KP1322377489

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

ATAS SIKLUS PENDAPATAN

PADA PT. [GMF AEROASIA]


F

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK




OLEH:


1322377489 DESY WIRIYANTY


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK)

RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)

LEMBAR PERSETUJUAN



ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS SIKLUS PENDAPATAN

PADA PT. GMF AEROASIA



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Tugas Akhir pada Jurusan Komputerisasi Akuntansi Konsentrasi Finance

AMIK Raharja Tahun Akademik 2015/2016.



Tangerang, 21 Januari 2016



Dosen Pembimbing






Pembimbing Lapangan






(Ilamsyah, M.kom)
NID. 14019

(Octiviani Isna Nugraheni)
NIP.

LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1322377489
Nama
Jenjang Studi
: Diploma 3
Jurusan
Konsentrasi
: Finance


Menyatakan bahwa Kuliah Kerja Praktek ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Kuliah Kerja Praktek yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Tugas Akhir baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Januari 2016
Desy Wiriyanty
NIM. 1322377489

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan yang diterapkan pada PT. GMF Aero Asia. PT. GMF Aero Asia merupakan perusahaan berkala internasional yang melayani permintaan jasa perawatan pesawat terbang. Untuk mendukung siklus pendapatan pada perusahaan ini dibutuhkan sebuah sistem yang baik, agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dibutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai yang memiliki fungsi untuk menyediakan informasi pendapatan kepada manajemen puncak. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Analisis tersebut dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan keadaaan obyek penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian, agar kemudian dapat memberikan alternatif dan saran dari pemecahan permasalahan yang dihadapi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan pada PT. GMF Aero Asia memiliki beberapa kendala dalam menggunakan sistem yang sudah ada yaitu masih terjadinya error data, perawatan sistem dan kedisiplinan karyawan dalam memasukan data. Penulis memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut.

Kata Kunci: sistem informasi akuntansi, siklus pendapatan, deskriptif kualitatif

ABSTRACT

This research aimed to analyze the accounting information system on revenue cycle applied at PT. GMF Aero Asia. PT. GMF Aero Asia is an international company that serves the request aircraft maintenance services. To support the company's revenue cycle needs a good system, so that the system can run properly needed adequate accounting information system that has the function to provide income information to top management. The data analysis method which was used is qualitative descriptive analysis with a case study approach. The analysis was performed by describing or depicting factual condition of research object to find out and to analysis problem which was faced by research object. Then an alternative and suggestion were given to solve the problem. The analysis showed that the accounting information system on revenue cycle at PT. GMF Aero Asia has some constraints in using the existing system is still the occurrence of a data error, system maintenance and discipline employees in data input. The author provides a solution to the problems that exist in the company.

Keywords: Accounting Information System, Revenue Cycle,Qualitative Desciptive

KATA PENGANTAR


Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini yang penulis sajikan dalam buku yang sederhana.

Tujuan penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebelum melaksanakan Tugas Akhir (TA) dalam jenjang Diploma jurusan Komputerisasi Akuntansi pada Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian (observasi), wawancara dan beberapa sumber literature yang mendukung Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Euis Siti Nur Aisyah, S.Kom selaku Kepala Jurusan Komputerisasi Akuntansi.
  4. Bapak Sunar Abdul Wahid, Dr.,M.,S.,Ir selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  7. Keluarga besar PT. GMF AEROASIA unit TY yang telah banyak membantu dalam Laporan Kuliah Kerja Praktek ini serta memberikan semangat dan do’anya.
  8. Rekan - rekan seperjuangan yang tergabung dalam UKM FUMMRI (Forum Ukhuwah Mahasiswa Muslim Raharja Informatika).
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan penulis semangat dalam menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Tangerang, Januari 2016
Desy Wiriyanty
NIM. 1322377489

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pengendalian Intern Siklus Pendapatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1. Jenis-jenis Sistem

Gambar2.2. Komponen Sebuah Sistem Informasi

Gambar2.3. Siklus Sistem Informasi Akuntansi

Gambar2.4. Siklus Pendapatan

Gambar3.1. PT. GMF AEROASIA

Gambar3.2. Struktur Organisasi PT. GMF AEROASIA

Gambar3.3. Usecase Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar3.4. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar3.5. Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USECASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR LAMPIRAN


LAMPIRAN A :

A.1. Lampiran Surat Keterangan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

A.2. Lampiran Form Penggantian Judul

A.3. Lampiran Kartu Bimbingan

A.4. Lampiran Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.5. Lampiran Validasi Kuliah Kerja Praktek (KKP)

A.6. Lampiran Kwitansi Pembayaran Bimbingan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

A.7. Lampiran Daftar Mata Kuliah Yang Belom Diambil

A.8. Lampiran Daftar Nilai

A.9. Lampiran Lampiran Formulir Seminar Proposal

A.10. Lampiran Sertifikat TOEFL

A.11. Lampiran Sertifikat PROSPEK.

A.12. Lampiran Sertifikat TOEFL.

A.13. Lampiran Sertifikat IT Internasional.

A.14. Lampiran Sertifikat IT Nasional


LAMPIRAN B :

B.1. Lampiran Surat Balasan Permohonan Kerja Kuliah Praktek

B.2. Lampiran Surat Data Clearance dan Pas Intern PT. GMF AEROASIA

B.3. Lampiran Surat Penempatan Kerja Kuliah Praktek (KKP)

B.4. Lampiran Form Daftar Hadir Kerja Kuliah Praktek (KKP)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia bisnis, informasi merupakan bagian yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan. Informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu akan membantu pihak intern perusahaan dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan organisasi perusahaan serta usahanya. Informasi juga mendukung kegiatan operasional dan manajerial perusahaan. Dan untuk semua itu dibutuhkan suatu pengolahan data yang handal, akurat, dan dapat ditampilkan secara tepat dan mudah apabila setiap kali diperlukan.

Informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi semua pihak, sebagai contohnya bagi pihak perusahaan atau manajemen, informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat utama. Suatu perusahaan pasti memiliki sistem informasi yang berfungsi sebagai penghasil informasi, seperti sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan (Romney & Steinbart, 2012:30).

Salah satu siklus penting dalam sistem informasi akuntansi di perusahaan yaitu siklus pendapatan. Siklus pendapatan merupakan serangkaian bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan aktivitas penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut. Setiap aktivitas tersebut akan melibatkan orang-orang yang telah ditunjuk oleh perusahaan untuk menangani setiap fungsi, sehingga setiap aktivitas memiliki orang yang bertanggung jawab. Bukan hanya itu, aktivitas tersebut juga harus mengikuti alur atau prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Jika prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut dijalankan dengan baik, maka diharapkan siklus pendapatan bisa berjalan dengan baik pula. Sebaliknya, jika prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut tidak dijalankan dengan baik maka siklus pendapatan bisa berjalan dengan tidak baik pula. Untuk mendukung siklus ini dibutuhkan sebuah sistem yang baik, agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dibutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai yang memiliki fungsi untuk menyediakan informasi pendapatan kepada manajemen puncak.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Atas Siklus Pendapatan PT. GMF AERO ASIA”.


Perumusan Masalah

Dalam penulisan laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini, penulis mengangkat sistem informasi akuntansi pada siklus pendapatan karena sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memberikan laporan kepada manajemen puncak terkait pendapatan perusahaan.

Pembahasan topik laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini meliputi sistem informasi akuntansi, alur sistem pendapatan atas proses bisnis jasa perawatan pesawat terbang.


Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penulisan yang akan dibahas pada laporan KKP (Kuliah Kerja Praktek) ini, memfokuskan penelitian pada analisa sistem siklus pendapatan sebagai sistem informasi akuntansi pada PT. GMF Aero Asia. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat fokus dalam satu bagian, sehingga data yang diperoleh akurat, spesifik, dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh. Peneliti juga mengobservasi dan mendeskripsikan bagaimana prosesnya customer mulai melakukan kontrak perjanjian untuk perawatan pesawat pada PT. GMF Aero Asia sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Operasional

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kendala-kendala apa saja yang ada pada sistem yang sedang berjalan saat ini.

2. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu agar hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh PT. GMF Aero Asia sebagai referensi dasar untuk mendapatkan informasi tentang sistem yang dianalisa dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan sistem agar lebih baik lagi dari sistem yang berjalan saat ini.

3. Tujuan Individual

Tujuan individual adalah untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan sebuah sistem pengendalian pada PT. GMF Aero Asia sehingga penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP).


Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan kurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti. Adapun manfaat yang diharapkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran dan pemahaman yang menyeluruh tentang proses bisnis PT. GMF Aero Asia terutama dalam hal ini terkait siklus pendapatan yang dimiliki perusahaan.

2. Menjadikan laporan KKP ( Kuliah Kerja Praktek) sebagai bahan referensi bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang akan menyusun laporan KKP ( Kuliah Kerja Praktek).

3. Menjadikan laporan ini sebagai masukan yang positif dan membangun terhadap proses bisnis perusahaan terutama dalam siklus pendapatan PT. GMF Aero Asia.


Metode Penelitian

Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif pada pendekatan kualitatif atau analisa non statistic yang bersifat melukiskan atau menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Analisa data dilakukan berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh dianalisa dan dievaluasi dengan membandingkan dengan teori yang ada untuk menemukan kemungkinan adanya permasalahan atas sistem yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:

1. Menganalisa struktur organisasi yang ada pada PT. GMF AERO ASIA.

2. Menganalisa sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan yang ada pada PT. GMF AERO ASIA, meliputi: prosedur sistem berjalan dan dokumen yang digunakan serta informasi yang terkait.

