Backup andri

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID

SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA

eri

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1133468638
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015/2016


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID

SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA

Disusun Oleh :

NIM
: 1133468638
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi


Disahkan Oleh :

Tangerang, 1 Desember 2015


Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, M.Kom,.M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 10001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID

SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133468638
Nama

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, 1 Desember 2015


Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dr. Ir. Sudaryono, S.Pd., M.Pd)
   
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Kom)
NID : 09006
   
NID : 13001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID

SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1133468638
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT Tahun Akademik 2014/2015


Disetujui Penguji :

Tangerang, Tanggal Bulan Tahun


Ketua Penguji
 
 
 
 
(Nama Ketua Penguji)
NID : NID Ketua Penguji

Penguji I Penguji II
   
   
   
   
(Nama Penguji I) (Nama Penguji II)
NID : NID Penguji I NID : NID Penguji II


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID

SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1133468638
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 1 Desember 2015

 
 
 
 
 
NIM : 1133468638

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat, salah satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan itu adalah dengan melakukan penghematan energi listrik. Akhirnya, muncul ide untuk membuat penelitan terkait economic smart classroom yang berbasis smart card atau RFID (Radio Frequency Identification) yang dibundling mikrokontroler Arduino Uno sebagai pengendalian energi listrik dalam classroom. Fungsi RFID dalam penelitian ini untuk membuka dan mengunci pintu classroom dan pengendalian perangkat elektronik yang berada dalam classroom, seperti: lampu dan AC (Air Conditoining), serta absensi dosen yang langsung dari dalam classroom secara otomatis. Sebagai bentuk implementasi dari sistem, RFID digunakan untuk identifikasi berdasarkan identitas dosen untuk dapat mengakses dan mengenalinya sehingga hanya dosen yang sudah teregistrasi dalam database yang dapat menggunakan sistem smart classroom ini. Sistem kendali smart classroom yang berbasis RFID ini, memiliki 3 sistem yaitu smart open and lock, smart electrical switch (ON/OF), dan smart absent pada dosen disetiap classroom. Dengan demikian melalui pengaplikasian dari sistem ini, konsumsi energi listrik (economic smart classroom) menjadi lebih efisien dan malalui penambahan RFID ini fungsi kerja classroom pada Perguruan Tinggi Raharja, dapat jadi lebih efektif.

Kata Kunci: Classroom, RFID, Arduino Uno, Lampu, AC, Database.

ABSTRACT

Electric energy needs in Indonesia continues to increase, one way to solve that problem is to do with electrical energy savings. Finally, came the idea to make smart economic research related to classroom-based smart card or RFID (Radio Frequency Identification) are bundled Arduino Uno microcontroller as the control of electrical energy in classroom. RFID function in this study running with the (locking the door) open and close the door in classroom and control electronic devices that are in the classroom, such as lights and air conditioning (Air Conditoining), as well as the attendance of lecturers directly from the classroom automatically. As the implementation of the system, RFID is used for identification based on the identity of lecturers to be able to access and recognize that only the lecturers who have been registered in a database that can use the system's smart classroom. System control RFID-based smart classrooms, has 3 included of this system that is: smart open lock, smart electrical switch (ON / OF), and smart absent in every classroom lecturer. Then, on the other hand, through the application of this system, electrical energy consumption (economic smart classroom) to become more efficient and through addition of RFID system, the function RFID in classroom at Perguruan Tinggi Raharja could be more effective.

Keywords : Classroom, RFID, Arduino Uno, Lampu, AC, Database.


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, Penulis masih diberikan umur panjang, kesehatan serta kekuatan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini sehingga dapat berjalan lancar dan dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupanya shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita merubah dari jaman kegelapan sampai pada jaman yang terang benderang ini.

Hanya dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini, berjudul "SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA".Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Pada kesempatan ini Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Laporan Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto S.Kom.,M.Pd, selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer yang telah menyampaikan banyak motivasi, dan juga masukan kepada penulis.
  4. Bapak Dr. Ir. Sudaryono, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dengan telah memberi bimbingan dan banyak mengarahkan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam penulisan Laporan Skripsi ini.
  6. Seluruh Dosen Perguruan Tinggi Raharja atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
  7. Anggota keluarga yang telah mendukung baik material maupun moril.
  8. Teman-teman Jurusan Sistem Komputer yang tidak dapat saya sebutkan semua satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat dan sharing ilmunya.
  9. Semua pihak instansi terkait yang bekerjasama membantu Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun terhadap Laporan Skripsi ini agar menjadi lebih baik. Semoga pada penulisan Laporan Skripsi ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat serta dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca khususnya bagi seorang mahasiswa.

Akhir kata, penulis sampaikan dengan harapan semoga penulisan Laporan Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat kepada seluruh pihak.

Tangerang, Desember 2015
Andri Ahmad Gozali
NIM. 1133468638

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Open-Loop dan Closed-Loop

Tabel 2.2 Keterangan Flowchart Dokumen

Tabel 2.3 Simbol-Simbol Standar Flowchart

Tabel 2.4 Fungsi Tombol Arduino IDE

Tabel 2.5 Komponen dan Simbol Resistor Tetap

Tabel 2.6 Warna dan Simbol Resistor Axial

Tabel 2.7 Variabel Resistor


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Langkah Analisa Sistem

Gambar 2.3 Prototipe Jenis I

Gambar 2.4 Sistem Kontrol Terbuka/Manual

Gambar 2.5 Sistem Kontrol Tertutup/Otomatis

Gambar 2.6 Flowchart Sistem (System Flowchart)

Gambar 2.7 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

Gambar 2.8 Flowchart Program (Program Flowchart)

Gambar 2.9 Simbol Flowchart Proses

Gambar 2.10 Flowchat Proses (Process Flowchart)

Gambar 2.11 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

Gambar 2.12 Arduino Shield

Gambar 2.13 Mikrokontroler Arduino

Gambar 2.14 Blok Diagram Arduino

Gambar 2.15 Hardware Arduino Uno

Gambar 2.16 Resistor 4 Gelang Warna

Gambar 2.17 Resistor 5 Gelang Warna

Gambar 2.18 Simbol Kapasitor

Gambar 2.19 Kapasitor Elco

Gambar 2.20 Kapasitor Trimer

Gambar 2.21 Deskripsi Varco

Gambar 2.22 Kapasitor Varco

Gambar 2.23 Relay

Gambar 2.24 Motor DC

Gambar 2.25 Siklus Refrigerasi AC

Gambar 2.26 Lampu TL (Fluorescent Lamp)

Gambar 2.27 Dioda Kontak Titik

Gambar 2.28 Dioda Zener

Gambar 2.29 Bentuk dan Simbol LED

Gambar 2.30 Transistor Bipolar

Gambar 2.31 Transistor Unipolar

Gambar 2.32 Integrated Circuit (IC)

Gambar 2.33 Membaca Kaki IC

Gambar 2.34 Operasi Dari Sensor IR

Gambar 2.35 Dasar Operasi RFID

Gambar 2.36 Sistem RFID

Gambar 2.37 Komunikasi RFID Dengan Komputer


DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART


 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Energi listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat di Indonesia. Pasokan terhadap energi listrik di Indonesia dapat terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan dunia industri. Pemerintah sendiri yang diwakili PLN masih belum mampu menyediakan ketersediaan energi listrik dengan jumlah yang memadai (Purwadi, 2012). Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya alam dan tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia untuk berhemat listrik yang masih begitu rendah.

Penggunaan energi listrik di Indonesia belum terkelola dengan baik. Menurut Kompas, dengan dikutip berdasarkan Alpen Steel Forum (2012), Indonesia adalah negara paling boros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Pemborosan yang terbesar terjadi pada rumah, instansi, dan perindustrian. Contoh, penggunaan AC (Air Conditioning) dan lampu yang tetap menyala meski sedang tidak diperlukan. Porsi pada konsumsi listrik AC dan lampu padahal relatif besar, sekitar di atas 45% untuk AC dan 35% untuk lampu.

Berdasarkan data BPPT yang diperoleh dalam sebuah buku berjudul “Outlook Energi Indonesia 2014” bahwa selama periode 2012-2035, pada skenario dasar (BAU) energi listrik di semua sektor meningkat lebih dari 5 kali, yaitu 903 TWh tahun 2035 atau peningkatan sebesar 7,4% per tahun. Pada skenario tinggi (High), pertumbuhan akan mendekati 9% per tahun, atau mengalami peningkatan hingga 7 kali lipat, yaitu menjadi 1229 TWh.

Gambar 1.1 Diagram Konsumsi Listrik Setiap Sektor (BPPT:2014)

Sumber: BPPT (2014)[1]

Pertambahan kebutuhan pemakaian energi listrik, selayaknya diikuti dengan penghematan konsumsi pada energi listrik secara rata dan terpadu.

Gambar 1.2 Grafik Konsumsi Listrik Harian Indonesia (BPPT:2014)

Sumber: BPPT (2014)[1]

Pada dasarnya, konsumsi energi listrik bergantung dari perangkat IT (Information Technology) yang digunakan. Semakin banyak suplay dalam perangkat elektronik, maka suplay listrik yang dikeluarkan semakin besar. Karena itu, dibutuhkan observasi untuk mencari problem solving terhadap problem yang ada. Pada Skripsi ini, observasi berpusat di ruangan melalui pengamatan langsung yang sudah dilakukan dari sejumlah classroom atau kelas pada Perguruan Tinggi Raharja, ditemukan situasi dimana ada kelas yang lampu dan AC masih menyala, padahal tak ada aktifitas perkuliahan.

Penghematan energi listrik memang sudah menjadi hal yang penting diperhatikan. Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan instruksi presiden atau (Inpres) Nomor 13 Tahun 2011, tentang penghematan energi dan air. Melalui Inpres itu, setiap warga indonesia harus mulai menghemat energi dari bentuk apapun termasuk pemakaian lampu dan AC dalam classroom. Dengan demikian, diperlukan sistem yang mampu on/off (lampu dan AC) secara otomatis, yang teraplikasikan dalam suatu classroom Di Perguruan Tinggi Raharja. Dengan adanya sistem yang mengelola on/off (lampu dan AC), diharapkan dapat menghasilkan penghematan listrik yang signifikan.

Pengendalian on/off beberapa perangkat elektronik kebanyakan saat ini masih dikendalikan secara manual dengan menekan tombol dari saklar on/off. Perubahan terhadap dinamika sosial dari gaya hidup membuktikan pentingnya kepraktisan dalam mengendalikan perangkat elektronik secara otomatis. Efisiensi kendali perangkat elektronik yang dimaksudkan, yaitu menghidupkan dan mematikan lampu dan AC hanya jika adanya aktifitas seseorang di kelas yang di monitori oleh sensor dengan memperhitungkan situasi kelas dan akan mematikan ketika tidak ada aktifitas di dalam kelas.

Selain efisiensi listrik, masalah lain yang sedikit menggangu adalah pengelolaan sumber daya untuk mempercepat operasi pada persiapan dari classroom, khususnya: ketika proses perkuliahan akan dimulai dan ketika proses perkuliahan sudah berakhir. Saat dosen baru datang, masalah yang sering dihadapi oleh Dosen Raharja adalah ketika harus mengambil ISAP (lembar presensi dosen) dan membuka absen kelas melalui petugas RCIP. Walaupun hal sepele, tetapi sistem dapat menghambat waktu perkuliahan.

Terkadang ketika dosen selesai membuka kelas dan hendak masuk ke suatu classroom untuk memulai proses perkuliahan (belajar-mengajar), dosen melihat pintu kelas yang masih terkunci, sehingga harus menunggu staff dukungan teknis (OB) untuk membuka classroom. sehingga hal ini, agak sedikit menghambat dalam waktu dari proses persiapan di classroom atau pintu kelas tidak ditutup ketika perkuliahan berakhir. Melihat hal itu, karena sistem masih dibantu staff dukungan teknis, seperti: RCIP dan OB. solusi yang bisa diberikan dengan RFID - Radio Frequency Identification.

Pemanfaatan teknologi RFID untuk sistem multi-akses masih jarang khususnya: penelitian yang berupa: Akses Pintu, Kendali Lampu dan AC, Absensi Dosen di classroom. Berdasarkan website kabupaten pekalongan RFID yaitu salah satu teknologi dengan sistem pengindentifikasian suatu obyek secara otomatis (Auto ID), selain pada Barcode Optical Character Recognition (OCR), Biometric, atau pada Smartcard (Finkenzeller, 2003).

Selain itu, yang membedakan sistem RFID yang ada dari penelitian ini dengan penelitian yang ada sebelumnya, di Perguruan Tinggi Raharja yaitu sistem ini dapat mengambil andil penting terhadap peningkatan dan perlindungan isi kelas yang memberikan sistem proteksi keamanan pintu, memberikan sistem yang ideal dengan pemberian keselarasan otomatisasi yang dapat melakukan penghematan energi listrik di suatu classroom dan melakukan absensi kehadiran dosen untuk membuka kelas dilakukan dari classroom tanpa perantara RCIP sehingga akan lebih efisiensi waktu bagi aktivitas mengajar dikelas. Terakhir, saat proses perkuliahan telah selesai sistem akan otomatis kunci pintu, mematikan kelistrikan (lampu dan AC).

Aktivitas persiapan dosen dikelas seperti buka-tutup pintu ruangan, on/off kelistrikan ruangan (lampu dan AC), serta absensi kehadiran dosen, masih melalui petugas, itu artinya dosen belum mendapati teknologi yang terintegrasi secara otomatis. Kerana persiapan classroom masih dilakukan manual maka akan terdapat kemungkinan kesalahan akibat pada kelalaian manusia sehingga dari pemakaian listrik menadi kurang efisien dan proses persiapan sebuah kelas mungkin bisa memakan waktu proses perkuliahan.

Dengan melihat aspek otomatisasi penjelasan diatas, penulis berniat untuk merancang sebuah sistem yang memanfaatkan teknologi otentikasi, guna mengidentifikasi hanya dosen yang bisa mengaksesnya, mengetahui dari sistem pengenal dosen yang sah atau tidak, akses pintu kelas, absensi secara otomatis, pengendali otomatis kelistrikan ruangan (lampu dan AC). Demi menunjang Skripsi ini, maka teknologi yang digunakan menerapkan device RFID (Radio Frequency Identification) sebagai identifikasi dosen, sebagai card untuk memvalidasi kedatangan dosen ketika akan memasuki classroom. Device dari sistem ini juga dapat digunakan untuk menangkap obyek sebagai bentuk kendali (lampu dan AC) serta sistem absensi dosen.

Berdasarkan uraian terhadap permasalahan yang ada, maka penulis ingin mencoba untuk merancang suatu karya skripsi yang berjudul berikut ini, “SISTEM KENDALI SMART CLASSROOM BERBASIS RFID SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA”. Sistem ini pada dasarnya adalah bagian dari konsep smart classroom. Smart classroom sendiri mempunyai definisi sebagai konsep yang segala fungsi aktivitasnya dibantu teknologi.


Rumusan Masalah

Potensi pemborosan terhadap energi listrik yang cukup besar karena keterbatasan seseorang sering lupa dan malas untuk mematikan perangkat elektronik di kelas (lampu dan AC). Implementasi teknologi yang relevan diharapkan akan mengurangi konsumsi energi listrik yang lebih produktif selain itu, pintu masih terkunci dan harus menunggu bantuan dari operator atau membiarkan pintu lupa dikunci dan sistem absensi dosen dilakukan oleh RCEP yang masih manual sehingga mengganggu proses perkuliahan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat penulis identifikasi beberapa perumusan permasalahan, diantaranya:

  1. Bagaimana sistem kendali lampu dan AC on/off pada classroom?

  2. Bagaimana sistem akses kontrol pintu pada classroom?

  3. Bagaimana sistem absensi dosen langsung dilakukan di classroom?

  4. Bagimana rangkaian hardware dan program keseluruhan software?


Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai Pembatasan atas penyusunan laporan Skripsi ini untuk tetap fokus dan sesuai dari tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian yang sesuai dengan penyusunan Laporan Skripsi dengan parameter perangkat elektronika kelas untuk sistem kendali hanya sebatas lampu dan AC, akses kontrol pintu serta absensi dosen pada kelas yang berbasis RFID dan dikontrol secara otomatis dari sebuah classroom melalui RFID tersebut, dengan Microcontroller Arduino Uno sebagai otak untuk melakukan komunikasi pengendalian perangkat elekronika di kelas.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan pada Skripsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Operasional

  1. Mengoptimalisasi sistem konvensional yang bekerja secara manual terhadap pemborosan penggunaan pada perangkat elektronik kelas.

  2. Meningkatkan level efisiensi penghematan pemakaian energi listrik pada perangkat elektronik kelas dan terintegrasi oleh Arduino Uno.

2. Tujuan Fungsional

  1. Merancang dan membuat sistem pengendalian perangkat elektronik kelas yang dikontrol secara otomatis berdasarkan input dari sistem.

  2. Merancang dan membuat alat dengan mengidentifikasi keberadaan seseorang yang akan memasuki classroom maupun terakhir keluar.

3. Tujuan Individual

  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Stara Satu (S1).

  2. Mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat selama perkuliahan.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Operasional

  1. Akan memberikan perasaan nyaman dalam aktifitas belajar di kelas melalui sistem otomatisasi yang akan mengganti sistem yang lama karena sistem dapat melakukan komunikasi pada sebuah perangkat yang dikendalikan, sehingga dapat menghasilkan sistem yang baru.

  2. Menghemat tenaga manusia, karena alat bersifat Embedded system.

2. Manfaat Fungsional

  1. Mendeteksi secara otomatis berdasarkan keberadaan manusia yang didasari oleh teknologi RFID melalui kendali perangkat elektronik.

  2. Efisiensi waktu dan bekerja secara real-time karena sistem aktif di saat ada aktifitas seseorang di kelas dengan dimonitori oleh sensor.

3. Manfaat Individual

  1. Ikut berpartisipasi bagi pengembangan IPTEK dengan memperluas cakrawala berfikir sistematis pada penyusunan Laporan Skripsi ini.

  2. Meningkatkan kemampuan dari mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan di masa depan.


Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan perancangan dan pembuatan Laporan Skripsi ini, maka dilaksanakan suatu penelitian, sehingga akan didapatkan sebuah hasil yang diharapkan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Pengamatan (Observation Research)

    Observasi yang dilakukan sekitar 2 Bulan, penulis melihat masih ada kegiatan pengendalian pintu dalam kelas, on/off (lampu dan AC) dan absensi dosen di classroom yang masih memakai tenaga staff ahli.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh stakeholder, yang dikeluhkan stakeholder yaitu perihal pemakaian terhadap energi listrik yang tetap menyala padahal tak ada aktifitas belajar-mengajar di kelas.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Penulis mendapatkan referensi dengan pencarian dan mendapati sumber-sumber kajian, melalui landasan teori yang mendukung, data-data dan informasi tentang acuan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan Laporan Skripsi, melalui perantara teknologi Internet.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa dari sistem-sistem yang sudah ada dengan membuat beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana sistem dapat bekerja (cara kerja sistem), apa saja komponen yang membangun sebuah sistem dapat berjalan, dan apa kekurangan pada sistem tersebut.

Metode Perancangan

Pada metode ini penulis dapat mengetahui bagaimana sistem dirancang, atau komponen apa saja yang dibutuhkan dalam membangun sistem ini.

Metode Pengujian

Penulis memakai metode Black Box dan White Box, dari sistem yang akan dibangun. Perbedaan keduanya akan dijelaskan secara singkat, berikut ini:

  1. Black Box Testing, adalah pengujian yang dilakukan dari mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas software. Jadi di analogikan seperti melihat kotak hitam, kit hanya dapat melihat interface, tanpa tahu ada apa dibalik bungkus kotak hitam (black box).
  2. White Box Testing, adalah pengujian yang didasari pada pengecekan dari detail perancangan, memakai struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian dalam beberapa kasus uji.


