. Uraian tumusan masalah ini harus didukung dengan teori, survey, dan juga data yang relevan. Adanya rumusan masalah merupakan salah satu faktor penting yang menentukan jalannya penelitian. Suatu masalah perlu diteliti untuk menguraikan masalah-masalah yang ada, untuk menggambarkan atau mendeskripsikan masalah tersebut, dan untuk menemukan solusi atas masalah tersebut. Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut . masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualiitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan.

Dalam hal ini, sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada 1.1, penelitian ini secara jelas berkaitan dengan pelayanan pada Perguruan Tinggi. Beberapa hal akan dikemukakan dan dijelaskan tentang pelayanan yang ada pada sistem perguruan tinggi. Disini akan diberikan contoh tentang pelayanan yang berjalan saat ini, serta adanya masalah-masalah yang terjadi pada pelayanan. Selanjutnya, akan dinyatakan dan dijelaskan mengapa masalah ini penting dan menarik untuk dipecahkan. Dinilai juga dari kerugian yang akan muncul akibat masalah ini tidak terpecahkan, atau keuntungan yang akan didapatkan akibat masalah ini terpecahkan. Studi elistasi akan dilakukan dalam rangka pembuktian dan inventarisasi terhadap masalah-masalah yang muncul pada pelayanan ini. Melalui literature review juga akan dibuktikan bahwa belum ada solusi jawaban yang tepat atau pemecahan masalah yang memuaskan atas penelitian yang akan dilakukan ini. Observasi lapangan melalui studi survey juga dilakukan demi mengukuhkan akar permasalahan dari pendokumentasian ini.

Berdasarkan analisa yang dilakukan dalam latar belakang diatas maka di dapat masalah yang terjadi didalam penggunaan sistem pelayanan yang berjalan saat ini:

  1. Apakah sistem baggage tracer bisa lebih efektif ?
  2. Seberapa pentingkah peran unit Lost and Found Citilink dalam menagani kasus penyimpangan bagasi penumpang ?
  3. Langkah apa saja yang dilakukan unit Lost and Found Citilink untuk menyelesaikan kasus penyimpangan bagasi penumpang ?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan lebih terarah, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini yaitu hanya pada sistem pencarian bagasi Lost and Found di penerbangan citilink. Berikut ini adalah ruang lingkupnya:

  1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada sistem penanganan bagasi (Baggage Tracer) pada penerbangan citilink.
  2. Peneliti mengobservasi sistem yang digunakan dalam penanganan bagasi penumpang citilink tersebut.
  3. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana prosesnya memakai sistem website dalam penanganan pencarian bagasi penumpang.
  4. Mengawasi bagasi penumpang yang datang maupun akan di berangkatkan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Tujuan penilitian dijabarkan, biasanya menggunakan kata-kata kerja antara lain: Menemukan, Menjelaskan, Menganalisis, Menguraikan, Menilai, Menguji, Membandingkan, Menemukan hubungan antara, Memperoleh data atau pengetahuan, Keterangan peneliti.

Ketajaman peneliti dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuannya adalaha merupakan titik tolak dan tujuan yanga akan dicapai melalui kegiatan penelitian:

  1. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah sistem manual dalam pencarian bagasi penumpang ke dalam sistem website baggage tracer.
  2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pihak Citilink Airlines sebagai informasi maupun sebagai dasar untuk mengambil langkah suatu kebijaksanaan.
  3. Menerangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani baggage tracer di unit Lost and Found Citilink.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat penelitian harus dapat dibedakan antara manfaat teoritis dan manfaat praktisnya. Dalam manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi studi komunikasi dan informasi yang akhir-akhir ini semakin banyak memperoleh kajian dari berbagai disiplin ilmu baik melalui kajian teoritis maupun melalui kajian riset dibidang terapan. Dan didalam manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat mendefinisikan kebetulan-kebetulan untuk meningkatkan sistem baggage tracer, serta mengatasi kendala-kendala yang muncul pada sistem manual dalam pencarian bagasi dipenerbangan citilink, kemudian dapat memberikan informasi seputar perguruan tinggi raharja yang akurat:

  1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi raharja dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.
  2. Dengan adanya sistem pencarian bagasi Lost and Found yang secara baggage tracer, maka diharapkan karyawan citilink dapat memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat, selain itu dapat melakukan proses pelayanan dimanapun dengan sistem pencarian bagasi dengan baggage tracer.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan kumpulan peraturan, prosedurdan kegiatan yang digunakan agar dapat disiplin penelitian merupakan suatu penyelidikan umtuk mendapatkan sebuah pengetahuan juga suatu penyelidikan agar mendapatkan sebuah masalah yang terdapat jawabannya dalam pembuatan laporan skripsi penulis menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

Metode Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengamati langsung berjalannya sistem yang telah diterapkan. Untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan skripsi. Kemudian dari pengamatan tersebut, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan didalam sebuah pelayanan tersebut untuk dilakukan penngamatan terhadap sistem yang akan dikembangkan.

Metode Wawancara

Dalam metode ini peneliti dapatkan data dengan metode wawancara atau tanya jawab secara lisan pada sumber yang diteliti. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada stackholder dipenerbangan citilink bandara soekarno hatta.

Metode Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, buku tahunan dan sumber-sumber lain. Serta melakukan searching pada internet. Dalam hal ini seorang peneliti berkewajiban mempelajari teori-teori yang mendasar masalah dan bidang penelitiannya. Selain itu, peneliti juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitiannya untuk mengindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, peneliti dapat memperoleh informasi secara sistematis, kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh. Melalui metode studi pustaka ini penulis mencari teori-teori yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian dan mempelajari referensi yang berhubungan dengan cara pengamatan bagasi di terminal kedatangan.

Analisa Data

Merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan. Dalam tahap ini terdapat langkah-langkah dasara yang harus dilakukan sistem sebagai berikut :

  1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah.
  2. Understand, yaitu memahami sistem yang ada.
  3. Analizer, yaitu menganalisa sistem.
  4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa.

Metodologi Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem sangat dibutuhkan dalam perancangan sistem karena sebelum memulai pembuatan koding-koding hendaknya merancang terlebih dahulu metode pemodelan seperti apa yang harus digunakan dengan memprioritaskan ketepatan waktu selesai dan efektifitas dalam perancangan sebuah sistem.

Metodologi Pendekatan Sistem

Menurut Prof. Dr. JogiyantoHM,MBA,Akt. (2010:53) dalam bukunya Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa: Pendekatan tersruktur ini dimulai dari awal tahun 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehinggahasilakhir darisistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Metodologi Pengembangan Sistem

Menurut Prof. Dr. JogiyantoHM,MBA,Akt. (2010:59) dalam bukunya Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa “Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konseppekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi”.

Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul Penerapan Sistem Pencarian Bagasi Lost and Found pada penerbangan Citilink Soekarno-Hatta.