Hasil analisa dan evaluasi tersebut akan ditarik sebagai kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam efektifitas penerapan sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan pada PT. GMF AERO ASIA.


Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Merupakan cara pengumpulan data dimana penulis diharuskan untuk terlibat langsung dalam pencarian datanya atau peninjauan secara cermat dan langsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini, penulis dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi PT GMF Aero Asia sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada dilapangan dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian. Kemudian dari pengamatan lapangan tersebut dijadikan pedoman untuk dilakukan pengamatan terhadap sistem yang akan dikembangkan. Dengan cara ini penulis diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem yang akan penulis analisa pada PT GMF Aero Asia.

2. Metode Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada staff unit TY PT. GMF AERO ASIA. Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survey.

3. Metode Studi Pustaka

Adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis/disertasi, ensiklopedia, buku tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain, serta melakukan searching pada internet. Dalam hal ini seorang peneliti berkewajiban mempelajari teori-teori yang mendasar masalah dan bidang penelitiannya. Selain itu, penulis juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitiannya untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, penulis dapat memperoleh informasi secara sistematis kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi penulisan menjadi empat (IV) bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga tulisan inimenjadi satu kesatuan yang utuh, keempat bab tersebut yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang dipergunakan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang definisi ilmu yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, literature review serta membahas teori-teori pendukung lainnya pada laporan ini.

BAB III PEMBAHASAN

Berisikan gambaran umum instansi, sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, perasalahan yang dihadapi, analisis sistem yang berjalan dengan menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil penganalisisan pada bab-bab terdahulu dan saran yang akan diberikan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem
  2. Sistem terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    1. Menurut Yakub (2012:1)[1], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.
    2. Menurut Tata Sutabri (2012:10)[2], berpendapat bahwa “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.
    3. Menurut West Churchman, berpendapat bahwa "sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang di koordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan".

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari sub-sub sistem dengan unsur, komponen atau variabel yang saling berkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu.

  3. Karakteristik Sistem
  4. Menurut Sutabri (2012:20)[2],Menurut Tata Sutabri (2012:20), berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)
      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
    2. Batasan Sistem (Boundary)
      Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    3. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)
      Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kalangsungan hidup dari sistem tersebut.
    4. Penghubung Sistem (Interface)
      Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
    5. Masukan Sistem (Input)
      Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
    6. Keluaran Sistem (Output)
      Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.
    7. Pengolahan Sistem (Process)
      Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
    8. Sasaran Sistem (Objective)
      Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
  5. Jenis-Jenis Sistem
  6. Meskipun sistem memiliki bermacam-macam bentuk, sistem tersebut memiliki karakteristik yang universal. Menurut Krismiaji (2015:3)[3], konsep sistem mengelompokan sistem ke dalam 4 (empat) kelompok, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. yaitu:

    Gambar 2.1. Jenis-jenis Sistem
    Sumber: Krismiaji (2015:3)[3]

    1. Sistem tertutup (closed system),
      Sistem yang secara total terisolasi dari lingkungannya. Tidak ada penghubung dengan pihak eksternal, sehingga sistem ini tidak memiliki pengaruh terhadap dan dipengaruhi oleh lingkungan yang berada diluar batas sistem. Sistem semacam ini hanya ada dalam teori saja, karena dalam kenyataan semua sistem berinteraksi dengan lingkungannya dengan caranya masing-masing.
    2. Sistem relatif tertutup (Relatively closed system),
      adalah sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara terkendali. Sistem semacam ini memiliki penghubung yang menghubungkan sistem dengan lingkungannya dan mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap proses yang dilakukan oleh sistem. Interaksinya berupa input jika input tersebut diperoleh dari lingkungan, dan output jika output tersebut ditujukan kepada pihak yang berada diluar sistem. Sistem yang dirancang dengan baik, akan membatasi, bukan mengeliminasi, pengaruh dari luar sistem.
    3. Sistem terbuka (Open system),
      adalah sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara tak terkendali. Disamping memperoleh input dari lingkungan, dan memberikan output bagi lingkungan, sistem terbuka juga memperoleh gangguan, atau input yang tidak terkendali yang akan mempengaruhi proses dalam sistem. Sistem yang dirancang dengan baik dapat meminimumkan gangguan ini, dengan cara melakukan antisipasi terhadap kemungkinan munculnya gangguan dari lingkungan dan selanjutnya menciptakan proses dan cara-cara menanggulangi gangguan tersebut.
    4. Sistem umpan balik (Feedback Control system),
      adalah sistem yang menggunakan sebagian output menjadi salah satu input untuk proses yang sama di masa berikutnya. Sebuah sistem dapat di rancang untuk memberikan umpan balik guna membantu sistem tersebut untuk mencapai tujuannya. Salah satu contoh sistem yang dirancang untuk tujuan melakukan pengendalian adalah sistem pelaporan pertanggungjawaban, dimana sistem ini menghasilkan laporan pelaksanaan kegiatan yang berisi perbandingan antara target dengan realisasi kegiatan. Atas dasar informasi dalam laporan tersebut, manajmen dapat menggunakan sebagai umpan balik guna membuat rencanayang lebih baik di masa mendatang.

Konsep Dasar Data dan Informasi

  1. Definisi Data
  2. Data terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    1. Menurut Sutarman (2012:3)[4], berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.
    2. Menurut Krismiaji (2015:14)[3], berpendapat bahwa “Data adalah fakta yang dimasukkan ke dalam, disimpan, diproses oleh sebuah sistem”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, yang disimpan dan diproses oleh sebuah sistem.

  3. Definisi Informasi
  4. Data terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    1. Menurut Sutarman (2012:14)[4], berpandapat bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.
    2. Menurut Maimunah (2012:26)[5], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta yang teh diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan.

  5. Kualitas Informasi
  6. Menurut Krismiaji (2015:15)[3], kualitas suatu informasi tergantung dari 7 (tujuh) hal, antara lain sebagai berikut:

    1. Dapat dipercaya
      Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi.
    2. Tepat waktu
      Sebuah informasi yang disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan.
    3. Relevan
      Sebuah informasi harus dapat menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikan kemampuan untuk memprediksi, atau menegaskan/membenarkan ekspetasi semula.
    4. Lengkap
      Informasi yang lengkap adalah informasi yang mencantumkan seluruh informasi penting yang diperlukan oleh pengguna informasi dalam membuat keputusan.
    5. Mudah dipahami
      Sebuah informasi harus disajikan dalam format yang mudah dimengerti.
    6. Dapat diuji kebenarannya
      Informasi tersebut memungkinkan 2 (dua) orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen.
  7. Nilai Informasi
  8. Menurut Sutarman (2012:14)[4], Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut:

    1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.
    2. Untuk mendapatkan pengalaman.
    3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
    4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
    5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
  9. Ciri-Ciri Informasi
  10. Menurut Yakub (2012:10)[1], Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut:

    1. Benar atau salah informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
    2. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.
    3. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.
    4. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
    5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
  11. Jenis-Jenis Informasi
  12. Menurut Yakub (2012:15)[1], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.

    1. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.
    2. Sumber informasi, dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.
    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.
    4. Informasi fisik, dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi
  2. Sistem informasi terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    1. Menurut Tata Sutabri (2012:46)[2], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
    2. Menurut Krismiaji (2015:16)[3], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan memasukkan dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan sistem didlam suatu organisasi yang terdiri dari data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".

  3. Komponen Sistem Informasi
  4. Menurut Krismiaji (2015:16)[3], sebuah sistem informasi memiliki 8 (delapan) komponen sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. 8 (delapan) komponen tersebut adalah:

    Gambar 2.2. Komponen Sebuah Sistem Informasi
    Sumber: Krismiaji (2015:3)[3]

    1. Tujuan
      Dalam setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
    2. Input
      Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem. Sebagai besar input berupa data tranksaksi.
    3. Output Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output. Output dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai input disebut dengan umpan balik (Feedback). Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal sebagai daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
    4. Penyimpanan data
      Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui (Updated) untuk menjaga keterkinian data.
    5. Pemroses
      Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Saat ini sebagian besar perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi secara cepat dan akurat.
    6. Instruksi dan prosedur
      Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Perangkat lunak (software) komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur.
    7. Pemakai
      Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut pemakai. Dalam perusahaan, pengertian pemakai termasuk didalamnya adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan mengendalikan sistem.
    8. Pengamanan dan pengawasan
      Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengaman dan pengawasan harus dibuat melekat pada sistem.
  5. Jenis-Jenis Sistem Informasi
  6. Menurut Krismiaji (2015:17)[3], sistem informasi berbasis komputer pertama yang dibangun adalah sistem informasi akuntansi. Sistem ini memiliki fokus yang cukup sempit, yaitu mendukung kegiatan operasi harian dengan mengumpulkan dan menyimpan data akuntansi dan membantu menjamin bahwa data organisasi di proses secara konsisten. Keterbatasan ini memicu dibangunya sistem informasi lain sebagai berikut:

    1. Sistem informasi eksekutif (executive information system / EIS)
      Sistem informasi eksekutif adalah sebuah sistem informasi yang dirancang untuk memberikan informasi yang mudah dipahami dan diakses oleh para eksekutif dan manajer untuk membuat rencana strategis, memantau bisnis dan kondisi ekonomi, mengidentifikasi persoalan dan peluang bisnis, dan membuat berbagai keputusan. Sistem menerima data dari berbagai sumber; menggabungkan. Mengintegrasikan dan mengikhtisarkan data; dan menyajikan data dalam format yang sanagat interaktif, berorientasi grafik, dan dapat menggunakan pointing devices dan touch screen.
    2. Sistem pendukung keputusan (decision support system/DSS)
      Sistem pendukung keputusan yaitu sistem informasi yang dibangun untuk membantu para pemakai membuat keputusan dalam lingkungan yang tidak terstruktur, dimana derajat ketidakpastian tinggi. Sistem ini memungkinkan para pemakai mengeksplorasi berbagai alternatif, pertanyaan what-if yang terkait dengan persoalan bisnis, dan membuat keputusan dalam situasi yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
    3. Sistem ahli (expert system/ES)
      Sistem ahli berisi pengetahuan dan keahlian para pakar dalam disiplin ilmunya masing-masing. Pengetahuan dan keahlian yang tersimpan dalam sistem dapat digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan persoalan yang sejenis di masa mendatang.
    4. Sistem pemakai akhir (end-user systrem/EUS)
      Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi yang dibangun oleh para pemakai untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka sendiri. Selain itu, sistem ini juga dapat meningkatkan produktivitas serta sebagai sarana latihan bagi para pemakai dalam membangun sistem informasi yang lebih besar.
  7. Infrastruktur Informasi
  8. Menurut Sutarman (2012:15)[4], Infrastruktur informasi terdiri atas fasilitas-fasilitas fisik, layanan, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputer dalam suatu organisasi. Terdapat 5 (lima) komponen utama dari infrastruktur, yaitu sebagai berikut:

    1. Hardware (perangkat keras).
    2. Software (perangkat lunak).
    3. Network (fasilitas jaringan dan komunikasi).
    4. Database (basis data).
    5. Information management personnel (manajemen informasi personal).
  9. Arsitektur Informasi
  10. Menurut Sutarman (2012:15)[4], berpendapat bahwa “Arsitektur informasi adalah perencanaan kebutuhan informasi dalam organisasi dan bagaimana proses pemenuhan kebutuhan tersebut”. Dalam mempersiapkan arsitektur informasi, perancangan (designer) membutuhkan informasi yang dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:

    1. Kebutuhan bisnis akan informasi.
    2. Infrastruktur informasi yang telah ada dan yang direncanakan.

Konsep Dasar Analisis Sistem

  1. Definisi Analisis Sistem
  2. Menurut Henderi (2011:322)[6], berpendapat bahwa “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

  3. Tahap Analisis Sistem
  4. Menurut Henderi (2011:322)[6], berpendapat bahwa “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.


Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

  1. Definisi UML (Unified Modeling Language)
  2. UML (Unified Modelling Languege) terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

    1. Menurut Widodo (2011:6)[7], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.
    2. Menurut Adi Nugroho (2010:6)[8], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan sesunguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming).

  3. Model UML (Unified Modelling Language)
  4. Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: (Widodo, 2011:10)[7]

    1. Diagram kelas (Class diagram)
      Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
    2. Diagram paket (Package Diagram)
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
    3. Diagram use-case
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
    4. Diagram interaksi dan sequence (urutan)
      Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
    5. Diagram komunikasi (communication diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
    6. Diagram statechart (statechart diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
    7. Diagram aktivitas (activity diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
    8. Diagram komponen (component diagram)
      Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
    9. Diagram deployment (deployment diagram)
      Bersifat statis. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

    Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

Teori Khusus

Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Krismiaji (2015: 4)[3], Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi bisnis yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.

Pengguna sistem informasi akuntansi terbagi dalam 2 (dua) kategori pengguna yaitu pengguna eksternal dan pengguna internal. Yang termasuk dalam pengguna eksternal yaitu seperti pelanggan, pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat umum. Informasi yang diterima oleh para pengguna eksternal bergantung pada output yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi perusahaan. Sedangkan, pengguna internal seperti manajer memiliki kebutuhan akan informasi berdasarkan tingkatan mereka dalam organisasi atau fungsi-fungsi tertentu yang mereka jalankan, misalnya:

  1. Top level management membutuhkan informasi yang bersifat strategis.
  2. Middle level management membutuhkan informasi yang sifatnya taktis.
  3. Lower level management membutuhkan informasi yang sifatnya operasional dan berorientasi pada transaksi.

Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi perusahaan. dengan menggunakan SIA perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat dan kinerja operasional perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Menurut Romney dan Steinbart (2012), SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu perusahaan dengan cara :

  1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk dan jasa.
  2. Memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang lebih tepat waktu.
  3. Berbagi Pengetahuan. SIA dapat digunakan sebagai alat untuk berbagi pengetahuan dan keahlian yang dapat meningkatkan operasi perusahaan dan menyediakan keuntungan yang kompetitif.
  4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari supply chain. Dengan SIA perusahaan dapat memotong aktivitas yang menghambat efisiensi dan efektifitas operasi bisnis perusahaan.
  5. Meningkatkan pengendalian internal. SIA yang disertai dengan pengendalian internal yang memadai dapat melindungi sistem dari fraud, errors, kegagalan sistem, dan bencana.
  6. Meningkatkan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah hal yang sangat komplek karena terdiri dari beberapa tahapan yaitu: identifikasi masalah, mengumpulkan dan mengintrepetasikan informasi, evaluasi cara untuk menyelesaikan masalah tersebut, memilih solusi, dan implementasikan solusi yang telah dipilih. SIA dapat menyediakan penunjang pada semua tahapan tersebut.

Sistem informasi akuntansi juga memiliki beberapa subsistem yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Subsistem tersebut yang terdapat dalam Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Sumber: Krismiaji (2015:16)[3]

  1. Siklus pendapatan
    Merupakan proses yang berasal dari peristiwa ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
  2. Siklus pembelian
    Merupakan proses untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan.
  3. Siklus produksi
    Merupakan proses untuk merubah bahan baku atau suplais menjadi produk jadi.
  4. Siklus buku besar dan sistem pelaporan
    Merupakan proses yang berkaitan dengan pelaporan keuangan dan lainnya.

Siklus Pendapatan

  1. Definisi Siklus Pendapatan
  2. Menurut Krismiaji (2015:295)[3] Siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut.

    Siklus pendapatan berhubungan dengan siklus lain sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Siklus Pendapatan
    Sumber: Krismiaji (2015:296)[3]

    Pada gambar tersebut terlihat bahwa pihak ekstern yang dominan berhubungan dan bertukar informasi adalah konsumen/pelanggan. Selain itu, arus informasi internal juga terjadi antar siklus pendapatan dengan siklus yang lain, yaitu:

    1. Siklus pengeluaran dan produksi untuk aktivitas pembelian atau produksi barang untuk memenuhi permintaan konsumen.
    2. Sistem penggajian/manajemen sumber daya manusia untuk menghitung komisi penjualan dan bonus.
    3. Siklus pembukuan dan pelaporan untuk menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja.
  3. Aktivitas Bisnis Dalam Siklus Pendapatan
  4. Menurut Krismiaji (2015:312)[3] salah satu tujuan sistem informasi akuntansi dalam siklus pendapatan adalah untuk mendukung kinerja aktivitas bisnis sebuah organisasi dengan meningkatkan efisiensi pemrosesan data transaksi. Siklus pendapatan merinci aktivitasnya menjadi 4 aktivasi, yaitu:

    1. Penanganan pesanan pelanggan

      Tahap pertama dalam siklus pendapatan adalah penanganan pesanan yang diterima dari pelanggan. Fungsi ini mencakup seluruh aktivitas mulai dari menerima pesanan dari pelanggan sampai dengan memproses pesanan tersebut. Aktivitas ini dilakukan oleh departemen pemrosesan pesanan yang berada dibawah wakil presiden pemasaran.

      Keputusan yang dibuat dan informasi yang dibutuhkan. Fungsi penanganan order memperoleh informasi yang dibutuhkan tentang ketersediaan barang dari fungsi pengawas persediaan (gudang) dan status kredit pelanggan dari fungsi akuntansi. Keputusan yang berhubungan dengan kebijakan kredit, termasuk persetujuan kredit bagi pelanggan baru dan penambahan batas kredit bagi pelanggan lama oleh Manajer kredit, yang akan memberikan laporan kepada manajer keuangan dan wakil presiden bidang keuangan. Penetapan semacam ini merupakan upaya untuk melakukan pemisahan fungsi secara efektif antara tugas otorisasi dan tugas pencatatan.

      Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam penanganan order adalah

      • Merespon permintaan informasi dari pelanggan.
      • Mengecek dan meyetujui permohonan kredit pelanggan.
      • Mengecek ketersediaan barang.
    2. Pengiriman barang

      Tahap kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi order dan mengirimkan barang. Bagian gudang bertanggungjawab untuk memenuhi order pelanggan dengan mengeluarkan barang dari gudang sesuai dengan instruksi yang tercantum dalam tiket pengambilan barang (picking ticket). Deparetemen pengiriman bertanggungjawab untuk melakukan pengiriman barang kepada pelanggan.

      Salah satu keputusan pokok yang dibuat dalam aktivitas ini adalah metoda pengiriman. Adapun metoda pengiriman yang digunakan, departemen pengiriman membutuhkan informasi yang akurat tentang jenis barang apa yang akan dikirim dan kemana barang tersebut akan dikirim.