Sistematika Penulisan

Penulis mengelompokan isi penyusunan Skripsi ini menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing bagian saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab lain hingga menjadi 1 kesatuan yang utuh dengan sistematika penulisan yang akan dijelaskan secara singkat antara lain, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan pemaparan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan juga sistematika penulisan melalui penjabaran secara terperinci.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar (umum) dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa, serta permasalahan yang dibicarakan dalam sistem yang sedang berjalan, teori pada perancangan alat dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Untuk bab ini memuat tentang gambaran umum instansi di Perguruan Tinggi Raharja, Tujuan Perancangan, Langkah-Langkah Perancangan, Analisa Sitem, Diagram Blok, Cara kerja alat, rangkaian skematik dari rancangan suatu sistem untuk hardware dan software, fowchart alat, serta elisitasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat implementasi sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian pada kinerja sistem, analisa dalam komunikasi perangkat elektronik, dan Arduino Uno. Sistem kendali dengan RFID terhadap aspek pengendalian seluruh alat yang meliputi akses pintu dan kendali Lampu dan AC otomatis dan sistem absensi dosen dari classroom.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan memuat tentang kesimpulan yang dapat dihasilkankan oleh penulis dari hasil penelitian yang sudah diperoleh dari sebuah analisa di Perguruan Tinggi Raharja. atau saran yang diberikan penulis bagi pengembangan alat.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Fat, di dalam buku jeperson Hutahaean (2014:1), [2] mengemukakan bahwa sistem merupakan suatu himpunan suatu benda atau abstrak (a set of thing) dan terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan, berhubungan, ketergantungan, dan saling mendukung yang secara keseluruhan bersatu pada satu kesatuan (Unity) yang mencapai tujuan tertentu, secara efektif dan efisien.

Menurut Murdick, dalam bukunya yulia dzahir (2014:46), [3]mengemukakan bahwa sistem adalah seperangkat element untuk membentuk kegiatan suatu prosedur/bagan pengolahan mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan barang dari waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan suatu energi dan atau dalam menghasilkan barang.

Dari kedua definisi di atas, dengan demikian sistem adalah sebuah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling terkait, terhubung, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk dapat melakukan sasaran tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan dari pengoperasian kerja yang berada pada sistem.

2. Karakteristik Sistem

Di dalam buku Hutahaean (2014:3), [2] agar sistem dikatakan sistem yang ideal. Maka sistem itu memiliki karakteristik, yakni:

a. Komponen Sistem

Akan memberikan perasaan nyaman dalam aktifitas belajar di kelas melalui sistem otomatisasi yang akan mengganti sistem yang lama karena sistem dapat melakukan komunikasi pada sebuah perangkat yang dikendalikan, sehingga dapat menghasilkan sistem yang baru.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem adalah daerah yang memberikan batas antara suatu sistem dengan sistem lain ataupun terhadap lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang merujuk scope dalam sistem itu.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem merupakan daerah di luar batas pada sistem yang mempengaruhi bagi operasi sistem. Lingkungan bersifat untung yang harus tetap dijaga dan rugi yang harus dapat dikontrol, kalau tidak menggangu kelangsungan hidup.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media konektor diantara satu subsitem dengan subsistem lain. Melalui sebuah penghubung memungkinkan suatu sumber daya mengalirkan subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) subsistem itu akan menjadi input kepada subsistem lainnya, melalui sebuah penghubung.

e. Masukkan Sistem (Input)

Masukkan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal (signal input). Mainetance input yaitu suatu energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh: untuk sistem komputer program adalah maintenance input dan data adalah signal input yang diolah jadi informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah maupun diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa dari pembangunan. Contoh: perangkat elektronika dari komputer yang menghasilkan panas merupakan sisa pada pembuangan, sedangkan suatu informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

g. Proses (Pengolah Sistem)

Suatu sistem menjadi part-part pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, adapun sistem akutansi akan mengolah bagi data-data, menjadi laporan-laporan keuangan.

g. Sasaran atau Tujuan Sistem (Objective or Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal). Sasaran pada sebuah sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem serta keluaran yang dapat dihasilkan. Sistem dikatakan sukses disaat mengenai sasaran atau tujuan.

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Sumber: Hutahaean (2014:5)[4]

3. Klasifikasi Sistem

Dalam buku Hutahaean (2014:6), [2] sistem diklasifikasi pada beberapa sudut pandang yang bisa dijelaskan diantaranya, yakni:

  1. Sistem Diklasifikasikan Sebagai:

    a. Sistem Abstrak (Abstract System)

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa ide-ide ataupun pemikiran-pemikiran yang tidak bisa tampak secara fisik.

    b. Sistem Fisik (Physical System)

    Sistem fisik adalah sistem yang akan tampak secara fisik.

  2. Sistem Diklasifikasikan Sebagai:

    a. Sistem Alamiyah (Natural System)

    Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi karena proses alami (natural) yang tidak dibuat/dibangun oleh manusia.

    b. Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

    Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibangun oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin, umumnya disebut sebagai human machine system.

  3. Sistem Diklasifikasikan Sebagai:

    a. Sistem Tertentu (Deterministic System)

    Sistem tertentu adalah sistem yang akan beroperasi dalam tingkah laku yang telah dapat diprediksi sebagai keluaran (output system) yang dapat diramalkan. Sistem komputer merupakan contoh dari sistem yang tingkah lakunya akan disesuaikan terhadap program komputer yang dijalankan.

    b. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

    Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depan tidak dapat diprediksi karena terdapat unsur probabilistik.

  4. Sistem Diklasifikasikan Sebagai:

    a. Sistem Tertutup (Close System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh atau tidak terkoneksi dengan lingkungan luar. Sistem berjalan secara otomatis, tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem ini ada, dan kenyataannya tidak ada sistem yang betul tertutup hanya relatively closed system

    b. Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem terbuka yaitu sistem yang terpengaruh lingkungan luar, menerima input atau output dengan lingkungan luar.


Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq Komputer (2013:156),[5] “Analisis sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau dari sistem yang telah komputerisasi secara keseluruhan, yang mulai dengan menganalisa sistem, permasalahan, desain logic & memberilkan keputusan dari hasil analisa masalah yang mencari jalan keluar.”

Menurut Rosa (2013:18),[6] “Analisis sistem itu suatu bentuk kegiatan untuk melihat sistem yang telah berjalan dengan bagian mana yang bagus dan tidak serta kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan memenuhi pada perancangan sistem baru.”

Dengan 2 definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan analisis sistem adalah suatu kegiatan mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi pada sistem baru.

2. Langkah-Langkah Analisa Sistem

Menurut Taufiq Komputer (2013:159), [5] dari menganalisa suatu sistem agar hasil analisa bisa lebih maksimal dan langkah-langkah yang dilakukan harus terstruktur supaya tidak bertumpuk antara hasil analisa yang satu dan hasil analisa yang lain. Dalam tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokan sesuai dengan langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah dipelajari dan dikembangkan terus pada rancang bangun sistem. Tahap analisa digunakan setelah rancangan sistem atau sebelum desain sistem.

Ada beberapa urutan langkah-langkah untuk analisa sistem menurut, Whitten L. Jeffery dalam buku Taufiq, sebagai berikut:


Gambar 2.2 Langkah Analisa Sistem (Taufiq 2013:160)

Sumber: Taufiq (2013:160)[5]

  1. Definisi Lingkup

    Definisi Lingkup (scope definition) yaitu, langkah awal proses pengembangan sistem. Pada metodologi lain, ini akan disebut: fase pemeriksaan (preliminary investigation phase), fase studi awal dan survei (“initial study and survey phase”), fase perancangan dan komunikasi (planning communication phase) atau inisiasi proyek maupun pengumpulan kebutuhan.

  2. Analisis Masalah

    Analisis masalah memberi analisis dalam pemahaman, kesempatan dan perintah lebih dalam, untuk memicu proyek. Analisis masalah menjawab pertanyaan. “Dapatkah masalah itu untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem baru dapat layak untuk dibangun?”. Pada metodologi lainnya, langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini, langkah penyelidikan detail, atau langkah kelayakan.

    Tujuan analisis masalah adalah untuk dapat memahami pada bidang masalah yang baik dalam menganalisa masalah, memahami kerja sistem, identifikasi, serta membuat laporan.

  3. Analisis Persyaratan

    Beberapa analisis belum pengalaman membuat sebuah kefatalan saat melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya solusi teknis. Beberapa kesalahan yang terjadi dari sistem informasi ditujukan dari suatu pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tetapi harus tidak melakukan apa yang diinginkan untuk dilakukan pada sistem. “Langkah analisis ini menentukan persyaratan bisnis untuk sistem baru.

  4. Desain Logic

    Tidak semua proyek melingkupi pengembangan dalam model-driven, tetapi kebanyakan inputan pemodelan sistem. Desain logic mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan memakai model sistem dalam struktur data dan proses bisnis, bagi aliran data dan interface user. Dari hal lain, desain logic memisah persyaratan yang dibuat, pada langkah sebelumnya.

  5. Analisa Keputusan

    Dalam persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk alternatif berbasis komputer diterapkan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan yaitu mengenal dan menganalisa solusi target, merekomendasi sistem target. Peluang muncul saat seorang dapat visi solusi teknik, tetapi selalu ada solusi alternatif dalam solusi terbaik.


Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227),[7] “Perancangan sistem merupakan suatu tahap setelah analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem itu.”

Menurut Al-Jufri (2011:141), [8] “Perancangan sistem adalah penentuan dalam proses dan data yang dibutuhkan sistem baru.”

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197), [9] ), “metode yang dikenal dengan SLDC (system development life cycle) yaitu metode umum analisa dan desain.”

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), [7] Ada dua (2) tujuan utama dalam sebuah tahap perancangan dan desain sistem, diantaranya:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan user atau pemakai sistem.
  2. Menyediakan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik dengan terlihat (lebih condong dalam desain sistem yang mendetail).

Kedua tujuan ini, berfokus dalam sebuah perancangan atau desain sistem yang detail pada pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap. Dipakai dalam pembuatan program komputer.

Untuk mencapai suatu tujuan pada perancangan sistem ini, analisis sistem harus memenuhi sebuah sasaran yang jelas, yaitu:

  1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, serta mudah dipakai. Maksudnya bahwa data harus mudah ditangkap dan metode yang didapat harus mudah diterapkan dan informasi umumnya akan mudah dihasilkan dan juga dapat dimengerti.
  2. Desain sistem mendukung tujuan utama organisasi (instansi).
  3. Perancangan sistem harus efektif dan efisien terkait di tugas-tugas yang dilakukan dengan komputer dan dalam tugas lain.
  4. Perancangan sistem penting, terkait mempersiapkan rancang bangun yang terinci antar komponen dalam sistem informasi, meliputi: data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur, manusia, perangkat keras (hardware device), dan perangkat lunak (software device), juga pengendalian sistem.

Tujuan dari desain sistem secara umum untuk memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru. Adapun penjelasan kategori dalam perancangan dan desain sistem, yaitu:

  1. Sistem Global-Based (mendesain sistem lama menjadi baru).
  2. Sistem Group-Based (sistem meliputi group dari organisasi).
  3. Sistem Local-Based (sistem khusus didesain untuk 1 orang).

Analisis sistem dan desain umumnya bergantung pada satu dan yang lain. Studi menunjukan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan dari fase analisis sistem untuk dibuat. Selama fase analisis sistem investigasi berorientasi di ketemuan.

3. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[7], Adapun, untuk mengetahui konsep-konsep perancangan sistem, dibawah ini akan dijelaskan untuk tahap-tahap pembentukan perancangan sistem, antara lain:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici
    Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:
    1. Diagram arus data (data flow diagram)
    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)
    3. Kamus data (Data dictionary)
    4. Flowchart
    5. Model hubungan objek
    6. Spesifikasi kelas
  2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
    Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
  4. Memilih Konfigurasi Terbaik
    Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan mnyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.
  5. Menyiapkan Usulan Penerapan
    Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
  6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
    Keputuasan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.


Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Widyaningtyas (2014:2),[10], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya, bisa diubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk aslinya.

2. Jenis-Jenis Prototipe

  1. Prototipe Jenis I

    Prototipe ini hanya mungkin ketika peralatan prototipe memuat seluruh elemen penting dalam sistem baru. Langkah pengembangan terhadap prototipe jenis I adalah: identifikasi kebutuhan dari user, mengembangkan prototipe, menentukan prototipe apakah akan diterima, dan menggunakan prototipe.

  2. Prototipe Jenis II

    Pendekatan ini dilakukan hanya pada saat prototipe itu dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat ke semua elemen penting. Langkah pembuatan prototipe jenis II adalah: mengkodekan, menguji, menentukan, dan menggunakan sistem operasional.

3. Langkah-Langkah Pembuatan Prototipe

Gambar 2.3 Prototipe Jenis I

Sumber: Darmawan (2013:232)[11]


Konsep Dasar Sistem Kontrol

1. Definisi Sistem Kontrol

Dalam buku Ardiansyah (2012:1), [12], mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian untuk memahami sistem kontrol secara keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol, dan Sistem Kontrol dengan masing-masing definisi yang dijelaskan, sebagai berikut:

  1. Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang akan bekerja bersama-sama dan melakukan suatu sasaran tertentu.
  2. Proses adalah perubahan berurutan dan berlangsung continue yang tetap mengarahkan pada keadaan akhir tertentu (result).
  3. Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan mengatur, menguasai sesuatu, dan juga untuk tujuan tertentu.
  4. Sistem Kontrol adalah suatu proses pengaturan/pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran variable atau parameter sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu, contoh variable atau parameter fisik yaitu tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan dan kecepatan, serta masih banyak parameter fisik yang lain. Variable-variable itulah merupakan output yang harus dijaga tetap sesuai dengan keinginan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh operator, yang disebut dengan set point. Sistem kontrol diperlukan pada banyak bidang keilmuan diantaranya adalah sistem komputer, mekanik, elektronik, teknik elektrik, dan sistem pneumatik di dalam dunia pekerjaan atau industri.

2. Diagram Blok Sistem Kontrol

Dalam sistem kontrol terdapat dua (2) sistem kontrol yaitu sistem kendali manual (Open Loop Controls) dan sistem kendali otomatis (Closed Loop Controls). Sebuah sistem kendali manual menggunakan controller atau actuator untuk mendapatkan suatu respon yang diinginkan seperti yang ditunjukan dari Gambar 2.4 Sistem kontrol terbuka adalah sebuah sistem tanpa umpan-balik.

Gambar 2.4 Sistem Kontrol Terbuka/Manual

Sumber: Bhattacharya (2014:2)[13]


Gambar 2.5 Sistem Kontrol Tertutup/Otomatis

Sumber: Bhattacharya (2010:3)[13]

Berbeda dengan sistem kontrol loop manual, dalam sistem kontrol loop otomatis menerapkan ukuran tambahan pada output aktual untuk membandingkan terhadap respon pada output yang dikehendaki. Ukuran pada output disebut sinyal feedback (Umpan-Balik). Suatu feedback kontrol loop otomatis ditunjukan di dalam gambar 2.3. Disaat sistem kontrol tidak bergantung dari output maka disebut: open loop system. Tetapi, apabila sistem kontrol bergantung dari output disebut: output loop system atau feedback control system.

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Open-Loop dan Closed-Loop

Sumber: Bhattacharya (2014:5)[13]

Keuntungan penerapan sistem closed-loop terlihat melalui penggunaan feedback yang membuat respon sistem tidak terlalu sensitif (peka) pada gangguan luar ataupun perubahan nilai-nilai komponen dalam sistem. Hal tersebut menghasilkan penggunaan komponen yang tidak akurat dengan suatu obyek yang dikontrol disebut plant. Dari aspek kesetabilan sistem open-loop cendrung lebih mudah karena kesetabilan sistem bukanlah masalah utama.

3. Sistem Kontrol Otomatis

Menurut Santoso, dkk yang dikutip di dalam sebuah Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17), [14], “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol operasi elektronika yang dapat mengganti fungsi tugas pada manusia di dalam mengambil suatu keputusan.

Menurut Prianto, dkk yang dikutip di dalam sebuah Jurnal Simposium Nasional RAPI XII (2013:34), [15], “Sistem Otomasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berhubungan dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer, (komputer,Programmable Logic Control/PLC, mikrokontroler).

Dari kedua pendapat yang dikemukakan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa sistem otomatis merupakan suatu proses dari mengontrol operasi sistem terhadap suatu perangkat elektronika.

Dalam sistem kontrol otomatis (automatic control system), kegiatan kontrol yang biasa dilakukan manusia dapat digantikan peran pengendaliannya melalui penerapkan prinsip dari otomasi. Berdasarkan prinsip otomasi, peran operator pada pengendalian manual digantikan oleh alat yang disebut controller. Tugas buka dan tutup valve tidak lagi dikerjakan operator namun didasarkan atas perintah dari controller. Operator hanya perlu menentukan besarnya set point dari controller sehingga pada akhirnya semua berjalan secara otomatis. Bagi keperluan pengontrolan otomatis, valve harus menjadi unit yang disebut control valve. Semua alat pengendalian ini disebut instrument pengendalian proses.


Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita di dalam Jurnal Sistem Informasi (2012:87), [16], “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut.

Menurut Adelia (2011:116), [17], “Flowchart adalah penggambaran grafikal yang diawali langkah-langkah dan urutan prosedur dari suatu program yang akan dibuat.”

Dari pendapat yang dikemukakan di atas, bisa disimpulkan bahwa (flowchart), ialah bentuk gambar/diagram yang memiliki aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart umumnya memudahkan penyelesaian masalah yang dievaluasi lebih lanjut.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Widada (2012), [18], “Flowchart ini dibagi menjadi lima, yaitu:”

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Berikut ini deskripsi dari masing-masing penjelasan diatas, “Menurut Widada (2012), [18], Jenis-Jenis Flowchart ini dapat dijelaskan sebagai berikut:”

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan pada prosedur-prosedur yang ada dalam sebuah sistem. Dengan bagitu, flowchart ini deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sebuah sistem. Flowchart sistem terdiri dari data yang mengalir dalam sistem, dan proses mentransformasikan data itu . Data dan proses flowchart sistem dapat diterangkan secara (online atau offline), dikoneksi langsung ke komputer.

  2. Gambar 2.6 Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Sumber: Widada (2012)[18]

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    Flowchart Dokumen menelusuri alur pada data yang di tulis melalui sistem. Flowchart ini dokumen sering disebut Paperwork flowchart. Kegunaan utamanya yaitu untuk dapat menelusuri alur form dan laporan sistem pada satu bagian ke bagian yang lain baik bagaimana alur form dan laporan ini diproses, dicatat dan disimpan. Dapat dilihat dalam gambar 2.7 yang akan menggambarkan satu contoh flowchart mengenai alur dari pembuatan kartu anggota terhadap satu perusahaan.

  4. Gambar 2.7 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    Sumber: Widada (2012)[18]


    Tabel 2.2 Keterangan Flowchart Dokumen

    Sumber: Widada (2012)[18]

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart Skematik mirip seperti flowchart sistem dan bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar tetapi juga menggunakan gambar komputer, peripheral, form atau peralatan lainnya, yang digunakan dalam sebuah sistem.

  6. Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart Program dihasilkan dalam flowchart sistem. Flowchart program yaitu keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program (procedur) sesungguhnya dilaksanakan dan menunjukan setiap langkah program dalam urutan yang tepat saat terjadi. Analis dan programmer dapat menggunakan flowchart program ini dalam menggambarkan urutan instruksi pada program atau tugas-tugas suatu operasi.

  7. Gambar 2.8 Flowchart Program (Program Flowchart)

    Sumber: Widada (2012)[18]

  8. Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Flowchart Proses adalah sebuah teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah berikutnya dari suatu prosedur-prosedur atau sistem juga secara efektif menelusuri sebuah alur laporan atau form.

  9. Gambar 2.9 Simbol Flowchart Proses

    Sumber: Widada (2012)[18]


    Gambar 2.10 Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Sumber: Widada (2012)[18]

3. Cara Membuat Flowchart

Menurut Indrajani (2011)[19] Ketika seorang analisis ataupun seorang programmer yang akan membuat sebuah flowchart, ada beberapa petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan, berikut ini:

  1. Flowchart ini, digambarkan dengan mulai dari halaman atas ke bawah/digambarkan mulai dengan halaman kiri ke kanan.
  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan pendefinisian ini harus bisa dipahami oleh pembaca.
  3. Waktu akan kapan aktifitas itu dimulai ataupun waktu kapan aktifitas akan berakhir, harus dapat diteteapkan dengan jelas.
  4. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan menggunakan deskripsi dalam kata kerja, contoh: melakukan penggandaan.
  5. Setiap langkah-langhak yang terdapat pada aktifitas tersebut, harus berada dalam suatu prosedur urutan-urutan yang benar.
  6. Lingkup dan range aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri secara hati-hati. Melalui percabangan-percabangan yang memotong aktifitas yang sedang digambarkan tersebut, tidak harus digambarkan dalam flowchart yang sama. Simbol dari sebuah connectors (penghubung) yang harus digunakan, dan juga percabangan-percabangannya diletakan dari sebuah halaman yang terpisah atau menghilangkan seluruhnya disaat percabangan-percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar. Berikut ini, simbol-simbol standar flowchart, ditunjukan dalam tabel 2.3:
  8. Tabel 2.3 Simbol-Simbol Standar Flowchart

    Sumber: Widada (2012)[18]


Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66)[20], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.