Sistematika Penulis

Dalam penyusunan laporan skripsiini terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing bab mempunyai pembahasan yang berbeda tapimerupakan satu kesatuan. Sistematika penulisan ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang akan dibahas masing-masing bab secara garis besarnya, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori dasar atau umum dan teori-teori yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, literature review.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat PT Gapura Angkasa sebagai ground handling, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, Adapun metode analisa yang digunakan adalah analisa SWOT dan user requirement yang terdiri 4 (empat) tahap elistasi, yaitu elistasi tahap I, elistasi tahap II, elistasi tahap III dan elistasi tahap final.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan flowchart dan mind mapping. Menjelaskan perancangan sistem yang digunakan adalah UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari Use case, Sequence diagram danactivity diagram. Digambarkan satu persatu degan menerapkan konsep sesudah adanya sistemyang diusulkan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisa dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran berdasarkan tujuanpenelitian yang dilakukanoleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung penulisan laporan ini maka perlu menguraikan kerangka teori yang merujuk dengan permasalahan dan ruang lingkup sebagai landasan pembuatan laporan ini. Disamping itu utuk membuat karya ilmiah menjadi relevan dengan apa yang tengah dibahas.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Ada beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli diantaranya:

  1. Menurut Gordon B. Davis (2012:12), “Sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.”
  2. Menurut Norman L. Enger (2012:12), “Suatu sistem dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.”
  3. Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.
  4. Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Agus Mulyanto 2009:2).

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), Sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen sistem (Components System) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses suatu sistem secara keseluruhan.
  2. Batas Sistem (Boundary System) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut. Dan lingkungan luar yang menguntungkan energi bagi sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface System) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem lain. Bentuk keluaran dari subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input System) Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer. “Program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan Sistem (Processing System) Hasil energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
  7. Keluaran Sistem (Output System) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.
  8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Agus Mulyono (2009 : 8) mengatakan bahwa sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
  2. a. Sistem Abstrak (abstact system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama/ teologi.

    b. Sistem Fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

  3. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan
  4. a. Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, sistem tatasurya, sistem rotasi bumi.

    b. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem transportasi.

  5. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
  6. a. Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.

    b. Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

    c. Sistem Tertutup Dan Sistem Terbuka

    d. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup.

    e. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Untuk memahami informasi, tidak dapat dipisahkan dengan adanya data. Untuk itu sebelum memahami konsep dasar informasi, dalam hal ini akan dibahas mengenai data. Berikut ini adalah beberapa definisi data menurut para ahli.

Menurut Yakub dan Vico Hisbanarto (2014 : 13) Data merupakan satu kesatuan yang menggambarkan suatu kejadian (event) atau kesatuan nyata (fact). Fakta merupakan segala sesuatu yang tertangkap oleh panca indra manusia. Fakta dalam istilah keilmuan merupakan hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

Menurut McLeod J.R (2014), data adalah suatu kenyataan yang menggambarkan adanya kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara related tidak berarti bagi pemakai.

Data dapat berupa angka, ukuran, kata, kalimat, tulisan uraian cerita, gambar, bahan mentah seperti kejadian, fenomena atau peristiwa yang belum memiliki cirri-ciri informative dan belum diinformasikan keberadaannya, sehingga diperlukan pengolahan.

Dengan demikian untuk dapat memahaminya maka diperlukan prosedur pengolahan misalnya perhitungan pengukuran terhadap data-data yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai data, maka dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu yang lebih bermanfaat dan berguna.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data yaitu:
  2. a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

    b. Data Ukur (Measurement Data) Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukkan alat barometer atau thermometer adalah hasil proses pengukuran.

  3. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:
  4. a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    b. Data Kualitatif (Qualitative Data) Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

  5. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
  6. a. Data Internal Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    b. Data External Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakandata untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu :

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat dibentuk map, ordner, disket, tipe, hardisk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) didalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
  2. a. File Induk (Master File) File induk ini berisi dat-data permanen yang biasanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

    b. File Transaksi (Detail File) File transaksi ini berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikkan, dan lain sebagainya.

  3. Penanganan Data (Data Handling) Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekkan data yang muncul pada berbagai daftar yang diberikan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidak sesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Menurut Mustakini (2009:36), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi pemakaiannya”.
  2. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness). (Agus Mulyanto, 2009:247).

a. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut.

Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

  1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
  2. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.
  3. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.
  4. b. Tepat Waktu (timeliness)

    Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

    c. Relevansi (relevancy)

    Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalan kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. (Agus Mulyanto. 2009:247).

Konsep DasarSistem Informasi dan Teknologi Informasi

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Agus Mulyanto (Mulyanto, 2009:29), “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, intruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”.

Menurut Sutabi (2012 : 46), Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukkan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat ,mencapai sasaran dan tujuannya”.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub dan Vico Hisbanarto (2014 : 36), sistem informasi merupakan susunan yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen sistem informasi terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block) Blok masukan memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, dan metode–metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
  2. Blok Teknologi (Technology Block) Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan data mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Pada blok ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  3. Blok Model (Model Block) Blok model terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik untuk memanipulasi data input dan data yang tersimpan.
  4. Blok Keluaran (Output Block) Blok keluaran merupakan keluaran atau informasi yang berkualitas dan berguna untuk semua kegiatan manajemen.
  5. Blok Data (Database Block) Blok basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.
  6. Blok Kendali (Controls Block) Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing–masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan dan evaluasi sesuai keinginan masing– masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut:

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.
  2. Sistem informasi berdasrkan aktifitas manajemen Dikelompokkan menjadi sistem informasi, informasi perbankan, sistem informasi akademik, informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.
  3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntatansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya (Jogiyanto H.M., 2010:13).

Tujuan sistem informasi terdiri dari Kegunaan (Usefulness), Ekonomi (Economic), Keandalan (Realibility), Pelayanan Langganan (Customer Service), Kesederhanaan (Simplicity), dan Fleksibilitas (Fleksibility).

  1. Kegunaan (Usefulness) Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi didalam organisasi.
  2. Ekonomi (Economic) Semua bagian komponen sistem termasuk laporan–laporan, pengendalian–pengendalian, mesin–mesin harus menyumbang nilai manfaat setidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.
  3. Keandalan (Realibility) Keluaran sistem harus mempunyai tingkatan ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat mesin tidak beroperasi secara temporer.
  4. Pelayanan Pelanggan (Customer Service) Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik atau ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.
  5. Kesederhanaan (Simplicity) Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.
  6. Fleksibilitas (Fleksibility) Sistem harus cukup fleksibel untuk mencapai perubahan–perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup beralasan dalam kondisi dimana sistem beroperasi atau dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.

DEfinisi Teknologi Informasi

Pendapat yang dikemukakan oleh Rainda T.P. (2006) dalam buku Yakub dan Vico (2014:169). Bahwa Ti adalah kumpulan sumber daya informasi organisasi, para pengguna manajemen yang menjalankan intra struktur dan semua sistem informasi dalam organisasi.