    3. Penagihan

      Tahap ketiga dalam siklus pendapatan adalah penagihan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat faktur penjualan dan memelihara catatan piutang kepada setiap pelanggan. Proses ini dilakukan oleh departemen penagihan, yang bertanggungjawab kepada manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi.

      Penagihan atau pembuatan faktur penjualan yang akurat merupakan hal yang penting. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan informasi dari departemen pengiriman tentang jenis dan jumlah barang yang dikirimkan, harga dan sayarat penjualan yang telah disepakati. Faktur penjualan memberitahu pembeli tentang jumlah yang harus dibayar dan kemana harus mengirimkan pembayaran tersebut.

    4. Penerimaan kas

      Tahap keempat dalam siklus pendapatan adalah penerimaan kas. Departemen yang terlibat dalam kegiatan penerimaan kas ini adalah kasir, yaitu bagian yang berada dibawah deparetemen keuangan, yang bertugas menangani penerimaan kas dan penyetorannya ke bank dan bagian piutang, yaitu bagian yang berada dibawah manajemen akuntansi dan bertugas untuk mencatat pelunasan piutang dari pelanggan. Pemisahan semacam ini cukup efektif memisahkan fungsi penjagaan dan pencatatan, sehingga mengurangi risiko pencurian kas.

      Karena kas dapat dicuri dengan mudah, maka kas tersebut perlu memperoleh perlindungan yang memadai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah tidak memberikan wewenang bagi bagian piutang/penagihan untuk memiliki akses fisik terhadap kas atau cek.

  5. Pengendalian Internal Dalam Siklus Pendapatan
  6. Menurut Krismiaji (2015:331)[3] fungsi dari sebuah pengendalian internal dari sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:

    • Semua transaksi telah diotorisasi secara tepat.
    • Semua transaksi yang dicatat adalah valid.
    • Semua transaksi yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
    • Semua transaksi telah dicatat secara akurat.
    • Semua aktiva (kas, persediaaan, dan data) dilindungi dari kehilangan atau pencurian.
    • Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

    Sistem pengawasan intern untuk siklus pendapatan, dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel tersebut berisi daftar ancaman dan akibat yang ditimbulkan jika ancaman tersebut benar-benar terjadi, dan prosedur pengawasan yang dapat diterapkan untuk menanggulangi ancaman tersebut.

    Tabel 2.1. Pengendalian Intern Siklus Pendapatan
    Sumber: Krismiaji (2015:296)[3]

    Penjelasan mengenai table diatas adalah sebagai berikut:

    1. Penjualan kepada pelanggan dengan reputasi kredit jelek

      Ancaman utama dalam penanganan pesanan adalah kemungkinan penjualan yang kelak dikemudian hari tidak dapat ditagih. Ancaman ini dapat diturunkan derajatnya dengan menerapkan system otorisasi yang tepat untuk setiap transaksi penjualan.

      Konsep otorisasi umum terhadap penjualan kredit tidak dapat berjalan secara efektif jika informasi tentang saldo rekening dan batas kredit tidak akurat. Oleh karena itu, program edit dan validasi harus dilaksanakan untuk menjamin akurasi data transaksi penjualan digunakan untuk memutakhirkan file induk pelanggan.
    2. Kesalahan pengiriman barang

      Pengiriman barang yang jenis, kuantitas dan tujuannya salah merupakan persoalan yang serius karena hal ini dapat secara signfikan menurunkan kepuasan pelanggan dan juga prospek penjualan dimasa mendatang. Kesalahan pengiriman dapat dicegah dengan cara melakukan perbandingan tembusan order penjualan yang dikirim ke departemen pengiriman dengan informasi pada tiket pengambilan barang yang diterima dari bagian gudang. Penggunaan mesin pembaca kode bar untuk mencatat pengambilan barang dan pengiriman barang dapat mengurangi risiko kesalahan pemasukan data ke komputer.

    3. Pencurian barang

      Ancaman yang lainnya pada tahap pengiriman barang adalah pencurian barang. Pencurian tidak hanya mengakibatkan kehilangan aktiva, namun juga berakibat pada dimilikinya catatan persediaan yang tidak akurat, sehingga menimbulkan persoalan dalam pemenuhan order pelanggan. Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan ada beberapa. Pertama, persediaan barang harus disimpan dalam tempat yang aman sehingga akses fifik dapat dibatasi. Kedua, seluruh transfer barang antar bagian harus didokumentasikan.

    4. Gagal menagih pelanggan

      Ancaman pertama dalam menagih adalah kegagalan menagih pelanggan atas barang yang telah dikirimkan. Jika ancaman ini benar benar terjadi maka tentunya perusahaan menderita rugi karena kehilangan aktiva dan kesalahan data penjualan, persediaan, dan piutang dagang. Ancaman ini dapat ditanggulangi dengan melakukan pemisahan antara fungsi pengiriman dan fungsi penagihan.

    5. Salah tagih

      Ancaman yang kedua dalam kegiatan penagihan adalah kesalahan dalam menetapkan harga dan menagih pelanggan untuk barang yang telah dikirimkan kepada pelanggan. Kesalahan dalam penentuan harga dapat dihindari dengan cara memampukan komputer untuk mengambil dan menayangkan data yang tepat dari file induk persediaan. Kesalahan dalam mencantumkan kuantitas barang yang dikirimkan dapat ditanggulangi dengan pembanding Antara kuantitas yang tercantum dalam bill of lading dengan kuantitas yang tercantum dalam order penjualan.

    6. Kecurian kas

      Prosedur pengawasan khusus dibutuhkan untuk melindungi kas. Pemisahan fungsi adalah prosedur yang paling efektif untuk mengurangi risiko kehilangan kas.

    7. Kesalahan posting piutang dagang

      Anacaman yang terkait dengan tahap penerimaan kas adalah kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan. Kesalahan posting dapat dideteksi dengan cara pembandingan hasil pengolahan data internal dan dengan pengolahan data eksternal.

    8. Kehilangan data

      Ancaman lain dalam siklus pendapatan adalah kehilangan data rekening pelanggan. Nomor rekening pelanggan dan catatan persediaan yang akurat adalah penting tidak hanya bagi tujuan pelaporan eksternal dan internal, namun juga untuk merespon permintaan informasi dari pelanggan. Selain itu, kehilangan seluruh data piutang dagang dapat mengancam masa depan perusahaan. Oleh karena itu, catatan tersebut harus dilindungi dari kehilangan atau kerusakan.

    9. Kinerja yang buruk

      Untuk menjamin akurasi dan penjagaan aktiva, maka pengendalian intern berupaya mendorong efesiensi dan efektifitas kinerja. Penyiapan dan kaji ulang laporan memudahkan penaksiran efesiensi dan efektifitas aktivitas siklus pendapatan dan menurunkan ancaman terhadap tidak tercapainya kinerja standar.


Literature Riview

Literatur Review terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut Suryo Guritno (2010:86)[9], berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.
  2. Menurut Mulyandi (2013:17-153)[10], berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa literature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian.

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam laporan kuliah kerja praktek ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Agustiana[11] (Universitas Indonesia, 2013). Penelitian ini berjudul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Penjualan PT. ATLAS COCO NUSANTARA. Penelitian tersebut menganilisis siklus penjualan yang terkait dengan pengendalian internal terhadap siklus pendapatan pada perusahaan tersebut.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Tiara Sugiarti[12] (STMIK Raharja, 2014). Penelitian ini berjudul Analisis Sistem Informasi Penjualan Kredit Pada PT GMF AEROASIA. Penelitian tersebut membahas tentang sistem informasi penjualan kredit yang sistemnya masih menggunakan program komputer standart (Microsoft Excel) dan pembuatan laporan belum secara maksimal, prosesnya meliputi pembuatan dan input data penjualan kredit secara manual.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Pipit Fitrianingsih[13] (STMIK Raharja, 2014). Penelitian ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash Pada PT. Jalur Sejuk. Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi laporan bulanan petty cash yang termasuk data penerimaan kas dan pengeluaran kas pada PT. Jalur Sejuk
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Maulida [14](AMIK Raharja, 2013). Penelitian ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan Penjualan Pada PT. Putera Pasar Baru. Penelitian ini membahas tentang sistem yang berjalan dalam pembuatanlaporan keuangan masih menggunakan MicrosoftExcel, menyebabkan sering terjadinya kesalahan seperti : pencatatan transaksi yang masih menggunakan media kertas rentan untuk hilang, tercecer bahkan terselip, mengakibatkan keterlambatan data laporan keuangan dari bagian finance yang berpengaruh terhadap keterlambatan informasi kepada pimpinan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, serta mengakibatkan kerugian yang tidak tertandingi seperti biaya operasional yang meningkat. Penelitian ini juga menghasilkan aplikasi keuangan yang berisi laporan keuangan PT. Putera Pasar Baru.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Rini Handayani[15] (STMIK Raharja, 2014). Penelitian ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pembayaran Siswa Terkomputerisasi Pada Bimbingan Belajar Dan Konseling GALILEO Institute DiTangerang. Penelitian ini membahas tentang sistem sudah terkomputerisasi namun belum maksimal dikarenakan masih ada kegiatan yang manual seperti mencatat dan mencetak laporan sehingga terjadi ketidakakuratan data, dikarenakan lupa menginput data yang dikerjakan manual dan tidak bekerja secara live/mobile.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Purnomo[16] (STMIK Raharja, 2014). Penelitian ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Pendapatan Passanger Service Charge Pada PT. Angkasa Pura Solusi. Penelitian ini membahas tentang pembuatan laporan belum bisa menampilkan nama penumpang dan nomor penerbangan, dan sebagian masih penggunaan aplikasi Microsoft Excel, dimana hal ini berdampak terhadap proses pembuatan laporan, sehingga keakuratan data, efesien, dan efektifitas yang di peroleh belum dapat memenuhi kebutuhan sistem secara optimal berhubungan dengan sistem ini sehingga dapat digunakan dengan baik. Penelitian ini menghasilkan aplikasi laporan pendapatan Passanger Service Charge pada PT. Angkasa Pura Solusi.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah SIngkat Perusahaan

Keberadaan GMF berawal dari divisi Maintenance & Engineering (M&E) Garuda Indonesia pada tahun 1984 yang kemudian berkembang menjadi unit bisnis mandiri. Pada tahun 1998, Divisi M&E berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility (SBU-GMF) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda Indonesia agar Garuda Indonesia dapat fokus pada bisnis intinya sebagai operator penerbangan.