Menurut Guritno, dan dkk (2011:302)[21], “Elisitasi adalah sebuah rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi".

Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

2. Tahapan Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2011:302)[21], elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi.

  3. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI:

    1. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting). Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru.
    2. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting). Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem) Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.
  4. Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

    1. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?
    2. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?
    3. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:

    1. High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.
    2. Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.
    3. Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan, dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.
  5. Final Elisitasi

    Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.

3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan (2012:67)[22], suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu:

    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan, kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.

  2. Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan.

    Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien (yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang, membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka). Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

  3. Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai.

    Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi. Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

4. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan (2012:66)[20], berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka. Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.
  2. Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.
  3. Identifikasi ranah suatu permasalahan.
  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan
  5. Meminta partisipasi dari banyak orang.
  6. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.
  7. Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.

5. Masalah dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya Siahaan (2012:68)[22], tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

  1. Masalah Ruang Lingkup

    Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

  2. Masalah Pemahaman

    Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

  3. Masalah Perubahan

    Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.


Konsep Dasar Black Box

Menurut Rizki (2011:264), [23]Blackbox testing adalah type testing yang memperlakukan perangkat lunak (software) dengan tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester melihat perangkat lunak seperti layaknya kotak hitam yang tidak penting dilihat isi, tetapi cukup dikenali proses testing pada bagian luar.”

1. Definisi Black Box Testing

Menurut Siddiq (2012:4)[24], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
  2. Kesalahan interface
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  4. Kesalahan performa
  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

2. Metode Pengujian dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  2. Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  3. Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
  4. Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  5. Sample and Robustness Testing
    1. Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2. Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    1. Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2. Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    3. Requirement Testing

      Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
      2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
  7. Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Sumber: Siddiq (2012:14)[24]


Konsep Dasar White Box

1. Definisi White Box

Handaya dan Hakim Hartanto dari Jurnal Sistem Informasi (2011:204),[25], "White Box adalah sebuah cara pengujian yang menerapkan struktur kontrol untuk dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus".

Metode pengujian white box dapat dilakukan dengan cara melihat ke modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisa apakah masih ada kesalahan atau tidak. Ketika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis maka baris-baris program, variabel dan paramater yang terlibat terhadap unit itu akan diperiksa atau satu persatu akan diperbaiki. Kemudian, baru akan dilakukan compile ulang. Alasan pengujian untuk white box dilakukan diantaranya, yaitu:

  1. Mengetahui cara kerja perangkat lunak secara internal.
  2. Untuk menjamin operasi-operasi internal menyesuaikan dari spesifikasi yang telah ditetapkan itu, dengan menggunakan struktur kendali bagi tahapan atau prosedur yang dirancang.

2. Langkah-Langkah White Box

Adapun langkah-langkah pengujian terhadap white box, yaitu:

  1. Mendefinisikan semua alur logika.
  2. Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian.
  3. Melakukan Pengujian

3. Pengujian White Box

Pengujian ke white box adalah pengujian yang didasarkan kepada pengecekkan ke dalam detail perancangan, penggunaan yang dilakukan struktur control pada suatu desain pemograman untuk dapat membagi pengujian ke beberapa kasus pengujian. Metode pengujian dengan white box ini sering dilakukan untuk:

  1. Memberikan dan membuatkan suatu jaminan bahwa seluruh jalur yang independen hanya pakai modul minimal satu kali.
  2. Keputusan yang sifatnya logis bisa digunakan untuk seluruh kondisi true (benar) atau untuk seluruh kondisi false (salah).
  3. Mengeksekusi seluruh perulangan yang ada kepada batasan nilai dan operasionalnya terhadap setiap situasi dan kondisi.
  4. Syarat yang dilakukan menjalani strategi white box testing.
  5. Mendefinisikan tentang seluruh alur-alur logika yang ada.
  6. Membuat kasus yang akan digunakan terhadap tahapan uji.
  7. Hasil pengujian akan di lakukan eveluasi kembali.
  8. Pengujian yang dilakukan haruslah secara menyeluruh.

Berdasarkan konsep pengujian white box ini, memeriksa kalkulasi dalam internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Adapun keungulan dan kelemahan dari pengujian white box in, Keunggulanya adalah dapat mendeteksi kesalahan logika. ketidaksesuaian asumsi, case sensitive. Sedangkan, kelemahan dari pengujian white box testing ini adalah melibatkan sumber daya besar atau menjadikan uji coba white box testing ini boros. Keunggulanya adalah dapat mendeteksi kesalahan logika. ketidaksesuaian asumsi, case sensitive. Sedangkan, kelemahan dari pengujian white box testing ini adalah melibatkan sumber daya besar atau menjadikan uji coba white box testing ini boros.


Teori Khusus

Konsep Dasar Komputer

Tidak ada definisi tetap dari komputer secara sederhananya komputer terdiri dari perangkat hardware, software dan brainware.

Kemunculan terminologi komputer, sebenarnya berawal dari kebutuhan akan suatu alat yang dapat dijalankan secara otomatis, memiliki kemampuan dalam mengerjakan hal-hal yang diinginkan.

Bagian fungsional utama sebuah komputer adalah Central Processing Unit atau Unit Pemroses Utama, Memori dan Sistem Input-Output (I/O). Disebut bagian fungsional karena ketiga komponen inilah yang membentuk sebuah komputer pada fungsinya masing-masing.

Dalam komputer ada yang disebut dengan mikroprosesor dan mikrokontroler. Singkatnya, mikroprosesor memerlukan rangkaian khusus eksternal dan hanya sebagai otaknya (seperti otak di kepala, tetapi kepala, tangan, kaki, merupakan hal lain). Sedangkan sebuah mikrokontroler sendiri, dapat dirancang sebagai satu kesatuan utuh.

Gambar 2.11 Perbedaan Mikroprosessor dan Mikrokontroler

Sumber: Mikrokontroler Vs Mikroprosesor


Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:53), [26] “Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer fungsional di dalam suatu chip yang di dalamnya terkandung suatu inti dari prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program dan keduanya perlengkapan I/O)”.

Menurut Sumardi (2013:1), [27] “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai I/O, serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus melalui cara yang khusus, kerja mikrokontroler sebenarnya (read dan write data)”.

Dengan definisi diatas, disimpulkan bahwa mikrokontroler yakni otak sistem terkomputerisasi di komponen yang berfungsi.

2. Pengenalan Mikrokontroler

Mikrokontroler sebagai sebuah terobosan teknologi dalam mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan dari transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal atau dalam jumlah banyak, membuat harga lebih murah (dibandingkan dari mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir memenuhi selera industri, serta para konsumen sebagai alat bantu yang lebih baik.

Tidak seperti Sistem Komputer, dapat menangani berbagai jenis program aplikasi, misalnya: pengolah kata, pengolah angka dan lain-lain, mikrokontroler hanya dapat digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja, (hanya satu program yang akan disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, padahal rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan diruang ROM yang kecil. Sebaliknya, Mikrokontroler perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan diruang ROM (dapat Masked ROM atau Flash PEROM) dengan ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan untuk tempat/media penyimpan sementara, termasuk bagi register yang digunakan mikrokontroler yang bersangkutan.

Menurut Sugeng (2012:1-2)[28], dalam sebuah Skripsi Bagus, mikrokontroler digunakan jika proses yang dikontrol melibatkan operasi yang kompleks baik itu Aritmetika, Logika, Pewaktuan, atau lainnya yang akan sangat rumit apabila terimplementasikan dengan komponen-komponen diskrit. Beberapa keunggulan dari mikrokontroler adalah fleksibilitas merangkai komponen diskrit karena dilakukan software. Prosesor dari mikrokontroler bekerja sesuai instruksi software yang berada dalam memorinya (ROM). Software itu adalah bahasa assembler yang sebenarnya mewakili suatu opcode yang diterjemahkan, dan dieksekusi pada prosesor.

Adapun kelebihan mikrokontroler yang dijabarkan, dibawah ini:

  1. Penggerak mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly berpatokan di kaidah digital dasar sehingga operasi pada sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena mengaplikasikan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung dapat diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain di dalam bahasa assembly ini, tidak menggunakan banyak syarat penulisan pemrograman, seperti huruf besar dan kecil, untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
  2. Mikrokontroler tersusun dalam sebuah chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem. Sehingga dari mikrokontroler tersebut bisa dikatakan sebagai suatu perangkat minicomputer (komputer mini) yang akan bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.
  3. Sistem Running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dari komputer, sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk mendownload ssuatu perintah (instruksi) dan program. Langkah-langkah untuk mendownload dari komputer dengan menggunakan mikrokontroler yang mudah untuk digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah atau instruksi.
  4. Pada device mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori & I/O yang sesuai kebutuhan sistem.
  5. Harga untuk memperoleh alat ini, murah dan mudah didapat.

Sinyal yang akan diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal digital, sedangkan untuk sinyal analog diperlukan konversi atau perubahan dengan menggunakan sinyal ADC (Analog to Digital Converter) untuk mendapati nilai digital setaranya. Sebaliknya, apabila menginginkan keluaran (output) sinyal analog pada data digital maka perlu konversi DAC (Digital to Analog Converter).

Gambar 2.12 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler

Sumber: Pemrograman Mikrokontroler Bahasa C

3. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Saefullah dkk, dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1), [29], bahwa terdapat karakteristik-karakteristik mikrokontroler, yaitu:

  1. Mempunyai program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi lain dan program mikrokontroler lebih kecil dari PC.
  2. Konsumsi daya kecil.
  3. Rangkaiannya yang sederhana dan kompak.
  4. Harga yang murah dan komponennya yang sedikit.
  5. Unit I/O yang sederhana misalnya LED, LCD, Latch.
  6. Tahan situasi ekstrim (ex: temperatur tekanan, kelembaban).

4. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15), [30], terdapat beberapa klasifikasi-klasifikasi mikrokontroler, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
  2. RAM berkapasitas 68 byte.
  3. EEPROM (Data Memory) berkapasitas 64 byte.
  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
  6. Pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

5. Fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15), [30], ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

  1. RAM (Random Access Memory)

    RAM digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory)

    ROM digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

  3. Register

    Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

  4. Special Funtion Register

    Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

  5. Input dan Output Pin

    Pin Input adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt

    Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

  7. Menurut Malik dan dkk (2010:3), terdapat beberapa jenis atau macam-macam interrupt yang terdapat pada suatu mikrokontroler yang diantaranya adalah: Interrupt Eksternal, Interupt timer, Interrupt serial, dapat dijelaskan dibawah ini:

    1. Interrupt Eksternal: terjadi saat ada input di pin interrupt.
    2. Interrupt Timer: terjadi saat waktu tertentu telah dicapai.
    3. Interrupt Serial: Interrupt ini, dapat terjadi ketika adanya penerimaan data atau data receipt bagi komunikasi serial.

6. Jenis-Jenis Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:58-59) [31] Secara teknis, hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini, didasarkan kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan dalam mikrokontroler tersebut. Pembagian itu antara lain, yakni: RISC dan CISC serta masing-masing memiliki keturunan dan keluarga sendiri-sendiri.

  1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
  2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.

Jenis-jenis Mikrokontroler Umum Digunakan, yaitu:

  1. Keluarga MCS51
  2. Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).

  3. AVR
  4. Mikrokontroler Alv and Vegard's RISC processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90S,oc, keluarga ATMega, dan AT86RFxx.

  5. PIC
  6. Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokontroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.

  7. Arduino
  8. Arduino adalah sebuah platform pembuatan prototipe elektronik dan bersifat open-source hardware yang didasari pada perangkat keras dan perangkat lunak yang fleksibel dan mudah digunakan. Arduino dapat membaca input, contohnya sensor dari cahaya, kendali dari tombol dan pesan via twiiter.

    Arduino awalnya dikembangkan di Ivrea, Italia. Nama Arduino merupakan nama maskulin yang berarti teman kuat. Platform arduino terdiri dari arduino board, shield, bahasa pemrograman arduino melalui suatu software arduino (IDE). Arduino board, biasanya memiliki chip dasar mikrokontroler Atmel AVR ATmega8 bersamaan dengan turunannya. Blok diagram arduino, bisa dilihat dari gambar 2.12 Shield, yakni:

    Gambar 2.13 Arduino Shield

    Sumber: Pemrograman Mikrokontroler Bahasa C

  9. ARM Cortex-M0
  10. Menurut Syahwill (2013:58-59) [31] ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).

7. Pemanfaatan Mikrokontroler

Menurut Syahwill (2013:54) [31], Mikrokontroler ada pada perangkat elekronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televise, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri. Mikrokontroler juga digunakan dalam produck dan alat yang dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikrokontroler memori, dan alat alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses men-j adi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini, maka:

  1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.
  2. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
  3. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
  4. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekadar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikro-kontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kom-pleks.

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak di-butuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokon-troler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

  1. Sistem minimal mikrokontroler
  2. Software pemrograman dan kompiler, serta downloader

Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

  1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.
  2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.
  3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.
  4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.

Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin no 2, 3 sudah tersedia di dalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz, 2MHz, 4MHz, 8MHz), sehingga pengguna tidak memerlukan rangkaian tambahan. Namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.


Arduino

1. Definisi Arduino

Menurut Ichwan dkk (2013:16), [32], dalam jurnal Infromatika, “Arduino yaitu suatu board mikrokontroler yang didasarkan atas Atmega328. Untuk memuat semua yang dibutuhkan menunjang mikrokontroler, mudah dikoneksi dari suatu PC atau komputer.”

Menurut Guntoro dkk (2013:40), [33], arduino memiliki 14 pin input dari output digital, yang mana 6 pin input tersebut dapat digunakan untuk output PWM (Pulse Width Modulation) dan 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontoler agar dapat digunakan cukup dengan menghubungkan arduino ke komputer dengan kabel USB dan AC adapter atau dapat suplai suatu adaptor AC ke DC, dan menggunakan baterai untuk mulai.

Gambar 2.14 Mikrokontroler Arduino

Sumber: Pemrograman Mikrokontroler Bahasa C

Bagian utama arduino uno adalah hardware dan software. Hardware arduino uno adalah suatu papan elektronik yang biasa disebut dengan mikrokontroler sedangkan dari software arduino digunakan untuk memasukkan program yang akan diaplikasikan dengan menjalankan arduino, memakai bahasa pemrograman C.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC ataupun baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dioperasikan dengan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Apabila menggunakan lebih dari 12 V, tegangan pada regulator menjadi lebih panas dan menyebabkan kerusakan board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri mempunyai IDE (Integrated Developmen Environment) untuk suatu compiler. Proses kerja Arduino adalah melakukan pemrograman IDE, compile, dan upload binary/hex file pada kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan dari komputer, kode hasil compile arduino harus diupload ke controller, sehingga dapat dijalankan.

Tabel 2.4 Fungsi Tombol Arduino IDE

Sumber: (Syahwill (2013)[31]

Berikut Power Pins, berdasarkan situs di: arduino.cc, yang ada pada board arduino uno yang dapat dijelaskan, dibawah ini:

  1. Pin (VIN)

    Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan yang berasal dari luar (seperti yang disebutkan itu, 5 volt pada koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). User/pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack (colokan listrik) untuk mengaksesnya maka bisa menggunakan pin ini.

  2. 5V

    Regulasi power supply digunakan terhadap sebuah power mikrokontroller dan komponen lainnya dalam board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator yang ada dalam board, atau supply dari sebuah USB atau sebuah supply regulasi 5V lainnya.

  3. 3.3V (3V3)

    Supply 3.3 volt didapat oleh FTDI (Future Technology Device International) chip yang berada di dalam board. Arus maximum (maksimalnya), yaitu 50mA Pin ground, memiliki fungsi sebagai sebuah jalur ground pada device arduino uno.

  4. Memory

    ATmega328 mempunyai 32 KB flash memori terdapat fungsi untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk memori dari SRAM, dan 1 KB dengan jenis memori pada EEPROM.

  5. GND (ground)
  6. Input dan Output

Setiap 14 pin digital yang berada di arduino uno dapat digunakan sebagai input/output dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output itu dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin menghasilkan atau menerima maximum 40 mA, dan ada internal pull-up resistor pada digital pin (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa Pin yang terdapat dalam arduino uno tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang dijelaskan diantaranya, yaitu:

  1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan di dalam menerima dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yan koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.
  2. Interrupt Eksternal: 2 dan 3. Pin ini bisa dikonfigurasikan pada trigger interap (low value, rising, atau falling edge).
  3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. mendukung 8-bit output.
  4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini dapat mensupport ke komunikasi SPI yang masih support suatu hardware yang tidak termasuk bahasa arduino uno.
  5. LED: 13. Ini dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Saat pin bernilai high LED hidup, saat pin low LED mati.

Pin Lainnya, yang terdapat pada arduino uno, antara lain adalah:

7. AREF (Referensi tegangan untuk input analog.)

8. Reset (membawa baris low ke reset di mikrokontroler).

2. Hardware Arduino

Menurut Djuandi (2011:8), [34], untuk board arduino memakai tipe ATmega berbeda tergantung pada spesifikasi. Ex: (Arduino Uno pada ATmega328, Arduino Mega 2560 dari ATmega2560).

Gambar 2.15 Blok Diagram Arduino

Sumber: Pengenalan Arduino (Djuandi:2011)

Penjelasan mengenai blok diagram arduino diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. UART (Universal Asynchronus Receiver/Transmitter) yaitu antar muka (interface) yang digunakan terhadap komunikasi serial, seperti dalam RS-232, RS-442 dan RS-485.
  2. 2 KB RAM dari memori kerja bersifat volatile (hilang disaat daya mati), digunakan oleh variabel-variabel dalam program.
  3. 32 KB RAM di flash memori bersifat non-volatile digunakan menyimpan program yang dimuat pada perangkat komputer. Selain program, flash memory dapat menyimpan bootloader. selesai dijalankan, kemudian program RAM akan dieksekusi.
  4. 1 KB EEPROM sifat non-volatile dalam simpan data, tidak boleh hilang jika daya mati, tidak digunakan board arduino.
  5. CPU (Central Processing Unit) bagian dalam mikokontroler, dalam menjalankan setiap instruksi atau perintah di program.
  6. Port input/output, pin menerima/keluarkan data input/output.

Dengan mengambil contoh dari board arudino uno dengan type USB bagian arduino uno dapat dijelaskan berikut ini, yaitu:


Gambar 2.16 Hardware Arduino Uno

Sumber: Pengenalan Arduino (Djuandi:2011)


Penjelasan mengenai hardware arduino diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pin input/output (0-13) : berfungsi sebagai input dan output, dapat diatur oleh program. Khusus 6 pin 3 ,5, 6 ,9 ,10 dan 11 berfungsi untuk pin analog output dimana output bisa diatur. Nilai diprogram 0-255, dapat mewakili nilai tegangan 0-5V.
  2. USB, berfungsi memuat program pada komputer dan sebagai komunikasi serial antara papan/board arduino dan komputer. Arduino dapat langsung disambungkan pada komputer melalui kabel USB. Kabel USB, selain sebagai penghubung pertukaran data, juga mengaliri arus DC 5V, ke arduino uno.
  3. Sambungan SV1 sambungan atau jumper untuk bisa memilih sumber daya papan, apa dalam sumber eksternal atau dengan USB. Jumper tidak diperlukan lagi dari papan/board arduino versi terakhir. Hal ini karena USB dilakukan secara otomatis.
  4. Tombol Reset, berfungsi untuk mereset board sehingga pada program akan mulai lagi dari awal. Perhatikan bahwa tombol reset bukan untuk hapus program/kosongkan mikrokontroler.
  5. IC 1, komponen utama, didalamnya ada CPU, RAM, ROM.
  6. Q1 – Kristal, jika mikrokontroler sebagai sebuah otak maka kristal yaitu jantung karena komponen ini bisa menghasilkan detak yang dikirim ke mikrokontroler agar melakukan suatu operasi untuk setiap detak-detaknya. Kristal ini dipilih yang berdetek sekitar (enam belas) 16 juta kali per detik /16 MHz.
  7. In-Circuit Serial Programming (ICSP), Port ICSP tersebut, memungkinkan user untuk bisa memprogram mikrokontroler secara langsung tanpa dari bootloader. Pada umumnya, user atau pengguna arduino tidak melakukan ini, sehingga ICSP tidak terlalu dipakai oleh user walaupun ICSP ini disediakan.
  8. X1 – Sumber Daya Eksternal, apabila hendak disuplai dalam sumber daya eksternal dari sebuah board atau papan arduino dapat memberikan dalam sebuah tegangan DC antara 9-12V.
  9. 6 Pin Input Analog, Berguna membaca tegangan yang dihasilkan sensor, ex: sensor suhu. Program bisa membaca nilai pin sebuah input 0-1023, mewakili nilai tegangan 0-5V.
  10. Saat mendapat suplai daya, LED indikator dari arduino dapat menyala, hal ini menandakan bahwa arduino uno siap bekerja. Pada arduino uno terdapat sebuah LED kecil yang terhubung pada pin digital 13. Jadi, mudah menguji arduino baru, cukup sambungkan arduino ke komputer dan kemudian perhatikan apakah LED indikator menyala konstan dan LED untuk pin 13 menyala berkedip, artinya kondisi arduino baik.