Menurut Lucas (Munir, 2008) dalam buku Yakub dan Vico (2014:169) TI adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan infomasi dalam bentuk elektronik, mikro komputer, komputer mainframe, pembaca barkode, perangkat lunak, proses transaksi, lembar kerja, serta peralatan komunikasi dan jaringan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Internet

Definisi Internet

Menurut Irwansyah (2014:12-13), Internet adalah sebuah sistem global jaringan computer yang saling menghubungkan antara satu dengan yang lain diseluruh penjuru dunia. Adapun standar yang digunakan disebut Internet Protocol Suite (TCP/IP). Internet digunakan diseluruh dunia untuk menghubungkan jutaan bisnis, agen pemerintahan, institusi akademis dan individu. Beberapa dari kegunaan itu adalah:

  1. Untuk penelitian sebagai alat pengakses informasi.
  2. Sarana untuk belanja (online shopping).
  3. Bank dan investasi.
  4. Hiburan.
  5. Berbagi info music, foto, video.
  6. Mengakses aplikasi di internet.
  7. Alat pengajaran online.
  8. Sebagai sarana komunikasi.

Orang–orang menggunakan internet untuk bertukar informasi dengan satu sama lain diseluruh dunia. Salah satu sarana untuk melakukan ini adalah e-mail. E-mail memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Ada juga fasilitas instant messaging/chat yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang lain yang terhubung. Di dalam chat room kita juga bisa berkomunikasi dengan banyak pengguna secara bersamaan, seperti diskusi berkelompok.

Kita juga bisa menggunakan internet untuk menelpon dan melakukan video chat sehingga kita bisa juga bertatap muka dengan orang yang kita panggil. Internet juga berfungsi sebagai tempat bersosialisasi untuk membahas hal-hal yang disukai, saling bertukar gambar/foto dan tempat menaruh video.

Menurut Munir (2009) dalam buku Yakub dan Vico (2014:137), internet merupakan media untuk berbagi informasi dan berinteraksi kapan serta dimana saja.

Berdasarkan beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan computer yang menghubungkan satu dengan yang lainnya untuk melayani pengguna diseluruh dunia.

Sejarah Internet

Menurut Irwansyah (2014:26), Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat ditahun 1969 melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software computer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protocol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Departement of Defence) membuat sistem jaringan komputer yang terbesar dengan menghubungkan computer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, dimana mereka membentuk satu jaringan ditahun 1969 dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat diseluruh daerah dan semua universitas dinegara tersebut ingin bergabung sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu MILNET untuk keperluan militer dan ARPANET baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet.

URL (Uniform Resource Locators)

URL (Uniform Resource Locators) adalah rangkaian karakter dari sebuah standart format tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan alamat dari suatu sumber dokumen atau gambar tertentu (Candra dan dadang 2013:87). Dalam konteks ini, URL dibutuhkan bertujuan untuk mengakses sisem yang telah di online-kan. Dengan adanya URL maka user tahu alamat yang akan dituju ke dalam sistem tersebut.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Arief (2011:7), “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protocol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Menurut Simarmata (2014:47), “Web adalah sebuah sistem dengan informasi disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Murad (2013:49), “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Murad (2013:49), Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi lebih menarik dan dinamis dengan pengolahan yang terorganisasi.

Jenis-Jenis Website

Menurut Arief (2011:8), ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : web statis and web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis and web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adanya jenis-jenis web:

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tudak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.
  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan anismasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Database sebagai kumpulan data dari penempatana tenaga keja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence. (Aris Martono 2009:307).

Definisi Tabel

Tabel adalah komponen paling utama dalam membuat website, pada saat pembuatan sebuah halaman web, tabel dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai kerangka untuk meletakkan komponen-komponen isi web, sehingga dapat meninggalkan pengguna tabel dalam sebuah design web. (Anhar, 2010:45).

Selain sebagai kerangka kerja, tabel juga dijadikan sebagai media untuk merapihkan semua content (isi web) yang ada di dalam halaman web. Jadi sebagai seorang web master atau designer web kita tidak akan dapat meninggalkan tabel, karena tabel dapat dikatakan sebuah komponen HTML yang diharuskan dalam pembuatan website.

Definisi Record

Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti nama user dan password. Setiap keterangan yang mencakup nama user dan password dinamakan satu record. Setiap record diberi nomor yang disebut nomor record (record number). (Anhar, 2010:45).

Peralatan Pendukung (Tools System)

Merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan digunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (tools system) yang dijelaskan sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut:

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Heriawati (2011:10), bahwa beberapa literature menyebutkan Unified Modeling Language (UML) menyediakan Sembilan diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram perwaktuan digabung menjadi diagram interaksi.

Menurut Alim (2012:30), “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan arti dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML adalah bahasa dalam bentuk gambaran yang digunakan untuk memvisualisasikan sebuah sistem.

Diagram-Diagram UML (Unified Modeling Language)

Berikut ini adalah diagram-diagram UML (Unified Modeling Language) menurut Henderi (2010:6) yaitu:

  1. Use Case Diagram Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara relative digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari tiap interaksi.
  2. Class Diagram

  3. Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.
  4. Sequence Diagram Secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.
  5. State Chart Diagram Digunakan untuk memodalkan behavior object khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan sikap hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.
  6. Activity Diagram Secara grafis menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity Diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari section tersebut.

Relasi (Relationship)

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

  1. Ketergantungan (Dependetion) Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).
  2. Asosiasi (Association) Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
  3. Generalisasi (Generalization) Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
  4. Realisasi (Realization) Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Macromedia Dreamweaver CS5

Macromedia Dreamweaver CS5 adalah sebuah HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman web. Saat ini terdapat software dari kelompok Adobe yang belakangan banyak digunakan untuk mendesain suatu web. Versi terbaru dari Adobe Dreamweaver CS5 memiliki beberapa kemampuan bukan hanya sebagai software untuk desain web saja, tetapi juga menyunting kode serta pembuatan aplikasi. Antara lain: JSP,PHP, ASP,XML, dan ColdFusion. (Christianus Sigit, 2010:1)

Dreamweaver merupakan software utama yang digunakan oleh web designer dan web programmer dalam mengembangkan suatu situs web. Hal ini disebabkan oleh ruang kerja, fasilitas, dan kemampuan Dreamweaver yang mampu meningkatkan prodiktivitas dan efektifitas, baik dalam desain maupun membangun suatu situs web.