Gambar 3.1. PT. GMF Aero Asia

Sebagai unit bisnis, GMF mengembangkan diri dalam meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur dan kompetensi personil yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang dengan ground time minimum dan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai penerbangan lainnya. Kemampuan GMF semakin diakui dengan keberhasilannya meraih berbagai sertifikasi nasional dan internasional, antara lain DKU-PPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and Administration) dan EASA (European Aviation Safety Agency).

Pada tahun 2002, Garuda Indonesia melakukan ‘spin-off’ terhadap SBU-GMF sehingga resmi menjadi anak Perusahaan dengan nama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia dengan Akte Pendirian No. 93 tanggal 26 April 2002 oleh Notaris Arry Soepratno, S.H. dan diberitakan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002. Bisnis utama GMF adalah penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance, Repair And Overhaul (MRO). GMF mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang mulai dari perawatan Line Maintenance sampai overhaul, perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin refurbishment.

Tahun 2003, GMF melakukan ekspansi ke dalam bisnis modifikasi pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat posisi GMF menjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.

Sejak tahun 2012, GMF mulai memberikan jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator Overhaul, yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru disamping mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang dimiliki sebelumnya. Pada akhirnya, GMF dapat menjadi Perusahaan yang memberikan jasa total solution untuk perawatan, baik di bidang aviasi maupun non-aviasi. Selain itu, sejak awal tahun 2012 GMF telah menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Pada tahun 2013, GMF terus melakukan pengembangan usaha dengan melakukan penambahan 2 bidang usaha baru yaitu SBU Engine Maitenance dan SBU IGTE serta pembangunan Hangar 4.

Adapun pada tahun 2014, pencapaian penting GMF ditunjukkan antara lain dengan implementasi SWIFT IT-MRO dan mulai beroperasinya Airbus Remote Training Center.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 3 ayat (1), GMF didirikan untuk melaksanakan bidang jasa perawatan, reparasi dan overhaul pesawat terbang serta jasa pendukungnya, dengan standar kualitas tinggi secara tepat waktu dengan biaya kompetitif serta menyelenggarakan bidang usaha lain yang terkait dan sebagai aktualisasi profesionalisme sumber daya manusia dalam bisnis perawatan pesawat, serta memaksimalkan keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Untuk mencapai tujuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, GMF sebagai penyedia jasa perawatan pesawat terbang secara terpadu melakukan kegiatan usaha sesuai dengan pasal 3 ayat 2 Anggaran Dasar meliputi:

  1. Perawatan dan penyediaan pesawat terbang secara terpadu.
  2. Perawatan komponen dan kalibrasi.
  3. Perawatan mesin untuk pesawat dan industri.
  4. Pembuatan dan perawatan sarana pendukung.
  5. Engineering dan service / jasa engineering.
  6. Jasa layanan material, logistik, pergudangan dan konsinyasi.
  7. Jasa konsultasi, pelatihan dan penyediaan tenaga ahli dibidang perawatan pesawat, komponen dan mesin.
  8. Usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan dengan optimalisasi manfaat sumber daya yang dimiliki.

Bidang usaha yang dijalankan GMF saat ini telah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.

Visi dan Misi Perusahaan

  1. Visi Perusahaan
  2. Sejalan dengan RJPP 2011-2015, GMF membagi tahapan visi yang akan dicapainya ke dalam 3 (tiga) tahap selama 17 tahun (2003-2020), yang dikenal dengan ‘Global Challenge’, sebagai berikut:

    1. Visi Tahap I (2003-2008)
      Membangun pondasi untuk dominasi regional
    2. Visi Tahap II (2011-2015)
      Menjadi MRO kelas dunia pilihan customer.
    3. Visi Tahap III (2016-2018)
      Menjadi pemain dominan dipasar dunia.
  3. Misi Perusahaan
  4. “Menyediakan solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas kehidupan umat manusia.”

    Demi mewujudkan misi tersebut, GMF meyakini bahwa setiap insan GMF wajib mematuhi ketentuan berikut :

    1. Menjamin Kelaikan Udara
      Membangun sistem perawatan pesawat terbang, termasuk penjadwalan, material dan produksi, serta standarisasi yang ketat untuk menjamin kelayakan udara setiap pesawat terbang yang ditanganinya dilakukan dengan biaya yang wajar.
    2. Gigih Meningkatkan Kemampuan
      Mengembangkan kemampuan teknis dan profesional karyawan, meningkatkan fasilitas dan peralatan demi melayani pelanggan untuk memperoleh alternatif pendayagunaan pesawat terbang terbaik yang dilakukan oleh tenaga profesional dengan akhlak dan etos kerja yang tinggi.
    3. Kerjasama Kelompok Serta Menghargai Kemampuan Individu
      Mendorong terciptanya semangat kerjasama kelompok dan secara serius mengimplementasikan standar keamanan kerja demi menjamin keselamatan seluruh karyawan dan mencapai hasil kerja yang handal terpercaya. GMF menghargai dan menyadari kontribusi unik setiap individu serta berupaya menciptakan iklim kebebasan untuk menyampaikan saran dan umpan balik dengan santun dan beradab.
    4. Peduli Terhadap Kebutuhan Pelanggan
      Melalui kerja sama yang erat dan penuh kepedulian terhadap kebutuhan pelanggan serta standar kerja yang tinggi, GMF mampu menghasilkan alternatif solusi perawatan pesawat terbang yang handal dengan tetap memenuhi standar aturan yang berlaku.
    5. Menjadi Warga Usaha yang Baik
      Menyadari bahwa kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga usaha yang baik mencakup lingkungan dimana GMF beroperasi dan komunitas dunia yang lebih besar. GMF berupaya dengan sungguh-sungguh mengimplementasikan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan, khususnya dalam hal tata kelola perusahaan, kesehatan, dan pendidikan.

Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan yang tercermin dalam nilai dasar (GMF’s Core Value), menjadi pedoman insan GMF dalam menjalankan praktik bisnis. GMF telah melakukan tinjauan ulang terhadap nilai-nilai perusahaan. Adapun nilai-nilai Perusahaan yang berlaku saat ini adalah:

  1. Concern People
    Insan GMF harus saling menghargai, peduli, memberi kesempatan serta membangun hubungan tulus dan saling percaya antar insan GMF melaui sistem perekrutan, penempatan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM, secara terbuka, adil, obyektif dan proporsional.
  2. Intergrity Insan GMF harus memiliki ketulusan dan kelurusan hati, yang diekspresikannya melalui satunya kata dengan perbuatan dalam menerapkan nilai-nilai, etika bisnis & profesi serta peraturan peraturan perusahaan secara konsisten meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya, sehingga dapat dipercaya.
  3. Professional Insan GMF harus piawai dan sungguh dalam menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis dan etika yang berlaku.
  4. Team Work Insan GMF harus senantiasa bekerjasama secara kompak yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling memahami fungsi dan peran masing-masing agar dapat menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
  5. Customer Focused Insan GMF harus senantiasa melakukan segala upaya dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang diharapkan pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.