3. Software Arduino

Arduino memakai software processing untuk diaplikasikan dalam menulis program ke Arduino. Processing itu sendiri yaitu penggabungan diantara bahasa C++ dan bahasa Java. Software Arduino ini dapat di install dari berbagai Operating System (OS) seperti: LINUX, Mac OS, dan Windows. Software Arduino yang biasa digunakan adalah software IDE. IDE Arduino merupakan software yang canggih ditulis dalam menggunakan bahasa java. Software IDE Arduino sendiri terdiri dari 3 bagian, diantaranya:

  1. Editor Program, sebuah program untuk memungkinkan user menulis program dengan bahasa processing. Listing program bagi arduino sendiri biasanya disebut dengan istilah (sketch).
  2. Compiler, sebuah modul yang berfungsi mengubah kode dari program (bahasa processing) menjadi kode biner. Karena itu, bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan memahami bahasa processing. Dan karena satu-satunya bahasa program yang dapat dipahami oleh mikrokontroler, adalah kode biner.
  3. Uploader, sebuah modul yang berfungsi memuat kode biner dari komputer ke dalam memori dalam papan/board arduino.
  4. Struktur perintah arduino secara garis besar, terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu instruksi void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang mampu dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan dan void loop berisi perintah yang mampu dieksekusi berulang kali, selama arduino dinyalakan.


Konsep Dasar Elektronika

1. Definisi Elektronika

Menurut Waridah (2013:178), [35] “Elektronika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari pemancaran, perilaku, dan dampak suatu elektron, serta device atau alat-alat yang menggunakannya.

Menurut Kadir (2013:2), [36], “Rangkaian Elektronika adalah rangkaian listrik mengandung komponen-komponen elektronik.”

Pendefinisian elektronika secara umum adalah ilmu yang ‎mempelajari tentang listrik arus lemah yang dapat dioperasikan dengan cara ‎mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat. ‎Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut ‎perangkat elektronik (electronic devices).

Contoh peralatan (piranti) elektronik : Radio, TV, kamera video, ‎kamera digital, ipad, komputer, laptop, card dan lain-lain.

Menurut Willem (2013:4)[37], komponen elektronika dapat di kelompokan menjadi 2 bagian yang akan diuraikan, dibawah ini:

  1. Komponen Elektronika Pasif
  2. Komponen Elektronika Aktif

Dalam dasar elektronika kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama kecuali di dalam rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misal rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif dengan disusun dalam rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisik.

2. Komponen Elektronika Pasif

Yang termasuk dalam komponen elektronika pasif adalah Resistor, Kapasitor, Relay, Motor DC, lampu dan AC. Adapun deskripsi uraian dengan penjelasan komponen elektronika pasif berdasarkan dari buku teknik listrik dasar otomotif, diantaranya:

  1. Resistor

    Resistor disebut juga tahanan atau hambatan berfungsi untuk menghambat suatu arus listrik yang akan melewatinya. Satuan harga resistor adalah Ohm (1MΩ (mega ohm) = 1000 KΩ (kilo ohm) = 106 Ω (ohm)). Resistor dibagi 2 jenis, yaitu:

    1. Resistor Tetap

      Resistor tetap, resistor dari nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan dari logam. Nilai hambatannya ditentukan oleh di tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon dapat bergantung pada kisarnya suatu alur yang berbentuk spiral.

      Resistor memiliki batas kemampuan daya, misalnya: 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt, dsb. Artinya, resistor dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dayanya. Berikut ini, adalah gambar dan simbol dalam resisor tetap:

      Tabel 2.5 Komponen dan Simbol Resistor Tetap

      Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

      Berdasarkan bentuk dan proses pemasangannya pada PCB (Printed Circuit Board), resistor terdiri dari 2 bentuk: komponen axial/radial dan komponen chip. Untuk bentuk komponen axial/radial, nilai-nilai resistornya diwakili oleh kode warna sedangkan pada komponen chip, nilai-nilainya diwakili oleh kode tertentu, sehingga mudah untuk dibaca.

      Alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu resistor yaitu dengan alat Pengukur Ohm Meter atau MultiMeter, satuan nilai resistor adalah Ohm (Ω).

      Seperti dikatakan sebelumnya itu, nilai resistor axial diwakili oleh warna yang dalam tubuh (body) dari resistor. Gelang warna emas dan perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lain, sebagai tanda gelang terakhir. Gelang terakhir ini adalah nilai toleransi bagi nilai resistor. Umumnya, ada 4 atau 5 gelang yang ada di tubuh resistor:

      Tabel 2.6 Warna Kode Resistor Axial

      Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

      1. Perhitungan Resistor 4 Gelang Warna
      2. Gambar 2.17 Resistor 4 Gelang Warna

        Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

        Masukkan angka langsung kode warna Gelang ke-1, dan masukkan angka langsung di kode warna Gelang ke-2, dan masukkan jumlah nol di kode warna gelang ke-3 atau dipangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n) seperti: 105 yang merupakan toleransi dari nilai untuk resistor tersebut.

        Contoh:

        Gelang ke 1 : Coklat = 1

        Gelang ke 2 : Hitam = 0

        Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan10n atau 105

        Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%

        Sehingga, didapatkanlah hasilnya untuk nilai resistor tersebut diantaranya, sebagai berikut: 10 x 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 M Ohm dengan toleransi sebesar 10% (Perak).

      3. Perhitungan Resistor 5 Gelang Warna
      4. Gambar 2.18 Resistor 5 Gelang Warna

        Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

        Masukkan angka langsung kode warna Gelang ke-1, masukkan angka langsung pada kode warna Gelang ke-2, masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3, masukkan Jumlah nol pada kode warna Gelang ke-4 atau dengan dipangkatkan angka tersebut 10 (10n) seperti: 105.

        Contoh:

        Gelang ke 1 : Coklat = 1

        Gelang ke 2 : Hitam = 0

        Gelang ke 3 : Hijau = 5

        Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol; atau kalikan 105.

        Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%

        Sehingga didapatkanlah hasilnya untuk nilai Resistor itu diantaranya, sebagai berikut: 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 Mohm, dan pada toleransinya 10% (Perak).

        Gelang pertama dan seterusnya secara berturut-turut menunjukan besar nilai satuan, gelang terakhir yaitu faktor pengalinya. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor selain besar resistensi, itu besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, sehingga akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W = I2 x R watt. Semakin besar ukuran fisik dari resistor menunjukan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya, dipasar tersedia ukuran 1/8, ¼, 1, 2, 5, 10, 20 watt. Resistor yang terdapat disipasi daya 5, 10, 20 watt umumnya berbentuk kubus memanjang persegi empat dan berwarna putih, namun ada juga dari bentuk yang silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran besar ini, nilai pada resistansinya dicetak langsung dibadannya ex: (100Ω/5W).

    2. Resistor Variabel

      Resistor variabel yaitu resistor yang besar hambatan dapat diubah-ubah. Resistor ini dapat dibagi jadi 2 macam:

      1. VR/Linear atau perubahan sudut putar linear terhadap nilai resistansi, (ex: penerapan digunakan pada sensor.)
      2. VR Logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis, terhadap nilai resistansi, (ex: penerapan dengan audio.)

      Tabel 2.7 Variabel Resistor

      Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

  2. Kapasitor

    Kapasitor yaitu suatu komponen elektronika yang akan menyimpan dan melepaskan energi listrik. Kemampuan dari menyimpan muatan listrik di dalam kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya resistor atau dalam hambatan, kapasitor dapat terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu:

    1. Kapasitor Tetap

      Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang memiliki nilai kapasitas tetap. Berikut adalah simbol kapasitas tetap:

      Gambar 2.19 Simbol Kapasitor

      Kapasitor bisa dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam disebut, dielektrikum. Dielektrikum tersebut, bisa berupa: keramik, mika, mylar, kertas, polyster atau film. Biasanya, kapasitor dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1mF).

      Tabel 2.9 Kapasitor Tetap

      Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

      Satuan kapsitor yaitu farad dimana 1 farad = 103mF = 106 mF = 109 nF = 1012 pF. Untuk lebih tahu besarnya nilai kapasitor atau kapasitansi pada kapasitor bisa dibaca melalui kode angka dalam badan kapasitor itu, yang terdiri dari 3 angka, (angka pertama, dan kedua menunjuk angka atau nilai, angka ketiga menunjuk faktor pengali jumlah 0) dan satuan yang digunakannya, merupakan pikofarad (pF).

      Contoh: pada badan kapasitor tertulis 103, itu berarti nilai kapasitor itu adalah 10 x 103 pF = 10 x 1000 pF = 10 nF = 0,01 mF. Kapasitor tetap yang mempunyai nilai lebih dari atau sama dengan 1mF itu: kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki polaritas, yakni: (kutub positif dan kutub negatif) dan biasanya disebutkan tegangan kerjanya. Misalnya: 100mF 16V artinya elco memiliki kapasitas 100 dan dalam tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16 volt. Berikut ini simbol kapasitor elektrolit, yang disebut (elco):

      Gambar 2.20 Kapasitor Elco

      Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

    2. Kapasitor Tidak Tetap

      Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitas dapat diubah-ubah, kapasitor ini terdiri dari:

      1. Kapasitor Trimer

        Kapasitor yang nilai kapasitas dapat diubah-ubah dengan jalan memutar sebuah porosnya, dengan obeng.

        Gambar 2.21 Kapasitor Trimer

        Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

      2. Kapasitor Variabel

        Kapasitor kapasitasnya bisa diubah-ubah, dengan putari poros yang tersedia sama seperti: potensiometer. Berikut ini adalah deskripsi varco (variabel kapasitor):

        Gambar 2.22 Deskripsi Varco

        Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

        Gambar 2.23 Kapasitor Varco

        Sumber: Dickson Kho (2014)[38]

  3. Relay

    Relay adalah sebuah komponen-komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis dan juga sederhana serta tersusun oleh suatu saklar, lilitan dan poros besi. Penggunaan relay ini di dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak. Terutama dari peralatan yang bersifat elektronis atau automatis. Misalnya: TV, Lampu, AC otomatis dan lain-lain.

    Gambar 2.24 Relay

    Cara kerja komponen ini diawali dari mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu membuat medan magnet sekitarnya, sehingga mampu merubah posisi saklar yang ada di relay itu, sehingga itu memberikan arus listrik lebih besar. Keutamaan komponen sederhana ini yaitu dari bentuknya yang minimal, seperti pemakaian yang dapat menghasilkan arus lebih besar.

    Pemakaian rangkaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai keuntungan yaitu, dapat mengontrol sendiri arus dan juga tegangan listrik yang diinginkan, dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya, Dapat menggunakan baik saklar maupun untuk koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhannya.

  4. Motor DC

    Menurut Anggoro (2013:18)[39], “Motor DC adalah suatu ‎motor yang bergerak mengaplikasi arus DC atau searah pada motor listrik yang ‎membutuhkan suplai tegangan arus searah dalam kumparan medan untuk ‎diubah menjadi energi gerak.”

    Motor DC membutuhkan suplai tegangan searah dalam kumparan medan untuk diubah pada bentuk energi mekanik. Kumparan medan dari motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran dalam kumparan jangkar terhadap medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arahnya, untuk setiap setengah putaran, tegangan ini disebut tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai sebuah nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam suatu medan magnet. Bentuk motor paling sederhana yaitu terdapat kumparan satu lilitan yang berputar bebas di antara kutub magnet permanen.

    Gambar 2.25 Motor DC

    Sumber: Anggoro (2013:18)[39]

    Sebuah motor DC memiliki 3 (tiga), komponen utama, yaitu:

    1. Kutub medan, secara sederhana digambarkan bahwa dari interaksi dua kutub magnet bisa menyebabkan perputaran dalam motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner, dan dinamo dengan menggerakan bearing pada ruang antara kutub medan kutub utara, dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan antara kutub-kutub dari utara ke selatan. Pada motor yang lebih besar/lebih komplek punya satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet tersebut, menerima listrik sumber daya itu di luar sebagai penyedia sumber daya, ke struktur medan.
    2. Dinamo, ketika arus masuk menuju dinamo maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar pada medan magnet yang dibentuk dalam kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Disaat hal ini terjadi, arus berbalik dengan merubah kutub-kutub itu.
    3. Commutator, komponen ini, terutamanya ditemukan pada motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik terhadap dinamo. Commutator itu, membantu dalam transmisi arus sebuah dinamo ini dan sumber daya.

    Keuntungan utama motor DC yaitu sebagai pengendali kecepatan dan tidak dipengaruhi kualitas pasokan pada daya.

  5. AC (Air Conditioning)

    AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem kerjanya berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dimana dalam siklus ini menerapkan refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan ruangan. Siklus refrigrasi kompresi uap ini menggunakan 4 komponen yang berperan penting dalam proses kerjanya, diantaranya yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Prinsip kerja pada siklus refrigerasi kompresi uap dapat dijelaskan, dibawah ini:

    Gambar 2.26 Siklus Refrigerasi AC

    Pada saat AC pertama kali dinyalakan melalui remote, diruangan dan akan terdengar bunyi tek. Bunyi tersebut, bisa menandakan bahwa komprosesor mulai bekerja, memompa gas freon dari unit outdoor kepada unit evaporator di Indoor untuk kemudian akan disembur angin oleh kipas ke dalam ruangan. selanjutanya komputer dari unit Indoor AC ini akan memberitahukan kepada sensor yang bernama: thermometer biasanya disebut thermostat di unit Indoor agar suhu ruangan tersebut dapat sama dengan suhu yang tertera di remote AC.

  6. Lampu TL (Fluorescent Lamp)

    Lampu TL adalah lampu listrik dengan memanfaatkan gas NEON dan lapisan fluorescent sebagai pemendar cahaya ketika dialirkan arus listrik. Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas yang pada saat elektrodanya mendapat sebuah tegangan tinggi, gas tersebut nanti akan terionisasi sehingga menyebabkan elektron gas tersebut, bergerak memendarkan lapisan fluorescent, ke arah sebuah lapisan tabung lampu TL.

    Gambar 2.27 Lampu TL (Fluorescent Lamp)

    Karakteristik dari lampu TL, yaitu dapat menghasilkan sebuah cahaya output per watt daya yang dipakai lebih tinggi daripada lampu dari bolham yang biasa (incandescent lamp). Contoh, penelitian menunjukkan bahwa 32 watt lampu TL menghasilkan cahaya sebesar 1700 lumens pada jarak 1 meter dan 75 watt lampu bolam biasa (lampu bolam dengan filamen tungsten) menghasilkan 1200 lumens. Perbandingan efisiensi lampu TL dan lampu bolam yakni 53 : 16. Efisiensi disini didefinisi intensitasi cahaya dibagi daya listrik dipakai.

3. Komponen Elektronika Aktif

Komponen elektronika aktif hanya bekerja ketika ada catu daya. Yang termasuk komponen ini yaitu, dioda, transistor, IC. Berikut ini, uraian dengan deskripsi komponen elektronika aktif, berdasarkan dari buku teknik listrik dasar otomotif, diantaranya:

  1. Dioda (PN Junction)

    Dioda adalah suatu semikonduktor dengan hanya dapat menghantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda yaitu germanium (Ge), silium/silikon (Si). Dioda terdiri dari:

    1. Dioda Kontak Titik

      Dioda ini, dipergunakan mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah. Contoh tipe dioda ini, misalnya: OA 70, OA 90, dan 1N 60. Simbol dari dioda kontak titik:

      Gambar 2.28 Dioda Kontak Titik

    2. Dioda Hubungan

      Dioda ini, dapat mengaliri arus listrik/tegangan yang besarnya hanya satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda ini, mempunyai tegangan maksimal dan arus maksimal, contoh: dioda tipe 1N4001 ada dua jenis, berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V. Simbol dioda hubungan sama dengan (simbol kontak titik).

    3. Dioda Zener

      Dioda zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini, banyak digunakan dalam pembatas tegangan (stabilisator) tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatas, ex: 12V, berarti dioda zener dibatasi tegangan lebih besar di 12V, atau jadi 12V. Simbol dari dioda zener:

      Gambar 2.29 Dioda Zener

    4. Dioda Pemancar (LED)

      LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Dioda (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini, dapat memancarkan cahaya, bila diberikan tegangan sebesar 1,8V dengan arus 1,5V mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga (display). Berikut ini, adalah Simbol dari LED:

      Gambar 2.30 Bentuk dan Simbol LED

  2. Transistor

    Transistor pada umumnya terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing kaki diberi nama: emitor, basis dan kolektor. Transistor memiliki 2 jenis yaitu: transistor bipolar dan transisto unipolar. Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki 2 persambungan kutub, sedangkan untuk transistor unipolar, adalah transistor yang hanya terdapat 1 buah kutub. Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua buah dioda yang tergambar dari gambar 2.26 yang terllihat, dibawah ini:

    Gambar 2.31 Transistor Bipolar

    Transistor unipolar yang juga disebut dengan FET (Field Effect Transistor), dengan terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N dan juga MOSFET kanal P.

    Gambar 2.32 Transistor Unipolar

  3. IC (Integrated Circuit)

    IC dapat didefinisikan sebagai kumpalan dari beberapa komponen hingga ribuan komponen elektronika yang berupa transistor, resistor dan komponen elektronika yang lain dan membentuk rangkaian elektronika dan juga fungsi rangkaian elektronika tertentu, dikemas dengan kemasan yang kompak dan kecil dalam suatu pin atau kaki sesuai dengan fungsinya. Kemasan itu kemudian dapat disebut Integrated Circuit (IC).

    Gambar 2.33 Integrated Circuit (IC)

    Untuk mempermudah pemakaian IC maka dibentuklah suatu bentuk standard, seperti: SIP (Single Inline Package) dan DIP (Dual Inline Package). Untuk kaki IC seperti DIP susunannya terdiri dari: dua jalur simetris yaitu: 8, 14, 16 dll.

    Kaidah pembacaan kaki IC sama semua dari produsen seperti dari gambar pembacaan susunan kaki IC dibawah ini:

    Gambar 2.34 Membaca Kaki IC

Konsep Dasar IR Sensor

1. Definisi Sensor

Menurut Syam (2013:8),[40] “Sensor yaitu detektor memiliki kemampuan untuk mengukur beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi. Sensor kemudian akan dapat mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seorang akan dapat membaca”. Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini akan dapat berkomunikasi ke perangkat elektronik melakukan pengukuran dan perakaman. Sensor memiliki berbagai macam tipe, salah satunya IR Sensor.

IR Sensor bekerja dengan mengaplikasikan sensor cahaya tertentu untuk mendeteksi panjang gelombang cahaya di dalam spektrum Infrared (IR). Dengan mengaplikasikan cahaya LED yang menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang sama seperti yang sensor deteksi dan dapat melihat intensitas cahaya yang diterima. Ketika sebuah objek didekat sensor, cahaya dari LED akan memantul dari objek kepada sensor cahaya. Hal ini menghasilkan lompatan besar dalam intensitas, yang kita sudah tahu bahwa bisa terdeteksi dengan menggunakan ambang batas.

Gambar 2.35 Operasi Dari Sensor IR


RFID (Radio Frequency Identification)

1. Definisi RFID

Menurut Rahardja dkk, dari jurnal CCIT (2015:2), [41]“RFID (Radio Frequency Identification) merupakan suatu metode dan yang mana dapat digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. Suatu RFID berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespons terhadap suatu query, yang dipancarkan pada RFID transceiver. Sistem RFID terdiri: (tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment, tongkat inventory tag.”)