Dalam perkembangannya, Adobe Dreamweaver telah mencapai versinya yang terbaru atau lebih kenal dengan Adobe Dreamweaver CS5. Fitur-fitur yang dimiliki semakin lengkap dan handal, untuk membuat pengguna Dreamweaver CS5 semakin semakin dapat berkreasi dan berinovasi dengan bebas dalam mendesain web. Fitur baru yang semakin handal untuk versi terbaru ini dimunculkan, diantaranya adalah Integrated CMS Support, CSS Inspection, PHP Custom Class Code Hinting, dan Site –Specific Code Hinting. Semua fitur baru tersebut semakin memantapkan pengguna Adobe Dreamweaver CS5 untuk semakin mengeksplorasi dan mengeksploitasi ide kreasi pengolahan website.

Processor Hypertext Protocol (PHP)

Processor Hypertext Protocol yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinasmis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua scipt PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. (Anhar, 2010:3). Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yuang disisipkan dalam bentuk HTML.

<html>

<head>

<title>

Contoh

</title>

</head>

</body>

<?

Echo“Hello,World”

?>

</body>

</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program scipt PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemrogramana untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.

Konsep Dasar Bagasi

Bagasi merupakan suatu artikel, harta benda berharga atau barang-barang pribadi milik penumpang yang diijinkan oleh maskapai penerbangan untuk diangkut ke dalam pesawat dan merupakan kebutuhan penumpang selama melakukan perjalanan. Namun, bagasi memiliki perbedaan dengan barang-barang yang tidak dibawa penumpang. Bagasi tersebut digolongkan menjadi tiga golongan utama.

Macam=Macam Bagasi

  1. Checked Baggage Checked baggage merupakan jenis bagasi tamu yang terdaftar dan dimuat di tempat khusus di dalam pesawat yang disebut cargo compartment. Sebelum di masukkan ke dalam pesawat, bagasi tersebut harus melalui proses penimbangan untuk mengetahui berapa berat barang tersebut. Setelah ditimbang bagasi tersebut akan diberi lable atau baggage claim tag sebagai tanda terima saat check in. Baggage claim tag memiliki kegunaan sebagai tanda bukti kepemilikkan bagasi ketika terjadi kehilangan atau kerusakan bagasi dibandara tujuan/kedatangan. Baggage claim tag ini harus diperlihatkan kepada petugas Lost and Found untuk keperluan konfirmasi dan pelacakan bagasi yang hilang atau rusak.
  2. Unchecked Baggage Merupakan barang bawaan tamu yang dibawa sendiri oleh tamu atau yang biasa diletakkan dikabin pesawat. Unchecked baggage ini berada dalam pengawasan dan tanggung jawab penumpang itu sendiri. Beberapa nama lain dari unchecked baggage adalah personal effects, IATA free articles, free articles as carry on board, free carry on items, dan cabin baggage. Cabin baggage memiliki batasan sebagai berikut : • Berat 7 Kg • Dimensi L56 x W23 x H36 (45cm) (ref. Garuda Indonesia Bulletin no.017/1999 tanggal 5 Oktober 1999) Ada barang-barang yang dimuat dalam kabin yang diberlakukan dengan peraturan dan ketentuan tersendiri. Barang-barang tersebut adalah barang yang mudah pecah atau rusak, barang berharga, barang-barang yang memakan tempat. Barang berharga seperti perhiasan (emas, perak, intan dan berlian), dokumen surat berharga (ijazah, passport, saham, sertifikat tanah), tidak boleh dimasukkan dalam bagasi sebagai checked baggage. Ketentuan tersebut dikeluarkan oleh IATA dan berlaku bagi semua bagasi penumpang penerbangan. Dikeluarkannya ketentuan tersebut karena barang berharga sulit dinilai harganya.
  3. Unaccompanled Baggage Adalah barang bawaan penumpang yang dikirim atau diangkut sebagai kargo. Barang bawaan tersebut diangkut terlebih dahulu atau diangkut belakangan pada penerbangan selanjutnya. Biaya angkutnya pun diberlakukan sebagai layaknya kargo (berat minimal per kilogram, jarak dan rute yang ditempuh, jenis barang, media pembungkus, dokumen yang digunakan dll). Namun ada pula beberapa jenis barang atau benda yang tidak diperkenankan untuk dibawa oleh penumpang baik sebagai checked baggage maupun unchecked baggage, yaitu : a. Bahan peledak, peluru, petasan dan kembang api. b. Gas bertekanan seperti oksigen propane, aqualung c. Benda padat yang mudah terbakar seperti korek api, cat dan thiner. d. Zat oksidasi sepeti bleaching powder dan peroksida. e. Tas kantor dan tas yang dilengkapi alat pengaman berisi alarm didalamnya. f. Zat beracun seperti cyanides, arsenic g. Radio active material. h. Corrosive material seperti mercury dan wet batteries. i. Bahan-bahan yang mengandung magnet.

Penyimpangan Bagasi

Penyimpangan bagasi atau yang biasa disebut dengan mishandled baggage merupakan suatu bentuk kasus penyimpangan dalam penanganan bagasi. Kasus mishandled baggage bisa berdampak pada image airline yang bersangkutan. Mengingat bahwa bagasi merupakan suatu barang berharga milik penumpang, maka ground handling sebaiknya memperhatikan betul dan meminimalisir agar tidak terjadi kasus mishandled baggage tersebut. Disinilah peran penting petugas unit Lost and Found, mereka juga harus mengetahui bahkan menguasai semua situasi dan kondisi mishandled baggage tersebut agar image atau citra airline yang bersangkutan tetap terjaga dengan baik.

Petugas unit Lost and Found merupakan suatu petugas yang paling sering menerima keluhan dari penumpang terkait dengan barang bawaan atau bagasi. Kasus penyimpangan bagasi biasa terjadi pada saat post flight services, yaitu pada saat penumpang datang di stasiun tujuan akhir mereka. Namun, awal terjadinya penyimpangan bagasi tersebut bisa terjadi pada saat pre-flight services dimana petugas bagian depan lalai dengan melakukan berbagai macam kesalahan, diantaranya pemberian label bagasi atau baggage tagging yang kurang tepat. Kesalahan yang terjadi pada saat pre-flight services pastinya akan berdampak pada saat post flight services.

Menurut Ikhsan Abdurrahman (2012) dalam tugas akhir berjudul Perbandingan Antara Kehilangan dan Kerusakan Bagasi Unit Lost and Found Garuda Indonesia Rute CGK-JOG di PT.GAPURA ANGKASA Bandara International Adisutjipto Periode Februari-Mei 2012 mengungkapkan, seorang petugas ground handling khususnya unit Lost and Found harus bekerja lebih teliti untuk dapat menangani kasus mishandled baggage tersebut. Kualitas dari karyawan dapat diukur dengan kinerja yang maksimal dalam menghadapi kasus-kasus yang terjadi di unit Lost and Found, yang pada umumnya terjadi masalah kehilangan dan kerusakan bagasi penumpang.