Produk dan Jasa Perusahaan

Berdasarkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki serta dikaitkan dengan bidang usaha dalam Anggaran Dasar Perusahaan, GMF terus memposisikan diri sebagai perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat terintegrasi yang didukung oleh 8 (delapan) Unit Produksi, yang tersebar di 18 Kantor Perwakilan domestik dan 3 Kantor Perwakilan internasional. Unit Produksi GMF terdiri dari 8 unit produksi:

  1. Unit Line Maintenance
    Berpusat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Unit Line Maintenance memiliki beberapa kantor perwakilan di dalam dan luar negeri yang melaksanakan perawatan pesawat seperti Pre-Flight Check, Transit Check, Daily Check, A Check (perawatan sampai dengan 600 jam terbang), serta berbagai jenis perawatan lainnya. Selain dapat melakukan perawatan ringan. pada pesawat seri B737, B747, A310, A320, A330, DC10, MD80, dan F28, Unit Line Maintenance juga menangani layanan overnight transit dan emergency AOG (Aircraft on Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control Center) pada Unit Line Maintenance juga bertujuan untuk mengurangi perawatan yang tidak terjadwal dan keterlambatan teknis. GMF memberikan jasa Line Maintenance untuk penerbangan domestik dan internasional carriers, tidak hanya di kantor perwakilan di seluruh Indonesia namun juga di seluruh dunia, meliputi Amsterdam, Jeddah, Tokyo, Singapora dan Sydney.
  2. Unit Base Maintenance
    Dengan fasilitas dua hanggar, cabin workshop dan metal sheet workshop, Unit Base Maintenance mampu melakukan heavy check rutin, modifikasi besar, pengecatan eksterior pesawat hingga finishing dekoratif, modifikasi, cabin refurbishment and reconfiguration, in-flight entertainment, perbaikan struktur besar, serta perawatan dan overhaul pesawat. Jenis pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DKU-PPU, FAA, EASA, dan otoritas penerbangan negara lain adalah pesawat seri A319/A320, A330, A340, B737- 300/400/500/700/800, B747-100/200/300/400, seri MD80 dan DC10, serta F28. Base Maintenance bekerja pada hangar yang luas, yang dapat menampung 7 pesawat berbadan lebar dan 16 pesawat berbadan kecil secara bersamaan. Kapasitas ini akan terus tumbuh seiring perkembangan hangar GMF di masa mendatang.
  3. Unit Engine & APU Maintenance
    Dengan fasilitas Engine Workshop dan Engine and APU Test Cell, Unit Engine Maintenance mampu melakukan perawatan mesin pesawat dan Auxilliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin Spey 555 yang terpasang di seri F28, mesin CFM56-3 yang terpasang di seri B737-300/400/500, APU dari jenis GTCP 85 yang terpasang di seri B737-300/400/500, APU dari jenis TSCP700 yang terpasang di seri A300 dan DC10 serta APU dari jenis GTCP36 yang terpasang di seri F28. Saat ini, Unit Engine Maintenance juga telah meningkatkan kapabilitasnya dalam melakukan overhaul mesin CFM56-5 dan CFM56-7.
  4. Unit Engineering Service
    Unit Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program, pelayanan data komunikasi dari pesawat ke darat, manajemen dan distribusi buku panduan perawatan pesawat, serta pelayanan jasa tenaga ahli. Sejak tahun 2010, GMF telah mendapatkan sertifikasi DOA (Design Organization Approval) dari DKUPPU. GMF telah menunjukkan kemampuannya dalam menangani modern jet power plants yang dilengkapi dengan fasilitas workshop yang memadai.
  5. Unit Component Maintenance
    Unit Component Maintenance memiliki beberapa workshop seperti Avionics Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support Equipment Workshop, serta Calibration and Non Destructive Test (NDT) Workshop. Selain dilengkapi dengan peralatan tes berteknologi tinggi seperti ATEC (Automatic Test Equipment Complex), IRIS, dan INS (Inertial Navigation System), workshop tersebut merupakan fasilitas penting dalam perawatan komponen untuk pesawat seri B737, B747, A320, A330, A300, DC10, seri MD80, dan F28. Unit Component Maintenance juga memperoleh sertifikasi dari DKUPPU, FAA, dan EASA, serta ISO 9000. Kapabilitas Unit Component Maintenance termasuk repair and overhaul untuk instrumen pesawat, kontrol elektronik, radar, dan navigasi, flight data recorders, dan gyros.
  6. Unit Asset Management & Material Services
    Unit Asset Management & Material Services menawarkan pelayanan penyediaan suku cadang, pengelolaan komponen pesawat, pergudangan, logistik dan distribusi, penjualan dan pembelian material, AOG services, serta fasilitas kawasan berikat. Didukung oleh jaringan pelayanan yang luas, GMF menjaga ketersediaan pasokan materials dalam skala besar dalam mendukung pelayanan yang diberikan seperti manajemen persediaan, component pooling, parts trading and loan, exchange, inventory management, logistic dan distributions, serta AOG services secara efisien dan hemat biaya.
  7. Unit Learning Service
    Untuk memperkuat posisi GMF dalam industri MRO, dikembangkan kurikulum training bekerjasama dengan industri aviasi kelas dunia dan beberapa pabrik pesawat Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-Royce dan CFMI. Selain telah memenuhi persyaratan dari FAA dan EASA, GMF Learning Services juga telah mendapatkan approval dari DKU-PPU, yaitu AMTO (Aircraft Maintenance Training Organization) dengan sertifikasi CASR 147. Lulusan GMF Learning Services diharapkan dapat memiliki kompetensi pengetahuan sekaligus praktek yang komprehensif dalam mendukung industri MRO dunia.
  8. GMF Power Service
    GMF Power Services (GPS) adalah unit bisnis di GMF yang melayani sektor non penerbangan, yaitu memberikan pelayanan perawatan overhaul mesin turbin gas untuk industri. Bisnis GPS mencakup:
    1. Perbaikan, modifikasi dan overhaul dan Mesin/Turbin Gas Industri dan Aero derivatives.
    2. Perbaikan dan renovasi komponen turbin gas komponen
    3. Jasa Pembangkitan Listrik di Generator utama, perbaikan dan Overhaul Transformer & Motor Rewinding Base
    4. Kontrol dan Proteksi Mesin, Generator, dan Motor Analisis kinerja & pelayanan engineering dari Mesin Electrical Rotary dan Power Plant.

Strategi Perusahaan

Sesuai dengan Visi 2003-2018, saat ini GMF telah berada pada tahap kedua (2011 - 2015) dari Program Global Challenge yaitu menguatkan pondasi untuk menjadi MRO kelas dunia pilihan pelanggan (World Class MRO of Customer Choice). Tahun 2014 merupakan tahapan untuk melanjutkan pertumbuhan perusahaan melalui sinergi dan kolaborasi untuk “menjadi MRO kelas dunia pilihan pelanggan”. Tahun 2014, GMF telah menetapkan strategic initiative dan milestones yang terdiri dari:

  1. Bussines Portofolio Management
    -GMF Power Services Spin off
  2. Capability & Capacity Management
    -OEM
    Component authorized repair station
    -Hangar #4
    narrow body CGK operationalised
    -CRJ
    approved service facility
    -MRO
    component shop extention
    -
    Turboprop airframe maintenance – partnership
    -PW100
    capability - partnership
  3. Business & Work Process Improvement
    -IT MRO Go live
    -AS9110 process compliance
  4. People & Organization Development
    -Remote Airbus training school

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan unit-unit kerja dalam organisasi. Dalam menjalankan operasional, GMF AeroAsia membentuk Board Of Management yang terdiri dari keempat Direktur di atas yaitu Direktur Utama, Wakil Direktur Utama, Direktur Keuangan, dan ditambah EVP Base Operation dan EVP Corporate Development and Marketing. Dalam tugasnya Board of Management dibantu oleh Executive Committee yang terdiri dari 16 orang, yaitu:

  1. VP Accounting
  2. VP Base Maintenance
  3. VP Component Maintenance
  4. VP Corporate Development & ICT
  5. VP Engineering Services
  6. VP Human Capital Management
  7. VP Internal Audit & Control
  8. VP Line Maintenance
  9. VP Asset Management & Material Services
  10. VP Sales & Marketing
  11. VP Quality Assurance & Safety
  12. VP Engine Maintenance
  13. VP Corporate Secretary
  14. VP Learning Centre & Knowledge Management
  15. VP Treasury Management
  16. VP Aircraft Maintenance Planning & Control

Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. GMF Aero Asia

Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan struktur organisasi di atas, uraian singkat tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari PT. GMF AeroAsia adalah sebagai berikut:

  1. Board of Directors
    Board of Directors bertugas untuk memimpin dan mengarahkan perusahaan dalam menyediakan solusi maintenance pesawat terbang yang terintegrasi dan terpercaya dalam menciptakan safety sky (penerbangan yang aman).
  2. EVP Corporate Strategy and Development
    Mengatur fungsi manajemen sumber daya manusia, mengembangkan program peningkatan proses dan mengawasi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Dibagi menjadi 5 bagian yaitu:
    1. Legal
      Mengorganisasikan dan mengontrol bagian internal dan eksternal untuk mencapai pengembangan bisnis yang sesuai dengan polis resmi (legal) dan peraturan pemerintah.
    2. Corporate Communication
      Memeriksa/memastikan program komunikasi efektif dalam line-up managemen dan pegawai.
    3. Human Resources Management
      Mengembangkan polis human resources dan program untuk PT. GMF AeroAsia dengan perencanaan organisasi.
    4. Facility Maintenance
      Mengatur fasilitas perawatan pada PT. GMF AeroAsia dan penggunaan fire High System untuk meningkatkan produk, biaya dan target.
    5. Information Technology
      Mengembangkan dan memelihara sistem informasi manajemen, software dan hardware.
  3. Line Maintenance
    bertugas untuk mengatur A/C (Aircraft) Line Maintenance dalam cara mencapai kualitas produk, biaya dan sasaran TAT (Turn Around Time). Memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan berdasarkan otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi yang ada pada setiap pesawat terbang. Memastikan semua Line Maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan saat Base Maintenance untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi dan program pemeliharaan operator.
  4. EVP Human Capital & Corporate Affair
    Berfungsi dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan dan memastikan sumber daya manusia yang dibutuhkan tersedia. Serta menangani isu-isu yang mengenai perusahaan
  5. EVP FinanceMengawasi proses keuangan PT. GMF AeroAsia, mendukung manajemen dengan penganggaran, kalkulasi biaya dan administrasi faktur. Dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
    1. Treasury
      Mengatur investasi perusahaan yang sesuai dengan polis investasi, tujuan dan peraturan pemerintah.
    2. Financial Analyst and Enterprise Risk Management
      Mengatur investasi perusahaan yang sesuai dengan polis investasi, tujuan dan peraturan pemerintah.
    3. Accounting and Financial Report
      Bertanggung jawab dalam melakukan neraca keuangan, mengontrol biaya, memonitor pendapatan dan pengeluaran.
  6. EVP Base Maintenance
    Base Maintenance bertugas untuk mengatur A/C Base Maintenance dalam cara mencapai kualitas produk, biaya dan sasaran TAT. Selain itu, Base Maintenance juga harus memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan dengan otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi sesuai dengan permintaan. Dan memastikan semua A/C Maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan saat Base Maintenance untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.
  7. VP Internal Audit Control
    Internal Audit dan Control bertugas untuk memastikan semua kegiatan keuangan dan akuntansi sesuai dengan prinsip dan prosedur akuntansi dan keuangan yang ada dan kebutuhan perusahaan dan pemerintahan yang baik. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
    1. Internal Audit
      Internal Audit bertanggung jawab dalam pemenuhan, pengefektifan, efisiensi dan melakukan proses ekonomi bisnis dalam Risk Based Audit dan Good Corporate Government (GCG) dalam pesanan.
    2. Internal Control
      Internal Control bertugas untuk memeriksa rencana perusahaan, neraca keuangan dan laporan manajemen pada setiap waktu, menganalisa dan mengontrol indikator, serta menganalisa dan mengontrol keuangan.
  8. VP Corporate Secretary
    Memastikan bahwa semua pergerakan eksekutif sesuai dengan tindakan yang seharusnya sesuaidengan jabatan mereka.
  9. VP Quality Assurance
    Quality Assurance bertanggung jawab pada pengendalian independen terhadap kinerja dari kualitas sistem PT. GMF Aero Asia dan meminta perbaikan jika diperlukan oleh Chief Executive Officer, Vice President dan General Manager. Dan juga melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kualitas sistem. Quality Assurance ini dibagi menjadi 2 bagian:
    1. Workshop Quality Control
      Memeriksa semua komponen dan perawatan mesin sesuai dengan operators maintenance program, data peralatan dan prosedur PT. GMF AeroAsia.
    2. Aircraft Quality Control
      Memastikan/memeriksa semua peralatan aircraft agar sesuai dengan operator’s maintenance program, data peralatan dan prosedur PT. GMF AeroAsia.
  10. VP Sales & Marketing
    Orang yang bertanggung jawab pada Business Corperation and Development, memperoleh tugas/kerjaan dari pelanggan dan meningkatkan hubungan bisnis yang baik. Bussiness cooperation and development dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
    1. Marketing
      Marketing disini bertugas untuk menyusun, merencanakan, mengorganisasikan dan membuat kontrak untuk mencapai target.
    2. Business Development and Strategy
      Mengembangkan dan mengatur strategi bisnis serta merencanakan sesuai dengan visi, misi, polis, produk dan pengembangan bisnis dan setting-up joint venture pada PT. GMF AeroAsia.
    3. Contract
      Menyusun, merencanakan, mengorganisasikan dan membuat kontrak untuk mencapai target pemasaran.
  11. VP Corporate Development & ICT
    Mengelola dan mengembangkan teknologi informasi yang ada dalam PT. GMF AeroAsia danmemastikan proses aliran data dan integritas data berjalan sesuai dengan ketentuan.
  12. VP Line Maintenance
    Memastikan bahwa semua sumber daya yang dibutuhkan pada kegiatan line maintenance sudah tersedia dan berada pada posisi yang tepat.
  13. VP Engineering Services
    Mengatur fungsi Engineering Services dalam cara mencapai kualitas produk, biaya yang efektif dan sasaran tepat waktu. Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan sumber daya data tersedia dalam melakukan kegiatan engineering untuk mencapai kebutuhan pelanggan dan otorisasi yang ada. Memastikan semua data yang diperlukan dalam mendukung pemeliharaan, kepercayaan dan pengembangan dari program pemeliharaan operator dan perbaikan kerusakan saat pemeliharaan untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari keperluan operator yang terotorisasi.
  14. VP Asset Management & Material Services
    Bagian ini bertugas untuk mengatur fungsi Asset Management dalam cara mencapai aset yang efektif (material) untuk mendukung PT. GMF AeroAsia dalam pemeliharaan untuk perusahaan-perusahaan penerbangan. Mengecek kinerja dari manajemen aset dan perserdiaan dalam hal ketersediaan dalam menyediakan material untuk melayani perusahaan-perusahaan penerbangan.
  15. VP Human Capital Management
    Memastikan bahwa sumber daya manusia tersedia jika diperlukan. Menyediakan skill yang dibutuhkan.
  16. VP Learning Center & Knowledge
    Mengatur bidang pembelajaran seperti pelatihan karywan dan pembagian knowledge dalam organisasi.
  17. VP Accounting
    Mengatur dalam bidang akutansi, mastikan setiap pencatatan dan setiap proses akutansiberjalan sebagai mana mestinya.
  18. VP Component Maintenance
    Component Maintenance bertugas untuk mengatur kegiatan pemeliharaan A/C Components and Emergency Equipment dalam cara mencapai kualitas produk, biaya dan sasaran TAT. Selain itu Component Maintenance juga bertugas untuk memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan dengan otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi sesuai dengan permintaan. Component Maintenance juga harus memastikan semua Component Maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan saat Base Maintenance untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.
  19. VP Engine Maintenance
    Mengatur Engine Maintenance dalam cara mencapai kualitas produk, biaya dan sasaran TAT. Memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan dengan otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi sesuai dengan permintaan. Memastikan semua Engine Maintenance yang diperlukan dan perbaikan kerusakan saat pemeliharaan untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.
  20. GM Aircraft Cabin Maintenance
    Memastikan bahwa kebutuhan spesifikasi pesawat (bagian cabin) tersedia pada saat dibutuhkan dan mengawasi pergerakan material spesifikasi pesawat.
  21. GM Base Maintenance Material
    Bertanggung jawab dalam penyediaan material sparepart. Melakukan aktifitas pembelian material.
  22. GM Aircraft Structure Maintenance
    Memastikan dan mengawasi kualitas pekerjaan perawatan, perbaikan, dan pemerikasaan struktur pesawat.
  23. GM Base Maintenance Planning & Control
    Memastikan bahwa perencanaan mendetil mengenai kebutuhan yang dibutuhkan telah dilakukan,dan memastikan bahwa teknisi dengan kemampuan yang tepat, semua komponen yang dibutuhkan, semua peralatan yang dibutuhkan berada pada lokasi dan waktu yang tepat.


Tata laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem Berjalan

  1. Customer melakukan permintaan jasa perawatan pesawat ke GMF melalui email, surat, telepon, atau langsung mendatangi unit marketing/AMS.
  2. Berdasarkan permintaan customer, AMS akan memintakan detail scope pekerjaan ke unit PPC disetiap lini produksi melalui email atau telepon.
  3. Berdasarkan permintaan unit marketing, PPC akan menghitungkan perkiraan pekerjaan yang akan dilakukan beserta estimasi biaya yang akan timbul.
  4. Berdasarkan perhitungan PPC, AMS akan membuat proposal perawatan pesawat dan mengirimkanya ke customer melalui email atau surat.
  5. Berdasarkan proposal dari AMS, customer akan mengkonfirmasi perihal persetujuan atau keberatan atas proposal yang diajukan.
  6. Jika customer setuju, maka AMS akan memintakan draft contract ke unit TS/Legal untuk pekerjaan perawatan pesawat beserta detail hak dan kewajibanya.
  7. Jika customer tidak setuju dengan proposal yang diajukan,maka AMS akan merevisi proposal dan mengajukan penawaran kembali ke customer.
  8. Jika contract sudah disetujui oleh customer, maka AMS akan membuatkan contract di sistem.
  9. Berdasarkan contract yang sudah dibuat disistem, CPM akan membuat dokumen sales order untuk pekerjaan tersebut di sistem.
  10. Berdasarkan kontrak dari AMS, PPC akan membuat project chart di sistem untuk setiap pekerjaan yang disepakati dalam kontrak.
  11. Setelah pekerjaan berjalan, CPM akan mengumpulkan dokumen pekerjaan yang sudah dilakukan untuk dibuatkan dokumen billing yang selanjutnya akan ditagihkan ke customer.
  12. Dokumen billing yang sudah lengkap akan dikimkan oleh CPM ke unit TA untuk dibuatkan invoicenya sebagai dokumen penagihan ke customer.
  13. TA akan memverifikasi kelengkapan dokumen untuk invoice.
  14. Jika dokumen sudah lengkap maka TA akan merilis dokumen invoice dari sistem dan mengirimkan tagihan ke customer.
  15. Jika dokumen belum lengkap, maka berkas dokumen tersebut akan dikirimkan ke CPM untuk dilengkapi.
  16. Setiap akhir bulan, TY akan membuat laporan profitability atas pekerjaan yang sedang berlangsung atau sudah selesai berdasarkan data yang ada di sistem.
  17. Setelah pekerjaan berjalan, PPC akan membuat laporan detail transaksi, data manhours dan data material sebagai data yang dibutuhkan untuk membuat laporan profitability.
  18. Laporan Profitability tersebut akan dikirimkan ke CPM dan PPC untuk dikonfirmasi validasi datanya.
  19. Jika sudah divalidasi dan dikonfirmasi oleh CPM dan PPC maka report PA akan diterbitkan oleh TY.
  20. Jika data profitability belum valid, maka PPC akan mengkoreksi data yang ada di sistem dan mengkonfirmasi ke TY jika prosesnya sudah selesai.