Sistem RFID ini, terdiri dari antena dan transceiver untuk membaca frekuensi radio, lalu mentransfer informasi ke device pengolahan (reader) dan transponder, atau tag RF, yang berisi sirkuit RF & informasi yang akan dikirim. Antena memberikan sarana untuk rangkaian terintegrasi untuk mengirim informasi kepada pembaca yang mengubah gelombang radio dipantulkan kembali kepada tag RFID menjadi informasi digital yang dapat diteruskan ke komputer sehingga akan dapat menganalisis data.

Gambar 2.36 Dasar Operasi RFID

2. Sistem RFID

Sistem RFID terdiri dari 4 komponen, diantaranya seperti dapat dilihat dari Gambar 2.34 yang dijelaskan, sebagai berikut:

  1. TAG

    Tag merupakan perangkat yang menyimpan informasi untuk identifikasi obyek. Tag RFID ini, sering juga disebut sebagai transponder.

  2. ANTENA

    Antena digunakan untuk mentransmisikan sinyal pada frekuensi radio, (diantara pembaca RFID dengan tag RFID).

  3. READER RFID

    Reader RFID merupakan perangkat yang kompatibel dari tag RFID yang berkomunikasi secara nirkabel pada tag.

  4. Software Aplikasi

    Software Aplikasi adalah aplikasi di suatu workstation atau komputer dapat membaca data tag melalui reader RFID baik tag dan reader RFID, dilengkapi antena sehingga dapat menerima dan menangkap dari gelombang elektromagnetik.

  5. Gambar 2.37 Sistem RFID

3. Diagram Blok RFID

Sistem identifikasi pada RFID merupakan tipe sistem dari identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data yang ditransmisikan oleh tag dapat dibaca oleh reader RFID. Data yang diterima dalam reader RFID merupakan data yang diperoleh dari proses pentransmisian data dari tag. Karena tiap tag memiliki susunan nomor unik yang berbeda, maka RFID itu tergolongkan suatu teknologi yang sulit untuk dapat dipalsukan. Berikut, diagram blok RFID, dilihat dari gambar 2.35 dan 2.36:

Gambar 2.38 Komunikasi RFID Dengan Komputer

Penjelasan dari proses pembacaan data dalam RFID adalah:

  1. Proses pembacaan data yang terdapat di dalam tag RFID menggunakan gelombang radio.
  2. Nomor seri yang tersimpan di dalam tag RFID akan dibaca oleh reader RFID & susunan angka setiap kartu tidak akan sama satu dengan lainnya.
  3. Apabila tidak ada kesalahan pembacaan pada reader RFID, maka data akan dikirimkan oleh interface (komputer) yang bersangkutan.
  4. Data output reader RFID ini, kemudian akan dikirimkan ke dalam host atau database pada komputer..


Keypad Matriks 3x4

Menurut Melalolin, pada jurnal TELEKONTRAN (2013:61)[42], “Keypad adalah rangkaian tombol memiliki fungsi untuk memberi sinyal dari suatu rangkaian dengan menghubungkan jalur tertentu”.

Bagian dari keypad tipe 3x4 ini akan dipasang pada Arduino Uno dan berfungsi sebagai alat input. Umumnya, keypad 3x4 akan dimanfaatkan untuk memasukan kode password ke Arduino sesuai dengan perancangan dan konsep dari alat yang akan dibuat. Berikut ini yaitu gambar keypad 3x4 matriks yang terlihat dari gambar 3.39:

Gambar 2.39 Keypad 3x4 Matriks


LCD (Liquid Crystal Dispay)

Menurut Melalolin, pada jurnal TELEKONTRAN (2013:61)[42], “LCD adalah sebuah display dot matriks dengan difungsikan untuk menampilkan (tulisan: angka dan huruf), sesuai dengan keinginan”. Berikut ini adalah gambar dari LCD matriks tipe 2x16 blue blacklight yang dapat dilihat pada gambar 2.40, dibawah ini:

Gambar 2.40 LCD (Liquid Crystal Display)


Konsep Dasar Pemrograman

Melalui sumber buku: course material bahasa pemrograman “Bahasa pemrograman merupakan software bahasa komputer yang digunakan dengan merancang atau membuat program sesuai dalam struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa pemrograman itu sendiri”. Komputer mengerjakan transformasi data itu, berdasarkan kumpulan perintah program yang telah dibuat oleh program. Suatu kumpulan perintah ini harus dimengerti oleh komputer, berstruktur tertentu (syntax), dan bermakna. Bahasa pemrograman merupakan notasi untuk memberikan secara tepat program komputer. Sintaksis dan juga semantik pada bahasa pemrograman komputer ditentukan secara jelas, terstruktur sehingga bahasa pemrograman juga disebut bahasa formal (formal language). Berdasarkan dalam tingkatannya bahasa pemrograman terbagi kedalam tiga (3) tingkat, diantaranya:

  1. Bahasa pemrograman tingkat rendah/low level language, yaitu: bahasa pemrograman generasi pertama yang sangat sulit untuk dimengerti karena instruksinya ini menggunakan bahasa mesin.
  2. Bahasa pemrograman tingkat menengah/middle level language, yaitu bahasa pemrograman dimana user instruksi mendekatkan bahasa sehari-hari, tetapi masih sulit dipahami karena memakai singkatan STO (store) dan MOV (move), ex: bahasa assembler.
  3. Bahasa pemrograman tingkat tinggi/high level language, adalah bahasa yang memiliki ciri terstruktur, mudah dimengerti karena mengaplikasi bahasa sehari-hari, ex: Bahasa c dan Visual basic.


Bahasa C

1. Sejarah Bahasa C

Akar Bahasa C adalah bahasa BCPL dikembangkan oleh Martin Richards tahun 1967. Bahasa BCPL, memberi ide Ken Thomson dan kemudian mengembangkan bahasa B tahun 1970. Perkembangan bahasa B dilanjutkan ke bahasa C, oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang menjadi AT&T Bell Laboratories). Bahasa C pertama kali akan digunakan pada Computer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.

2. Kelebihan Bahasa C

Ada beberapa kelebihan pada pengguna bahasa C, diantaranya:

  1. Bahasa C hampir tersedia disemua jenis komputer baik pada mikro, mini, serta di komputer besar (mainframe computer).
  2. Kode bahasa C bersifat portabel. Suatu aplikasi yang ditulis dengan bahasa C untuk suatu komputer tertentu bisa dipakai dalam komputer lain, dengan hanya sedikit modifikasi kode.
  3. Dibandingkan dengan bahasa mesin atau assembly, C jauh lebih mudah dipahami dan pemrogram tidak perlu tahu pada mesin komputer secara detail. Dengan demikian tidak akan menyita waktu yang banyak, dalam menyelesaikan masalah.
  4. Bahasanya yang terstruktur dan proses eksekusi lebih cepat, serta memberikan dukungan pustaka dengan sangat banyak.

3. Kompilasi Program Bahasa C

Agar sebuah program untuk bahasa pemrograman mampu dimengerti oleh device komputer, program harus diterjemahkan dahulu ke dalam sebuah kode mesin. Adapun penerjemah yang digunakan biasa berupa interpreter (kompiler). Interpreter suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris instruksi untuk setiap saat. Proses awal dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable atau dapat dieksekusi secara langsung yang ditunjukkan di gambar 2.41, dibawah ini:

Gambar 2.41 Kompilasi Lingking dari Bahasa C

Sumber: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

4. Tipe Data Bahasa C

Program Bahasa C tidak mengenal aturan penulisan pada kolom tertentu, jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk memudahkan pembacaan program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan di bahasa C diatur sedemikian, sehingga program C lebih mudah atau enak dibaca.

Tipe data termasuk bagian yang dikatakan penting karena tipe data mempengaruhi serial instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer. Misalnya: Saat 5 dibagi 2 bisa saja memberikan hasil yang berbeda tergantung pada tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer bisa menghasilkan nilai 2. Namun jika keduanya bertipe float maka bisa memberikan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien. Tipe data bahasa C, dapat dilihat pada Tabel 2.10:

Tabel 2.10 Tipe Data Pada Bahasa C


Visual Basic

1. Definisi Visual Basic

Visual Basic adalah cara termudah dan tercepat membuat aplikasi yang dijalankan disistem operasi Microsoft Windows®. Apakah seorang profesional atau pemula sekalipun dibidang pemrograman windows, Visual Basic menyediakan setiap orang sekumpulan perangkat yang berfngsi untuk mempermudah dan menyederhanakan dalam pengembangan aplikasi yang tangguh.

Kata “Visual” merujuk ke metode yang digunakan untuk membuat antar-muka bersifat Graphical User Interface (GUI). Sedangkan Kata “Basic” merujuk ke bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code), untuk digunakan oleh banyak programmer dibandingkan bahasa lainnya pada sejarah komputer. Kini, Visual Basic sudah berubah dari bahasa aslinya BASIC dan sekarang memiliki ratusan pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci (keywords), dan kebanyakan diantaranya terkait dengan antar-muka suatu grafis diWindows.

2. Perkembangan Program Visual Basic

VB 1.0 dikenalkan tahun 1991, pendekatan yg dilakukan untuk menghubungkan bahasa program dengan GUI berasal dari prototype yang dikembangkan oleh Alan Cooper disebut TRIPOD. Lalu, Microsoft mengontrak cooper mengembangkan tripod untuk dipakai di windows 3.0, dibawah nama kode Ruby.

Berikut perjalanan Visual Basic (VB 1.0 sampai VB 10), yakni:

  1. Proyek “Thunder” dirintis
  2. Visual Basic 1.0 (May 1991), dirilis untuk windows pada Comdex/Windows Wordltrade dipertunjukan dalam Atlanta.
  3. Visual Basic 1.0 untuk DOS, dirilis pada bulan September 1992. Bahasa ini tidak kompatibel dengan Visual Basic For Windows. Visual Basic 1.0 for DOS ini, pada kenyataaanya merupakan versi terhadap kelanjutan dari compiler BASIC, QuickBasic atau BASIC Professional Development System.
  4. Visual Basic 2.0 ini, dirilis pada November 1992, Cakupan pemrogramannya mudah digunakan dan kecepatannya juga telah dimodifikasi. Khususnya, pada form yang menjadikan obyek dapat dibuat secara seketika, serta konsep dasar dari Class modul yang berikutnya diimplementasi melalui VB 4.
  5. Visual Basic 3.0 ini, dirilis di dalam musim panas 1993 dan dibagi menjadi dua versi: standard dan professional. VB 3 memasukan Versi 1.1, dari Microsoft Jet Database Engine yang dapat membaca dan menulis database Jet (Access) 1.x.
  6. Visual Basic 4.0 (Agustus 1995), versi pertama yang dapat membuat windows program 32-bit sebaik versi 16-bit. VB 4 memperkenalkan kemampuan tulis non-GUI Class (di VB).
  7. Visual Basic 5.0 dirilis di tahun (February 1997), Microsoft rilis secara eksklusif VB versi windows 32-bit, programmer menulis program versi 16-bit mudah diimport VB4 ke VB5.
  8. Visual Basic 6.0, (Pada pertengahan 1998), memperbaiki beberapa cakupan, termasuk di dalamnya adalah kemapuan untuk membuat sebuah Aplikasi Web-based. Visual Basic 6 dijadwalkan masuk dalam Microsoft (Fasa Non Supported), yaitu pada awal maret 2008.
  9. Visual Basic .NET (VB 7) tahun 2002, Beberapa mencoba versi pertama .NET mengemukakan bahwa bahasanya lebih powerfull, tetapi bahasa yang digunakan itu sangat berbeda dengan bahasa sebelumnya, dengan kekurangan di berbagai area, termasuk runtime-nya yang 10 kali lebih besar dari paket runtime VB6 dan peningkatan penggunan memorinya.
  10. VB .NET (VB 7.1) dirilis dengan NET framework versi 1.1.
  11. Visual Basic 2005 (VB 8.0) adalah iterasi selanjutnya dari Visual Basic .NET. dan Microsoft yang memutuskan untuk menghilangkan kata-kata .NET Rilis ini, Microsoft terlihat memasukan beberapa fitur baru di VB 2005 (VB 8.0), yaitu:
    1. Edit and Continue, mungkin inilah kekurangan dari fitur terbesar VB .NET, pada VB 2005 ini setiap pengguna (user) sendiri, diperbolehkan melakukan perubahan kode pada saat program sedang dijalankan.
    2. Perbaikan pada Konversi dari VB ke VB NET12 pada judulnya. Pada Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1) , dirilis dengan menggunakan NET framework versi 1.1.
  12. isnot patent, fitur VB 8.0, konversi if not x is y - if x isnot y.
  13. Visual Basic 2005 Express merupakan bagian dari Product Visual Studio. Lalu, Microsoft membuat Visual Studio 2005 Express edition untuk pemula yang gemar dengan VB, salah satu produk VB 2005 Express, produk gratis dari Microsoft.
  14. Visual BasicOrcas” (VB 9.0), dijadwalkan akan dirilis pada tahun 2007 dan dibangun diatas .NET 3.5. Pada rilis ini, Microsoft menambahkan beberapa fitur, diantaranya itu:
    1. True Tenary Operator adalah fungsi If (boolean, value, value) yang digunakan menggantikan fungsi IIF.
    2. LINQ Support.
    3. Ekspresi Lambda.
    4. XML Literals.
    5. Nullable types.
    6. Type Inference
  15. Visual Basic 10, yang juga dikenal dengan nama VBx, menawarkan dukungan sebagai sebuah Dynamic Language Runtime. VB 10, direncanakan menjadi bagian silverlight 1.
  16. Gambar 2.42 Microsoft Visual Basic 2010


Literature Review

Dalam upaya mengembangkan dan membangun sistem kendali smart classroom berbasiskan RFID ini perlu dilakukan literature review (study pustaka), sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Terdapat banyak penelitian lain yang berkaitan dengan SKRIPSI penulis yang menunjang untuk penelitian yang akan dilakukan, diantaranya:

  1. Penelitian pada jurnal yang dilakukan oleh Amalia Hanifah, Iwan Setiawan dan Darjat di tahun (2011), dari Universitas Diponegoro [43] berjudul APLIKASI SMART CARD SEBAGAI PENGUNCI ELEKTRONIS PADA SMART HOME yang membahas tentang sebuah aplikasi smart home yang dirancang dapat mengakses kartu cerdas sebagai kunci elektris pada pintu utama, serta dapat mengendalikan pintu, lampu, dan tirai secara otomatis dan manual. Desain sistem smart home menggunakan diagram statechart. Kartu cerdas yang digunakan adalah tipe contactless card keluaran PHILIPS yaitu Mifare® Classic. Pada sistem ini menggunakan sensor photodioda yang dapat mendeteksi gerakan suatu objek yang menghalanginya dan LDR (Light Dependent Resistor) untuk mendeteksi kondisi malam atau siang hari. Hal penting yang harus diperhatikan yaitu penerapan smart card pada pintu utama, pengendalian pintu, lampu, dan tirai jendela yang saling terintegrasi, serta desain sistem penggerak pintu dan tirai. Pada pengendalian motor pada pintu dan tirai menggunakan kendali logika Fuzzy. Metode Fuzzy dipakai mengatasi permasalahan tegangan turun pada catu daya yang dipakai menggerakkan beberapa motor pada sistem. Dalam penelitian, didapati smart home dapat bekerja secara keseluruhan.
  2. Penelitian pada Jurnal yang dilakukan oleh Ridwan Alief, Darjat, dan Sudjadi pada tahun (2014), dari Universitas Diponegoro [44] berjudul Pemanfaatan Teknologi RFID Melalui Kartu Identitas Dosen Pada Prototipe Sistem Ruang Kelas Cerdas pada penelitian ini membahas tentang membuat sistem ruang kelas cerdas yang memanfaatkan RFID melalui kartu identitas dosen sebagai media akses penggunaan ruangan kelas. Pada penelitian ini, dihasilkan sistem ruangan cerdas mengunakan RFID sebagai peralatan utama untuk mengenali pengguna sehingga hanya user yang telah teregistrasi dalam database yang dapat menggunakan ruang kelas. Dari hasil pengujian fungsi sistem RFID sebagai akses masuk ruang kelas secara keseluruhan sudah sesuai dengan algoritma yang diinginkan. Hanya tag yang nomor serinya telah teregistrasi pada reader RFID yang dapat akses untuk masuk ruang kelas. Dan user yang akan mengakses masuk ke kelas, datanya akan tersimpan dalam reader RFID.
  3. Penelitian SKRIPSI yang dilakukan oleh Daliman pada tahun (2013), dari STMIK Raharja [45] berjudul Sistem Keamanan Ruangan Kasir Perguruan Tinggi Raharja Menggunakan RFID Protection dengan membahas tentang Perancangan RFID yang digunakan sebagai sensor untuk dapat membuka kunci, dari sistem ini juga menggunakan voice module sebagai sumber informasi pemberitahuan apakah ID Tag yang digunakan sesuai atau tidak dengan data yang tesimpan. Semua sistem ini menggunakan ATMega8 yang bertugas mengatur seluruh kegiatan sistem yang dirakit, yaitu menyimpan data tag RFID sebagai suatu akses masuk dengan cara membandingkan data RFID tag tersedia dan tersimpan di mikro module.
  4. Penelitian pada Jurnal yang telah dilakukan oleh Rahmat Fauzi, Suwito, dan Djoko Purwanto pada tahun (2012),[46] berjudul Rancang Bangun Sistem Smart Class Dengan Kontrol Penggunaan Energi Listrik dari penelitian ini membahas tentang kontroler smart class yang berbasis mikrokontroller. Kontroler smart class ini memiliki 4 sistem, antara lain: sistem RFID smart log in, sistem manual, sistem database, dan sistem otomatis. Dengan gambaran RFID disematkan dalam absensi dosen. Absen tersebut didekatkan pada RFID reader yang diletakan pada meja dosen. Selanjutnya RFID akan mengaktifkan mikrokontroler, kemudian mikrokontroller akan membaca kode pin dari RFID tersebut dan akan menyesuaikannya dengan database dalam memori EEPROM. Kemudian mikrokontroller mengaktifkan SSR (Solid State Relay) dan remote untuk menyalakan lampu dan AC. Setelah aktifitas pembelajaran selesai, RFID didekatkan kembali untuk mematikan lampu dan AC. jika saat di tengah pelajaran akan mematikan lampu, dosen cukup dimatikan secara manual.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Syukron Ma’mun, pada tahun (2012),[47] berjudul Rancang Bangun Sistem Otomasi Lampu dan Pendingin Ruangan. Pada penelitian ini membahas tentang sistem efisiensi energi listrik yang dapat menghidupkan dan memadamkan sebuah lampu dan pendingin ruangan dengan mendeteksi keberadaan manusia pada sebuah ruangan dnegan sensor pyroelectric (PIR), dan mempertimbangkan pada kondisi ruangan (intensitas cahaya dan suhu) menggunakan senor LDR dan LM35. Sistem ini dikordinasikan dalam suatu perangkat elektronika atau sebagai otak dari sistem, yakni mikrokontroller AVR ATMega8535.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perguruan Tinggi Raharja

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja (PTR) adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta, yang ada di Tangerang-Banten dengan konsentrasi pada pengajaran manajemen dan ilmu komputer. PTI bergerak di bidang Teknologi Informatika (TI). Pada PTI terbagi lagi menjadi 2 (dua) institusi pendidikan, yaitu: STMIK Raharja & AMIK Raharja.

Gambar 3.1 Perguruan Tinggi Raharja

Sumber: Raharja.ac.id

Perguruan Tinggi Raharja diawali dari sebuah lembaga kursus komputer yang bernama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer) Raharja terletak di Jl. Gatot Subroto Km.2 Harmoni Mas Cimone Tangerang. LPPK Raharja diresmikan di tanggal 3 Januari 1994 oleh Bapak Walikota Tangerang Drs. H. Zakaria Machmud, Raharja yang telah terdaftar pada Depdiknas Kotamadya Tangerang dengan N0 201/PLSM/02.4/L.93, lembaga inilah yang mempelopori penggunaan suatu “Operating System Windows” dan aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya, hal itu mendapat respon positif dan jumlah peminatnya yang semakin terus meningkat pesat, seiring dengan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga ini dengan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) yang ada pada wilayah Tangerang.