Oktaviani Puji Malinda (2011), dalam kumpulan karya mahasiswa mengemukakan bahwa pelayanan Lost and Found merupakan pelayanan yang diberikan kepada penumpang yang mengalami permasalahan dengan bagasinya. Pada dasarnya Lost and Found merupakan tempat penumpang yang datang untuk mengambil bagasinya. Apabila penumpang mendapati bagasinya rusak atau hilang, maka penumpang juga dapat melaporkannya kepada petugas yang berada di Lost and Found.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Udara Pasal 144 yaitu, “Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang karena bagasi tercatat hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat dalam pengawasan pengangkut.”

Kasus mishandled baggage merupakan suatu kasus yang harus diselesaikan atau dipecahkan oleh seorang unit Lost and Found. Seorang unit Lost and Found harus memiliki sikap cekatan, cermat, terampil dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut. Petugas unit Lost and Found juga harus tau apa saja penyebab-penyebab terjadinya kasus penyimpangan bagasi tersebut. Dari sebab-sebab tersebut, petugas unit Lost and Found dapat mengambil langkah yang cepat dan akurat. Diperlukan juga sikap sabar untuk menghadapi berbagai macam keluhan penumpang yang terkadang sangat menyulitkan.

Pada umumnya kasus-kasus penyimpangan bagasi penumpang yang terjadi pada saat post flight services dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Missing Baggage dengan kode AHL (Advice if Handling) atau BAH (Baggage Advice Handling), yaitu bentuk transaksi dari sistem bagasi atas keadaan dimana penumpang kehilangan dan keterlambatan penerimaan bagasi. Stasiun yang membuat sistem AHL ini adalah stasiun kehilangan atau stasiun yang dilapori penumpang yang belum terima bagasi tersebut.
  2. Found Baggage dengan kode OHD (On Hand Baggage) atau BOH (Baggage On Hand), yaitu bentuk transaksi dari sistem world tracer atas keadaan dimana bagasi penumpang yang bersangkutan, disinilah diperlukan sistem penanganan baggage tracer dalam penyimpangan bagasi tersebut sudah diketemukan dan berada distasiun tempat bagasi itu nyasar.
  3. Damage/Pilfered Baggage dengan kode DPR (Damage/Pilfered) merupakan bentuk transaksi dari sistem world tracer, damage berarti keadaan dimana penumpang menerima bagasi mereka sudah dalam kondisi rusak, baik rusak ringan maupun rusak berat, penumpang berhak mengklaim atas kerusakan bagasinya tersebut dan melapor kepada unit Lost and Found. Untuk pilfered sendiri meiliki arti dimana penumpang mendapati kekurangan isi bagasi atau biasa disebut pendodosan. Jika mendapati kasus pendodosan, penumpang segera melapor kepada unit Lost and Found untuk segera dikroscek dan melakukan investigasi.

Penanganan Bagasi (Baggage Handling)

Baggage Handling merupakan suatu kegiatan menangani barang bawaan penumpang dari stasiun keberangkatan hingga stasiun tujuan. Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang ground handling ini memiliki urutan yang dimulai dari pemeriksaan bagasi oleh security check, penimbangan bagasi dan pelabelan bagasi serta diberikan baggage claim tag, lalu melakukan pembayaran apabila bagasi melebihi ketentuan, kemudian bagasi dibawa dan dimasukkan ke dalam pesawat (loading proses), dan setelah sampai distasiun tujuan bagasi akan diturunkan atau dibongkar (unloading proses) oleh petugas lalu bagasi dibawa ke bagian pengambilan bagasi (baggage claim area).

Beberapa aspek yang tidak boleh diabaikan dari baggage handling adalah:

  1. Safety & Secure (keamanan & keselamatan).
  2. Punctuality (ketepatan waktu).
  3. Realibility (kehandalan pelayanan yang diberikan).
  4. Costumer Satisfication (kepuasan pelanggan, yang dalam hal ini berupa penumpang dan pihak Airlines).

Penumpang akan mengambil bagasi mereka di conveyor belt atau baggage claim area. Setelah mereka mendapatkan bagasi yang dikehendaki, mereka harus menyerahkan nomor label bagasi yang tertempel pada boarding pass atau tiket awal kepada petugas baggage services untuk dicocokkan apakah bagasi yang diambil benar milik mereka dan menghindari tertukar bagasi dengan penumpang lain. Karena, apabila penumpang sudah keluar dari pintu kedatangan (arrival gate) segala bentuk keluhan atau complaint mengenai bagasi tidak akan diterima oleh petugas baggage service.

Namun jika pada saat penumpang mengambil bagasi mendapati bagasinya hilang, rusak, atau mengalami pendodosan, penumpang diharapkan segera melapor kepada petugas baggage service atau unit Lost and Found untuk segera ditindak lanjuti.

Penanganan bagasi (baggage handling) menurut Airport Handling Manual (AHM 810) tentang IATA standard Ground Handling Agreement, Annex A Ground Handling Service Section 4, Sub Section 4 (Ref AHM 18 Tahun 1998) adalah meliputi:

  1. Baggage handling, yang mencakup menangani bagasi di baggage sorting area dan menyiapkan pengiriman/pengantaran dalam pesawat.
  2. Menetapkan berat bagasi yang disusun.
  3. Menurunkan atau mengeluarkan bagasi dari traktor/kendaraan, membongkar dan atau mengosongkan tempat bagasi, memeriksa bagasi yang datang.
  4. Memisahkan bagasi transfer dan menyimpan bagasi transfer ke dalam suatu periode sampai waktu keberangkatan/pengiriman.
  5. Menyediakan atau mengatur pengangkutan bagasi ke sorting area dari department yang akan menerima.
  6. Menangani bagasi awak pesawat (crew baggage), sesuai dengan kesepakatan bersama.

KONSEP DASAR LITERATURE REVIEW

Definisi Literature Review

Menurut Guritno (2011:86) Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para penelitian telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Langkah-Langkah Literature Review

Menurut Guritno (2011:87) dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain, identify gaps ini.
  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai, sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas dan pesan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan diarea penelitian yang sama sehingga terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2009:45), tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variable untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki 3 (tiga) tinjauan, yaitu:

  1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.
  2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat mengisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.
  3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitia lain dengan topic serupa.