Rancangan Sistem yang Berjalan

  1. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan
  2. Gambar 3.3. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

    Berdasarkan Gambar 3.3 Use Case diagram diatas terdapat:

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan yang sedang berjalan.
    2. 6 (enam) actor yang melakukan kegiatan yaitu customer, AMS, PPC, CPM, TA, dan TY.
    3. 15 (lima belas) use case yang dilakukan oleh actor.
  3. Activity Diagram Sistem yang Berjalan
  4. Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar. 3.4. Activity Diagram diatas terdapat :

    1. 7 (tujuh) swimlane, yaitu : Customer, AMS, PPC, CPM, TA, TS dan TY.
    2. 1 (satu) initial node dimana objek pertama dimulai
    3. 34 (tiga puluh empat) action yang menunjukan semua aliran kegiatan yaitu: Meminta jasa perawatan, Meminta detail scope pekerjaan, Membuat detail scope pekerjaan, Menghitung estimasi biaya, Membuat proposal perawatan pesawat, Mengirim proposal, Menerima proposal, Revisi proposal, Membuat draft contract, Mengirim kontrak, Menerima kontrak, menyetujui kontrak, membuat kontrak disistem, Membuat sales order, Membuat project chart, Melakukan maintenance pesawat, Membuat dirty record, Membuat dokumen MDR, Mengumpulkan dokumen, Membuat dokumen billing, Menerima dokumen billing, Membuat invoice, Merilis dokumen invoice, Mengirim tagihan, Menerima tagihan, Membuat detail transaksi, Membuat data material, Membuat data manhours, Membuat laporan profitability, validasi data, Mengoreksi data, Validasi data, Mengoreksi data, Menerbitkan laporan profitability analysist.
    4. 4 (empat) decision node
    5. 2 (dua) final node yang merupakan aktivitas akhir dari semua aliran kegiatan tersebut.
  5. Sequence Diagram Sistem yang Berjalan
  6. Gambar 3.

    Berdasarkan gambar. 3.5. Sequence Diagram diatas terdapat :

    1. 7 (tujuh) Actor, yaitu: Customer, AMS, PPC, TS, CPM, TA, dan TY.
    2. 14 (empat belas) Lifeline, yaitu: Proposal maintenance, Draft contract, Kontrak, Project chart, Sales Order, Dirty record, MDR, Dokumen billing, Invoice, Tagihan, Detail transaksi, Data material, Data manhours, Laporan Profitability.
    3. 34 (tiga puluh empat) Message.

Permasalahan yang Dihadapi dan Solusi Yang Diberikan

Permasalahan yang Dihadapi

Sistem informasi umumnya tidak selalu bekerja dengan baik, setiap sistem pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kekurangan suatu sistem bisa terjadi karena berbagai yaitu: faktor teknis, baik dari segi komponen yang membentuk atau yang mendukung sistem (user, hardware, software, data dan jaringan).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, untuk mengetahui sistem informasi akuntansi yang digunakan PT. GMF AeroAsia didapatkan hasil, bahwa sistem yang digunakan untuk membantu menangani pencatatan aktivitas harian perusahaan yang berhubungan dengan siklus pendapatan pada PT. GMF AeroAsia menggunakan sistem yang sudah terkomputerisasi dalam pencatatannya yaitu dengan menggunakan System Application and Product (SAP) in Data Processing yang mana merupakan sebuah perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning) yang mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan, mengatur, mengolah, dan mengelola data perusahaan pasti menginginkan informasi yang berkualitas bagi manajemen.

Akan tetapi, implementasi sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pada PT. GMF AeroAsia terdapat beberapa kendala yang menyebabkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) ini tidak bekerja sebagaimana mestinya. Permasalahan tersebut saat sistem mengalami error data. Error data disini yang dimaksud adalah sistem tidak bisa diakses atapun untuk memposting data. Masalah seperti ini timbul karena tempat penyimpanan data mengalami gangguan ataupun bisa overload data. Selain itu, perawatan suatu sistem menjadi salah satu masalah yang ada pada PT. GMF AeroAsia. Perawatan sistem informasi memang tidak mudah dan murah. Apalagi jika sistem tersebut merupakan buatan perusahaan lain, sehingga mengeluarkan biaya untuk maintenance, pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan tersebut. Hal ini karena perusahaan tidak mempunyai karyawan yang ahli dalam menangani sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Selain dari segi perawatan sistem, sisi karyawan juga menjadi suatu permasalahan yaitu terletak pada user yang menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang dirasa kurang disiplin dalam memasukkan data-data laporan perusahaan.

Akibatnya, terjadi keterlambatan update data yang dibutuhkan oleh beberapa unit perusahaan. Keterlambatan update data tersebut dapat mempengaruhi manejemen puncak dalam pengambilan keputusan dan menentukan strategi-strategi perusahaan selanjutnya. Selain itu, oleh karena sistem ini mengintergrasi oleh unit yang lain di lingkungan perusahaan, maka data-data pada unit tersebut juga ikut berpengaruh.


Solusi Yang Diberikan

Dari hasil analisa permasalahan sistem informasi akuntasi siklus pendapatan pada PT. GMF AeroAsia Indonesia, maka alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah menghapus data-data yang sudah tidak terpakai atau mem-backup data ke media penyimpanan lain. Terkait masalah ini seharusnya perusahaan tidak hanya memakai satu server sebagai media penyimpanan data, dan harus membuat server baru sebagai cadangan apabila server yang satu mengalami overload data. Selain itu untuk perawatan sistem solusi yang diberikan adalah memberikan pelatihan kepada admin IT perusahaan untuk dapat melakukan perawatan dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sistem untuk menghemat biaya dan peningkatan kualitas tenaga ahli perusahaan. Dan untuk karyawan yang tidak disiplin dalam memposting data adalah pemberian, pengenalan, pelatihan dan pengarahan kepada setiap karyawan akan pentingnya kedisiplinan dalam memposting data demi meminimalisir keterlambatan data, kesalahan penginputan data agar menejemen puncak cepat dalam pengambilan keputusan untuk perusahaan.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat di PT.GMF Aero Asia, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Sistem SAP (Enterprise Resource Planning) dapat mengintegrasikan dan memudahkan proses bisnis yang berjalan.
  2. Sistem SAP (Enterprise Resource Planning) merupakan sistem yang baik dan cepat dalam pengelolaan dan pengolahan data.
  3. Kecepatan dan ketepatan posting data di dalam sistem sudah baik, sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas.
  4. Terkait memposting data sering mengalami overload data.
  5. Walaupun sudah cukup baik, namun masih sering kurang kedisiplinan user sehingga sering mengalami keterlambatan input data.


Saran

Berikut ini adalah saran-saran yang perlu menjadi perhatian khusus, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut, yaitu:

  1. Penambahan server untuk penyimpanan data, sehingga tidak terjadi overload data.
  2. Sehubungan dengan perawatan (maintenance) sistem, diharapkan karyawan diberikan pelatihan. Dengan demikian, perusahaan bisa menghemat biaya dan memanfaatkan tenaga ahli yang dimiliki perusahaan.
  3. Memberikan pengenalan, pelatihan dan pengarahan kepada setiap karyawan akan pentingnya kedisiplinan dalam memposting data demi meminimalisir keterlambatan data, kesalahan penginputan data dan mengesampingkan kepentingan pribadi masing-masing karyawan.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  2. 2,0 2,1 2,2 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
  3. 3,00 3,01 3,02 3,03 3,04 3,05 3,06 3,07 3,08 3,09 3,10 3,11 3,12 3,13 3,14 Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  5. Maimunah, Lusyani Sunarya, dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasi dan Promosi. Jurnal CCIT Vol-5 No.3. (Mei 2012).
  6. 6,0 6,1 Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2011.
  7. 7,0 7,1 Widodo, Prabowo Pudjo dan Heriawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.
  8. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan metode USDP. Yogyakarta: Andi Offset.
  9. Guritno, Suryo, Sudaryono, Rahardja Untung. 2010. Teory and Application of IT Research. Yogyakarta: CV Andi Offset. Jurnal CCIT.
  10. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM. Yogyakarta. 19 Januari 2013.
  11. Agustiana, Rikna. 2013. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Penjualan PT. ATLAS COPCO Nusantara. Universitas Indonesia.
  12. Sugiarti, Tiara. 2014. Analisis Sistem Informasi Penjualan Kredit Pada PT. GMF AeroAsia. STMIK Raharja.
  13. Fitrianingsih, Pipit. 2014. Perancangan Sistem Informasi Laporan Petty Cash Pada PT. Jalur Sejuk. STMIK Raharja
  14. Maulida. 2013. Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan Penjualan Pada PT. Putera Pasar Baru. AMIK Raharja
  15. Handayani, Eka Rini. 2014. Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pembayaran Siswa Terkomputerisasi Pada Bimbingan Belajar Dan Konseling GALILEO Institute Di Tangerang. STMIK Raharja
  16. Purnomo, Budi. 2014. Perancangan Sistem Informasi Pendapatan Passanger Service Charge Pada PT. Angkasa Pura Solusi. STMIK Raharja


Contributors

DesyW, Siti Nurhayati