Karena semakin pesat perkembangan dan pertumbuhan akan komputerisasi dan meningkatnya peminat masyarakat Tangerang ini sehingga pada tanggal 24 Maret 1999, LPPK Raharja berkembang menjadi AMIK Raharja Informatika (Akademi Manajemen Informatika dan Komputer) dengan diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 56/D/O/1999 yang diserahkan langsung dari Bapak Prof. Dr. Udju D. Rusdi selaku Koordinator KOPERTIS wilayah IV Jawa Barat kepada Ibu Kasarina Sudjono (Ketua Yayasan Nirwana Nusantara).

Pada tanggal 2 Februari 2000 AMIK Raharja Informatika menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi yang menjalankan studi formal untuk program Diploma I (DI) yang memberikan gelar Ahli Pratama dan Program Diploma II (DII) yang memberikan gelar Ahli Muda dan Diploma III (DIII) yang memberikan gelar Ahli Madya kepada lulusannya. Sesuai Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah IV Jawa Barat Nomor 3024/004/KL/1999).

Pada tanggal 7 September 2000 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 354/Dikti/Kep/2000, yang menambah dua program lagi yakni D3 Teknik Informatika dan D3 Komputerisasi Akuntansi. Dan saat ini, AMIK Raharja Informatika memiliki 3 (tiga) program, yaitu studi Diploma III dengan jurusan Manajemen Informatika (MI), Teknik Informatika (TI) dan Komputerisasi Akuntansi (KA) dan masing-masing jurusan memberikan gelar (Ahli Madya (A.md), dan Ahli Muda (AM) dan Ahli Pratama (AP) ini kepada lulusannya.

Pada tanggal 20 Oktober 2000 dalam usahanya untuk dapat meningkatkan sebuah mutu dan kualitas daripada lulusan, kemudian AMIK RAHARJA INFORMATIKA meningkatkan statusnya yaitu dengan membuka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) RAHARJA. Dengan surat keputusan Nomor 42/01/YNN/PR/II/200, Ketua dari Yayasan Nirwana Nusantara itu mengajukan permohonan pendirian STMIK RAHARJA kepada Mendiknas KOPERTIS Wilayah IV Jawa Barat dengan 3 (tiga) program studi yaitu program studi SI jurusan Sitem Informasi (SI), dan Teknik Informatika (TI) serta Sistem Komputer (SK). Hal tersebut telah mendapat tanggapan positif dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan surat keputusan Nomor 5706/D/T/2000. Tidak hanya sampai disini, dalam rangka meningkatkan mutu dan juga kualitas lulusan RAHARJA sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, bahwa dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun sudah dapat berdiri suatu Universitas RAHARJA. Karena secara geografis, letaknya letak posisi kampus Raharja yang strategis, Perguruan Tinggi Raharja menjadi kampus yang mudah diakses. Selain itu, Perguruan Tinggi Raharja adalah kampus yang (modern, berbudaya, terbuka dan humanis) mencakup disiplin ilmu.

Tabel 3.1 Sejarah Perguruan Tinggi Raharja

Tahun

Sejarah

2014

Pada tahun ini diselenggarakan MMSP 2014 di Perguruan Tinggi Raharja. MMSP 2014 merupakan workshop Internasional ke-16 Multimedia Signal Processing yang diselenggarakan oleh IEEE Signal Processing Society pada tanggal 22 - 24 September 2014.Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja membuka perkuliahan iLearning Plus dan kelas Executive dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung bersama Perguruan Tinggi Raharja karena keterbatasan waktu kuliah.

2013

Upaya untuk menjaga mutu, dengan diperolehnya ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan renewal tahun 2013 dengan Approval Certificate No: JKT6007007.Pada Tahun ini Perguruan Tinggi Raharja memperoleh penghargaan TESCA 2013, peringkat 3 besar kategori Sekolah Tinggi skala nasional.

2012

Pada tahun ini Program Studi Diploma Tiga Manajemen Informatika sesuai dengan SK BAN-PT No. SK.019/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/III/2012 dengan nilai mendapatkan peringkat "A". Perguruan Tinggi Raharja terus berupaya menyiapkan sarana penunjang kebutuhan Infornasi dan pengembangan Teknologi Informasi guna mendukung layanan Civitas Perguruan Tinggi Raharja, atas dedikasi ini Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan menghargaan TESCA 2012, peringkat 60 besar perguruan tinggi skala nasional.

2011

Pada tahun ini Program Studi Teknik Informatika Jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011 mendapatkan peringkat "B" dan pada tahun yang sama Program Studi Sistem Informasi jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011 mendapatkan peringkat "B". Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, Perguruan Tinggi Raharja membuat terobosan baru dengan membuka perkuliahan iLearning.

2009

Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja berhasil dalam Verifikasi dan Tersertifikasi ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja) dari Lloyd Register Quality Assurance (LRQA-UKAS). Untuk menambah wawasan dibidang IT serta memperkenalkan AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja terhadap dunia luas, pada tahun 2009 diselenggarakan International Conference on Creative Communication and Innovative Technology 2009 (ICCIT) yang diikuti oleh para kandidat Doktor dibidang IT dari dalam dan luar negeri. Dan pada tahun ini pun Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan penghargaan Juara II tingkat Provinsi Banten untuk Kategori Penghijauan dan Kebersihan.

2008

Pada tahun ini Program Studi Diploma Tiga, yaitu Komputerisasi Akuntansi No.SK.019/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/I/2008 dengan nilai "381" mendapatkan peringkat "A". Kini seluruh Program Studi yang ada pada AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja statusnya telah terakreditasi.

2007

Terakreditasinya Program Studi Sistem Komputer Strata Satu No.SK.019/BAN-PT/Ak-X/S1/VIII/2007 dengan nilai "352" mendapatkan peringkat "B", Untuk Diploma Tiga Program Studi Manajemen Informatika No.SK.006/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/VII/2007 dengan nilai "320" mendapatkan peringkat "B". Teknik Informatika No.SK.017/BAN-PT/Ak-VII/Dpl-III/XII/2007 dengan nilai "358" mendapatkan peringkat "B".

2006

Dengan tekad yang bulat dan keyakinan untuk mempunyai harapan bahwa kini Program Studi yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan predikat terakreditasi, yaitu Strata Satu Program Studi Sistem Informasi No.SK.002/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 dengan nilai "314" mendapatkan peringkat "B" dan Teknik Informatika No.SK.001/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 dengan nilai "335" mendapatkan peringkat "B".

2002

AMIK Raharja Informatika mendapatkan status Akreditasi B untuk Jurusan Manajemen Informatika (MI) berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 003/BAN-PT/AK-1/DPL/IV/2002.

2001

Terwujudlah Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 74/D/O/2001, STMIK Raharja menjadi Perguruan Tinggi Komputer yang memiliki program studi terlengkap di Propinsi Banten.

2000

AMIK Raharja Informatika menambah Jurusan Teknik Informatika (TI) dan Komputerisasi Akuntansi (KA) berdasarkan Surat Keputusan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV Nomor: 3024/004/KL/1999, AMIK Raharja Informatika secara resmi menyelenggarakan program Diploma I (D1) dengan gelar Ahli Pratama, Diploma II (D2) dengan gelar Ahli Muda, dan Diploma III (D3) dengan gelar Ahli Madya.

1999

Berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika dengan diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 56/D/O/1999, dengan menyelenggarakan Jurusan Manajemen Informatika (MI) jenjang D3.

1994

Yayasan Nirwana Nusantara mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer (LPPK) Raharja yang diresmikan oleh Walikota Tangerang pada waktu itu Drs.H.Djakaria Machmud dan lembaga inilah yang mempelopori penggunaan operating system Windows dan aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya.

Sumber: Raharja.ac.id


Jurusan Pada Perguruan tinggi Raharja

  1. Program Studi Diploma III (D3)
    1. Manajemen Informatika (MI)
      1. Web Graphic Design (WDG)
      2. Management Information System (MIS)
    2. Komputerisasi Akuntansi (KA)
      1. Finance
    3. Teknik Informatika (TI)
      1. System Architecture
  2. Program Studi Strata I (S1)
    1. Sistem Informasi (SI)
      1. Business Intelegent (BI)
      2. Management Information System (MIS)
      3. Computer Accountancy
    2. Teknik Informasi (TI)
      1. Multimedia Audio Visual and Broadcasting (MAVIB)
      2. Software Engineering (SE)
    3. Sistem Komputer (SK)
      1. Creative Communication and Innovative Technology (CCIT)
      2. Computer System (COS)
  3. Pasca Sarjana (S2)
    1. Megister Teknik Informatika
      1. Business intellegence Information Engineering


Visi dan Misi Pada perguruan Tinggi Raharja

Visi Raharja ialah menjadi Perguruan Tinggi swasta yang secara berkesinambungan meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan pelayanan dalam menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan dibidang teknologi informasi dan komputer. Menjadikan Pribadi Raharja sebagai sumber daya manusia terampil dan ahli,mampu bersaing dalam dunia bisnis maupun non bisnis, menghasilkan tenaga intelektual dan profesional, serta mampu berkembang dalam cakrawala yang lebih luas.

Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, Raharja senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan program - program studi yang menunjang pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dalam berbagai bidang ilmu.

  2. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan belajar - mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan - lulusan yang bermoral, terampil, dan kreatif.

  3. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi dan industri indonesia, serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.

  4. Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri, sehingga Ilmu dan Teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara berhasil-guna dan tepat-guna.

Visi dan misi tersebut di atas, dipahami dan didekati dengan kesadaran komitmen pada kualitas yang menjadi target dalam manajemen, dan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja. Kualitas sebagai suatu dimensi yang merupakan bagian dari apa yang disebut “Total Quality Management”. Konsep berpikir kualitas terdiri dari : Performance (Kinerja), Feature (Fasilitas), Durability (Daya tahan), Reliability (Kehandalan), Conformance (Kesesuaian), Aesthetic (Keindahan), dan Easy to be Repaired (Kemudahan perbaikan). Ketujuh elemen itu merupakan perhatian utama manajemen dan sistem pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja yang dituangkan didalam ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja).


Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja terdapat tujuan-tujuan yang akan dicapai:

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas informatika dan komputer secara profesional.

  2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang informatika dan komputer, yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.

  3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang informatika dan komputer secara profesional kepada masyarakat.


Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah perusahaan maupun organisasi karena digunakan untuk memudahkan, mengkoordinasikan dan menyatukan usaha untuk menunjukan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dalam suatu perusahaan yang merupakan suatu keharusan bagi sebuah perusahaan maupun organisasi.

Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Sumber: Raharja.ac.id


Struktur Akademik Perguruan Tinggi Raharja

Gambar 3.3. Struktur Akademik Perguruan Tinggi Raharja

Sumber: Magics.co


Wewenang dan Tanggung Jawab

Seperti halnya didalam sebuah perusahaan atau organisasi, Perguruan Tinggi Raharja didalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempuanyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Perguruan Tinggi Raharja, diantaranya sebagai berikut:

  1. Presiden Direktur

    Wewenang :

    1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.

    2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.

    3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.

    4. Menyelenggarakan kegiatan - kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi.

    Tanggung Jawab :

    Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.

  2. Direktur

    Wewenang :

    1. Merupakan wakil presiden direktur.

    2. Membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan

  3. Pembantu Direktur I (Bidang Akademik)

    Wewenang :

    1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.

    2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang digariskan.

    3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

    4. Mengadakan afiliansi.

    5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

    Tanggung Jawab :

    Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

  4. Pembantu Direktur II (Bidang Administrasi)

    Wewenang :

    1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.

    2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.

    3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

    Tanggung Jawab :

    Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.

  5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

    Wewenang :

    1. Membina kegiatan kemahasiswaan.

    2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.

    3. Membina pengawasan kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

    Tanggung Jawab :

    Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

  6. Asisten Direktur Akademik

    Wewenang :

    1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.

    2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.

    3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.

    5. Mengusulkan kepada direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.

    6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

    7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

    Tanggung Jawab :

    Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efesien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemauan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan dan kelancaran proses belajar mengajar.

  7. Kepala Jurusan

    Wewenang :

    1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.

    2. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.

    3. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan, pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.

    4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan dan pembukaan semester pendek.

    5. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.

    6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

    Tanggung Jawab :

    Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplamentasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan oeningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.

  8. Asisten Direktur Finansial

    Wewenang :

    1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pembuatan budget pada setiap bagian dan pelaksanaan pemakaian dana.

    2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor, pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    3. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya dan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

    Tanggung Jawab :

    1. Bertanggung jawab atas penyusunan budgeting pada setiap bagian dan tersedianya dana atas budget yang telah disetujui.

    2. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pendanaan aktifitas yang berkesinambungan.

    3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

  9. Layanan Keuangan Mahasiswa (LKM)

    Wewenang :

    1. Mengusulkan prosedur layanan keuangan kepada Asisten Direktur Finansial.

    2. Mengusulkan tentang unit baru yang dibutuhkan kepada Assisten Direktur Finansial.

    Tanggung Jawab :

    1. Bertanggung jawab atas kelancaran proses penerimaan keuangan mahasiswa.

    2. Bertanggung jawab atas penagihan tunggakan mahasiswa.

  10. Asisten Direktur Operasional (ADO)

    Wewenang :

    1. Mengusulkan kepada Direkturatas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar.

    2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.

    3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.

    5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.

    6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

    Tanggung Jawab :

    1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.

    2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.

    3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

  11. Registrasi Perkuliahan dan Ujian (RPU)

    Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari 2 (dua) bagian, antara lain:

    A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

    Wewenang :

    1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.

    2. Memberikan kebijaksanaan layanan pada bidangnya.

    3. Memberikan sanksi kepada staff binaannta yang melanggar tata tertib karyawan.

    4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    Tanggung Jawab :

    1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga penutupan setiap semesternya.

    2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.

    3. Bertanggung jawab atas sekuruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

    B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

    Wewenang :

    1. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    2. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.

    3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.

    4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

    Tanggung Jawab :

    Bertanggung jawab atas pelaksanaan serta pendokumentasian perkuliahan dan ujian.


Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan akan diperuntungkan bagi dosen Raharja, yaitu:

  1. Dosen Memiliki Sistem Membuka dan Menutup Pintu Otomatis.

    Perancangan Sistem ini ditujukan bagi Dosen Raharja yang menjadi aspek perhatian utama sebagai objek penerapan penelitian itu sendiri. Salah satu diantaranya, yaitu: sistem keamanan classroom yang dapat membuka dan menutup pintu secara otomatis. Dan dengan sistem ini, proses buka dan tutup pintu tidak lagi dikerjakan oleh OB atau staff dukungan teknis sehingga memberikan efisiensi waktu dalam proses belajar-mengajar pada Perguruan Tinggi Raharja. Dari permasalahan apa yang dirasakan oleh responden: bahwa sebagian dosen ada yang mengeluhkan menunggu dulu OB (staff dukungan teknis) untuk membuka pintu kelas karena pintu kelas yang masih dikunci.

  2. Dosen memiliki Sistem Yang Dapat Mengatur Kelistrikan Ruangan.

    Sesuai dengan judul penelitian, yaitu sistem kendali smart classroom secara otomatis, artinya segala fungsi aktivitas pengendalian dibantu oleh informasi yang terintegrasi, salah satunya: sistem kendali lampu dan AC kelas secara otomatis (auto electrical switch). Sistem ini bisa bekerja bersama dengan sistem membuka dan mengunci classroom, (auto open-lock door). Ilustrasi kerjanya, Sistem akan bekerja ketika ada satu sistem yang aktif maka sistem yang lainnya akan otomatis bekerja. Sistem berjalan menggunakan RFID, cara kerja sistem diilustrasikan ketika RFID didekatkan dimesin pada kelas maka pintu akan terbuka sekaligus sistem akan menyalakan lampu dan AC.

  3. Dosen Melakukan Absensi Langsung dari Kelas (tidak dari RCIP).

    Sebelum masuk ke classroom dosen terlebih dahulu harus melakukan absensi kelas dan mengambil ISAP (lembar presensi) melalui RCIP. Dari hasil pengamatan itu, fungsi kerja sistem yang lama sama sekali tidak efektif dan efisien waktu. Pada sistem baru yang akan dibuat ini maka fungsi kerja sistem akan saling melengkapi dengan sistem yang ada diatas itu yang bersifat otomatis. Proses kerja sistem ini berawal ketika mesin RFID aktif maka pintu bisa dibuka, lalu lampu dan AC akan hidup dan mesin RFID akan melakukan absensi dosen secara real-time pada kelas yang complementer dengan kedua sistem diatas.


Langkah-Langkah Perancangan

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan sistem, yakni:

  1. Metode Analisa

    Dalam perancangan ini, penulis melakukan analisa sebuah sistem yang sudah ada, bagaimana sistem itu berjalan dan apa kekurangan sistem itu.

  2. Metode Perancangan

    Dalam metode perancangan ini peneliti dapat mengetahui bagaimana sistem tersebut dapat dibuat atau dirancang, dan alat apa sajakah yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan berupa perancangan perangkat bagi (hardware dan software).

  3. Metode Pengujian

    Pada metode pengujian ini yang dipakai adalah metode pengujian black box dan white box). kemudian pengujian itu akan dibahas pada BAB IV.


Analisa Sistem

Prosedur Sistem yang Berjalan

Berdasarkan analisa pada sistem yang sedang berjalan yang dilakukan di ruangan kelas (classroom) di Perguruan Tinggi Raharja maka didapatkan bahwa ketika dosen akan mengawali proses perkuliahan terdapat beberapa permasalahan yang menganggu sebagian responden seperti dosen, dan juga mahasiswa Raharja. Diantaranya yaitu dosen terlebih dahulu harus melewati RCIP sebelum mengajar dikelas untuk melakukan absensi kehadiran dikelas dan mengambil lembar ISAP (presensi dosen pada RCIP) dan tanda tangan. Hal ini tentunya menyita waktu dosen dari proses belajar-mengajar di kelas.

Selain itu, permasalahan lainnya yang dirasakan dosen yaitu pada saat melihat pintu kelas yang masih terkunci karena OB (staff dukungan teknis) belum membuka pintu classroom sehingga ini juga akan menghambat pada proses dosen untuk mengajar dikelas yang umumnya terjadi pada pagi hari).

Dan masalah terakhir yakni ketika dosen lupa untuk mematikan listrik (Lampu dan AC) apabila proses perkuliahan telah berakhir. Selain itu, pintu ruangan yang tidak dikunci langsung ketika proses belajar-mengajar selesai menjadi kendala khususnya bagi OB Raharja (mengunci dengan kunci statis dan mematikan kelistrikan ruangan). Proses kerja yang dilakukan darl kelas secara manual membuat sistem tidak bekerja secara optimal sehingga dibuat sistem kendali smart classroom yang dapat mengontrol device kelas secara otomatis dengan RFID sebagai pengendali dan Arduino Uno untuk otaknya.

Benefit yang didapatkan dari alat ini yaitu kenyamanan dan keamanan meningkat, efisiensi waktu dan energi. Namun, masih resiko dari sistem ini ruang tidak bisa terbuka kartu hilang, terjadi kerusakan alat, penitipan kartu.


Rancangan Sistem Prosedur yang Berjalan

1. Perancangan Prototipe

Dari prosedur sistem yang berjalan diatas tersebut, maka bisa dilakukan analisa sistem terhadap prototipe yang akan dibuat, yaitu sistem kendali otomatis classroom, pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dalam perancangan ini, dibangun prototipe yang menyerupai dan memberikan suatu solusi terhadap sistem yang sedang berjalan. alat ini dilengkapi komponen seperti: RFID Reader, RFID Module RDM6300, Servo, Relay, LCD, Keypad Matrik, AC dan Lampu. Dan komponen pelengkap lain seperti: LED indikator, IC regulator, transistor, resistor, kapasitor, relay, arduino uno, dan software IDE.