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam mebahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

Literature Review

Dalam upaya penulisan ini maka diperlukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasi kesenjangan dan menghindari pembuatan ulang, maka perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan, diantaranya yaitu:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Meilla Dwi Nurmala dan Tri Hartati Retnowati pada tahun (2013) dengan judul “Pengembangan Instruksi Penilaian Skripsi Mahasiswa”, penelitian ini membahas pengembangan instruksi penilaian yang shahih dan handal untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam membuat karya inilah melalui instrument tersebut para dosen dapat melakukan penilaian secara obyektif. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penetapan konstruksi instrument penilaian (skripsi) dan performance dilakukan melalui pendapat para dosen pakar pengukuran subyek penelitian ini adalah mahasiswa dari jurusan bahasa inggris, ilmu keolahragaan dan dosen dari UPI kampus Serang, STKIP Banten dan IAIN Sultan Hasanudin Serang.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Dhima Aprianah pada tahun (2012) yang berjudul “Perancangan Aplikasi Ujian Online Pada Perguruan Tinggi Raharja”, penelitian ini digunakan untuk mengetahui mutu dan prestasi mahasiswa setiap semesternya. Sistem ujian online diharapkan dapat menghasilkan informasi secara relevan, akurat dan tepat waktu. Perancangan ini dimaksudkan untuk sebagai rintisan pengembangan sistem pegujian yang selalu diupdate dan dipantau berdasarkan teori.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Santika Dewi pada tahun (2012) “Analisa Sistem Pelayanan Dukungan Role Online Sistem Ticketing raharja (ROOSTER) Dengan Menggunakan E-Ticket Pada Perguruan Tinggi Raharja”, penelitian ini membahas pembuatan tiket secara online yang dapat diakses oleh civitas raharja untuk memenuhi kebutuhan yang ada serta mengidentifikasi dengan baik semua kebutuhan-kebutuhan terkait dengan sistem pelayanan dukungan ticketing online pada perguruan tinggi raharja. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah metode observasi dan studi kepustakaan.
  4. Penelitian yang dilakukan Ikhsan Abdurrahman (2012) yang berjudul “Perbandingan Antara Kehilangan dan Kerusakan Bagasi Unit Lost and Found garuda Indoneisa Rute CGK-JOG di PT Gapura Angkasa Bandara Internasional Adisutjipto 2012”, Mengungkapkan seorang petugas ground handling khususnya unit Lost and Found harus bekerja lebih teliti untuk dapat menangani kasus mis handled baggage tersebut. Kualitas dari karyawan dapat di ukur dengan kinerja yang maksimal dalam menghadapi kasus-kasus yang terjadi di unit Lost and Found yang pada umumnya terjadi masalah kehilangan dan keusakan bagasi penumpang.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti Puji malinda (2012) “Pelayanan Lost and Found Merupakan Pelayanan Pengaduan Penumpang”, Menerangkan bahwa pelayanan yang diberikan kepada penumpang yang mengalami permasalahan dengan bagasinya. Pada dasarnya Lost and Found merupakan tempat penumpang yang datang untuk mengambil bagasinya. Apabila penumpang mendapati bagasinya rusak atau hilang, maka penumpang tersebut dapat melaporkannya kepada petugas yang berada di Lost and Found.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Yulius Addy Agus Wijayanto (2013) “Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Terhadap bagasi Penumpang Yang Hilang atau Rusak”, mengungkapkan bahwa setiap kegiatan yang berhubungan dengan masalah bagasi penumpang, merupakan tanggung jawab seorang petugas Lost and Found.

BAB III

ANALIASA SISTEM YANG BAERJALAN

Gambar Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan PT Gapura Angkasa

PT Gapura Angkasa adalah salah satu perusahaan Ground Handling hasil patungan anatara tiga perusahaan BUMN, yaitu PT. Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemerintah hanya statusnya bukan BUMN. Pada awalnya PT Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan Ground Handling untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dengan tanpa mengabaikan unsur keselamatan (safety), kehandalan (reliability), ketepatan waktu (punctuality) dan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction), maka PT Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan pelaksanaan Ground Handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja. Dari sinilah asal mula dibentuknya PT GAPURA ANGKASA.

PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II (sebagai pemegang otoritas di hampir seluruh bandara di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan bersamaan dengan ulang tahun ke-49 PT Garuda Indonesia maka komisaris dari ketiga perusahaan negara tersebut memutuskan untuk mendirikan PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan pelayanan darat yang melayani penerbangan domestik dan internasional di pelabuhan udara. PT Gapura Angkasa terus menerus belajar dari pengalaman dan menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan. Tanggung jawab dan kewajiban PT Gapura Angkasa untuk menjadi pelengkap dan untuk bekerja sama dalam melayani operasional penerbangan di Indonesia dan untuk memberikan kecakapan dan ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan mengembangkan sistem manajemen, peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi tinggi merupakan kunci dari perjalanan perusahaan.

Pada mulanya PT Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan secara keseluruhan mulai dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan pesawat serta penanganan kargo.Namun setelah dirasakan perlu adanya profesionalisme dalam pelayanan Ground Handling maka PT Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan perusahaan baru. Dengan menempatkan beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia untuk berkarir di PT Gapura Angkasa ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kepercayaan publik bahwa PT Gapura Angkasa dipegang oleh tim yang profesional dibidangnya.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No: SR-04/MK/016/1998 dan akte pendirian nomor 32 tanggal 26 Januari 1998, bukti bahwa kerja sama antara PT Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru yakni PT Gapura Angkasa. Pendirian PT Gapura Angkasa ini diharapkan mampu menciptakan sinergi kuat hingga tercapainya kinerja perusahaan yang sehat, profesionalisme yang pada akhirnya mampu mengembangkan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan Ground Handling yang terbaik di Asia.

PT Gapura Angkasa mulai dikenal di dunia internasional melalui pertemuan IATA (International Air Transport Association) di Kuala Lumpur bulan april 1998 dan PT Gapura Angkasa mulai dikenal dunia (khususnya bagi International Airlines dan perusahaan Ground Handling). Ground Handling International Magazine vol.3 issue may 1 june 1998 (hal.2) yang dipublikasikan oleh Ground Handling International Publication & Exhibition of The Stable (UK). Iklan tersebut mengukuhkan keanggotaan PT Gapura Angkasa dalam IATA.

Dengan berdirinya PT Gapura Angkasa, PT Garuda Indonesia langsung menyerahkan pelayanan Ground Handling kepada pihak PT Gapura Angkasa. Setelah beberapa bulan beroperasi, PT Gapura Angkasa mendapat tawaran untuk menjadi rekan kerja airlines yang lain, yaitu : Silk Air dan Royal Brunei menambah daftar klien PT Gapura Angkasa cabang Balikpapan dan Bouraq dilayani oleh PT Gapura Angkasa cabang Manado, dan bulan Agustus 1998 Trans Nusantara (penerbangan kargo) menandatangani kerjasama dengan PT Gapura Angkasa untuk penerbangan cabang : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Ambon, dan Jayapura. Setelah Silk Air, Royal Brunei, Bouraq, dan Trans Nusantara, giliran Qantas Airways menandatangani kerjasama dengan PT Gapura Angkasa.

Sampai saat ini PT Gapura Angkasa telah mempunyai 51 klien yaitu Air China, Aeroflot Russian Airlines, Aviastar, China Airlines, China Southern Airlines, Continental Airlines, Air Asia, Japan Airlines, Air North, Korean Air, Airfast Indonesia, Airfrance KLM, Asialink Cargo Airlines, Malaysian Airlines, Batavia Air, Cardigair, Pacific Royale, Cathay Pacific, Qantas, Royal Brunei, Silk Air, Thai Airways, Lion Air, Vietnam Airlines, Wings Air, Citilink, Expressair, Firefly, Air New Zealand, Hainan Airlines, Kalstar Aviation, Hongkong Airlines, Skywest, Nordwind Airlines, MAI, Garuda Indonesia, Nusantara, Qatar Airways, RPX One Stop Logistics, Shanghai Airlines, Shenzhen Airlines, Sky Aviation, Sichuan Airlines Co. Ltd., Sriwijaya Air, Transmile, Travira Air, Tri-M.G. Airlines, Jetstar, Eastindo.com, dan Chartered, VVIP, Military Flights. Khusus untuk PT Gapura Angkasa cabang Denpasar di tahun 2013 ini memiliki 15 klien baik airlines internasional ataupun domestik, yaitu : Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Thai Airways, China Airlines, Korean Air, Air France KLM, Qatar Airways, Hong Kong Airlines, Skywest Airlines, Cathay Pacific, Nord Wind, Jetstar, Batavia Air, Air New Zealand, dan Citilink.

Sebagai perusahaan yang berdiri sendiri yang diakui oleh pemerintah Indonesia dan IATA, PT Gapura Angkasa bertujuan untuk menjaga industri pasar dalam negeri yang tidak menunjukkan keadaan yang berat sebelah dalam peralatan dan kerahasiaan yang tinggi untuk semua pelanggan dan menjamin mereka untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dengan harga yang sesuai.

Visi Misi PT Gapura Angkasa

Visi “ Untuk Memberikan Jasa Darat Kelas Dunia ”

Adapun misi perusahaan dari PT. Gapura Angkasa adalah:

  • Misi PT. Gapura Angkasa, yaitu:
    1. Pelayanan jasa yang handal dan berkemampuan tinggi dengan memperhatikan aspek keselamatan, kehandalan, tepat waktu dan kepuasan pelanggan.
    2. Memberi konstribusi positif dalam integritas bisnis jasa penerbangan.
    3. Mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwa dirgantara, professional dan mampu mengikuti perkembangan teknologi dan modal transportasi udara.
    4. Mendorong partisipasi BUMN, swasta dan koperasi sebagai penunjang kegiatan penerbangan di bandar udara.

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Untuk menggambarkan secara lebih detail mengenai fungsi, bidang, pekerjaan, serta tingkatan-tingkatannya, maka suatu perusahaan memerlukan stuktur organisasi. Demikian juga halnya dengan PT Gapura Angkasa, di dalam menjalankan usahanya PT Gapura Angkasa juga memiliki struktur organisasi yang dijadikan sebagai acuan untuk memberikan gambaran tentang tugas dan wewenang tiap-tiap bagiannya. PT Gapura Angkasa menggunakan struktur organisasi garis, yaitu perintah datang langsung dari pimpinan. Dengan menerapkan organisasi seperti ini, maka tiap-tiap bagian pada PT Gapura Angkasa akan lebih mudah dan jelas dalam melihat tugas dan wewenang, serta tanggung jawab masing-masing.

    Dalam hal ini dapat memungkinkan terjadinya komunikasi yang baik sehingga segala pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan lebih mudah dalam koordinasi, memberikan pengarahan, pengawasan dan masing-masing bagian hanya bertanggung jawab pada atasannya.

    Gapura.jpg

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Gapura Angkasa (CITILINK)

    Tugas dan Tanggung Jawab

    1. General Manager merupakan jabatan yang tertinggi dalam struktur organisasi PT Gapura Angkasa dan memiliki tugas untuk mengkoordinasikan seluruh unit yang ada. Tugas dan fungsi general manager adalah sebagai berikut:a. Melaksanakan kebijaksanaan umum dan kebijakansanaan teknis perusahaan dalam hal pelayanan penumpang, bagasi, kargo dan pos, pelayanan dan perawatan pesawat udara, fasilitas dan sarana, operasi, keamanan, internal service, keuangan dan pelayanan konsumen. b. Membuat dan melaksanakan program kerja cabang dalam hal pelayanan penumpang, bagasi, kargo dan pos, pelayanan dan perawatan pesawat udara, fasilitas dan sarana, operasi, keamanan, internal service, keuangan, pelayanan konsumen, serta melakukan pengawasan pengendalian dan mengevaluasi pelaksanaannya. c. Menyelenggarakan pembinaan terhadap seluruh unit kerja yang ada di cabang. d. Mengadakan koordinasi dengan badan, organisasi, lembaga, atau instasi didalam maupun di luar lingkungan PT Gapura Angkasa untuk menunjang pelaksanaan tugas. e. Melaksanakan fungsi pemasaran untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta mendapatkan pelanggan baru. f. Melaksanakan penugasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. g. Membuat laporan berkala kinerja pelayanan cabang untuk setiap konsumen secara berkala sewaktu-waktu. h. Membuat laporan kegiatan (management report) secara berkala dan sewaktu-waktu kepada direksi.
    2. Operation Manager Fungsi dan tugas dari manager operasi adalah sebagai berikut: 1) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan serta melaksanakan kegiatan pelayanan darat (Ground Handling) yang meliputi kegiatan terminal seperti pelayanan penumpang dan bagasi, kegiatan apron, ramp handling, pelayanan pesawat serta flight operation. 2) Memastikan tercapainya kinerja yang memenuhi keinginan pelanggan dalam pelayanan. 3) Mengadakan koordinasi dengan badan, organisasi, lembaga atau instansi dalam maupun luar lingkungan PT Gapura Angkasa untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 4) Membuat dan melaksanakan program kinerja cabang dalam hal pelayanan penumpang, bagasi, pelayanan pesawat udara dan operasi. 5) Melaksanakan penugasan lainnya yang diberikan oleh General Manager. 6) Membuat laporan kegiatan secara berkala dan sewaktu-waktu kepada pihak cabang.
    3. Ass. Manager Terminal a. Fungsi dan tugasnya adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pengaturan dan pelaksanaan pada saatnya, melaksanakan pengawasan dan menjamin kelancaran pelayanan penumpang dan bagasi. 2) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit terkait lainnya demi kelancaran pelaksanaan pelayanan Ground Handling. 3) Melaksanakan kebijakan umum dan kebijakan teknis cabang yang berkaitan dengan pelayanan penumpang dan bagasi. 4) Membuat dan melaksanakan program kerja pada pelayanan penumpang dan bagasi serta melakukan pengawasan, pengendalian, dan mengevaluasi pelaksanaannya. 5) Menyelenggarakan pembinaan terhadap seluruh staf di lingkungan unit kerja pelayanan penumpang dan bagasi.