Bahan yang dibangun untuk perancangan prototipe ini terbuat dari kayu triplek yang ringan, dan mudah untuk merancang alatnya. Berikut adalah gambar prototipe dalam sistem yang akan dibangun, di gambar 3.4 perancangan prototipe berisi Input – Proses - Output:

Gambar 3.4 Perancangan Prototipe


2. Metode Prototipe

Metode prototipe ini penulis menggunakan metode prototipe evolutionary yang artinya adalah suatu pengembangan suatu sistem yang sudah ada, perbandingan antar sistem yang sudah ada dengan sistem yang akan diusulkan dapat dijelaskan sebagai berikut, yakni:

Tabel 3.2 Perbandingan Prototipe


Diagram Blok

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat suatu sistem kendali yang berbasis Arduino Uno sebagai pemroses data masukan yang diperoleh melalui perangkat RFID yang diletakan dimesin dalam suatu ruangan, data masukan tersebut kemudian di proses untuk dapat melakukan proses buka dan tutup pintu, menyalakan dan mematikan device elektronik kelas (lampu dan AC) dan melakukan absensi dosen dalam suatu classroom. Untuk menyederhanakan dalam menganalisa digunakanlah sebuah diagram blok agar proses dalam alur kerja untuk alat ini akan lebih mudah dipahami:

Gambar 3.5 Diagram Blok Open Lock dan Electrical Switch

Selain itu, sebelum merangkai sistem keseluruhan, ada baiknya mendesain alat dengan alur diagram blok perancangan dari hardware:

Gambar 3.6 Diagram Blok Komponen Alat

Berikut diagram blok dari alat sebelum dan setelah dosen mengajar di kelas:

  1. Dosen Datang dan Akan Memulai Perkuliahan
  2. Gambar 3.8 Dosen Mulai Mengajar

  3. Dosen Keluar dan Akan Mengakhiri Perkuliahan
  4. Gambar 3.9 Dosen Selesai Mengajar

Berikut tabel keterangan dan penjelasan diagram blok 3.7 dan 3.8, yaitu:

Tabel 3.2 Keterangan Diagram Blok


Cara Kerja Alat

Sebagian besar kendali dari rancangan alat dilakukan secara otomatis, berikut ini diuraikan cara kerja alat didasarkan Input, Process, Output yaitu:

  1. Input

    Admin atau User mulai melakukan inputan data pada tag RFID dengan mendekatkan tag RFID pada reader RFID. Kemudian, sistem tersebut akan bekerja yang ditandai dengan nyalanya, Keypad, LCD, motor DC, Mikrokontroler Arduino. Pada saat RFID didekatkan pada mesin (RFID reader), maka admin (dosen) harus memasukan kode unik sudah teregis di database untuk membuka classroom, sistem mencatat absen dosen di komputer, yang dilakukan bersamaan ketika admin menggunakan RFID.

  2. Process

    Semua dasar pengontrolan perancangan smartclass menggunakan RFID yang terintegrasi dengan Arduino Uno sebagai otak bagi mikrokontroler. Mikrokontroler akan melakukan pengolahan data untuk menentukan apa tindakan selanjutnya, apabila data yang diterima adalah data yang benar lalu mikrokontroller akan mengaktifkan motor DC dan membuka pintu dengan menginput password dari keypad dan membuka pintu kelas serta menyalakan kelistrikan seperti (Lampu dan AC) dan absensi pada RFID.

  3. Output

    Reader yang selesai melakukan pembacaan, selanjutnya memberi output berupa data kepada Arduino Uno. Saat dosen menggunakan sistemnya, LCD menampilkan instruksi ke dosen untuk isi password, dan jika benar LCD memberi output buka-tutup pintu, on/off lampu dan AC dan absen.


Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan yang dimaksudkan pada pembuatan alat ini ialah dalam bentuk suatu sistem kendali smart classroom berbasis RFID secara otomatis yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan sistem secara keseluruhan membutuhkan beberapa komponen bantu dan komponen utama dari alat yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Berikut, uraian komponen kedua alat tersebut:

  1. Komponen Alat Utama:
    1. Personal Computer (PC) atau Laptop
    2. Arduino Uno
    3. RFID Reader
    4. RFID Module
    5. Motor DC (Motor Servo)
    6. Software IDE + Fritzing
    7. Software VB (Visual Basic)
    8. LCD + Keypad 3x4 Matriks
  2. Komponen Alat Bantu:
    1. Transistor
    2. Resistor
    3. Kapasitor
    4. IC Regulator
    5. LED Indikator
    6. Kabel Jumper
    7. Breadboard (Project Board)


Perancangan Alat (Skematik)

Dalam perancangan alat (hardware) dibutuhkan sebuah aplikasi Fritzing, penggunaan aplikasi fritzing ini berfungsi untuk merancang rangkaian elektronika yang telah didukung library dari Arduino Uno:

Gambar 3.10 Tampilan Awal Menu Fritzing

Jika akan mulai membuat skematiknya, dapat langsung (create) fritzing untuk membuat sketch baru, yang dapat dilihat di gambar 3.8:

Gambar 3.11 Create Fritzing Sketch

Perancangan prototipe alat menggunakan fritzing dibuat ketika alat sudah jadi, tidak terjadi kesalahan dan dibuatlah perancangannya. Berikut ini adalah Rangkaian Hardware Keseluruhan dengan fritzing:

Gambar 3.12 Rangkaian Alat Keseluruhan

Keterangan:

  1. Jalur Merah sebagai arus positif (+)
  2. Jalur Hitam sebagai arus negatif (-)
  3. Jalur Biru sebagai jalur data

Setelah menggambar (design) skematiknya, ada baiknya untuk dapat mulai menyimpannya. Lebih jelasnya, bisa lihat di Gambar 3.8:

Gambar 3.13 Simpan Sketch Fritzing


Perancangan Komponen Alat (Skematik)

1. Rangkaian Power Supply

Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching dari kapasitor yang bertujuan mengurangi noise pada tegangan DC.

Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar keluaran dari tegangan DC lebih halus lagi (smooth).

Gambar 3.14 Rangkaian Catu Daya

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan dua buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing rangkaian. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 Volt DC adalah rangkaian yang berupa rangkaian di motor servo, rangkaian lampu dan AC (kipas). sedangkan arus untuk tegangan relay sebesar 12 Volt DC yang tidak perlu diturunkan lagi karena arus yang dimasukkannya telah cukup.

2. Rangkaian Motor Servo, Keypad dan LCD

Gambar 3.15 Rangkaian Ke Arduino dan Catu Daya

Pada rangkaian komponen ini terdapat 3 rangkaian yang yang akan dikontrol oleh arduino, terdiri dari: rangkaian keypad matriks, LCD, motor servo. Keypad matriks yang dipakai yaitu ukuran 3x4. Keypad ini sebagai input untuk validasi password dan LCD sebagai penampil karakter setelah penginputan password lewat keypad, dan terakhir adalah motor servo yang diubah arah putaran motor dalam memberikan polaritas yang dibalik dan motor servo dapat bergerak.

3. Rangkaian Lampu dan AC

Gambar 3.16 Rangkaian Lampu, AC ke Catu Daya

4. Rangkaian LED

Lampu LED atau light emitting diode merupakan suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang umumnya mempunyai fungsi yang menunjukkan status terhadap perangkat elektronika itu. Berikut ini adalah rangkaian LED yang bisa dilihat di gambar 3.12:

Gambar 3.17 Rangkaian LED

Rancangan sistem ini juga menggunakan lampu LED sebagai indikatornya. pada rangkaian ini lampu LED dihubungkan pada pin digital 2 dan 3. Pada sistem ini menggunakan lampu LED bewarna merah dan hujau. Prinsip kerja dari rangkaian LED diatas adalah ketika pada saat terjadi kondisi input RFID dan password dengan keypad sukses maka lampu LED yang bewarna hijau akan menyala. Apabila input RFID sukses dan keypad gagal maka lampu LED yang bewarna merah yang menyala atau apabila input keypad sukses tetapi RFID tidak sesuai, maka lampu LED berwarna merah.

5. Rangkaian RFID

RFID digunakan untuk membaca rangkaian kode-kode yang terdapat pada tag card. Variasi kode tag card mencakup nilai 1-9 dan huruf A-Z sehingga setiap tag card kecil kemungkinan berkode sama. Prinsip kerja alat ini sangatlah sederhana, yaitu modul RFID RDM6300 terdapat antena yang mana antena ini merupakan reader atau alat pembaca tag card, sehingga tag card harus didekatkan ke antenna ini, antenna modul ini berupa lilitan yang membentuk persegi panjang, dari antenna tersebut data dikirimkan ke bagian penerjemah input yang telah terdapat pada modul, dari modul RDM6300, data dikirimkan pada Arduino melalui port RX dan TX.

Gambar 3.18 Rangkaian Modul RFID RDM6300

Modul RFID RDM6300 ini memliki dua buah jenis mode output yaitu output TTL interface RS232 data format dan WEIGAND, sehingga harus teliti dalam pengaturan yang ada pada konfigurasinya, untuk mode output pada alat yang akan dibuat adalah mode TTL interface data format. Untuk setting-an kedua mode output tersebut dapat dilihat seperti yang ada pada tabel 3.3:

  1. Frekuensi 125kHz
  2. Kartu didukung EM4100, TK4100, EM/TK 4102, EM4200
  3. Interface serial UART TTL (RS-232) baud-rate 9600 bps
  4. Kecepatan penguraian kode / decoding time <100 ms
  5. Catu daya 5 Volt DC
  6. Konsumsi arus kurang dari 50 mA
  7. Jarak pembacaan antara 3 cm - 15 cm
  8. Menggunakan antena eksternal

6. Rangkaian Keypad

Rangkaian skematik keypad 4x3 sama yaitu menggunakan teknik scanning, keypad 4x3 memiliki 4 buah input dan 3 output. Secara prinsip arduino akan membaca COL1, COL2, COL3 secara cepat, kemudian, setelah itu akan mendeteksi tombol pada ROW1, ROW2, ROW3, ROW4 pada tiap masing-masing kolom.

Gambar 3.22 Rangkaian Keypad ke Arduino

Keterangan:

  1. Keypad pada pin COL1 dihubungkan pada arduino pin D10
  2. Keypad pada pin COL2 dihubungkan pada arduino pin D9
  3. Keypad pada pin COL3 dihubungkan pada arduino pin D8
  4. Keypad pada pin COL4 dihubungkan pada arduino pin D7
  5. Keypad pada pin ROW1 dihubungkan pada arduino pin D6
  6. Keypad pada pin ROW2 dihubungkan pada arduino pin D4
  7. Keypad pada pin ROW3 dihubungkan pada arduino pin A5
  1. Interface matrik 4x3

    Keypad (papan tombol) merupakan salah satu bagian HMI (Human Machine Interface) dan memainkan peranan penting pada pada sebuah sistem terpadu dimana input (masukkan) dari manusia sangat diperlukan dalam sistem seperti: microwave, elevator, kalkulator dan fokus penelitian ini dari pintu elektronik

    Interface matrix keypad dengan mikrokontroler arduino uno digunakan sebagai inputan untuk melakukan sebuah akses tertentu. Berikut ini contoh susunan interface matrix keypad 3x4:

    Gambar 3.19 Susunan Interface Matrik Keypad 4x3

    Cara kerjanya cukup sederhana, pada saat tombol S1 ditekan, maka COL1 & ROW1 akan terhubung, jika S5 yang ditekan maka COL2 & ROW2, dan demikian seterusnya sama dalam tombol lain.

  2. Scanning Matrik Keypad

    Untuk membaca data di keypad dilakukan teknik scanning dimana baris/kolom dipindai untuk deteksi tombol yang ditekan. Caranya yaitu dengan memberikan status ‘0’ (low) dari pin COL secara bergantian, lalu pin ROW dideteksi apakah ada salah satu yang berkondisi ‘0’ (low). Untuk keypad 3x4, pertama COL1 diberi logika ‘0’, kemudian status ROW dibaca apakah statusnya ‘1’ high semua atau ada salah satu yang low. Berikut gambarnya:

    Gambar 3.20 Scanning Matrik Logika 0 COL1

    Jika ROW1 yang low berarti tombol S1 yang ditekan, jika ROW2 yang low, berarti tombol S4 yang ditekan, jika high semua, berarti tidak ada tombol yang ditekan dalam kolom ini, scanning dilanjutkan ke kolom seterusnya dilihat di gambar 3.21:

    Gambar 3.21 Scanning Matrik Logika 0 COL2

7. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan dalam berbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, ataupun layar komputer. Pada bab ini aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini, adalah sebagai berikut:

  1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris
  2. mempunyai 192 karakter tersimpan
  3. terdapat karakter generator terprogram
  4. dapat dialamati mode (4-bit dan 8-bit)
  5. dilengkapi dengan back light.

Pada sistem ini LCD digunakan untuk penampil dari input keypad matrik dengan menampilkan tulisan akses berhasil dan akses gagal.

Gambar 3.23 Tampilan Fisik LCD 16x2

Berikut ini adalah rangkaian LCD yang disambungkan pada Pin Arduino Uno yang bisa dilihat dari gambar 3.24, yaitu:

Gambar 3.24 Rangkaian LCD ke Arduino Uno

Berikut ini adalah pin dari rangkaian LCD 16x2 dan nantinya akan dihunungkan dengan pin dari mikrokontroler arduino uno. Pin dari rangkaian LCD itu bisa dilihat dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

Keterangan tabel 3.3 tersebut diatas akan diuraikan sebagai berikut:

  1. Pin LCD nomor 3 (Vo) berfungi untuk contrast lcd tersebut yang akan kita hubungkan dengan potensio
  2. Pin LCD nomor 4 (RS) adalah Register Kontrol atau Register Data. Register kontrol digunakan untuk menulis data ke memori display LCD.
  3. Pin LCD nomor 5 (R/W) untuk memilih data yang digunakan READ atau WRITE. Karena kebanyakan fungsi hanya perlu menulis data saja ke LCD, maka dihubungkan ke GND (WRITE).
  4. d. Pin LCD nomor 6 (ENABLE) digunakan untuk mengaktifkan LCD pada proses penulisan data ke Register Kontrol dan Register Data LCD.

8. Rangkaian Motor Servo

Di dalam servo terdapat gearbox yang kecil (untuk membuat gerakan yang lebih bertenaga) dan rangkaian elektronik (untuk memudahkan pengaturan). Sebuah servo standard dapat diatur posisinya dari 0 sampai dengan 180 derajat. Pengaturan posisi diatur menggunakan timed pulse, antara 1.25 milliseconds (00) dan 1.75 milliseconds (1800) 1.5 milliseconds untuk 90 derajat). Waktu yang digunakan ini bervariasi dari tiap manufaktur servo. Apabila pulse yang digunakan dikirim setiap 25-50 milliseconds maka servo akan bergerak dengan sangat halus. Salah satu kelebihan Arduino adalah disediakannya software library yang memungkinkan untuk menggerakkan beberapa servo dengan kode yang cukup sederhana.

Gambar 3.25 Rangkaian Servo ke Arduino Uno

Keterangan:

  1. Pin 5 arduino dihubungkan pada kabel kuning servo
  2. Kabel merah pada servo di jumper ke 5V (tegangan positif)
  3. Kabel hitam pada servo di jumper ke GND (tegangan negatif)

Berikut ini yaitu gambar fritzing rangkaian servo ke Arduino:

Gambar 3.26 Rangkaian Servo ke Catudaya dan Arduino

Berikut standard listing code menggerakan motor servo ke arduino:

Pin PWM (pulse width modulation) di arduino uno itu ada 6 pin yakni pin D3,D5,D6,D9,D10,D11, yang berarti mengontrol motor servo dari arduino sebanyak 6 buah motor servo, motor servo memiliki 3 kabel yang akan disambungkan ke arduino yaitu kabel VCC yang disambungkan ke pin 5 volt di arduino, Ground pada servo pun sama harus di sambungkan ke pin Ground di arduino,dan 1 lagi yaitu kabel pulsa data nah kabel dari kabel ini lah data yang di upload ke arduino untuk menentukan sudut yang diinginkan. Di IDE arduino telah ada test example sweep dan knob.


Perangkat Lunak (Software)

Arduino IDE adalah software yang disediakan dalam penulisan listing program yang telah disediakan oleh developer Arduino. Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan software Arduino IDE digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program dalam sebuah mikrokontroler, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan apa yang telah diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE dan prosesnya, dapat dilihat pada gambar 3.19:

Gambar 3.19 Membuka Software Arduino IDE

Software Arduino IDE diisi program, biasanya memakai bahasa pemrograman C. Tampilan awal IDE ini dapat dilihat di gambar 3.20:

Gambar 3.20 Interface Awal Arduino

Setelah program Arduino IDE tampil, langkah selanjutnya yaitu mengkonfigurasikan pengalamatan port koneksi dari device manager.

Gambar 3.21 Konfigurasi Port Pada Device Manager

Setting koneksi port pada Arduino IDE dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi kondisi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya disetting dalam device manager.

Gambar 3.22 Menentukan Koneksi Port 4 Arduino Uno

Memilih tipe Board Arduino, seperti yang terlihat dalam gambar 3.23, pada penelitian ini tipe yang dipakai Arduino Uno sesuai kebutuhan alat:

Gambar 3.23 Memilih Board Arduino

Selanjutnya, tahap listing program dapat yang dilihat di gambar 3.24:

Gambar 3.24 Memasukan Program ke Arduino

Setelah IDE Arduino Uno terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE Arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan ekstensi untuk menyimpan listing program, yaitu: berekstensi: (.pde):

Gambar 3.25 Save Program ke Arduino


Flowchart Sistem

Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah

Sistem Yang Berjalan

Dengan sistem yang berjalan saat ini, segala fungsi aktivitas yang mulai dari dosen disaat membuka kehadiran kelas dan mengambil ISAP di RCEP, sampai mengontrol sistem pada classroom dilakukan manual.

Berikut ini tata laksana prosedural flowchart sistem yang berjalan saat ini, jika dosen akan mengawali proses perkuliahan untuk mengajar:

Gambar 3.4 Flowchart Dosen Awal Mengajar

Berikut ini tata laksana prosedural flowchart sistem yang berjalan saat ini ketika Dosen selasai dari proses perkuliahan (belajar mengajar):

Gambar 3.5 Flowchart Dosen Akhir Mengajar


Permasalahan Yang Dihadapi

Sepintas mungkin kegiatan seperti; dosen yang melakukan absensi untuk buka kelas dan mengambil lembar presensi (ISAP) dosen di RCIP merupakan hal sepele dan mudah, tetapi kegiatan tersebut membutuhkan waktu dan tenaga apabila proses yang berjalan masih manual. Selain itu, juga fasilitas yang tersedia masih belum digunakan dengan optimal yang mengurangi kenyamanan, dan keamanan proses perkuliahan pada dosen. Karena tidak ada ruang khusus dosen melakukan fungsi-fungsi kerjanya. Setelah mengamati dan meneliti masalah yang ada bisa dirincikan, yaitu:

  1. Tidak ada pemberian sistem bagi dosen saat akan memulai mengajar seperti yang diuraikan diatas, dosen atau sistem masih konvensional. (terlihat dari warna merah simbol flowchart I/O gambar 3.3 dan 3.4)
  2. Kadang staff dukungan teknis atau OB masih belum membuka pintu.
  3. RCIP lupa untuk absensi dosen padahal dosen sudah berada di kelas.
  4. Dosen lupa mematikan listrik kelas ketika proses perkuliahan selesai.


Alternatif Pemecahan Masalah

Ada suatu konsep yang dipandang dapat mengatasi permasalahan yang diuraikan diatas, sehingga menjadikan dasar penelitian dan laporan penulisan SKRIPSI yaitu sistem kendali smart classroom berbasis RFID secara otomatis menggunakan arduino uno di Perguruan Tinggi Raharja. Berikut alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, antara lain:

  1. Merancang sistem absensi otomatis dari kelas (auto absent in class).
  2. Merancang sistem buka-tutup pintu otomatis (auto open-lock door).
  3. Merancang kendali lampu dan AC otomatis (auto electrical switch).