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Dalam proses menganalisa prosedur sistem yang berjalan, penulis memberikan gambaran melacak bagasi yang dilaporkan hilang dan memerlukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

    1. Kurang Terima Bagasi / Bagasi Hilang (Missing Baggage): Apabila terjadi kurang terima bagasi, penumpang diharapkan melapor ke kantor lost and found, Petugas lost and found harus menanyakan dan meminta label bagasi tersebut, kemudian menanyakan ciri-ciri bagasi tersebut, Petugas harus menanyakan apa isi bagasi tersebut dan membuat laporan/PIR (Property Irregularity Report), Setelah penumpang selesai membuat laporan/PIR, petugas Lost and Found mentracing bagasi tersebut melalui email, Apabila bagasi ditemukan, bagasi tersebut harus dikirim ke alamat penumpang sesuai dengan alamat dalam laporan, Apabila bagasi penumpang dalam kurun waktu minimal 2 minggu dari tanggal penumpang membuat laporan petugas dapat mempersilahkan penumpang untuk mengajukan klaim ke penerbangan. Kompensasi bagasi hilang di berikan sebesar Rp 200.000 s/d Rp 300.000.
    2. Lebih Terima Bagasi (On Hand Baggage): Apabila ada bagasi yang tidak diambil oleh penumpang di arrival hall/conveyer, petugas lost and found harus mengamankan bagasi tersebut dan memberitakan melalui email untuk mempermudah pengecekan airport yang lain mengetahuinya, Petugas lost and found harus mencatat di sistem nomor label, berat bagasi, stasiun asal, nomor penerbangan yang ada di bagasi, Jika ada permintaan dari stasiun lain petugas lost and found harus segera mengirim pada kesempatan pertama, Pengiriman bagasi on hand menggunakan label rush tag dan disertai pemberitahuan tertulis ke stasiun tujuan dengan menggunakan email.
    3. Penanganan Bagasi Rusak (Damage Baggage): Apabila terjadi laporan mengenai bagasi yang diterima penumpang rusak (Damage Baggage), petugas harus mengecek, mencatat kondisi kerusakan bagasi, memfoto kerusakan bagasi tersebut dan meminta label bagasi, Petugas lost and found berkoordinasi dengan stasiun keberangkatan dan transit via telefon/email mengenai kondisi bagasi yang dimaksud, apakah pada saat penerimaan bagasi dalam kondisi baik atau rusak, Apabila bagasi yang dimaksud dalam kondisi rusak, maka pihak airlines tidak bertanggung jawab terhadap perbaikan/penggantian kerusakan bagasi. Dan jika sebaliknya, bagasi yang dimaksud diterima dalam kondisi baik pada stasiun keberangkatan atau transit, maka petugas harus mengisi form damage report untuk pelaksanaan perbaikan dan penggantian, Penggantian bagasi atau claim bagasi (repaired) ada dua cara : Apabila kerusakan total (Hard Case) tidak bisa direpaired, airlines memberikan kompensasi berupa uang sesuai merk bagasi tersebut, Apabila kerusakan mayor atau minor (Soft Case) bisa direpaired, airlines bekerja sama dengan pihak ketiga.
    4. Kekurangan/Kehilangan Isi Dalam Bagasi (Pilfered Baggage): Apabila terjadi kekurangan/kehilangan mengenai isi bagasi yang diterima penumpang, petugas harus membuat laporan dan meminta label bagasi, menanyakan kepada penumpang jenis barang apa saja, Apabila ada tanda nota pembelian, petugas meminta kepada penumpang sebagai bukti untuk sarat mengklaim kehilangan jenis barang yang hilang. Dan sebaliknya jika tidak ada nota pembelian, petugas tetap membuat laporan tetapi tidak bisa mengkalim jenis barang yang hilang sepenuhnya.
    5. Bagasi Penumpang Yang Dibawa Kedalam Pesawat (Cabin): Apabila terjadi ketinggalan bawaan bagasi penumpang atau cabin petugas penerbangan security segera menyerahkan kepada petugas Lost and Found untuk mempermudah memonitor apabila ada penumpang melapor, Ketika menyerahkannya kepada penumpang yang melapor bagasi bawaan/cabin milik penumpang tersebut, petugas Lost and Found dengan membuat tanda terima.

    Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari use case, activity diagram dan sequence diagram. Untuk menggambarkan rancangan prosedur dan proses yang berjalan saat ini yaitu sebagai berikut:

    Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

    Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan Draw.io untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

    use%2Bcase.jpg

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar Use Case diatas dapat dijelaskan kegiatan yang saat ini sedang berjalan pada Lost and Found Citilink, yaitu:

    1. Terdapat sistem mencakup proses kegiatan yang berjalan.
    2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan yaitu passanger, Staff LL (Lostand Found) Cengkareng, dan Unit LL (Lost and Found) satsiun awal passanger.
    3. 5 (lima) use case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya : Claim Tag, membuat laporan PIR (Property Irregularity report), Tracing bagasi by email/telfon, informasi, bagasi passanger yang hilang.

    Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

    Activity Diagram ini untuk menggambarkan tata urutan proses aliran aktifitas yang terdapat pada proses komunikasi antara penumpang, Petugas Lost and Found Cengkareng dan unit Lost and Found stasiun awal penumpang. Dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dijalankan dan memodelkan hasil dari action tersebut.



    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Metode Analisa SWOT

    Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan anacaman (Threats) pada sistem yang mampu menyampaikan informasi yang diinginkan pada Lost and found Citilink yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 3 Analisa SWOT
    <td width="276">
    1. Teknologi digital yang berkembang kian pesat.
    2. Persaingan dalam dunia advertising digital.
    3. Banyaknya penerbangan yang memakai metode pencarian bagasi secara online.
     </td>
    
    </table> </div>

    Berdasarkan identifikasi SWOT yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang yang tersedia menggunakan (strategi S-O) dan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi suatuancaman dengan menggunakan (strategi S-T) dan dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki untuk meraih peluang yang ada (strategi W-O) serta mengatasi ancaman yang ada dengan menggunakan (strategi W-T). Matriks SWOT dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Strengths (S)

    Weakness (W)

    1. Lost and Found Citilink telah berbasis Teknologi Informasi.
    2. Lost and Found Citilink mampu melayani keluhan penumpang yang mengalami kerusakan serta kehilangan bagasi.
    3. Berlandaskan ICAO/IATA Penerbangan.
    1. Sumber daya manusia/petugas Lost and Found masih butuh pelatihan khusus (training).
    2. Rendahnya fasilitas pencarian bagasi sehingga memperlambat penanganan dalam pencarian bagasi tersebut.
    3. Pemanfaatan TI belummaksimal.

    Opportunities (O)

    Threats (T)

    1. Popularitas melalui website tracer.</em>.
    2. Rencana pengembangan website tracer menggunakan metode berbasis web untuk memudahkan pencarian bagasi penumpang pada penerbangan Ciilink.
    3. Mempermudah pencarian bagasi penumpang yang hilang.
    4. </ol>