User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Rancangan Sistem Usulan

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan terhadap komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba untuk masing-masing blok rangkaian yang sudah dibangun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil seperti yang diharapkan. Untuk lebih jelas tentang pembahasan hasil uji coba, maka dapat dilihat pada sub bab, berikut:


Black Box Testing (Hardware)

1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya atau biasanya disebut sebagai power supply merupakan piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting khususnya bagi sistem komputer yang berbasiskan perangkat elektronika. Dalam realisasi pada perangkat keras yang berupa 1 buah motor servo dan 1 buah lampu dan 1 buah AC (Kipas). Dalam keseluruhan rangkaian sistem disini membutuhkan sebuah catu daya (power supply). Gambar 4.1 adalah gambar rangkaian catu daya yang terhubung dalam suatu rangkaian sistem. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lampu LED (light-emitting diode), sebagai output dari tegangan kerja rangkaian catu daya. Pengujian rangkaian, untuk catu daya dari sistem yang dihubungkan ke catu daya yang dapat terlihat dalam gambar 4.1, sebagai berikut:

Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya sebagai suplai tegangan kerja yaitu bagian yang sangat penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa rangkaian relay memerlukan daya yang besarnya 12V DC. Sedangkan rangkaian mikrokontroler Arduino Uno memerlukan daya sebesar 5V DC. Pada gambar 4.1. adalah gambar untuk rangkaian catu daya dengan titik yang diberikan tanda angka yang kemudian ditampilkan sebagai sebuah hasil pengujian itu, berdasarkan angka yang sudah diberikan dari rangkaian tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada rangkaian catu daya didapatkan sebuah hasil terukur, yaitu sebagai berikut:

  1. Hasil pengukuran IC regulator 1 merupakan output 1 untuk rangkaian motor servo berupa tegangan DC sebesar +5V. Setelah melakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC.
  2. Hasil pengukuran IC regulator 1 merupakan output 2 untuk rangkaian lampu dan AC berupa tegangan DC sebesar +5V. Setelah melakukan pengukuran adalah sebesar 4.82 volt DC

Catu Daya ini merupakan alat yang dibutuhkan di dalam mendukung bekerjanya sebuah sistem, maka itu perlu dilakukan pengukuran catu daya agar dapat diketahui berapa tegangan yang dihasilkannya. Seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 dan 4.2, didapatkan bahwa pengukuran itu hampir sesuai kebutuhan:

Dari hasil pengujian yang ada di (Tabel 4.1 dan Tabel 4.2) menunjukan bahwa keluaran rangkaian catu daya hampir sesuai dengan alat yang dibutuhkan, yaitu sekitar +5V dan 12V. Hal ini disebabkan oleh regulator tegangan tidak memberikan keluaran yang benar-benar +5V atau +12V. Namun, dalam hal ini tidak memberikan pengaruh ketelitian alat ukur dan kinerja komponen karena masih ada dijangkauan terhadap tegangan yang diijinkan.

Berdasarkan dari tabel diatas, bisa terlihat bahwa tegangan output oleh rangkaian catu daya tidak berubah selama percobaan 5 menit (keadaan masih stabil), dan tidak mengalami perubahan.

2. Pengujian Lampu LED Indikator

Lampu led merupakan sebuah komponen elektronika yang dapat mengeluarkan cahaya yang biasanya akan digunakan sebagai indikator dalam sebuah rangkaian elektronika, di dalam pengujian lampu led disini menggunakan sebuah program yang terdapat pada program arduino yaitu dengan tipe lampu blink, uji coba dilakukan bisa dilihat pada gambar 4.3, sebagai berikut:

Adapun listing program yang digunakan agar LED dapat berfungsi, sebagai pengujian untuk LED yang digunakan diatas, program pin LED ke arduino yakni pin 2 hijau dan pin 3 merah:

  1. int ledMerah = 3;
  2. int ledHijau = 2;

Gambar 4.3 Testing Koding LED

3. Pengujian RFID Reader

Pengambilan data dalam sistem kendali smart classroom menggunakan RFID berbasis Arduino Uno ini dilakukan dengan pengamatan pada unjuk kerja desain penggunaan teknologi RFID, dilakukan pengukuran pada RFID yang digunakan sehingga dapat dihasilkan perbandingan antara teoritis dan juga secara praktiknya.

Berikut Koding Program RFID RDM6300 di Arduino IDE, adalah:

Gambar 4.5 Testing Koding RFID RDM6300

  1. Pengujian Jarak Sensor

    Pengambilan data ukur jarak dilakukan sebanyak 5X pengambilan.

  2. Pengujian Identifikasi RFID

    Pengujian sistem RFID dilakukan dengan dua cara yaitu pertama untuk mengetahui apakah sistem dapat memberikan tampilan perintah sesuai dengan program yang dimasukkan dan pengujian ini dilakukan menggunakan dua kartu RFID secara bergantian yang dilakukan sebanyak tiga kali, sedangkan yang kedua digunakan untuk mengetahui jarak baca pada kartu RFID.

  3. Kartu RFID yang digunakan pada sistem akses keamanan ini menggunakan dua buah kartu RFID dengan jenis kartu RFID pasif. Kartu A merupakan kartu yang tersimpan dalam database sistem, sedangkan kartu B tidak tersimpan pada database sistem.

    Dari hasil itu didapati sistem RFID berjalan baik dan bisa mencocokkan kartu yang discan lalu membandingkan dengan database sistem sehingga dapat memberi jenis instruksi tertentu.

    Gambar 4.8 Pengujian Identifikasi RFID

  4. Pengujian Material Bahan Penghalang
  5. Pengujian Tegangan RFID

    Pengujian tegangan dilakukan di modul RFID RDM6300, yang dapat dilihat pada gambar 4.9. yang ada dibawah ini, yaitu:

  6. Uji tegangan modul RFID RDM6300 menunjukan hasil sebesar 4,9 Volt, sehingga diketahui presentasi errornya sebesar:

4. Pengujian RFID Pengujian Keypad Matrik 4x3

Keypad ini digunakan untuk memasukan angka-angka dan instruksi yang telah ditentukan oleh sketch mikrokontroler yang kemudian untuk mendeteksi penekanan tombol yang terdapat pada keypad 4x3 tersebut, maka harus dilakukan penyapuan (scanning). Untuk proses scanning dalam keypad menggunakan kolom C0, C1, C2. Pada saat kondisi kolom C0 berada diset pada kondisi HIGH yang kemudian membaca kondisi kolom C0.

Jika ROW0 menjadi = 0 berarti tombol 1 tertekan

Jika ROW2 menjadi = 0 berarti tombol 7 tertekan

Jika ROW3 menjadi = 0 berarti tombol * tertekan

Jika ROW0 = ROW1 = ROW2 = ROW3

tetap = 1 berarti tidak ada tombol yang tertekan.

Dari proses kerja keypad dapat diambil kesimpulan untuk melakukan uji coba dengan mengontrol sebuah lampu LED, uji coba dilakukan dapat terlihat dalam gambar 4.5, sebagai berikut:

Gambar 4.5 Pengujian Rangkaian Keypad Matriks

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika menekan tombol bintang ” * ” pada keypad lampu LED akan menyala, menekan tombol pagar ” # ” pada keypad lampu LED akan mati.

Setelah melihat hasil yang didapatkan dalam pengujian tersebut, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pada rangkaian keypad 4x3 itu, bekerja akan sesuai dengan keinginan.

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian keypad 4x3 matriks diatas adalah sebagai berikut:

Pada gambar diatas adalah koding program untuk keypad 3x4 matriks ke pin arduino dan beberapa komponen elektronik lain. Adapun untuk keterangan program ditandai simbol “//” merupakan komentar yang berfungsi memberikan keterangan dan penjelasan dari program atau sketch keypad yang digunakan.

5. Pengujian Motor Servo

Uji Motor Servo memerlukan tegangan kerja motor servo pada power supply sebesar 5 volt DC agar motor servo dapat berputar sesuai dengan keinginan. Dan untuk dapat melakukan pengujian terhadap Motor servo ini, dibutuhkan listing program:

Gambar 4.6 Pengujian Rangkaian Motor Servo

Setelah itu melakukan sketch pada motor servo di IDE Arduino:


White Box Testing (Software)

1. Pengujian Koding Program

Proses Pengujian White Box ini bertujuan untuk memberi kecocokan dari pengujian software seperti aplikasi atau sketch program. Berikut ini uji coba sketch tersebut secara keseluruhan:

Gambar 4.7 Koding Program Keseluruhan

2. Deskripsi Koding Program

Setelah melakukan penulisan listing program pada software Arduino IDE dilakukan sehingga dapat dijelaskan seperti berikut:

penulisan listing program harus diawali dengan kode:

Kode diatas merupakan fungsi libraries yang ada pada software Arduino yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi untuk digunakan di keypad matriks 4x3 untuk password, dan penampil LCD 16x2:

Kode RX adalah pin RX digunakan untuk komunikasi, dan kode char code [14]; adalah jumlah maksimal kode, terakhir untuk int serpin=9 adalah pin yang digunakan untuk koneksi Motor Servo.

Kode Void yaitu prosedur membaca ID RFID, kode baris5 proses baca data dikirim, kode baris11 membaca bit/kode awal, kode baris13 pengambilan bit 1 ke 0, kode pada baris15 deteksi dan terima bit awal, kode baris17 membaca kode terakhir, kode pada baris19 dan 20 adalah kode mengembalikan data ke nol saat selesai serta baca tanda terakhir tanda 13 dan dimulai dari 0.


Penjelasan Struktur Listing Program

Setiap program yang menggunakan bootloader Arduino biasa disebut sketch mempunyai 2 buah fungsi yang harus ada diantaranya:

  1. Void setup() { }

    yaitu semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program dijalankan untuk pertama kalinya.

  2. Void loop( ) { }

    yaitu fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi setup (void setup () { }) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan secara terus-menerus hingga catu daya itu dilepaskan.

Berikut ini elemen bahasa C yang diperlukan bagi format penulisan:

  1. pinMode

    digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input/output. Untuk output digital pin secara default di konfigurasi sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator pinMode (pin, mode) dan digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang dapat digunakan adalah input/output.

  2. digitalWrite

    digunakan untuk mengset pin digital. Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volt) atau LOW (diturunkan menjadi ground).


Rancangan Program

Setelah penjelasan listing program umum tahap selanjutnya yang dilakukan adalah langkah rancangan program untuk memproses program yang sudah dibuat itu, yang kemudian dieksekusi di software IDE arduino.

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program, yang pertama kali harus dilakukan adalah tahap perancangan, sebagai tolak ukur perancangan yang pertama kali harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program.

Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang sesuai dengan apa yang diharapkan, adapun tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk navigasi sebagai berikut:

Perancangan Sistem Perangkat Lunak:

  1. Sistem perangkat lunak pada mikrokontroler Arduino yang dimaksud adalah Ide Arduino yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program arduino, sehingga sistem arduino yang di buat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.
  2. Pada perancangan perangkat lunak untuk arduino menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung ke dalam arduino dengan Ide Arduino, adapun tampilan jendela Ide Arduino pada saat listing program ditulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut.

Gambar 4.8 Tampilan Listing Program IDE Arduino

Adapun tahap yang dilakukan adalah menulis listing program -> mengecek kesalahan terhadap listing program yang ditulis -> mengupload listing program kedalam arduino. Adapun langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti gambar 4.8 berikut.

  1. Menulis listing program
  2. Complite listing program
  3. Upload listing program
  4. Done upload program arduino


Flowchart Sistem yang Diusulkan

Dalam perancangan sebuah sistem kontrol dibutuhkan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari cara kerja sebuah sistem yang dibuat sehingga dapat memberikan penjelasan yaitu dari bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar dalam proses kerja sebuah sistem merupakan gambar alir diagram alur sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan diagram alur yaitu mempermudah sistem untuk memahami cara kerja alat. Berikut ini solusi sistem flowchart alat terlihat dalam gambar 4.9:

Gambar 4.9 Solusi Flowchart Sistem


Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware atapun Software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program, baik untuk sisem arduino maupun Interfacenya. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Arduino Uno
  2. Laptop
  3. Motor DC+L293D H-Bridge atau
  4. Motor Servo
  5. Kipas (AC Portable)
  6. Lampu LED 12 Volt
  7. RFID RDM6300
  8. Kartu (Reader RFID)
  9. Arduino Uno Sebagai Bootloader upload program
  10. Keypad Matrik 4x3
  11. LCD (Liquid Crystal Display)

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Aplikasi Android
  2. IDE Arduino 1.5.8
  3. Microsoft Visio 2007
  4. Photoshop CC 2015
  5. Visual Basic
  6. Fritzing


Hak Akses

Dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) harus dan perlu adanya sebuah hak akses baik oleh pengguna sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang, karena aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang tidak memiliki hak akses akan sangat tidak aman. Adapun sistem ini memiliki hak akses keamanan sistem berbasis RFID dan Password dan juga membaca identitas dosen yang valid yang terdeteksi di database sistem pada VB jika bukan maka tidak absensi.

Schedule

Berdasarkan dari data yang dikumpulkan, sehingga sistem kendali smart classroom berbasis RFID secara otomatis ini dapat dirancang dan dibuat, sehingga melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan yang merupakan tempat observasi, hal ini dilakukan demi kepentingan pengguna yang dimana pengguna menginginkan suatu sistem yang dapat membantu dalam melakukan pekerjaan, oleh karena itu, sangat perlu melakukan pendekatan tersebut karena ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan.

  1. Mengumpulkan Data

    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan di pembuatan sistem.

  2. Perancangan Sistem

    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user (pengguna). Dan pengguna disini merupakan dosen raharja.

  3. Pengujian Sistem

    Pengetesan sistem dilakukan untuk dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan, dan untuk memastikan pemasangan hardware & software agar sketch juga alat berjalan dengan baik.

  4. Perbaikan Sistem

    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan lagi, dan sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan pada permintaan user (pemakai).

  5. Training User

    Percobaan alat yang sudah di buat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak. Disinilah fungsi kerja daripada training user.

  6. Implementasi Sistem

    Setelah diketahui kelayakan program, dilakukan implementasi.

  7. Dokumentasi Sistem

    Sistem didokumentasikan selama penelitian berlangsung.

  8. Berikut ini adalah tabel 4.8 pengolahan jadwal pembuatan sistem:

    Gambar 4.8 Pengolahan jadwal Pembuatan Sistem


    Penerapan

    Pada bagian ini hal yang dilakukan adalah bagian untuk menerapkan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan baik bagi penulis maupun oleh instansi yang bersangkutan, dari instansi dimana tempat peneliti melakukan riset.


    Estimasi Biaya

    Berikut ini perincian pembuatan alat berupa kendali smart classroom berbasis RFID secara otomatis dengan menggunakan arduino uno, adalah:

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

    Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

    Ini isi dari kesimpulan terhadap rumusan masalah

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap tujuan dan manfaat penelitian

    Kesimpulan terhadap metode penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

    Ini isi dari kesimpulan terhadap metode penelitian

    Saran

    Ini berisi saran anda

    Kesan

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 BPPT. 2014. Energy Development in Supporting Fuel Substitution Program. PTPSE : Jakarta.
    2. 2,0 2,1 2,2 Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV.Budi Utama.
    3. Dzahir, Yulia. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: CV.Budi Utama.
    4. Hutahaean, Jeperson. 2014. Yogyakarta: Deepublish. Konsep Sistem Informasi. CV Budi Utama.
    5. 5,0 5,1 5,2 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Graha Ilmu.
    6. Rosa, A.S, dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika.
    7. 7,0 7,1 7,2 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
    8. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta Pusat: PT Smart Grafika.
    9. Aisyah, Siti dan nawang kalbuana. 2011. Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011.
    10. Widyaningtyas, Arinta. 2014. Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype. SKRIPSI. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
    11. Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.
    12. Ardiansyah, Andi. 2012. Pengantar Sistem Kontrol: "Dasar Sistem Kontrol". 2012. Modul: Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana (UMB)
    13. 13,0 13,1 13,2 Bhattacharya, S.K. 2014. Control System Engineering 3rd Edition. Dorling Kindersley: (India). Pearson Education.
    14. Santoso Ari Beni, Martinus, Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman dan Palang Pintu pada Rel Kereta Mainan Berbasis Mikokontroler. Jurnal FEMA Universitas Lampung Vol 1. No.1
    15. Prianto, Eko, K. Ima Ismara dan Andik Asmara. 2013. Desain Sistem Kendali Kecepatan dan Counter Putaran Berbasis Teknologi Otomasi Pada Industri Kecil dan Menengah. Simposium Nasional RAPI XII. 2013.
    16. Kristanti, Tanti dan Niluh Gede Radita A.K. 2012. Sistem Informasi Nilai SMPN 14 Bandung. Jurnal Sistem Informasi. Vol.7, No.1, Maret 2012.
    17. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
    18. 18,0 18,1 18,2 18,3 18,4 18,5 18,6 18,7 18,8 Widada. 2012. Akutansi dan Perancangan Sistem Akuntansi. Depok: Universitas Gunadarma. Modul: Bahan Ajar Flowchart.
    19. Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data All in 1. Jakarta: Elex Media, Komputindo.
    20. 20,0 20,1 Sommerville and Sawyer dikutip dalam buku Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
    21. 21,0 21,1 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    22. 22,0 22,1 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
    23. Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
    24. 24,0 24,1 Siddiq, Asep jafar 2012. Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi User Via Website.
    25. Handaya, W.B.T. dan Hakim Hartanto. 2011. Pengembangan Aplikasi berbasis Website untuk Jejaring dan Komunikasi dalam Organisasi Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN). Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, September 2011: 199-206.
    26. Syahwill, Muhammad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktik. CV. Andi Offset: Yogyakarta.
    27. Sumardi. 2013. Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    28. Sugeng Adi Atma dalam Bagus. 2012. Perancangan Dan Pembuatan Deteksi Jarak Benda Sebagai Alat Bantu Mobilitas Untuk Tunanetra Dengan Output Suara. Skripsi. Perguruan Tinggi Raharja
    29. Saefullah, Asep, Sumardi Sadi, Yoga Bayana. 2010. Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis. Tangerang: Pergurua Tinggi Raharja. CCIT, Vol.2 No.3.
    30. 30,0 30,1 Syahrul. 2012. Perancangan Sistem Kontrol Robot Pemindah Barang Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno.. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. diakses dari: (widuri.raharja.info, tanggal: 04 September 2015).
    31. 31,0 31,1 31,2 31,3 Syahwill, Mohammad.Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino. 2013. CV. Andi Offset : Yogyakarta
    32. Ichwan Muhammad, Gustiana Husada, M. Iqbal Ar Rasyid. 2013. Pembangunan Prototipe Sistem Pengendalian Peralatan Listrik Pada Platform Android. Jurnal Informatika: Institut Teknologi Nasional Bandung, No.1, Vol.4. ISSN: 2087-5266.
    33. Guntoro Helmi, Yoyo Samantri, Erik Haritman. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad dan Selenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal ELECTRANS: UPI, No.1, Vol.4. ISSN: 1412-3762
    34. Djuandi, Feri. 2011. Pengenalan Arduino Ebook, www.tobuku.com, (diakses 11 September 2011)
    35. Waridah, Ernawati. 2013. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Mahasiswa & Umum. Bandung: Ruang Kata, Cet.1, ISBN: 978-602-1576-01-4. 2013.
    36. Kadir, Abdul. 2013. “Buku Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroller dan Pemprogramannya Menggunakan Arduino.” .Yogyakarta: Andi Publisher.
    37. Willem. 2013. “Teknik Listrik Dasar Otomotif.”. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Edisi Pertama, 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
    38. 38,0 38,1 38,2 38,3 38,4 38,5 38,6 38,7 38,8 38,9 Kho, Dickson. 2014. Jenis-Jenis Komponen Elektronika Beserta Fungsi dan Simbolnya (Diakses dari: Teknikelektronika.com).
    39. 39,0 39,1 Anggoro, Beni. 2013. Desain Pemodelan Kinematik Dan Dinamik Humanoid Robot. SKRIPSI. Semarang: Universitas Diponegoro.
    40. Syam, Rafiuddin. 2013. Seri Buku Ajar Dasar-Dasar Teknik Sensor. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar (Desember 2013).
    41. Rahardja, Untung, Yessi Frecilia, Nurul Komaeni. 2015. Analisa Peminjaman Buku Perpustakaan Dengan Menggunakan Sistem RFID Pada Perguruan Tinggi Raharja. Tangerang: STMIK Raharja. Jurnal CCIT Vol.9 No.1. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika.
    42. 42,0 42,1 Melalolin, Ivan.C. 2013. Rancang Bangun Brankas Pengaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S52. TELEKONTRAN, Vol.1, No.1, Januari 2013.
    43. Sudarto, Ferry.M.Firman.Adi Atma, Sugeng. 2013. APLIKASI SMART CARD SEBAGAI PENGUNCI ELEKTRONIS PADA SMART HOME. Undergraduate Thesis, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro.
    44. Alief, Ridwan, Darjat, Sudjadi. 2014. Pemanfaatan Teknologi RFID Melalui Kartu Identitas Dosen Pada Prototipe Sistem Ruang Kelas Cerdas. e-jurnal, Vol 16, No 2 (2014): TRANSMISI. Universitas Dipenogoro.
    45. Daliman. 2013. [Sistem Keamanan Ruangan Kasir Perguruan Tinggi Raharja Menggunakan RFID Protection]. SKRIPSI. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
    46. Rahmat Fauzi, Suwito, dan Djoko Purwanto. 2012. [Rancang Bangun Sistem Smart Class Dengan Kontrol Penggunaan Energi Listrik]. ITS: Paper
    47. Syukron, Ma'mun. 2012. Rancang Bangun Sistem Otomasi Lampu dan Pendingin Ruangan. Depok: Fakultas Teknik. Universitas Indonesia (FT. UI).

    DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Andri Zali